167 326 1 SM PDF
167 326 1 SM PDF
Husnan Wadi
Law Office Edi Rahman dan Rekan
E-mail : husnan_w@yahoo.com
Naskah diterima :20/05/2014; revisi : 20/06/2014/; disetujui : 29/07/2014
Abstract
Justice is like water that never dry to talk, especially when it touches the basic necessities that
are inseparable from the lives of both humans and other biological organisms. Privatization by
investors when correlated with the law sometimes has problems of its own. How justice should
be placed by not forgetting one of the most important elements of life. Will Law Number 7 of
2004 and the Constitution of 1945 of NRI, how is social justice and certainty guaranteed by the
state if things become a basic need of human needs that are privatized by investors?. Unbalanced
retribution will mortgage unorganized justice values that into an opportunity to abuse the
regulations rather than the legal subjects freedom in getting added value for certain people. Justice,
utilization, and certainty are not to negate one to another that may result in other victims.
penguasaan dan pemilikan atas sumber- nasional makin berubah orientasi pan
sumber air seharusnya juga diusahakan dangan tradisional tentang air. Pandangan
bersama. tradisional tentang air cenderung diting
gal
kan, karena air tidak sekedar hanya
Pada masa sekarang dan tahun–tahun
Publik Good, tetapi sudah menjadi komo
mendatang terdapat persoalan pemenuhan
ditas ekonomi, yang memiliki nilai pasar
kebutuhan pokok yang besar bagi Indone-
dan dapat diperdagangkan.2
sia dan bagi Negara–negara di dunia lain,
yaitu kelangkaan air. Persoalan akses air Paradigma tradisional ini bertentangan
yang semakin terbatas dihadapi banyak dengan paradigma pengelolaan air modern
orang, dikarenakan air menjadi semakin yang berdasarkan pada nilai ekonomi inti-
mahal akibat komersialisasi dan privatisasirisik (intirinsic value) dari air, yang di-
sumber daya air yang meluas. dasarkan pada asumsi adanya keterbatasan
dan kelangkaan air (limited and scarcity
Sementara itu, krisis lingkungan hidup
water) serta dibutuhkannya investasi atau
dan kegagalan pengelolaan air akan me
penyediaan air bersih, sebagai pemenuhan
micu konflik sosial antar wilayah yang
hak atas setiap warga Negara.3 Fenomena
tidak terhindarkan, manakala pengelolaan
krisis sumber daya air telah banyak terjadi
air pada satuan Daerah Aliran Sungai
di berbagai belahan dunia. Indonesia ter-
(DAS) antara hulu dan hilir tidak meng
masuk dalam Negara di dunia yang kaya
indahkan tata kerama, ekonomi dan sosial
air, namun beberapa daerah di Indonesia
yang mencukupi. Air merupakan sumber
telah mengalami krisis sumber daya air.
daya strategis, namun tidak cukup jika air
Hal ini tentunya tidak lepas dari semakin
hanya dinilai sekedar sumber daya semata.
meningkatnya pertumbuhan jumlah pen-
Makna air lebih dari itu. Air merupakan
duduk dan peningkatan pembangunan
sumber kebutuhan dasar manusia karena
ekonomi yang cenderung fokus pada pen
hampir seluruh segi kehidupan manusia
dapatan perkapita serta mengabaikan indi-
membutuhkan air. Namun, kecenderung
kator-indikator sosial.4
an air disia-siakan ketika berlimpah dan
dicari ketika langka. Kecenderungan itu Perubahan cara pandang terhadap air
jadi karena air sebagai Publik Good, yang awalnya merupakan barang publik
ter
yang tidak dapat dimiliki oleh siapapun, menjadi barang ekonomi ini membuat pe
tidak ada ketersaingan, dan memiliki Pro lak sanaan pengelolaan air dengan me
perty Right yang lemah, sehingga tidak ja nerapkan kebijakan insentif dan disi
rang air diperlakukan sebagai sumber daya nsentif. Kelangkaan air dijadikan alasan
dengan kepemilikan bersama (Global Com utama terhadap perubahan cara pandang
mons), yaitu sumber daya yang di kelola terhadap air. Kebijakan mengenai sumber
secara kolektif, bukan untuk dijual atau daya air di Indonesia terdapat dalam UUD
di
perdagangkan guna memperoleh ke 1945 Pasal 33 ayat (3) yang mengamanat
untungan.1 kan bahwa sumber daya air dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan untuk sebesar-
Adanya Undang-undang No. 7 Tahun
besar kemakmuran rakyat. Secara tersirat,
2004 tentang Sumber Daya Air tidak dapat
konsep kepemilikan sumber daya air di
mem berikan pencerahan yang jelas ten
Indonesia menyatakan bahwa sumber daya
tang status dan posisi sumber daya air dan
air merupakan milik Tuhan Yang Maha
bahkan, adanya berbagai Konvenan Inter
2
Ibid.,
1
Bunasor Sanim, Sumber Daya Air dan Kesejahteraan 3
Ibid.,
Publik (Suatu Tinjauan Teoritis dan Kajian Praktis), 4
Ajeng Kartika et al. Ekonomi Sumber Daya Air
Cetakan I, IPB Press, Bogor, 2011, hlm. Xviii-xix Perspektif Islam, UB Press, Malang, 2013, hlm. v
Esa. Negara memiliki kewajiban mengelola melihat bahwa air merupakan komoditas
dan mendistribusikan secara adil bagi yang memiliki potensi ekonomi tinggi. In-
kesejahteraan seluruh rakyat. Pasal ter strumen Hak Guna Pakai dalam UU No. 7
sebut secara jelas menyatakan bahwa Tahun 2004 berimplikasi pada pemerintah
setiap warga Negara memiliki hak yang yang membatasi bentuk dan jumlah peng-
sama untuk mengakses sumber daya alam gunaan air oleh masyarakat. Di luar
di Indonesia, khususnya air.5 batasan kriteria pengguna sehari-hari dan
pertanian rakyat yang ditentukan Pemerin-
Kebijakan turunan dari UUD 1945
tah.7 Selanjutnya dengan adanya instru-
Pasal 33 ayat (3) mengenai sumber daya
men hak guna usaha sumber daya air
air juga terdapat pada UU Pokok Agraria
dalam UU No. 7 Tahun 2004 telah mem-
Tahun 1960. Pengertian pokok agrarian
beri ruang yang luas bagi swasta untuk
bukan sekedar tanah, tetapi juga air dan
menguasai sumber-sumber air (air, tanah,
ruang angkasa. Pengaturan air dalam
segala bentuk air permukaan, dan se
UUPA termuat dalam Pasal 1 ayat (2) dan
bagian badan sungai). Kemudahan per
