PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kontras soft tissue yang baik, dapat memvisualisasikan brain, spine, otot,
gambar.
MRI adalah Fast Spin Echo (FSE) atau biasa di sebut juga Turbo Spin
Echo (TSE) pada pesawat Siemens dan Philips. Turbo Spin Echo (TSE)
merupakan salah satu dari urutan pulse Spin Echo (SE) dengan waktu
1
2
lakukan dengan satu kali pulsa 90⁰ diikuti multiple 180⁰ rephasing dalam
satu Time Repetition (TR) yang kemudian mengisi lebih dari satu baris
pada k-space. Pengaplikasian beberapa pulsa 180⁰ ini disebut Echo Train
Length (ETL) pada pesawat General Electric (GE) atau biasa di sebut juga
Turbo Factor pada pesawat Philips dan Siemens. Penggunaan nilai turbo
factor memiliki rentang antara 2–32 dan setiap perubahan nilai turbo
factor ini dapat mempengaruhi scan time yang dihasilkan dan juga dapat
mempengaruhi kualitas citra seperti SNR dan CNR yang di sebabkan oleh
rephasing pulsa 180⁰. Nilai turbo factor menurut westbrook and kaut
to Noise Ratio (CNR), spatial resolution, dan scan time. Menurut Haris. S
Ratio (CNR).
3
dan lain sebagainya. Menurut Nicolae V. Bolog, dkk (2015) salah satu
tibia, fibula dengan waktu scan yang lebih singkat, sedangkan potongan
Achieva 1,5 T, pada alat tersebut, protocol pemeriksaan MRI genu lebih
serta pemilihan nilai turbo factor yang ada sering kurang di perhatikan.
gambaran MRI genu kurang optimal dan mengalami blurring. Hal tersebut
turbo factor secara otomatis maupun manual pada rentang 3,4,5 dan 6
untuk mengetahui nilai turbo factor mana yang paling optimal pada
pemeriksaan genu.
B. Rumusan Masalah
Anatomi Sekuen T1 TSE Sagital pada Variasi Turbo Factor MRI Genu?
2. Berapakah nilai turbo factor yang optimal untuk citra T1 TSE Sagital
MRI Genu?
C. Tujuan Penelitian
MRI Genu.
2. Untuk mengetahui nilai optimal dari turbo factor untuk citra T1 TSE
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Kesehatan Semarang.
2. Manfaat Praktis
E. Keaslian Penelitian
Variasi Echo Train Length (ETL) pada Sequence T1 Fast Spin Echo
(ETL) pada sekuen T1 FSE dengan nilai ETL 3,4,5,6. Hanya saja yang
didapatkan nilai mean rank tertinggi paling banyak pada nilai ETL 5,
Signal to Noise Ratio (SNR) dan Contrast to Noise Ratio (CNR). Hanya
6
pesawat MRI 1,5 T. Hasil penelitian ini adalah ada pengaruh turbo
factor terhadap Contrast to Noise Ratio (CNR) citra T2 TSE Sagital MRI
perubahan nilai ETL pada MRI Genu. Hanya saja yang membedakan
Signal to Noise Ratio (SNR) dan Contrast to Noise Ratio (CNR) pada
MRI genu dengan variasi turbo factor yang berbeda. Hasil penelitian ini
memiliki nilai mean rank yang lebih tinggi pada variasi ETL 18
dibandingkan nilai ETL 16. Patella nilai mean ranknya lebih tinggi pada
varisi ETL 16 di bandingkan ETL 18. Femur nilai mean ranknya lebih
tinggi pada variasi ETL 16 di bandingkan ETL 18. Tibia nilai mean
ranknya lebih tinggi pada variasi ETL 16 di bandingkan ETL 18. ACL
nilai mean ranknya lebih tinggi pada variasi ETL 16 di bandingkan ETL
7
18. PCL nilai mean ranknya lebih tinggi pada variasi ETL 16 di
bandingkan ETL 18. Meniscus nilai mean ranknya lebih tinggi pada
resonance imaging (MRI) T2 fast spin echo (FSE) with variation echo
nilai turbo factor 12,14,16,18, dan 20. Hasil penelitian ini adalah nilai
turbo factor 12, karena pada turbo factor 12 produksi SNR dan CNR
paling tinggi.