A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini semakin banyak binatang-bintang mulai punah salah satu
diantaranya adalah kura-kura(Repti). Binatang tersebut banyak para kolektor
dan diperjual belikan dengan bebas untuk bahan konsumsi. Untuk
menghindaripunahnya binatang ini, maka perlu menggalakkan budi daya kura-
kura terutamajenis kura-kura yang berada di Indonesia pada kususnya.
B. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengenal bagian-bagian tubuh pada kura-kura
2. Mengetahui jenis / macam kura-kura yang ada di dunia
3. Mengetahui cara pembudidayaan dan peranakan kura-kura
TINJAUAN PUSTAKA
1
Pada saat ini ada lebih dari dua ratus tujuh puluh spesies kura-kura
yangmasih hidup sampai sekarang. Ukurannya antara dari yang kecil Afrika
SelatanHomopu signatus speckled padloper yang ukuran maksimum hanya 9.6
cm sampaikura-kura besar seperti penyu leatherback (dermochelys coriacae)
yang ukurannyadapat mencapai hampir 3 meter. Mereka semua mempunyai
keunikan tersendiritetapi yang jelas mereka terpisah dari anggota reptilia
lainnya
1. Kerangka
2
terbuka ini dipertahankan sampai dewasa. Spesies lainnya yang
mempertahankan fenestra selama hidupnya adalah Manoria impressa,
kura-kura darat tortoise dari Asia.
Keunikan lainnya yang penting pada kura-kura adalah pectoral dan pelvic
gridles yang dibatasi/dilindungi dalam tulang iganya. Orientasi vertikalnya
memberi dukungan dari dalam untuk tempurungnya dan memberi ventral
anchor yang kuat untuk lengan-lengan dan otot-otot. Tulang lengan dari
kura-kura sedikit berbeda dengan vertebrata lainnya.
Dua lapisan lainnya yang melindungi bagian dalam tempurung adalah
lapisan tengah dan lapisan luar. Lapisan tengah kaya akan ujung ujung
syaraf dan pembuluh-pembuluh darah yang kecil. Lapisan pelindung luar
dari lapisan keratin yang terkenal dengan sebutan skat (scutes) atau juga
sering disebut laminae. Skat ini diatur dalam beberapa seri. Setiap seri
mempunyai nama masing-masing. Rata-rata ada 54 skat eksternal.
Keliman/pertemuan skat luar ini tidak secara tepat dilapisi atau simetris
dengan struktur tempurung di bawahnya. Skat ini menyediakan sebagai
penguat tambahan yang telah diturunkan dari struktur kubah tempurung
yang kuat. Tulang cangkang yang rata-rata ada 50, bersama lapisan skat luar
yang terus tumbuh seumur hidup, walaupun pertumbuhannya melambat di
hari tua. Pertumbuhan ini bisa dengan pertambahan keratin dibawah skat
yang ada. Pertumbuhan baru berwarna pucat kadang-kadang berwarna
dadu oleh karena adanya sel darah di daerah pertumbuhan itu dan mudah
dideteksi secara visual. Bertolakan dengan kepercayaan yang populer, kura-
3
kura tidak dapat ditebak umurnya bedasarkan menghitung lingkaran-
lingkaran yang terlihat pada skat-skatnya. Beberapa lingkaran/cincin
pertahun mungkin ada dalam masa periode pertumbuhan cepat. Pada
spesimen yang sudah tua, kerusakan yang termakan waktu akan
menghapus bersih tanda-tanda ini. Karapas kura-kura dibentuk dari
kehidupan benar tisu yang sangat sensitif. Cara yang lama yang pernah
dilakukan seperti mengebor atau mengikat kura-kura menyebabkan rasa
yang menyakitkan bagi mereka. Dan ini juga membuka tisu lapisan tengah
dan tulang dibawahnya dan dapat menyebabkan resiko infeksi yang sangat
serius.
Satu fakta yang paling menarik adalah kura-kura mempunyai kapasitas
untuk meregenerasi tulang dan tisu keratin secara spontan. Informasi ini
sangat berguna dalam memperbaki kerusakan yang terjadi pada
tempurung. Pada saat luka yang parah, matinya lapisan horny dan bony
akan terjadi. Epidermis yang sehat di sekitar luka akan tumbuh dibawah
tulang yang mati yang akhirnya diganti. Epidermis baru lalu dikeratin dan
tulang baru dibentuk dibawahnya. Yang sangat mencengangkan kura-kura
dapat mengganti kira-kira sepertiga dari tempurung dalam satu atau dua
tahun melalui proses ini.
2. Skat (Scutes)
Ada banyak variasi dalam bentuk skat, warna, ukuran dan bentuk di antara
spesies dan genera. Terminologi skat berguna untuk mengidentifikasi
spesies dan untuk dokter hewan menerangkan daerah luka atau infeksi dsb.
