Anda di halaman 1dari 2

Mariance, Joseph, Tiara dwi

DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING TRAUMA KAPITIS

A. Diagnosis Trauma Kapitis


1. Anamnesis
Pada anamnesis diperhatikan:
a. Identitas pasien
b. Mekanisme trauma
c. Waktu cedera
d. Riwayat kejang, mual, muntah

2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan pada trauma kapitis menurut Greaves dan Johnson (2002) antara lain:
a. Pemeriksaan kesadaran
Pemeriksaan kesadaran paling baik dicapai dengan menggunakan Glasgow
Coma Scale (GCS). GCS merupakan sistem skoring yang didasari pada tiga
pengukuran, yaitu : pembukaan mata, respon motorik, dan respon verbal. Skor dari
masing-masing komponen dijumlahkan dan memberikan total nilai GCS. Nilai
terendah adalah 3 sedangkan nilai tertinggi adalah 15.
Menurut Japardi (2004), GCS bisa digunakan untuk mengkategorikan pasien
menjadi
- GCS < 9 : pasien koma dan cedera kepala berat
- GCS 9 – 13 : cedera kepala sedang
- GCS > 13 : cedera kepala ringan
Fungsi utama dari GCS bukan sekedar merupakan interpretasi pada satu kali
pengukuran, tetapi skala ini menyediakan penilaian objektif terhadap tingkat
kesadaran dan dengan melakukan pengulangan dalam penilaian dapat dinilai
apakah terjadi perkembangan ke arah yang lebih baik atau lebih buruk.
FUNGSI RESPONS SK
OR
MATA (E) Buka spontan 4
Buka jika diperintah 3
Buka dengan rangsang nyeri 2
Tidak ada respon 1

VERBAL (V) Orientasi baik 5


Bicara mengacau (bigung) 4
Kata-kata tidak teratur 3
Suara tidak jelas (mengerang) 2
Tidak ada reaksi 1

MOTORIK (M) Mengikuti perintah 6


Dapat menunjuk tempat nyeri 5
Dapat menghindari nyeri 4
Fleksi abnormal (dekortikasi) 3
Ekstensi abnormal (deserbasi) 2
Tidak ada reaksi 1
Mariance, Joseph, Tiara dwi
b. Pemeriksaan pupil
Pupil harus diperiksa untuk mengetahui ukuran dan reaksi terhadap cahaya.
Perbedaan diameter antara dua pupil yang lebih besar dari 1 mm adalah abnormal.
Pupil yang terfiksir untuk dilatasi menunjukkan adanya penekanan terhadap saraf
okulomotor ipsilateral. Respon yang terganggu terhadap cahaya bisa merupakan
akibat dari cedera kepala.

c. Pemeriksaan Scalp dan Tengkorak


Scalp harus diperiksa untuk laserasi, pembengkakan, dan memar. Kedalaman
laserasi dan ditemukannya benda asing harus dicatat. Pemeriksaan tengkorak
dilakukan untuk menemukan fraktur yang bisa diduga dengan nyeri,
pembengkakan, dan memar.

3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang trauma kapitis antara lain:
a. Fotos Polos
Foto polos kepala untuk melihat ada tidaknya fraktur tulang tengkorak. Foto polos
kepala memiliki sensisvitas dan spesivitas rendah dalam mendeteksi perdarahan
intracranial, oleh karena itu foto polos sudah ditinggalkan.
b. CT-Scan kepala
Merupakan pemeriksaan yang dianjurkan untuk semua trauma kepala. Indikasi dari
CT-Scan ini sendiri adalah:
- Adanya fraktur tulang tengkorak terbuka
- Adanya tanda klinis fraktur basis kranii
- Adanya muntah lebih dari dua kali
- Terdapat penurunan kesadaran nilai GCS <14
- Adanya riwayat gangguan pembekuan darah dan penurunan kesadaran, dan
amnesia.
c. MRI Kepala
Teknik pencitraan ini lebih sensitive dibandingkan CT-Scan, namun biaya yang
mahal dan memerlukan waktu yang lama.

REFERENSI :
1. Atmadja A.S., Indikasi Pembedahan Pada Trauma Kapitis. Jakarta: CME. 2016.
2. American College of Surgeons Committee on Trauma. ATLS Student Course Manual
Eight Edition. America: Heartside Publishing Services. 2008.

Anda mungkin juga menyukai