(3). Ayat (2) berbunyi:
ijinan pemerintah dalam pengelolaan sum-
“Seluruh bumi, air dan ruang angkasa ber daya air bagi pihak swasta dalam satu
termasuk kekayaan alam yang ter dekade terakhir ini, telah berdampak pada
kandung didalamnya dalam wilayah eksploitasi sumber daya air yang berlebi-
RI, sebagai karunia Tuhan Yang han serta terabaikannya hak rakyat untuk
Maha Esa merupakan kekayaan mengakses air bagi pemenuhan kebutuhan
nasional.” sehari-hari dan memproduksi bahan
pangan.8
Dan ayat (3) berbunyi:
UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber
“Hubungan antar bangsa Indonesia Daya Air telah berhasil memenuhi keingi-
dengan bumi, air dan ruang angkasa nan dari perusahaan multinasional beserta
termasuk dalam ayat (2) adalah rezim perdagangan bebas (Bank Dunia dan
hubungan yang bersifat abadi.” lembaga keuangan internasional) untuk
UU Pokok Agraria mengatur dan men jadikan air sebagai komoditas yang
menyelenggarakan peruntukan pengguna, menguntungkan. Komersialisasi dan priva-
per
sediaan dan pemeliharaan air, serta tisasi air oleh pihak swasta lebih cender-
menentukan dan mengatur hubungan- ung menempatkan air sebagai fungsi eko-
hubungan hukum antara orang-orang dan nomi ketimbang fungsi sosial. Perkemban-
perbuatan hukum mengenai air. Dengan gan yang kini terjadi terkait sumber daya
kata lain, kebijakan ini mengatur hak-hak air adalah semakin langkanya air bersih
penguasaan atas air. Kebijakan ini meng dan distribusinya yang menunjukkan ke
akui hak ulayat atau hak adat atas air.6 tidakadilan. Hal ini terlihat dari banyak
nya rakyat Indonesia yang belum bisa
Pada tahun 2004 terbit kebijakan lebih mengakses air.9
spesifik di sektor sumber daya air. UU No.
7 tahun 2004 tentang Sumber daya Air Salah satu undang-undang yang di
memuat adanya dua jenis hak guna sum- bentuk dalam rangka melaksanakan keten
ber daya air, yaitu hak guna pakai dan hak tuan Pasal 33 UUD 1945 adalah UU No. 7
guna usaha. Kebijakan tersebut tampak di- tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
dominasi oleh kepentingan ekonomis yang Namun undang-undang yang disahkan
7
Ibid., hlm. vii
5
Ibid., 8
Ibid.,
6
Ibid., hlm. vi 9
Ibid.,
pada tanggal 19 Februari 2004 dan di alisasi. Liberalisasi dalam hal konsesi dan
undangkan pada tanggal 18 Maret 2004 ini perluasan peran privat, pasar air, hak
menuai banyak kontroversi karena ter in
di
vidual atas air, dan penguasaan air.
dapat beberapa pasal yang diindikasikan Liberalis memandang air adalah komoditas,
akan memicu privatisasi10 pengelolaan air akses privat harus dibuka, pemerintah se-
dan komersialisasi air yang bertentangan batas fasilitator dan regulator. Dalam
dengan semangat Pasal 33 ayat (2) dan (3) sistem kepemilikan dan oprasi publik, ine-
UUD 1945. fisiensi air tinggi dan efisiensi administrasi
mencegah otoritas menguasai air.12
Lambannya reformasi institusi dan keti-
dak pastian legal formal di sektor air, se- Kondisi ini secara nyata menunjukkan
cara bersamaan privatisasi air sendiri adanya ketidaksingkronan antara UUD
sudah dijalankan oleh pemerintah Indone- 1945 Pasal 33 ayat (2) dan (3) dengan UU
sia, khususnya privatisasi Perusahaan Dae No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber daya
rah Air Minum (PDAM) antara lain: Air. Terjadinya ketidaksingkronan ini
karena UU No. 7 Tahun 2004 tentang
1) Tahun 1997, World Bank mensponsori
Sumber daya Air ini tidak dapat mengem-
privatisasi air di Jakarta, dibagi kepada
ban amanat Negara yang dimandatkan
Thames Water (Inggris), dan Suez-Lyon
dalam UUD 1945. Seharusnya UUD 1945
naise (France).
Pasal 33 merupakan landasan kebijakan-
2) Privatisasi PDAM Batam dan Pa
lem kebijakan terkait dengan sumber daya air
bang oleh Biwater (Inggris). yang merupakan salah satu hajat hidup
3) Privatisasi PDAM Pekanbaru dan ma rakyat. Konstitusi di Indonesia menganut
nado (masih dalam proses). paham atau ideology Negara kesejahteraan,
dan jelas disebutkan bahwa kekayaan alam
4) Privatisasi air oleh Ondo-Suez yang bero- (termasuk sumber daya air) dikuasai Nega-
prasi di Jakarta, Medan, Semarang, dan ra untuk kesejahteraan seluruh r akyat.13
tanggerang, serta
Untuk menjaga Pasal 33 UUD 1945
5) Privatisasi air di Sidoarjo oleh Vivendi
khususnya, dan konstitusi pada umum-
(France).11
nya, amandemen UUD 1945 yang ketiga
Pengelolaan sumber daya air secara pri- telah mengakomodasi terbentuknya Mah-
vatisasi ini sendiri di banyak Negara men- kamah Konstitusi sebagai sebuah lembaga
imbulkan perdebatan pro-kontra. Tidak baru dalam system ketatanegaraan Indo
hanya di Negara sedang berkembang, din- nesia, di mana salah satu fungsinya adalah
egara maju pun tidak sedikit perdebatan untuk menguji Undang-undang terhadap
muncul tentang pro-kontra privatisasi. Pri- Undang-undang Dasar, kemudian fungsi
vatisasi air bersih adalah manifestasi liber- ini lebih dikenal dengan istilah Judicial
Riview. Keberadaan Mahkamah Konstitusi
10
Elly Erawati dan J.S. Badudu secara etimologi men- dengan kewenanganya melakukan peng
guraikan arti kata privatisasi sebagai terjemahan dari
privatization yakni “Proses perubahan bentuk diikuti ujian undang-undang terhadap UUD 1945
dengan pengalihan hak-hak dari suatu perusahaan mi- disebuts sebagai kewenangan Mahkamah
lik negara menjadi perusahaan swasta; penyerahan pen-
gelolaaan sektor-sektor ekonomi tertentu kepada pihak Konstitusi sebagai penjaga konstitusi (The
swasta.” Elly Erawat dan J.S. Badudu, Kamus Hukum Guardian of Constitution) dan penafsiran
Ekonomi, dalam Winarno Yudho et. Al, Privatisasi Ke-
tenagalistrikan, Minyak dan Gas Bumi: Dalam Perspektif
Peraturan Perundang-undangan, Kebijakan Politik Pemer-
inta, dan Penerapannya Di Indonesia, bekerjasama den-
gan Konrad-Adenauer-Stiftung, Jakarta, 2005, hlm 5.