Sayangnya, teminologi ini tidak universal karena adanya variasi nama yang
digunakan oleh bermacam-macam authorities. Bentuk penamaan skat yang
umum adalah sebagai berikut:
4
Di cangkang (carapace) biasanya ada lima single skat yang berada tengah
yang dikenal sebagai vertebarl. Dan ini diapit oleh dua jalur skat pleural
yang juga disebut costal. Lalu diikuti oleh seri seri skat kecil di sekitar
ujungnya yang umumnya dikenal sebagai marginal atau peripheral
Di beberapa genera, ada satu skat, kadang berukuran kecil, skat
nuchar(cervical) terdapat pada ujung cangkang tepat diatas leher dan skat
supracaudal yang mungkin terpisah terdapat tepat di atas ekor. Adanya
atau tidaknya skat nuchal dapat menjadi clue penting dalam
pengidentifikasian spesies/taxa/genus. Contohnya, semua spesies dalam
genus Testudo memiliki skat nuchal/cervical tetapi untuk genus
Geochelone tidak ada.
Perlindungan plastorn disusun dalam enam pasang yaitu gular, humeral,
pectoral, abdominal, femoral dan anal shield. Pelindung kecil dekat kaki
depan adalah skat axillary dan pelindung di depan paha adalah skat
inguinal.
5
Berdasarkan karapas dan struktur kerangka plastron, beberapa jenis kura-
kura telah berevolusi pada mekanisma pertahanan yang luar biasa. Yang
paling terkenal adalah kura-kura kotak Amerika Utara (North American
turtle box). Mereka dipanggil seperti itu karena mereka memiliki plastron
berengsel yang benar-benar fleksibel sehingga plastronnya dapat tertutup
dengan rapat. Ketika plastronnya tertutup, kura-kura ini seperti kotak
ornamen sehinga mereka dinamakan kura-kura kotak. Dengan cara inilah
mereka melindungi bagian yang mudah diserang – cukup untuk
menghalangi semua pemangsa bahkan pemangsa yang paling gigih
sekalipun. Cari ini juga dipakai oleh kura-kura kotak Asia yang termasuk
dalam genus Cuora. Berapa jenis yang memiliki engsel yang sama adalah
kura-kura darat hinge-back tortoise(kinixys), kura-kura spider(pyxis
arachnoids)
3. Sistem Pernafasan
Paru-paru terletak pada punggung dalam kura-kura di sepanjang
karapasnya dan letaknya juga tepat di atas isi perut atau organ dalam
lainnya. Tidak seperti veterbrata lainnya, bentuk kura-kura yang unik ini
mencegah mereka bernafas dengan menggunakan gerakan rongga dada.
Dan sebagai gantinya, kura-kura darat bernafas memakai kombinasi cara
dimana hewan lainnya berfungsi hanya sebagian kecil dalam proses sistem
pernafasan. Prinsip dalam gerakan ini adalah lengan dan otot dalam. Inilah
salah satu alasan kenapa kenapa kura-kura walaupun tempurungnya retak
parah masih dapat bernafas tanpa ada halangan yang terlihat. Salah satu
organ penting pernafasan lainnya adalah gerakan tulang hyoid pada dasar
lidah. Gerakan ini menyebabkan naik turunnya pada kulit leher dan
tenggorokan, membuat perubahan tekanan waktu di darat. Ini tidak
seefektif pada sebagian kura-kura air, karena tekanan luar dari air
mengurangi fungsi ini. Tetapi mereka tetap menggunakan gerakan hyoid
6
untuk mengeluarkan atau memasukan air dari hidung untuk membantu
mencium lokasi makanan dan pada saat kawin dalam air. Beberapa jenis
seperti kura-kura bertempurung lunak dapat mengambil oksigen dari air
yang dihirup ke mulut dan tenggorokan.
Pada kura-kura air, ada hubungan antara jumlah udara dalam kantung
panjang dan cairan disimpan dalam kandung kemih dan kantung kloaka.
Kura-kura mengaturnya untuk mengatur keapungan ke posisi yang
diinginkan. Jika jenis aquatik terkena radang paru-paru, kemampuan
mereka untuk berenang atau menyelam dengan aman langsung
terpengaruh. Mereka terlihat sering istirahat pada satu sisi atau
menggunakan waktu yang tidak yang biasanya diatas air terus menerus.
Radang paru-paru adalah masalah utama bagi semua kura-kura darat dan
kura-kura air dan dapat terjadi. Relatif dengan ukuran badannya paru-paru
reptilian lebih besar daripada dalam total volumennya daripada paru-paru
mamalia tetapi lebih kecil luas permukaan yang berfungsi. Mereka juga
tidak memiliki cilia yang efektif sehingga mereka tidak dapat batuk. Efek ini
membuatnya sangat sulit untuk mengeluarkan ingus(muscus) atau benda
asing lainnya. Dan akibatnya, meskipun radang paru-paru yang ringan pun
dapat menjadi parah dengan cepat sekali. Oleh sebab itu jangan pernah
menyepelekan gejala-gejala pernafasan pada kura-kura seperti megap-
megap, pernafasan mulut terbuka dan tidak dapat berenang secara normal
pada jenis aquatik atau ingus keluar dari hidung atau mulut.
C. Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian : Study Pustaka
1. Populasi Dan Sampel
Populasi : Berbagai macam kura-kura
Sampel : kura-kura Brazil
2. Variabel Penelitian
7
Variable : Bebas, Jenis kura-kura yang ada di Indonesia Varibel Tergantung
Jenis kura-kura yang di ketahui
Salamander
8
E. Cara Pembudidayaan dan Perawatan Kura-kura
1. Filtrasi
9
filter jenis ini adalah keserbagunannya. Badan filter sendiri terletak di
luar aquarium, hanya pipa penghubung ke dalam dan keluar yang
dimasukan ke dalam aquarium. Gunakan filter terbesar yang dapat
kamu beli untuk mendapatkan hasil terbaik, tetapi akan berdampak
negatif terhadap biaya yang harus dikeluarkan. Filter eksternal yang
berkekuatan besar tidaklah murah tetapi sangatlah membantu jika
anda memelihara jenis kura-kura besar di dalam aquarium karena filter
itu akan mengurangi kebutuhan seringnya mengganti air.
2. Pencahayaan
Faktor lain yang sering tidak dipikirkan oleh pemelihara baru (pemula)
adalah pencahayaan. Semua kura-kura dalam ruangan / aquarium atau
kolam membutuhkan semacam cahaya buatan. Silahkan membaca artikel
pencahayaan kami untuk mengetahui lebih mendalam tentang topik ini.
10
Kura-kura dapat menjadi sakit seperti binatang lainnya dan jika mereka
sakit anda harus cepat membawanya ke dokter hewan. Pada umumnya
penyakit ini dapat disembuhkan jika terdeteksi secara cepat.
Berikut ini adalah pedoman untuk masalah kesehatan pada umumnya
untuk membantu anda mengidentitikasi binatang sakit yang memerlukan
penyelidikan lebih lanjut dan kemungkinan perawatan selanjutnya.
Pedoman ini bukan dimaksudkan sebagai petunjuk untuk anda melakukan
perawatan sendiri. Semua perawatan kesehatan haruslah dimonitor oleh
dokter hewan yang berkualitas. Metoda perawatan yang akan dibahas
hanya sebagai referensi saja dan dimaksudkan sebagai petunjuk umum
sesuai dengan kebiasaan kedokteran sekarang ini. Juga dapat ditemukan
beberapa petunjuk umum untuk pemeliharaan dan perawatan kura-kura air
tawar yang sakit yang dapat bermanfaat untuk disimak:
Kura-kura yang sakit harus dijaga kehangatannya. Suhu yang paling cocok
secara umum adalah antara 27 -30 C. Pada suhu ini sistem daya tahan tubuh
dapat bekerja dengan maksimal. Sangatlah penting untuk
mempertahankan kebutuhan akan air dari pada mengkhawatirkan untuk
memberikan makanan secara paksa. Kura-kura yang kekurangan air
(dehydrated) mengakibatkan kondisi yang sangat serius (dari komplikasi
ginjal). Pada umumnya binatang yang sakit dan lemah membutuhkan /
menyerap air dan mengembalikan fungsi ginjal sebelum mereka
membutuhkan makanan secara paksa.
Kura-kura yang sakit mungkin tidak dapat berenang secara benar. Mereka
dapat juga tenggelam. Jaga ketinggian air yang rendah dan pastikan kura-
kura dapat meninggalkan air dengan mudah sesuai dengan keinginannya.
Jika terjadi infeksi, pisahkan kura-kura itu segera mungkin. Sediakan
aquarium kosong untuk keperluan ini jika dibutuhkan. Berikan perhatian
yang khusus untuk hal-hal kebersihan dan gunakanlah sabun pencuci
tangan seperti ‘Betadine’ povidone-iodine. Kunci keberhasilan perawatan
11
reptil adalah ketepatan dari diagnosa yang diikuti oleh pengobatan sesuai.
Jangan melakukan diagnosa tebak-tebakan tapi selalu mencari nasehat ahli
di bidang doker hewan dari sumber yang terpercaya.
F. Kesimpulan
Dari penelitian di atas, jenis-jenis kura-kura yang telah kami ketahui selama
penelitian terdapat sepeluh jenis dan masih benyak jenis kura-kura lainnya
yang belum kami ketahui karena terbatasnya waktu dan jenis yang sudah kami
ketahui diantaranya
1. Kura-kura leher panjang
2. Kura-kura lokal
3. Kura-kura salamander
G. Saran
Berdasar hasil kesimpulan di atas, kami memberikan saran supaya seluruh
masyarakat pada umumnya dan khususnya para pemelihara (kolektor) supaya
memperhatikan cara-cara perawatan kura-kura secara benar dan tidak
menyebabkan kepunahan pada kura-kura.
12
DAFTAR PUSTAKA
13