Oleh:
I PUTU SUDARSA
NIM: P07120017251
i
USULAN PENELITIAN
HAMAN JUDUL
GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN MENDISKUSIKAN
HAL – HAL PENTING YANG BERMAKNA DALAM HIDUP
UNTUK MENGATASI DISTRESS SPIRITUAL
PADA PASIEN DIABETES MELLITUS
Oleh :
I PUTU SUDARSA
NIM. P07120017251
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
USULAN PENELITIAN
MENGETAHUI
KETUA JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
iii
LEMBAR PENGESAHAN
USULAN PENELITIAN
TIM PENGUJI :
MENGETAHUI
KETUA JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
I Putu Sudarsa
NIM. P07120017251
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Bermakna dalam Hidup Untuk Mengatasi Distress Spiritual Pada Pasien Diabetes
disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Diploma III
Usulan penelitian ini dapat diselesaikan bukanlah semata-mata atas usaha sendiri
melainkan berkat dorongan dan dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
1. Bapak Anak Agung Ngurah Kusumajaya, SP., MPH. selaku Direktur Poltekkes
Lanpau (RPL).
2. Ibu V.M. Endang S.P. Rahayu, SKp., M.Pd. selaku Ketua Jurusan Keperawatan
vi
3. Bapak I Nengah Sumirta.,SST,S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku pembimbing utama yang
5. Bapak dan Ibu pengajar Mata Kuliah Metodologi Penelitian yang telah memberikan
6. Istri, Anak dan orang tua yang telah membantu memberikan dukungan semangat dan
7. Teman – teman RPL dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung
sehingga penyusunan usulan penelitian ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Saran dan kritik sangat diharapkan untuk penyempurnaan Proposal Penelitian ini.
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................. ii
C. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Mellitus Dengan Distress Spiritual ..18
1. Pengkajian .........................................................................................................18
2. Diagnose Keperawatan ...................................................................................... 21
3. Rencana Keperawatan ....................................................................................... 22
4. Implementasi .....................................................................................................27
viii
5. Evaluasi .............................................................................................................30
BAB III KERANGKA KONSEP ....................................................................................32
A. Kerangka Konsep ...................................................................................................32
B. Definisi Operasional............................................................................................... 33
BAB IV METODE PENELITIAN ..................................................................................36
A. Jenis Penelitian ....................................................................................................36
B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................36
C. Subyek Studi Kasus ............................................................................................. 36
D. Besar Sampel .......................................................................................................37
E. Fokus Studi Penelitian ......................................................................................... 37
F. Jenis Dan Teknik Pengumpulan Data ..................................................................37
G. Metode Analisis Data .......................................................................................... 40
H. Etika Studi Kasus ................................................................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................43
LAMPIRAN ....................................................................................................................45
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis dengan angka kejadian
tinggi dimana WHO memperkirakan penyakit DM akan menjadi epidemi global pada
abad 21 dan 70% kasus DM ada di negara-negara berkembang (Tol et al., 2013)
meliputi biologi, psikologi, sosial dan spiritual pasien serta memberikan dampak pada
mellitus di Jawa dan Bali pada usia penduduk 25 – 64 tahun sebesar 7,5 %, sedangkan
Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2007 dan 2013, telah melakukan wawancara
pada penduduk usia 15 tahun keatas, dimana data yang dihasilkan pada tahun 2013
sebesar 2 kali lipat dari tahun 2007 yaitu dihitung jika jumlah estimasi penduduk
indonesia yang berusia 15 tahun ke atas adalah 176.689.336 jiwa maka jumlah Pasien
