Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum Invitro Stage 2

Akhis Soleh Ismail/1720612017

Sampel yang digunakan dalam praktikum ini adalah R31 dan R32 yang terdiri dari jerami
amoniasi 95% dan daun singkong 5% dengan komposisi kimia sebagai berikut:

Bahan Pakan Ransum


Bahan Kering (BK) 89,06 %
Bahan Organik (BO) 88,95 %
Serat Kasar (SK) 17,77 %
Protein Kasar (PK) 11,55 %
Lemak Kasar (LK) 2,82 %
Abu 11,05 %
TDN 68,67

Pelaksanaan praktikum dimulai dengan:

1. Menimbang sampel + 2 g, dimana R31 sebesar 2,0858 g dan R32 sebesar 2,0418 g.
2. Membuat larutan MG Dougle dengan cara mencampurkan 9,80 gr NaHCO 3,KCL 0,57, CaCl2
0,05 gr, Na2HPO4 4,62 gr, NaCl 0,47 gr dan MgSO4 0,12 gr yang selanjutnya dilarutkan
dalam aquades sebanyak 1 liter.
3. Mengambil cairan rumen dengan cara memeras dan menyaringnya, dalam proses ini cairan
rumen dikondisikan unaerob dengan cara mengalirkan CO2.
4. Memasukkan sampel dalam labu erlemeyer 250 ml, dan selanjutnya ditambah dengan larutan
MG Dougle sebanyak 200 ml dan cairan rumen sebanyak 50 ml.
5. Melakukan pengocokan dengan shaker pada suhu 390 C selama 48 jam pada kondisi anaerob.
6. Setelah 48 jam, sampel dipanen dan diberi HCl sebanyak 24 ml secara bertahap dan pepsis
sebanyak 10 ml.
7. Selanjutnya dilakukan inkubasi pada shaker selama 24 jam dengan suhu 390 C pada kondisi
aerob.
8. Setelah 24 jam dilakukan pemanenan dan dilakukan pemisahan supernatant dengan residu
dengan cara sentrifuge sampel pada kecepatan 3000 rpm suhu 40 C, dan dibilas dengan
aquades hingga supernatant jernih.
9. Selanjutnya dilakukan pengambilan residu dengan cara menyaring sampel dengan kertas
whatman ukuran 42 yang telah diketahui berat kertas saringnya.
10. Residu yang didapatkan selanjutnya dikeringkan dengan oven pada suhu 600 C selama 24
jam untuk mendapatkan berat residu as feed. Hasil yang didapatkan sebagai berikut R31 =
1,0728 g dan R32 = 1,1243 g.
11. Residu diambil + 0,5 g untuk digunakan sebagai PK, R31 = 0,5250 dan R32 = 0,5049 dan
sisa residu digunakan untuk menghitung KCBK dan KCBO.
 Langkah kerja menghitung PK
1. Sampel yang telah ditimbang dimasukkan kedalam labu kjedahl, dilakukan penambahan
selenium + 1 gram (1 sendok) dan H2SO4 pekat 96 % dan dilakukan destruksi pada
lemari asam hingga sampel menjadi jernih.
2. Setelah sampel jernih, dilakukan pengenceran sempel dengan aquades sebanyak 250 ml.
3. Selanjutnya dilakukan proses destilasi dengan cara 25 ml sampel yang telah dilarutkan +
20 ml NaOH 35 %, untuk indicator pengikat N digunakan borak sebanyak 10 ml, destilasi
dilakukan hingga indicator borak berubah warna menjadi hijau dan bervolume 100 ml.
4. Setelah didapatkan 100 ml selanjutnya dilakukan titrasi dengan H2SO4 0,1 normalitas
hingga berwarna pink, cairan yang dibutuhkan untuk merubah warna hijau menjadi pink
dicatat untuk menghitung PK. Selanjutnya dimasukkan rumus PK dan KCPK.
 Langkah kerja menghitung KCBK

Residu yang tersisa setelah diambil untuk uji PK selanjutnya dimasukkan oven pada suhu
1050 C selama 12 jam untuk mendapatkan berat kering (BK) residu.

 Langkah kerja menghitung KCBO


BK residu yang didapatkan selanjutnya di masukkan dalam tanur suhu 600 0C selama 4 jam.
Hasil

Hasil yang didapatkan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

Berat
Berat Sampel Berat
Berat Sampel
Berat Sampel untuk Berat Sampel
Kode Berat Berat Cawan Setelah
Kertas Setelah analisis Cawan + Setelah Titrasi PK
Sampel Sampel Residu Setelah Oven Berat
Saring Oven BK dan Sampel Tanur
Oven 105⁰C Sampel Titrasi
60⁰C BO 600⁰C
(BK) Uji PK blanko
9R31 2.0858 1.0332 2.106 1.0728 0.5478 26.0934 27.7377 27.6302 26.1756 0.5250 1.50 0.2 21.66666667
9R32 2.0418 1.0155 2.1398 1.1243 0.6194 28.3030 28.3016 29.8831 28.4033 0.5049 0.2
BLK I 1.0416 1.4432 0.4016 30.8450 32.3353 32.2419 30.9317
BLK II 1.1314 1.338 0.2066 25.2831 25.2782 26.5654 25.3191

 KCBK
(berat cawan+berat residu+berat kertas saring)−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖 𝑜𝑣𝑒𝑛 105 𝐶
Air % BK residu = berat sampel (kertas saring+residu)