11
Bunansor Sanim, Op, Cit, hlm. 71 12
Ibid., hlm. 75
13
Ajeng Kartika, Op, Cit, hlm. vii
konstitusi (The Sale of Interpreter Consti (dog ma atau doktrin) hukum. Penelitian
tution).14 hukum normatif juga dapat berupa usaha
untuk menemukan hukum In concerto
Oleh karena itu, beberapa Lembaga
berkaitan dengan pengelolaan sumber daya
Swa daya Masyarakat (LSM) mengajukan
air dan layak diterapkan untuk menyele-
uji materil UU Sumber Daya Air (UU
saikan perkara hukum tertentu.17
SDA) ke Mahkamah Konstitusi untuk
meng uji konstitusionalitas UU SDA ter Spesifikasi penelitian ini bersifat des
hadap Pasal 33 UUD 1945. Bahkan kriptif analitis, karena dalam penelitian
undang-undang ini mencetak rekor sebagai ini akan digambarkan/dilukiskan fakta-
undang-undang yang paling banyak di uji fakta di lapangan mengenai hak menguasai
materilkan di Mahkamah Konstitusi. Ter negara terhadap sumber daya (air) atas
dapat 19 pasal yang diminta uji materil. hasil pengelolaan sumber daya air kaitan-
Setelah melalui persidangan yang cukup nya dengan Undang-Undang Nomor 7
panjang akhirnya pada tanggal 13 Juli Tahun 2004 tentang Pengelolaan Sumber
2005 majelis hakim membacakan putusan Daya Air mengenai penguasaan dan
yang menolak permohonan pembatalan wewenang atas sumber daya air.
UU SDA karena majelis hakim mengang
Untuk mengkaji permasalahan dalam
gap UU SDA tidak bertentangan dengan
penelitian ini maka Pendekatan yang di
Pasal 33 UUD 1945. Dalam pertimbangan
gunakan adalah :
hukumnya bahwa majelis hakim ber
pendapat bahwa tidak terjadi privatisasi a. Pendekatan perundang-undangan (sta
dan komersialisasi terhadap sumber daya tute approach). Pendekatan perundang –
air akibat diberlakukanya UU No. 7 Tahun undangan ini diperlukan untuk meng
2004 tentang Sumber Daya Air.15 kaji dameneliti peraturan per
undang-undangan yang berkaitan de
Berdasarkan fenomena di atas, penulis
ngan Aspek Hukum Privatisasi Penge
merasa tertarik untuk melakukan peneli-
lolaan Sumber Daya Air Menurut
tian tentang perselisihan keadilan, kemam-
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
faatan, dan kepastian hukum dalam pri
Tentang Sumber Daya Air Perspektif
vatisasi sumber daya air ?”
UUD 1945, serta peraturan perun
Penelitian hukum dalam studi ini meng- dang-undangan lain yang terkait. Untuk
gunakan penelitian hukum normatif16. itu peneliti melihat hukum sebagai sis-
Penelitian hukum normatif merupakan pe tim tertutup yang mempunyai sifat-sifat
nelitian dengan melakukan investarisasi comprehensive norma-norma hukum
hukum positif, serta penelitian yang ber yang ada di dalamnya terkait antara
usaha menemukan asas-asas, falsafah satu dengan lain secara logis dan ko
heren serta systematic, dan all-inclu-
14
Afnanul Huda, Konsep Penguasaan Negara Atas sive. Di samping bertautan, konsisten
Sumber daya Air Dalam Perspektif Islam, (Analisis antara satu dengan lainnya, norma-
Putusan Mahkamah Konstitusi No. 058, 059, 060,
063/PUU-II/2004 dan No. 008/PUU-III/2005 tentang norma hukum tersebut juga tersusun
Pengujian UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber secara heararkis.18
daya Air (Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah), Jakarta, 2011, hlm. 4-5.
15
Ibid., hlm. 6
16
Penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang 17
Soetanndyo, Wingyosoebroto, Hukum, Paradigma,
dilakukan dengan mengkaji ketentuan perundang-un- Methode, dan Dinamika Masalahnya, Jakarta, HUMA,
dangan (inabstracto) serta melihat fakta-fakta hukum 2002, hlm. 17.
yang terjadi dilapangan (inconcreto), Lihat dalam Su- 18
Johnny Ibrahim, teori dan Metode Penelitian
dikno Mertokusumo, Penelitian Hukum, Yogyakarta, Hukum Normatif, Malang, Boymedia Publishing, 2006,
Liberty, 2004, hlm. 29 hlm.303
Daya Air tujuan hukum tertingginya itu sudah tidak lagi bersifat individual,
adalah keadilan sosial. Oleh Gustav Rad- melainkan sosial bahkan struktural.23
bruch di dalam ajarannya tentang filosofi
Keadilan sosial adalah keadilan yang
konsep hukum dan ga gasan hukum, di-
pelaksanaanya tidal lagi tergantung pada
katakan “the idea of law is defined through a
kehendak pribadi, atau pada kebaikan-
triad of justice, utility and certainty.”Nilai
kebaikan individu yang bersifat adil,
utilitas atau kemamfaatan muncul dari
tetapi sudah bersifat struktural.24 Artinya,
analisis tentang nilai keadilan.19
pelaksanaan keadilan sosial tersebut
Perselisihan keadilan, kemamfaatan, sangat tergantung kepada penciptaan stru
dan kepastian berdasarkan pertimbangan ktur sosial yang adil. Jika ada yang ketidak
Common sense20 bergerak di ranah kemas adilan sosial, penyebabnya adalah struktur
lahatan dan atau kemamfaatan, maka apa -struktur sosial yang tidak adil.
bila aturan, mamfaatannya lebih besar
Berdasarkan pada Tap MPR No. IX Ta-
hendaknya diabdikan pada kepastian. Ke
hun 200125, salah satu nilai yang harus di-
mamfaatan hukum harus menciptakan
tuangkan dalam sistem peraturan per
kepastian. Peraturan yang bermanfaat dan
undang-undangan di bidang pengelolaan
menciptakan kepastian harus diabdikan
sumber daya alam termasuk SDA adalah
untuk keadilan.21
nilai keadilan. Menurut Sudharto P.