Diabetes adalah salah satu gangguan kesehatan yang bersifat kronis dan paling
berdampak psikologis pada pasien dan sering dikaitkan dengan dengan beberapa
gangguan kejiwaan. Pasien dengan diabetes dua kali lebih beresiko memiliki status
secara langsung dapat mempengaruhi hasil pengobatan mencakup kontrol glikemi dan
1
komplikasi yang timbul. Kepatuhan terhadap pengobatan, tingginya biaya pengobatan
juga menjadi faktor yang menjadikan tekanan psikologis pasien. (Najmeh, 2014)
beragama membantu dalam mencapai koping yang sehat. Spiritual juga efektif dalam
Tekanan psikologis pasien yang mengalami diabetes militus sering dikaitkan dengan
Najmeh,2014 yang berjudul Spiritual Well-Being and Quality of Life of Iranian Adults
with Type 2 Diabetes, menyebutkan bahwa kualitas kesejahteraan spiritual yang buruk
paling banyak menyebabkan pasien jatuh pada kondisi depresi. Kondisi gangguan ini
pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas hidup pasien. Sangat penting perhatian kita
Edvin Bru (2011), melakukan penelitian berkaitan Pasienan yang dialami pasien
dewasa diabetes militus tipe-2 yang dihubungkan dengan beberapa variabel internal
pasien yang berkaitan dengan spiritualitas antara lain gaya koping dan perasaan akan
terbesar mempengaruhi Pasienan pasien diabetes millitus tipe-2 adalah kondisi internal
2
pasien sebesar (40%), dibanding dengan indikator klinis hanya (5,8%). Penelitian ini
Puskesmas Kintamani IV tahun 2018. Mengingat kondisi ini apabila tidak ditanggulagi
akan berakibat fatal bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Untuk mencegah masalah
diatas dibutuhkan asuhan keperawatan yang komprehensif, salah satunya adalah aspek
spiritual.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data diatas penulis merumuskan suatu masalah dalam penelitian ini
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penting Yang Bermakna dalam Hidup Untuk Mengatasi Distress Spiritual Pada
2. Tujuan Khusus
3
a. Mendeskripsikan pengkajian keperawatan mendiskusikan hal – hal penting
yang bermakna dalam hidup untuk mengatasi distress spiritual pada pasien
hal penting yang bermakna dalam hidup untuk mengatasi distress spiritual
yang bermakna dalam hidup untuk mengatasi distress spiritual pada pasien
yang bermakna dalam hidup untuk mengatasi distress spiritual pada pasien
bermakna dalam hidup untuk mengatasi distress spiritual pada pasien diabetes
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi atau pedoman dalam ilmu
Hal Penting Yang Bermakna dalam Hidup Untuk Mengatasi Distress Spiritual Pada
Pasien Diabetes Mellitus yang mana bisa menjadi dasar acuan bagi peneliti selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
4
a. Sebagai pengalaman bagi peneliti dalam melakukan penelitian sehingga dapat
5
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Distress Spiritual
a. Pengertian Spiritual
Konsep spiritual memiliki delapan batas tetapi saling tumpang tindih antara lain
mereka, untuk beradaptasi dengan situasi yang sulit dan untuk memelihara
kesehatan.
sendiri), interpersonal (dengan orang lain) dan transpersonal ( dengan yang tidak
terlihat, Tuhan atau yang tertinggi) (Miner –william, 2006 cite Potter & Perry,
2009).
agama.
menentukan apa yang penting bagi mereka dan membantu individu menghargai
6
keindahan dan harga pemikiran, obyek dan prilaku.(Holins, 2005; vilagomenza,
2005).
kekuatan batiniah yang dinamis dan kreatif yang dibutuhkan saat membuat
Ada individu yang tidak mempercayai adanya Tuhan (atheis) atau percaya bahwa
tidak ada kenyataan akhir yang diketahui (Agnostik). Ini bukan berati bahwa spiritual
bukan merupakan konsep penting bagi atheis dan agnostik, Atheis mencari arti
kehidupan melalui pekerjaan mereka dan hubungan mereka dengan orang lain.
Agnostik menemukan arti hidup dalam pekerjaan mereka karena mereka percaya
b. Dimensi Spiritual
Menurut Kozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995; Murray & Zentner, 1993,
2006):
7
1) Dimensi vertical
2) Dimensi horizontal
2. Distress Spiritual
kehidupan, keyakinan, atau kegamaan dari pasien yang menyebabkan gangguan pada
aktivitas spiritual, yang merubuan akibat dari masalah - masalah fisik atau
mengintegrasikan arti dan tujuan hidup seseorang dengan diri, orang lain, seni,
musik, literatur, alam dan kekuatan yang lebih besar dari dirinya (Nanda, 2005).
Distress spiritual adalah gangguan pada prinsip hidup yang meliputi aspek dari
kebutuhan dan perhatian spiritual. Selama penyakit atau kehilangan, misalnya saja,
individu sering menjadi kurang mampu untuk merawat diri sendiri dan lebih
bergantung pada orang lain untuk perawatan dan dukungan (Potter ,2005).