X 100
(26.0934+0.5478+1.0332)−27.6302
Air % residu R31 = X 100
(1.0332+0.5478)

= 2.80 %
(28.3030+0.6194+1.0155)−29.8831
Air % residu R32= X100
(1.0155+0.6194)

= 3.35%
(30.8450+0.4016+1.0416)−32.2419
Air % residu BLK 1 = 𝑋 100
(1.0416+0.4016)

= 3.21%
(25.2831+0.2066+1.1314)−26.5654
Air % residu BLK 2= 𝑋 100
(1.1314+0.2066)

= 4.15%
BK residu = 100 – air
BK residu R31 = 100 – 2.80
= 97.2 %
BK residu R32 = 100 – 3.35
= 96.65%
BK BLK 1 = 100 – 3.21
= 96.79%
BK BLK 2 = 100 – 4.91
= 95.98%
𝐵𝐾 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 1+𝐵𝐾 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 2
BK Komposit residu blangko = 2
96.79+95.98
= 2

= 96.385
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑔𝑘𝑜 1+𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑔𝑘𝑜 2
Sampel Komposit residu blangko = 2

0.4016 + 0.2066
=
2

= 0.3041

(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑥 % 𝐵𝐾)−{(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢 𝑥 % 𝐵𝐾)−(𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑙𝑘 𝑥 % 𝐵𝐾 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑘𝑜)}


KCBK = X 100
(berat awal x %BK)
(2.0858 𝑥 89.33 %)−{(1.0728 𝑥 97.2%)−(0.3041 𝑥 96.385%)}
KCBK R31 = X 100
(2.0858 x 89.33%)

= 59.76 %
(2.0858 𝑥 89.33 %)−{(1.1243 𝑥 96.65%)−(0.3041 𝑥 96.385%)}
KCBK R32 = X 100
(2.0858 x 89.33%)

= 57.41%
 KCBO
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑢𝑟−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
Abu = 𝑋 100
Berat sampel (BO & BK)
26.1756−26.0934
Abu R31 = 𝑋 100
0.5478

= 15 %
28.4033−28.3030
Abu R32 = 𝑋 100
0.6194

= 16.19%
30.9317−30.8450
Abu BLK 1 = 𝑋 100
0.4016

= 21.59%
25.3191−25.2831
Abu BLK 2 = 𝑋 100
0.2066

= 17.42%
100
Abu dalam BK = 𝑋 𝑎𝑏𝑢
BK
100
Abu dalam BK R31 = 97.2 𝑋 15 %

= 15.43%
100
Abu dalam BK R32 = 96.65 𝑋 16.19 %

= 16.75%
100
Abu dalam BK BLK 1 = 96.79 𝑋 21.59 %

= 22.30%
100
Abu dalam BK BLK 2 = 95.09 𝑋 17.42 %

= 18.32%
BO = 100 – abu dalam BK
BO R31 = 100 – 15.43 %
= 84.57%
BO R32 = 100 – 16.75 %
= 83.25%
BO BLK 1 = 100 – 22.30%
= 77.7%
BO BLK 2 = 100 – 18.32%
= 81.68%
𝐵𝑂 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 1+𝐵𝑂 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 2
Komposit BO BLK = 2
77.7+81.68
= 2

= 79.69%
KCBO =

{(𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑥 𝐵𝐾 𝑟𝑎𝑛𝑠𝑢𝑚 𝑥 𝐵𝑂 𝑟𝑎𝑛𝑠𝑢𝑚)−(𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢 𝑥 𝐵𝐾 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢 𝑥 𝐵𝑂 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢 )}−(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑔𝑘𝑜 𝑥 𝐵𝐾 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑘𝑜 𝑥 𝐵𝑂 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑔𝑘𝑜)
berat sampel awal x bk ransum x BO ransum
𝑋 100 %
{(2.0858 𝑥 89.33 𝑥 88.95)−(1.0728 𝑥 97.2 𝑥 84.57)}−(0.3041 𝑥 96.385% 𝑥 79.69)
KCBO R31 = 𝑋 100 %
2.0858 𝑥 89.33 𝑥 88.85

= 32.70%
{(2.0858 𝑥 89.33 𝑥 88.95)−(1.1243 𝑥 96.65 𝑥 83.25)}−(0.3041 𝑥 96.385% 𝑥 79.69)
KCBO R32 = 2.0858 𝑥 89.33 𝑥 88.85
𝑋 100 %

= 31.32%
 KCPK
(𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖−𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜)𝑥 0.014 𝑥 0.1 𝑥 6.25 𝑥 10
PK = 𝑋 100
Berat sampel
(1.50 − 0.2)𝑥 0.014 𝑥 0.1 𝑥 6.25 𝑥 10
PK = 𝑋 100
0.5250

= 21.67 %
(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑥 𝐵𝐾 𝑥 𝑃𝐾)− ((𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜) 𝑥 𝐵𝐾 𝑥 𝑃𝐾)
KCPK = 𝑋 100
Berat awal x BK x PK
(2.0858𝑥 89.06 𝑥 11.55)− {(1.0728−0.4016)𝑥 97.2 𝑥 21.67}
KCPK R31= 𝑋 100
2.0858𝑥 89.06 𝑥 11.55

= 35.52%

Anda mungkin juga menyukai