Nilai keadilan kolektif sangat ter Hadi26, hukum yang baik (good norm)
gantung dari peranan negara melalui adalah hukum yang memuat prinsip-prin-
pengkondisian struktur sosial pada masya sip keberlanjutan, berkeadilan, dan de-
rakat tertentu. Bukan tergantung kemauan mokratis. Hal itu dapat dicapai jika pe
individu-individu. Sementara, keadilan in nyusunannya mengikutsertakan berbagai
di
vidu ditentukan oleh masing-masing pihak terkait sejak awal (good Process).
individu dalam melakukan interaksi di Jadi nilai keadilan, sangat relevan untuk
antara mereka. Adanya keadilan, terutama dijadikan sebagai basis utama dan yang
keadilan sosial merupakan prasyarat untuk tertinggi dalam pemanfaatan Sumber Daya
berlangsungnya (sustainibility)22 suatu ko Air.
munitas tertentu karena komunitas ter
Masalah pokok keadilan sosial adalah
sebut dalam keadaan tertib dan dinamis.
pembagian (distribusi) nikmat dan beban
Jika yang dibicarakan adalah keadilan se
dalam masyarakat yang oleh Brian Barry di
bagai penomena sosiologis, maka keadilan
rangkum dalam tiga kelompok yaitu : (1)
ekonomi (uang); (2) politik (kuasa); dan
sosial (status).27 Marxisme memandang ke-
19
http//www.widhihandoko.com diambil tanggal 18
agustus 2014 adilan bukan dari aspek distribusinya te
20
Common Sense bagi Plato adalah pendapat umum tapi dari aspek produksi. Distribusi masih
(Common Opinion) yaitu suatu pengetahuan yang
merupakan hasil persepsi orang kebanyakan (the man
in the street). Tentang suatu objek yang dicerap langsung 23
Ibid,
oleh subjek yang sifatnya sederhana yaitu hanya 24
Ibid, hlm.2
merupakan gambaran (copy) objek yang real aktual, 25
Berdasarkan Tap MPR NO. 1 Tahun 2003, yang
(http//www. 1duy.wordpress.com) dikenal dengan Tap Sapujagat, meskipun secara formal
21
Hasil wawancara dengan Hayyanul haq pada UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
tanggal 10 Juni 2014. Perundang-undangan tidak menyebut lagi ketetapan
22
Makalah disampaikan dalam seminar dan pelatihan MPR sebagai Peraturan Perundang-undangan, Tap MPR
pemamfaatan Rawapening sebagai potensi lokal sebagai No. IX Tahun 2001 termasuk Tap yang masih berlaku
pemberdayaan ekonomi perempuan dalam rangka terbentuknya UU Sumber Daya Alam.
peningkatan Networking pada Program Revitalisasi 26
Sudharto P. Hadi, Dimensi Hukum Pembangunan
Pusat Studi Wanita Gender di Salatiga Tanggal 23 Berkelanjutan, BP UNDIP, Semarang, 2002 hlm.v.
November 2010. Di tulis oleh suteki, Guru Besar Ilmu 27 Brian Barry, Theories Of Justice, Harvester-
Hukum (Hukum dan Masyarakat) UNDIP. Wheatssheaf, London, 1989, Vol. I, hlm.146.
arga m
w asyarakat, hal tersebut sesuai negara dan pengusahaan (produksi) di-
dengan teori negara kesejahteraan, yang dasarkan pada kolektifitas, yaitu diker-
berpendapat bahwa negara dibentuk atau jakan oleh semua, di bawah pimpinan
didirikan dengan tujuan untuk mensejah atau pemilikan anggota–anggota masyara-
terakan seluruh warga masyarakat. Demi kat yang pada akhirnya ditujukan guna
kian juga pendapat ahli hukum Jeremy mewujudkan kemakmuran rakyat. Hal
Bentham penganut aliran utilitis hukum tersebut sebagaimana tercantum sebagai
harus juga mengusahakan kebahagiaan berikut :
maksimum bagi tiap-tiap orang the greates
“Dalam pasal 33 tercantum dasar
happiness of the greatest number, pena
demokrasi ekonomi, di mana produksi
nganannya didasarkan pada filsafat sosial
dikerjakan oleh semua, untuk semua,
bahwa setiap warga masyarakat mencari
di bawah pimpinan atau pemilikan
kebahagiaan dan hukum merupakan salah
anggota-anggota masyarakat. Kemak-
satu alatnya.30 Inilah standar etik dan yuri-
muran masyarakatlah yang diuta-
dis dalam kehidupan sosial.
makan, bukan kemakmuran orang-
Hak-hak individu harus dilindungi seorang. Oleh sebab itu, perekonomian
dalam kerangka memenuhi kebutuhan disususun sebagai usaha bersama ber-
-kebutuhan nya.31 Kesejahteraan lahir dan dasar atas asas kekeluargaan. Bangun
batin merupakan hak dasar manusia yang perusahaan yang sesuai dengan itu
diatur dalam Pasal 28 H ayat (1) Undang- adalah koperasi. Perekonomian ber-
Undang Dasar 1945 (Amandemen Ke- dasar atas demokrasi ekonomi, ke-
dua), selain itu ditegaskan pula dalam makmuran bagi segala orang. Oleh se-
Pasal 2 Undang-Undang Nomor 39 Tahun bab itu, cabang-cabang produksi yang
1999 tentang Hak Asasi Manusia bahwa penting dan yang menguasai hidup
kesejahteraan dan kebahagiaan diakui dan orang banyak harus dikuasai oleh
dijunjung tinggi oleh Negara Republik negara dan digunakan sebesar-besar
Indonesia sebagai hak asasi manusia dan kemakmuran rakyat”.33
kebebasan dasar manusia yang secara
Hadirnya Mahkamah Konstitusi sebagai
kodrati melekat pada manusia, sehingga
pengawal konstitusi menjadi otoritas yang
harus dilindungi dan dihormati oleh siapa
kemudian memberikan tafsir atas “pen-
pun. Kesejahteraan lahir batin merupakan
guasaan negara” sebagaimana dinyatakan
tujuan dari teori negara kesejahteraan,
dalam pasal 33 ayat (3) UUD 1945. Tafsir
prinsip ini sesuai pula dengan asas kese
atas “penguasaan negara” beragam se
imbangan individu, masyarakat, penguasa
belum adanya tafsir resmi Mahkamah
dan Yang Maha Kuasa yang tertuang dalam
Konstitusi terhadap Frasa “penguasaan
Pancasila Sila Ke-satu, Ke-tiga dan Kelima
negara” dalam pasal 33 ayat (2) dan ayat
(Sila I Ketuhanan Yang Maha Esa, Sila III
(3) UUD RI 1945. Mahkamah Konstitusi
Persatuan Indonesia, Sila V Keadilan
pun melalui putusan Nomor 001-021-022/
Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia).