8
Distres spiritual dapat berkembang sejalan dengan seseorang mencari makna
tentang apa yang sedang terjadi, yang mungkin dapat mengakibatkan sesorang
merasa sendiri dan terisolasi dari orang lain. individu mungkin mempertanyakan nilai
hidup, dan sumber dari makna hidup (Potter ,2005). Dengan kata lain kita dapat
katakan bahwa distres spiritual adalah kegagalan individu dalam menemukan arti
kehidupannya
Menurut Budi anna keliat (2011) penyebab distres spiritual adalah sebagai
berikut:
1. Pada pengkajian fisik terdapat Abuse ( Kekerasan, penyakit fisik dan kematian).
marah, kecemasan, ketakutan, makna nyeri, kehilangan kontrol, harga diri rendah,
3. Pada pengkajian sosial budaya titik berat pada dukungan sosial dalam memahami
c. Patofisiologi
Patofisiologi distress spiritual tidak bisa dilepaskan dari stress dan struktur serta
fungsi otak. Stress adalah realitas kehidupan manusia sehari-hari. Setiap orang tidak
penyesuaian terhadap perubahan akibat stres. Ketika kita mengalami stres, otak kita
akan berespon untuk terjadi. Konsep ini sesuai dengan yang disampaikan oleh
Cannon, W.B. dalam Davis M, dan kawan-kawan (1988) yang menguraikan respon
9
“melawan atau melarikan diri” sebagai suatu rangkaian perubahan biokimia didalam
melakukan perubahan. Sinyal dari hipotalamus ini kemudian ditangkap oleh sistem
limbik dimana salah satu bagian pentingnya adalah amigdala yang bertanggung
termasuk halusinasi (Kaplan et all, 1996), depresi, nyeri dan lama gagguan (Blesch et
al, 1991).
dengan munculnya gangguan pada perilaku sehari-hari baik secara fisik, psikologis,
Gangguan pada dimensi spritual atau distres spritual dapat dihubungkan dengan
terjadinya depresi. Namun ada beberapa faktor yang berperan terhadap terjadinya
memenuhi kebutuhan spiritualnya sehingga terjadi distres spritiual karena pada kasus
10
depresi seseorang telah kehilangan motivasi dalam memenuhi kebutuhannya
1) Gejala Mayor
2) Gejala Minor
c) Merasa bersalah
d) Merasa terasing
11
e. Penatalaksanaan
dicapai secara sederhana dengan duduk di tempat yang sepi (tenang), menghentikan
semua konsep mental tentang diri sendiri, dan merasakan eksistensi dasar seseorang.
Untuk menguatkan identitas seseorang agar lebih permanen pada level ini, biasanya
1. Dukungan emosi yang terdiri atas rasa empati, caring, memfokuskan pada
2. Tipe yang kedua adalah dukungan esteem yang terdiri atas ekspresi positif
4. Tipe keempat adalah dukungan informasi yaitu memberikan nasehat, petunjuk dan
spiritualnya.
12
B. Diabetes Mellitus
Diabetes melitus adalah penyakit dengan tingginya kadar gula dalam tubuh
(hyperglikemia) yang ditandai dengan yang ditandai oleh tidak adanya insulin secara
nyata atau insensitivitas sel terhadap insulin. (Corwin, 2001). Diabetes melitus
Menurut Smeltzer et al, 2010; ADA, 2013, Diabetes melitus (DM) adalah
glukosa darah sebagai akibat dari adanya gangguan penggunaan insulin, Pengeluaran
Insulin adalah hormon yang disekresi dari pankreas dan dibutuhkan dalam proses
metabolisme glukosa. Saat insulin tidak bekerja sebagaimana fungsinya maka terjadi
a. Kelainan Genetika
mengakibatkan tubuh tak dapat menghasilkan insulin dengan baik, dimana gen
tersebut dapat menurun dari silsilah keluarga yang mengidap Diabetes Mellitus.
b. Usia
13
Memasuki usia 40 tahun manusia pada umumnya mengalami perubahan fisiologi
yang secara drastis menurun dengan cepat. Terutama setelah memasuki usia 45 tahun
Diabetes sering muncul terutama pada mereka yang berat badannya berlebih
yang manis-manis dan berlemak tinggi untuk meningkatkan kadar lemak seretonin
otak. Seretonin ini mempunyai efek penenang sementara untuk meredakan stresnya.