PUU-I/2003 memberikan tafsir atas frasa “
Dalam Penjelasan Pasal 33 sebelum dia- dikuasai oleh negara” dalam pasal 33 UUD
mandemen32 bahwa perinsip penguasaan 1945.
30
Ahmad Ali, Of, Cit, .hlm.273
31
Baca S. Prakash Sinha dalam, Bernard L.Tanya,
Yoan N. Simanjuntak, dan Markus Y. Hage, TEORI
HUKUM Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan UUD NRI 1945 saat ini berisi kan batang tubuh saja
Generasi, Yogyakarta, Genta Publishing 2010, hlm. 91 tanpa Penjelasan Umum dan Penjelasan Pasal demi pasal.
32
Pada Sidang Majlis Permusyawaratan Rakyat 33
Penjelasan Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara
Bagian Penjelasan UUD NRI 1945 dihilangkan, sehingga Republik Indonesia Tahun 1945 sebelum amandemen.
36
Elza Syarief, menuntaskan Sengketa Tanah Melalui
Pengadilan Khusus Pertanahan, , Jakart: Gramedia ,
34
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 001-021- 2012, hlm. 133.
022/PUU-I/2003 Atas permohonan pengujian Undang- 37
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang
Undang Nomor 20 Tahun 2002 tentang ketenagalistrikan Pengairan sudah dicabut dengan Undang-Undang Nomor
35
Ibid. 7 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air.
1. Air beserta sumber-sumbernya, ter UUD 1945 naskah asli sebagai dikuasai
masuk kekayaan alam yang terkandung oleh negara yang tidak berarti bahwa
didalamnya dikuasai oleh negara. negara sendiri menjadi pengusaha, usaha
2. Hak menguasai oleh negara memberi wan atau ordernemer. Lebih tepat dikata
wewenang kepada pemerintah untuk : kan bahwa kekuasaan negara terdapat
pada membuat peraturan guna kelancaran
a. Mengelola serta mengembangkan ke- jalan ekonomi, peraturan yang melarang
mamfaatan air dan / sumber-sumber pula penghisapan orang yang lemah oleh
air. orang yang bermodal.39
b. Menyususun, mengesahkan, dan
Sementara Mohammad Yamin mengarti-
atau memberi izin berdasarkan per-
kan frase ”dikuasai oleh negara” termasuk
encanaan dan perencanaan teknis tata
pengertian mengatur dan/atau menyeleng-
pengaturan air dan tata pengairan.
garakan terutama untuk memperbaiki dan
c. Mengatur, mengesahkan, dan atau mempertinggi produksi dengan meng
memberi izin peruntukan, penggu- utamakan bangunan koperasi.40
naan, penyediaan air, dan / atau sum-
ber- sumber air. Konsep penguasaan negara atas sumber
daya alam ternyata juga dianut dalam Pasal
d. Mengatur,mengesahkandanataumem- 38 ayat (3) UUDS 1950. Mengenai hal ini
beri izin pengusahaan air, dan atau Prof. Soepomo berpendapat bahwa ke
sumber-sumber air. tentuan pasal tersebut menekankan kepa-
e. Menetukan dan mengatur perbuatan- da kewajiban negara dalam mengatur dan
perbuatan hukum dan hubungan- mengelola cabang-cabang produksi yang
hubungan hukum antara orang dan menguasai hajat hidup orang banyak,
atau badan hukum dalam persoalan tidak hanya dalam arti memproduksi suatu
air dan sumber-sumber air. barang, namun juga termasuk sarana tran
sportasi, distribusi, peredaran dan per
3. Pelaksanaan atas hak menguasai negara
dagangan melalui pendirian koperasi.41
tetap menghormati hak yang dimiliki
oleh masyarakat adat setempat, sepan- Bagir Manan mengatakan bahwa, mak-
jang tidak bertentangan dengan kepent- na “hak menguasai negara” bahwa hak ini
ingan nasional. harus dilihat sebagai antesis dari asas do-
Pada awal masa pembahasan UUD main yang memberikan wewenang kepada
1945, BPUPKI menganut prinsip di mana negara melakukan tindakan kepemilikan
Pemerintah berkewajiban sebagai peng yang bertentangan dengan asas kepunyaan
awas dan pengatur dengan berpedoman menurut adat istiadat42 .
pada kesejahteraan rakyat.38 BPUPKI me
ng
hendaki agar sumber daya alam tidak 39
Mohammad Hatta, Penjabaran Pasal 33 Undang-
boleh menjadi alat kekuasaan orang-se Undang Dasar 1945, Jakarta: Mutiara, 1977, hlm 28.
40
Mohammad Yamin, Proklamasi dan Konstitusi
orang untuk menindas dan memeras hidup Republik Indonesia, cet.6, Jakarta: G hlmia, 1982,
orang lain. Sejalan dengan hal tersebut, hlm 46.
41
William L. Collier, “One Aspect of Land Affairs:
Mohammad Hatta merumuskan frase Forestry (MoF) Control’s of the Land of Indonesia!
”dikuasai oleh negara” dalam Pasal 33 How did this happen? What should be in the Proposed
Land Law?” (Makalah yang dipresentasikan pada
Simposium Nasional Permasalahan Pertanahan Abad
38
Seketariat Negara Republik Indonesia, Risalah ke 21, disponsori oleh Badan Pertanahan Nasional,
Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan diselenggakan di Fakultas Hukum Universitas Indonesia,
Indonesia (BPUPKI) Panitia Persiapan Kemerdekaan 13 Desember 2011), hlm 15
Indonesia (PPKI) (1993), sebagaimana dikutip dalam: 42
Jurnal Konstitusi, Volume 7, Nomor 1, Februari
Novianto Murti Hantoro, op.cit, hlm 7 2010
D. Konsep Sumber Daya Alam Untuk Se duction to the Principles of Morals and
besar- besar Kemakmuran Rakyat Legislation (1789).44 Di dalam karyanya
itu, Bentham mendefinisikan itu sebagai
Kemakmuran rakyat harus menjadi ke-
sifat dalam sembarang benda yang dengan
harusan dalam setiap penguasaan dan
nya, benda tersebut cenderung meng
pengusahaan sumber daya alam Indonesia.
hasilkan kesenangan, kebaikan atau ke
Amanat kemakmuran rakyat pun dituang-
bahagiaan, atau untuk mencegah ter
kan secara ekplisit dalam Pasal 33 ayat (3)
jadinya kerusakan, penderitaan atau keja
UUD NRI 1945, bahwa “ bumi dan air
hatan serta ketidak bahagiaan pada pihak
dan kekayaan alam yang terkandung di
yang kepentingannya dipertimbangkan.45
dalamnya dikuasai oleh negara untuk sebe-
Menurut Bentham, alam telah me
sar-besar kemakmuran rakyat”. Kemakmu-
nempatkan manusia di bawah pengaturan
ran rakyat dalam konteks penguasaan
dua ‘Penguasa’ yang berdaulat (two
sumber daya alam harus mampu memberi-
sovereign masters), yaitu ‘penderitaan’
kan mamfaat yang maksimal bagi seluruh
(pain) dan ‘kegembiraan’ (pleasure). Ke
rakyat Indonesia yang merupakan bagian
duanya menunjukkan apa yang harus kita
terpenting dari penguasaan sumber daya
lakukan dan menentukan apa yang akan
alam. Namun demikian, kesejahteraan ter
kita lakukan. Fakta bahwa kita me
sebut bukan berarti bahwa sumber daya
nginginkan kesenangan dan berharap
alam harus sedemikian rupa diekploitasi
untuk menghindari penderitaan, di guna
dan menghasilkan secara ekonomi, tetapi
kan oleh Bentham untuk membuat
sumber daya alam yang merupakan titipan
keputusan, bahwa kita harus mengejar
anak cucu tersebut harus pula memberi-
kesenangan.
kan mamfaat untuk jangka panjang atas
keberadaannya sehingga manfaat yang Jeremy Bentham kemudian terkenal
diterima merupakan manfaat tidak hanya dengan motonya, bahwa tujuan hukum
intergenerasi namun manfaat antar adalah mewujudkan the greatest happiness
generasi. of the greatest number (kebahagian yang ter-
besar, untuk terbanyak orang). Menurut
Kemakmuran rakyat dalam dimensi fil-
Bentham, adanya negara dan hukum se-
safat dilihat dalam perspektif pemikiran
mata-mata hanya demi manfaat sejati,
Jeremy Bentham dalam filsafat utilitarian-
yaitu kebahagiaan mayoritas rakyat.
isme. Pengusahaan sumber daya alam
intergenerasi maupun antargenerasi dapat Terkait dengan prinsip utilitas ini, Ben-
dilihat melalui pemikiran Jeremy Bentham tham mendasarkan keseluruhan filsafatnya
dengan teorinya mengenai utilitarisme. Pe- pada dua prinsif, yaitu prinsip asosiasi
mikiran tentang utilitarisme ini lazim di- (association principle) dan prinsip kebaha-
gunakan dalam menganalisis kemamfaatan giaan terbesar (greatest-happiness prin
melalui kacamata filsafat. Utilitarisme ciple).46 Prinsip asosiasi berakar pada
disebut pula suatu teleologis (dari kata psikologi tentang adanya refleks yang
Yunani telos=tujuan), sebab menurut t eori dikondisikan. Dalam hal ini, Bentham
ini kualitas etis suatu perbuatan diperoleh menunjukkan bahwa hukum memiliki ke-
dengan tercapainya tujuan perbuatan.43 mampuan sebagai stimulus untuk me
ngondisikan ide-ide tentang kebaikan.47 Se-
Prinsip utility dikemukakan oleh Ben
tham dalam karya monumentalnya, Intro
44
Ahmad Ali, Op. cit, hlm 273
43
Ahmad Redi, Hukum Pertambangan Indonesia: 45
Ahmad Ali, Ibid.
Pertambangan untuk kemakmuran Rakyat, (Bekasi: 46
Ahmad Redi, op. Cit., hlm. 41
Penerbit Gramata Publishing, 2013), hlm 19. 47
Ahmad Redi, ibid.
muran rakyat sebagai tujuan dari peng saran yang tidak mensejahterakan rakyat
uasaan dan pengusahaan sumber daya juga mengancam keberlanjutan ling
alam berupa air sebagaimana digolongkan kungan.
oleh Jimli Asshidiqie bahwa sesuai dengan
Instrumen yang penting baik dalam per-
pasal 33 ayat (3) UUD NRI 1945, rakyat
encanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi
dapat digolongkan dalam tiga kemung
pengelolaan sumber daya air adalah ang
kinan berikut.55
garan. Pemerintah menggunakan anggaran
1. Rakyat sebagai individu atau bersifat untuk menetukan prioritas-prioritas dan
individual (perorangan). Sebagai indi- terkadang keberpihakan. Anggaran juga
vidu rakyat adalah otonom yang me- digunakan untuk menerjemahkan per-
miliki hak dan kewajiban yang dirinci aturan-peraturan yang ada. Praktis, ang
dalam konstitusi negara. garan menunjukkan gambaran paling jelas
2. Rakyat sebagai golongan-golongan atau bagaimana sumber daya air dikelola.
kelas. Rakyat dalam paham kedaulatan, Pada titik ini peneliti perlu mempertan-
bukanlah rakyat sebagai individu- yakan persoalan mendasar:
individu melainkan rakyat sebagai ke-
seluruhan yang meliputi berbagaigo 1. Berapa banyak pemasukan yang bisa di-
longan–golongan dalam masyarakat. peroleh pemerintah dari sektor air ?
3. Rakyat yang mengabaikan dikotomi 2. Bagaimana masyarakat menerima kon-
baik berdasarkan individuall maupun tribusi dan bisa berpartisipasi?
golongan-golongan. Dalam tesis ini penulis membuat peneli-
E. Implikasi Eksploitasi Sumber Daya Air tian pemantauan anggaran terkait sektor
dan Lepasnya Amanat Konstitusi. air. Khususnyanya PT. Narmada Awet
Muda, di Desa Selat, Kecamatan Narma-
Masalah utama dari pengelolaan
da, Lombok Barat, NTB. Penulis menda
sumber daya alam, terutama yang bersifat
patkan pengelolaan sumber daya air yang
ekstraktif, adalah bagaimana memanfaat
masih sangat memperihatinkan, jauh dari
kannya untuk kesejahteraan rakyat serta
rasa keadilan serta prinsip-prinsip sumber-
menjaga keberlanjutan sumber daya alam
daya kolektif.