Tetapi gula dan lemak itulah yang berbahaya bagi mereka yang berisiko kena
diabetes.
Kekurangan gizi dan kelebihan kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko
kena diabetes. Kurang gizi (malnutrisi) dapat merusak pankreas, sedangkan obesitas
Pada masa kehamilan, masa anak-anak, dan pada usia dewasa pada keadaan
kurang gizi akibat diet ketat berlebih. Sedangkan kurang gizi pada janin
hamilnya.
1) Terjadi pada segala usia, tetapi biasanya usia muda (< 30 tahun)
14
2) Biasanya bertubuh kurus saat didiagnosis dengan penurunan berat badan yang
c. Diabetes Gestational
Gestational diabetes mellitus (GDM) adalah diabetes yang terjadi pada masa
kehamilan (ADA, 2014) dengan ditandai dengan hiperglikemia (kadar glukosa darah
di atas normal) (CDA, 2013 dan WHO, 2014). Wanita dengan diabetes memiliki
peningkatan risiko komplikasi selama kehamilan dan saat melahirkan, serta memiliki
Diabetes mellitus tipe khusus merupakan diabetes yang terjadi karena adanya
kerusakan pada pankreas yang memproduksi insulin dan mutasi gen serta
15
menghasilkan insulin secara teratur sesuai dengan kebutuhan tubuh. Sindrom
hormonal yang 14 dapat mengganggu sekresi dan menghambat kerja insulin yaitu
d. Lemas
e. Kesemutan
g. Mata kabur
Penyakit Diabetes Mellitus bila tidak ditangani secara cepat dan tepat maka akan
menimbulkan berbagai penyakit lain yang dapat menyerang Pasien itu sendiri (
16
ada 3 yang penting dan berhubungan dengan keseimbangan kadar glukosa darah
Ketoasedosis diabetik merupakan defisiensi insulin berat dan akut dari suatu
adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata ( Smeltzer, 2002 :
1258 ).
satu perbedaan utama KHHN dengan DKA adalah tidak terdapatnya ketosis dan
3) Hypoglikemia
Hypoglikemia (Kadar gula darah yang abnormal yang rendah) terjadi kalau kadar
glukoda dalam darah turun dibawah 50 hingga 60 mg/dl. Keadaan ini dapat terjadi
akibat pemberian preparat insulin atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi
b. Komplikasi kronik Diabetes Melitus pada dasarnya terjadi pada semua pembuluh
menjadi 2 yaitu :
a) Penyakit Ginjal
17
Kebocoran protein darah pada urine disebabkan oleh mekanisme filtrasi ginjal
yang mengalami stres akibat dari perubahan struktur dan fungsi (Smeltzer, 2002 :
1272).
Pasien Diabetes melitus akan mengalami gejala penglihatan sampai kebutaan. Hal
ini disebabkan karena adanya pembengkakan lensa ketika kadar glukosa dalam darah
c) Neuropati
penyakit yang menyerang semua saraf termasuk saraf perifer (sensorimotor ), saraf
Penurunan kinerja jantung dan perubahan struktur jantung merupakan efek dari
Tanda dan gejala penyakit ini adalah nyeri pada pantat atau betis ketka berjalan.