tersebut. Hal ini juga berlaku dalam penge
lolaan sumber daya air. Meskipun untuk Negara-negara yang memiliki kakayaan
sumber daya air keadaannya berbeda. Air alam, ironisnya, gagal dalam mencapai
tawar, khususnya yang bersumber dari air kesejahteraan dibandingkan negara-negara
tanah, adalah sumber daya alam yang yang tidak memiliki. Keadaan ini hampir
sangat terbatas dan sulit terbarukan. Pada lumrah terjadi, dan kemudian memuncul
saat yang sama, tak akan ada sumber daya kan istilah “resource curse”, atau kutukan
lain yang bisa menggantikan. Krisis energi sumber daya alam. Negara-negara ber
masih menegenal peluang energi alternatif. kembang, praktik keruk-mengeruk, me
Tetapi jika yang kita bicarakan adalah ngebor perut bumi, yang disebut dengan
krisis air, kita tidak mengenal alternatif industri ekstraktif ini merupakan kegiatan
dari air. Itulah kenapa kita, baik pe ekonomi yang banyak diminati. Sebagian
merintah, sektor swasta, maupun masya dibutuhkan untuk menyediakan suplai
rakat sipil, dituntut untuk lebih cermat energi, seperti minyak dan batubara. Se
dalam mengelola sumber daya air. Jika bagian lagi karena memang komoditas
terjadi salah kelola, ekploitasi besar-be barang ekploitasi seperti air, emas dan
batubara telah menarik minat terkait
55
Jimli Assidiqie, op.cit., hlm. 63-64.
dengan keuntungan yang didapatkannya. tidak ada akses di PT. Narmada Awet
Resource curse56 merupakan sebuah feno Muda, sehingga data pendapatan untuk
mena di mana daerah-daerah yang kaya negara tak mungkin di dapatkan.
sumber daya alam mengalami sebuah
Dampaknya adalah, seluruh rantai pe
kondisi di mana pertumbuhan pereko
nge
lolaan sumber daya ini mulai dari
nomian mereka tidak sepesat daerah atau
pemberian izin hingga pengelolaan dan
negara yang tidak memiliki kekayaan
pembagian keuntungan kepada negara
alam.57
menjadi sangat rentan terhadap praktik-
Bahkan dapat dikatakan bahwa ke praktik korupsi. Pemberian izin dapat di
kayaan alam yang mereka miliki justru lakukan dengan kongkalikong antara
membawa masyarakat yang hidup dalam pejabat dan pengusaha. Jika pendapatan
daerah atau negara tersebut ke sebuah negara/daerah dari sektor tersebut tidak
kondisi yang penuh dengan konflik dan dapat diterima secara maksimal dan di
masyarakatnya hidup di dalam garis kemis kelola dengan baik, maka pendapatan ter
kinan. Secara sederhana, kutukan sumber sebut tidak akan dapat digunakan untuk
daya alam menjelaskan kegagalan negara mengembangkan daerah penghasil tersebut
dalam menterjemahkan kekayaan alam dan danya tidak akan dapat digunakan
menjadi alat pendorong kesejahteraan ma untuk mengembangkan proyek-proyek
syarakat. guna pengentasan kemiskinan.
Ada sejumlah kondisi yang menyebab Secara makro, pendapatan dari sektor
kan suatu daerah atau negara dapat me ekstraktif tersebut memang berkontribusi
ngalami hal tersebut, yang pertama adalah bagi stabilitas angka-angka di deretan
sifat atau nature dari industri ekstraktif itu kolom PAD, tapi secara mikro, kekayaan
sendiri yang sangat tertutup. Di masa- tersebut ibarat racun bagi masyarakat lokal
masa terdahulu, mulai dari awal pe yang tinggal di sekitar tambang. Ada
rencanaan hingga eksplorasi dan eksplo segudang penjelasan mengapa kekayaan
itasi, semuanya serba tertutup. Sangat alam tersebut tidak bisa ditransformasi
sulit untuk memperoleh akses pada data- menjadi kesejahteraan masyarakat. Salah
data penting seperti kontrak, dokumen satu jawabannya adalah pengelolaan yang
izin, dsb. Apalagi data pembayaran dari serampangan serta tertutupnya akses
perusahaan kepada negara. Sulit untuk informasi dari masyarakat luas yang men
mengetahui secara pasti seberapa besar dorong tingginya tingkat korupsi. Masya
jumlah uang yang dibayarkan oleh per rakat internasional mengenal fenomena ini
usahaan kepada negara dari hasil ekstraksi dengan terminology lack of good governance
yang mereka lakukan. Penulis mengalami and transparency. Kabupaten Lombok
kondisi yang demikian terjadi di Kabu Barat adalah contoh nyata. Dengan ke
paten Lombok-Barat, terlebih sama sekali kayaan sumber daya air yang melimpah,
Kecamatan Narmada misalnya telah men
56
Kata tesis kutukan sumber daya alam (Resource jadi rumah perusahaan ekploitasi sumber
curse) pertama dipakai Richard Auty tahun 1993 daya air terbesar di NTB, serta perusahaan
untuk menjelaskan bagaimana negara-negara yang SDA-
nya berlimpah tidak mampu memanfaatkan kekayaan bertaraf nasional. Siapa yang tidak
tersebut untuk mendorong ekonomi mereka dan mengenal PT. Narmada Awet Muda, Ale-
bagaimana mereka mengalami pertumbuhan ekonomi
yang lebih lambat daripada negara-negara yang SDA-nya ale di sanalah mereka mengebor me
sedikit mancangkan pipa-pipa raksasa untuk me
57
Auty, Richard M. (1993). Sustaining Development
in Mineral Economies: The Resource Curse Thesis. London: nyedot ribuan kubik meter kekayaan air.