c) Penyakit Serebrovaskuler
18
Perubahan pembuluh darah serebral atau pembentukan embolus ditempat lain
dalam sistem pembuluh darah yang kemudian terbawa aliran darah sehingga terjepit
dalam pembuluh darah serebral dapat menimbulkan serangan iskemia sepintas dan
a. Diet
b. Latihan
diabetes karena efeknya dapat menurunkan kadar glukosa darah dan mengurangi
d. Terapi insulin
19
Terapi insulin dilakukan dengan penyuntikan insulin ke dalam jaringan subkutan
e. Pendidikan
Spiritual
1. Pengkajian
Distress Spiritual merupakan gangguan pada keyakinan atau sitem nilai berupa
kesulitan merasakan makna dan tujuan hidup melaui hubungan dengan diri, oral lain,
1) Data Subjektif
2) Data Objektif
1) Data Subjektif
20
b) Mengeluh tidak dapat menerima (kurang pasrah)
c) Merasa bersalah
d) Merasa terasing
2) Data Objektif
2. Diagnosa Keperawatan
kesehatan klien terakhir dari perspektif holistik, dengan spiritualitas sebagai prinsip
kesatuan (Farran, 1989). Setiap diagnosa harus mempunyai faktor yang berhubungan
dengan akurat sehingga intervensi yang dihasilkan dapat bermakna dan berlangsung
rumusan :
P : Distress Spiritual
21
E : Gangguan Psikiatrik
S : Gejala dan tanda mayor, subjektif : Mempertanyakan makna dan tujuan hidup,
menyatakan hidup terasa kurang dan tidak bermakna, merasa menderita dan tidak
Gejala dan tanda minor, subjektif : Menyatakan hidupnya terasa tidak/ kurang
tenang, mengeluh tidak dapat menerima (kurang pasrah), merasa bersalah, merasa
terdekat dan atau pemimpin spiritual, tidak mampu berkreativitas, koping yang tidak
efektif, tidak berminat pada alam, tidak suka membaca literatur spiritual
3. Rencana Keperawatan
22
a berdampingan b. Perkenalkan
berarti/berma dengan diri dengan
kna perawat, mau sopan
TUK I : mengutarakan c. Tanyakan
Setelah dua masalah yang nama lengkap
kali dihadapi. klien dan
pertemuan nama
Klien dapat panggilan
membina yang disukai
hubungan klien
saling d. Jelaskan
percaya. tujuan
pertemuan
e. Jujur dan
menepati janji
f. Tunjukkan
sikap empati
dan menerima
klien apa
adanya
g. Beri perhatian
kepada klien
dan perhatikan
kebutuhan
dasar klien
23
dalam diri memfokuskan pada
e. Mengung kejadian dan
kapkan hubungan yang
keyakinan memberikan
kepada kekuatan dan
orang lain dukungan spiritual
f. Menentuk 4. Rawat klien
an tujuan dengan
hidup bermartabat dan
hormat dengan
cara menghargai
pendapat dan
keyakinan klien.
5. Dorong partisipasi
dalam hubungan
dengan anggota
keluarga, teman
dan orang lain.
6. Jaga privacy dan
ketenangan untuk
kegiatan spiritual
7. Dorong partisipasi
dalam kelompok
spiritual sesuai
dengan keyakinan
yang dianut.
24
masing yang dikatakan
c. Melakukan individu
ibadah 5. Dorong klien
d. Berpartisipasi berdoa secara
dalam upcara individu
keagamaan
e. Berpartisipasi
dalam
pengobatan
f. Berinteraksi
dengan tokoh
agama
g. Berhubungan
dengan diri
sendiri orang
lain yang
h. Berhubungan
dengan orang
lain
i. Berinteraksi
dengan orang
lain untuk
berbagi
perasaan dan
keyakinan
25
ol kekuatannya
aktifitas 4. Dorong
spiritualn menggunakan
ya sumber-sumber
e. Memilih spiritual seperti
pelayanan tokoh-tokoh
spiritual agama, literatur-
yang literatur atau buku
diperluka yang sesuai dengan
n keyakinan,
tersedianya
tempat-tempat
beribadah dan alat-
alat dalam
menjalankan ritual
keyakinannya.
5. Menyerahkan ke
tokoh agama yang
pilih
6. Gunakan teknik
klarifikasi untuk
membantu individu
mengklarifikasi
keyakinan dan
nilai
7. Mendengarkan
perasaan individu
8. Menunjukkan
empati
9. Fasilitas individu
untuk meditasi,
berdoa, tradisi
religius lainnya
dan ritual
10. Dengarkan
dengan hati-hati
komunikasi
individu dan
mengembangkan
waktu untuk
berdoa atau ritual
keagamaan
11. Yakinkan
individu bahwa
perawat akan
26
mendukung
individu pada saat
menderita/masa
kulit
12. Terbuka
kepada individu
tentang sakit dan
kematian
13. Bantu individu
untuk
mengungkapkan
dan mengurangi
kemaharan.
1) Implementasi
2000) :
masalah klien
dimiliki klien
h) Meningkatkan kesadaran dengan kepekaan pada ucapan atau pesan verbal klien
27
i) Memahami masalah klien tanpa menghukum walaupun tidak berarti menyetujui
klien
j) Menentukan arti dari situasi klien, bagaimana klien berespon terhadap penyakit.
Menurut Amenta dan Bohnet (1986) cit Govier (2000) ada empat alat / cara untuk
b) Selalu ada
Classification (NIC), intervensi dan diagnosa distres spiritual salah satunya adalah
support spiritual. Definisi support spiritual adalah membantu pasien untuk merasa
meliputi :
28
c) Siapkan artikel tentang spiritual, sesuai pilihan pasien
i) Yakinkan kepada pasien bahwa perawat dapat mensupport pasien ketika sedang
menderita.
k) Bantu pasien untuk berekpresi yang sesuai dan bantu mengungkapkan rasa marah
2) Evaluasi
perilaku dan kebutuhan yang tercatat dalam pengkajian keperawatan. Klien harus
mengalami emosi sesuai dengan situasi, mengembangkan citra diri yang kuat dan
realistis, dan mengalami hubungan interpersonal yang terbuka dan hangat. Keluarga
dan teman, dengan siapa klien telah membentuk persahabatan dapat dijadikan
sumber informasi evaluatif. Klien harus juga mempertahankan misi dalam hidup dan
sebagian individu percaya dan yakin dengan Tuhan Yang Maha Kuasa atau Maha
Tinggi. Bagi klien dengan penyakit terminal serius, evaluasi difokuskan pada
29
keberhasilan membantu klien meraih kembali harapan hidup (Potter and Perry,
1997).
Untuk mengatahui apakah pasien telah mencapai kriteria hasil yang ditetapkan
pada fase perencanaan, perawat perlu mengumpulkan data terkait dengan pencapaian
f) Menunjukkan afek positif tanpa perasaan marah, rasa bersalah dan ansietas
30
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
ingin diamati atau diukur melalui penelitian (Setiadi, 2013). Adapun kerangka
konsep dari penelitian ini dapat diterangkan dengan skema pada gambar di bawah
ini :
1. Depresi
2. Resiko Merusak Diri
3. Harga Diri Rendah
4. Resiko Bunuh Diri
5. Koping Tidak Efektif
Distress Spiritual
: Alur pikir
Gambar 1.
Kerangka Konsep Gambaran Asuhan Keperawatan pada Pasien Diabetes Mellitus
dengan Distress Spiritual di UPT Puskesmas Kintamani IV Tahun 2018
31
B. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian (Notoatmodjo 2010).
Variabel dalam penelitian ini adalah Gambaran Asuhan Keperawatan pada Pasien
2. Definisi Operasional
batasan antar variabel, sehingga memiliki penjelasan semua variabel dan istilah
32
Tabel 1
prinsip-prinsip
kehidupan, keyakinan,
pasien yang
menyebabkan
gangguan pada
aktivitas spiritual,
dari masalah -
psikososial yang
dialam
33
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Data
1 2 3 4
Asuhan Proses atau rangkaian Lembar
keperawatan yang
diberikan secara
langsung kepada
klien/ pasien di
berbagai tatanan
pelayanan kesehatan.
Dilaksanakan
berdasarkan kaidah-
kaidah Keperawatan
bersifat
humanistic,dan
berdasarkan pada
kebutuhan objektif
masalah yang
dihadapi klien.
34
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan Cross sectional yaitu penelitian
dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada waktu
Subyek studi kasus pada penelitian ini melibatkan dua orang klien dan
pengambilan subyek studi kasus perlu ditentukan kriteria inklusi dan kriteria
a. Kriteria inklusi merupakan kriteria subyek studi kasus yang layak untuk
diteliti, yaitu :
35
1) Pasien Diabetes Mellitus yang berobat di UPT Puskesmas Kintamani IV
responden.
b. Kriteria eksklusi merupakan kriteria subyek studi kasus yang tidak layak untuk
diteliti, yaitu :
D. Besar Sampel
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila orang
Pada penelitian ini, masalah yang menjadi fokus dalam studi kasus ini yaitu
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer yaitu
data yang diperoleh secara langsung dari responden dengan cara menjawab
36
Dalam penelitian ini data primer diperoleh langsung dari responden, dan keluarga
Data sekunder adalah data yang didapatkan secara tidak langsung biasanya
berupa data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia (Setiawan A.