Routledge.
miliki Dinas Pengelolaan Keuangan dan PP No. 65 tahun 2001, pajak hanya ditar-
Aset Daerah (DPKAD) Kabupaten Lom- ik 10%-20% inilah penyebab utamanya,
bok Barat, (Wawancara staf dispenda yang belum lagi PT. Narmada Awet Muda ber-
tdak bersedia disebut namanya Lombok hutang pajak dari tahun 2011 sampai saat
barat pada tanggal 18 agustus 2014). nilai ini 2014. Sepeti dengan data yang kami
penarikan imbal balik insentif pajak air dapatkan di bawah ini:
tanah sangat kecil sebagaimana diatur oleh
Jenis Pajak
Jumlah
Pajak Air Bawah Tanah dengan perhitungan :
1. Mei 7.792 m3 = 20% x NPA = 20% x Rp. 660.774.240. Rp. 132.154.848
Dengan transparansi dan akses ter stitutif yang menjadi dasar dalam dan deri
hadap informasi yang memadai, publik vasi dari sistem hukum positif. Elemen
bisa memantau dan mewacanakan persoa- konstitutif ini yang mengarahkan sekaligus
lan-persoalan pengelolaan sumber daya me ngoreksi regulasi dan kebija kan pe
alam. Dengan demikian korupsi bisa di ngelolaan sumber daya air. Dengan kata
cegah, sehingga kekayaan sumber daya lain regulasi dan kebijakan yang mengatur
yang memakmurkan rakyat bisa diwujud- sumber daya air tidak boleh bertentangan
kan. dengan elemen konsti tutif. Dari hasil
penelitian, Undang-undang Nomor 7 Ta
SIMPULAN hun 2004 tentang Pengelolaan Sumber
Daya Air yang membuka ruang privatisasi
Berdasarkan pembahasan di atas maka dan mengkooptasi air dari sum ber ke
dapat disimpulkan bahwa Untuk menguji hidupan kolektif menjadii komer sialistik
validitas hukum, perlu dilihat apakah ele tidak koheren dengan elemen kon stitutif
men-elemen hukum itu koheren. Kekohe yang mengatur tentang “keberlanjutan
rensian hukum terdiri dari tiga elemen hidup kolektif” dan “sebesar-besarnya ke
yaitu a) Konsistensi; (b) Komprerhensif; makmuran rakyat”.
(c) Elemen-elemen itu saling mendukung
bagian satu dengan bagian yang lainnya, Air adalah sumber daya kolektif,
bukan saling menegasikan. Secara nor karena tidak ada satupun mahluk hidup
matif salah satu elemen konstitutif yang yang bisa melanjutkan kehidupannya
mengatur keberlanjutan kehidupan ber tanpa air. Jika dalam pendekatan berpikir
sama dapat ditemukan dalam UUD NRI sistem maka air sebagai tanda keber
1945 pasal 28 (H.1), yang mewajibkan lanjutan kehidupan yang menjadi identitas
negara menjamin lingkungan hidup yang living system. Pada titik ini keberlanjutan
baik dan sehat bagi setiap warganya.. kehidupan kolektif itu adalah nilai
Sementara Pasal 33 ayat (3) UUD 1945, tertinggi dan meta-norma yang mengarah
menjadi landasan konstitusional mengenai kan berbagai pertaturan hukum yang
penguasaan atas sumber daya alam yang menjadi turunannya. Mengikuti panda
mengatur : “Bumi dan air dan kekayaan ngan demikian, semua norma hukum,
alam yang terkandung di dalamnya di bahkan tujuan hukum (kepastian, keman
kuasai oleh negara dan dipergunakan untuk faatan, keadilan), harus diabdikan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. menjaga dan memelihara keberlanjutan
sumberdaya kolektif.
Pasal 28 (H.1) dan pasal 33 ayat (3)
UUD NRI 1945 menjadi elemen kon
Daftar Pustaka
Afnanul Huda, Konsep Penguasaan Negara Atas Sumber daya Air
Dalam Perspektif Islam, (Analisis Putusan Mahkamah
Konstitusi No. 058, 059, 060, 063/PUU-II/2004 dan No.
008/PUU-III/2005 tentang Pengujian UU No. 7 Tahun 2004
tentang Sumber daya Air (Skripsi, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah), Jakarta, 2011,
Ahmad Redi, Hukum Pertambangan Indonesia: Pertambangan untuk
kemakmuran Rakyat, (Bekasi: Penerbit Gramata Publishing,
2013)
Ajeng Kartika et al. Ekonomi Sumber Daya Air Perspektif Islam, (UB
Press, Malang, 2013)
Auty, Richard M. Sustaining Development in Mineral Economies: The
Resource Curse Thesis. (London: Routledge 1993)..
Bernard l. Tanya, dkk, Teori Hukum Strategi Tertib Manusia Lintas
ruang dan generasi, (Yogyakarta: Genta Publishing 2010)
Brian Barry, Theories Of Justice, Harvester-Wheatssheaf, London,
1989, Vol. I, Bunasor Sanim, Sumber Daya Air dan
Kesejahteraan Publik (Suatu Tinjauan Teoritis dan Kajian
Praktis), Cetakan I, IPB
Bur Rasuanto, “Keadilan Sosial: Pandangan Deontologis Rawls
dan Habermas”, (Disertasi Doktor Universitas Indonesia,
Jakarta, 1999), Data dari DinasPengelolaan Keuangan dan
aset (DPKAD) Lombok Barat.
Elza Syarief, Menuntaskan Sengketa Tanah Melalui Pengadilan
Khusus Pertanahan, ( Jakart: Gramedia , 2012)
Elza Syarief, Menuntaskan Sengketa Tanah Melalui Pengadilan
Khusus Pertanahan, Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer
Gramedia), 2012. in the Transition. Vaughan, R.J. 1992.
Reclaiming Westren Water Governing. 04/1992.
ITU International Telecomunication Union. 1996. ITU Privatizatiaon
Survey, Company Reports. (John Rawls, A Theory of Justice,
Harvard University Press, 1971, 1999)
Johnny Ibrahim, teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif,
Malang, Boymedia Publishing, 2006, Jurnal Konstitusi,
Volume 7, Nomor 1, Februari 2010
Kaufmann, D. And Siegelbaum, P. 1988. Privatization and Corruption
Mohammad Hatta, Penjabaran Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945,
(Jakarta: Mutiara, 1977)
Mohammad Yamin, Proklamasi dan Konstitusi Republik Indonesia,
(cet.6, Jakarta: Ghalia, 1982)
Penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan
mengkaji ketentuan perundang-undangan (inabstracto)
serta melihat fakta-fakta hukum yang terjadi dilapangan
(inconcreto), Lihat dalam Sudikno Mertokusumo, Penelitian
Hukum, Yogyakarta, Liberty, 2004,
Rato Dominikus, Filsafat Hukum: Mencari, Menemukan, dan
Memahami Hukum, Surabaya: LaksBang Justitia, 2011.
Savas, E.S. 1987. Privatization: the key to better government Chatham,
NJ: Chatham House Publisher, C 1987, xi, 308 p. USA.
Shidarta, Utilitarianisme, (Jakarta: UPT Penerbit Universitas
Soetanndyo, Wingyosoebroto, Hukum, Paradigma, Methode, dan
Dinamika Masalahnya, Jakarta, HUMA, 2002,
Sudharto P. Hadi, Dimensi Hukum Pembangunan Berkelanjutan, BP
UNDIP, Semarang, 2002