2010). Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari register/rekam medik
pasien di UPT Puskesmas Kintamani IV. Pada register/rekam medik dapat dilihat
mengumpulkan data yang berbeda pada sumber data yang sama. Perolehan data
a. Wawancara
secara langsung. Metode dapat dilakukan apabila penulis ingin mengetahui hal-hal
dari responden secara mendalam serta jumlah responden sedikit (Hidayat 2010).
b. Pemeriksaan
37
Pemeriksaan adalah melihat apakah kondisi yang ada sesuai dengan apa
yang dilakukan pada penelitian ini yaitu keadaan umum, kesadaran, keadaan
psikologis, tekanan darah, nadi, suhu, dan respirasi. Pemeriksaan fisik yang
dilakukan yaitu pemeriksaan dari ujung rambut sampai ujung kaki (head to toe)
c. Observasi (pengamatan)
penelitian ini hal-hal yang diobservasi yaitu data subyektif dan data obyektif.
Instrumen data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi
Diabetes Melittus terhadap para responden yang saat itu ditemui oleh peneliti
terhadap 2 orang sampel responden yang telah dipilih sesuai dengan data yang
38
4. Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan dan dibutuhkan dalam penelitian ini adalah tensimeter,
a. Editing
Mengkaji dan meneliti data yang telah terkumpul, memeriksa apakah data
sudah baik atau tidak, sehingga dapat dipersiapkan untuk proses selanjutnya.
b. Data Entry
c. Tabulating
a. Reduksi data
yang memenuhi kriteria penelitian dari data catatan yang didapat di UPT
Puskesmas Kintamani IV seperti rekam medis untuk diteliti pada lembar asuhan
keperawatan.
39
b. Penyajian data
serta hasil dari wawancara secara langsung dengan responden tentang sikap dan
bentuk narasi. Dalam penyajian data ini, peneliti juga akan menampilkan
dokumen, surat, atau rekaman hasil wawancara dnegan responden sebagai data
bukti penelitian.
data yang telah didapat dan diproses, untuk selanjutnya akan diverifikasi untuk
Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap
kegiatan penelitian yang terlibat antara pihak peneliti, pihak yang diteliti (subjek
40
diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan
harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang harus ada dalam
yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi dan
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menulis kode
pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. Untuk
menjaga kerahasiaan pada lembar yang telah diisi oleh responden, penulis tidak
3. Kerahasiaan (Cofidentiality)
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. Peneliti
menjelaskan bahwa data yang diperoleh dari responden akan dijaga kerahasiaanya
oleh peneliti.
41
DAFTAR PUSTAKA
ADA. 2015. “Goals of Care – ADA 2015 ADA Standards of Care 2015
Objectives Diabetes Education Services © 1998-2015 1 . Strategies for
Improving Care 1 . Keep It Patient Centered Diabetes Education Services ©
1998-2015,” 1–24.
Astuti, Arifka D W I. 2017. “Hubungan Tingkat Spiritualitas Dengan Self
Efficacy Pada Pasien Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Mlati I
Yogyakarta.”
Effendy, Nurlaila. 2009. “Perkembangan Psikologi : Kelahiran Integral?”
Hidayat, Aziz Alimul. 2010. Metode Penelitian Kebidanan Dan Tehnik Analisis
Data. Surabaya: Salemba Medika.
Idf. 2014. “Introduction.” Diabetes Care 38 (January):S1–2.
https://doi.org/10.2337/dc15-S001.
Jafari dkk. 2014. “Spiritual Well-Being and Quality of Life of Iranian Adults with
Type 2 Diabetes.” Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine
2014:1–8. https://doi.org/10.1155/2014/619028.
Kemenkes RI. 2014. “Situasi Dan Analisis Diabetes.” Pusat Data Dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI. https://doi.org/24427659.
Notoatmodjo. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Saryono. 2011. Metode Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Setiawan A., dan Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan. Jakarta: Nuha
Medika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. “Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia”
1.
42
Lampiran 1
RENCANA JADWAL PENELITIAN
GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN DISTRES SPIRITUAL DI UPT
PUSKESMAS KINTAMANI IV TAHUN 2018
Bulan
No Kegiatan Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan Penyusunan Usulan
Penelitian
2 Penyusunan Usulan Penelitian
3 Ujian Usulan Penelitian
4 Revisi Usulan Penelitian
5 Persiapan Pengumpulan Data
6 Pengumpulan Data
7 Penyusunan KaryaTulis Ilmiah
8 Seminar KaryaTulisIlmiah
9 Revisidan Penyelesaian
KaryaTulisIlmiah
45
Lampiran 2
NO KETERANGAN BIAYA
A Tahap Persiapan
Penyusunan proposal Rp. 350.000,00
Penggandaan proposal Rp. 250.000,00
Revisi proposal Rp. 100.000,00
B Tahap Pelaksanaan
Penggandaan lembar pengumpulan data Rp. 200.000,00
Transportasi dan akomodasi penulis Rp. 250.000,00
C Tahap Akhir
Penyusunan laporan Rp. 350.000,00
Penggandaan laporan Rp. 250.000,00
Revisi laporan Rp. 250.000,00
Biaya Tidak Terduga Rp. 300.000,00
Total Biaya Rp. 2.300.000,00
46
Lampiran 3
Kepada
Dengan hormat,
Tahun 2018”.
Oleh karena itu, mohon kesediaan bapak atau ibu untuk menjawab pertanyaan yang
akan diajukan oleh penulis secara lisan melalui wawancara secara jelas. Penulis akan
menjamin kerahasiaan identitas bapak atau ibu dan informasi yang diberikan hanya
akan digunakan sebagai data untuk penelitian dan masukan bagi petugas untuk
mengucapkan terima kasih atas kesediaan dan partisipasi bapak atau ibu.
Hormat saya,
I Putu Sudarsa
NIM. P07120017251
47
Lampiran 4
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan turut berpartisipasi menjadi
Tahun 2018” yang dilaksanakan oleh I Putu Sudarsa. Sebelumnya saya telah diberikan
penjelasan tentang penelitian ini dan data saya akan dirahasiakan. Apabila saya merasa
kurang nyaman, peneliti akan menghentikan pengumpulan data dan saya berhak
mengundurkan diri.
Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk mengikuti penelitian ini secara sukarela
(Responden)
48
Lampiran 5
Tahun 2018
Tanggal Penelitian : / /
Petunjuk pengisian :
2. Jawablah pada kolom yang tersedia, dengan cara member tanda √ pada kolom
3. Pertanyaan yang tidak sesuai dengan keadaan klien atau perawat diberi tanda X
Observasi
No Pengkajian
Ya Tidak
1 Riwayat Keperawatan
2 Pengkajian Klinis
3 Faktor Predisposisi
a. Faktor Keyakinan
b. Faktor Psikologis
c. Faktor Biologis
49
d. Faktor Sosial Budaya
e. Faktor Genetik
f. Perilaku
h. Posisi Sosial
i. Status Emosional
k. Status
l. Fisik
4 Faktor Presipitasi
a. Kejadian Stresfull
b. Ketegangan Hidup
a. Respon Kognitif
b. Respon Afektif
c. Respon Fisiologi
d. Respon Sosial
e. Respon Perilaku
6 Sumber Koping
7 Obat - Obatan
50
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Observasi
No Diagnosa Keperawatan (PES)
Ya Tidak
1 Problem
Distress Spiritual
2 Etiology
5) Merasa bersalah
6) Merasa terasing
51
4) Koping yang tidak efektif
C. PERENCANAA KEPERAWATAN
Observasi
No Rencana Tindakan Keperawatan
Ya Tidak
52
dan memfokuskan pada kejadian dan hubungan yang
memberikan kekuatan dan dukungan spiritual
d. Rawat klien dengan bermartabat dan hormat dengan cara
menghargai pendapat dan keyakinan klien.
e. Dorong partisipasi dalam hubungan dengan anggota
keluarga, teman dan orang lain.
f. Jaga privacy dan ketenangan untuk kegiatan spiritual
53
d. Dorong menggunakan sumber-sumber spiritual seperti
tokoh-tokoh agama, literatur-literatur atau buku yang
sesuai dengan keyakinan, tersedianya tempat-tempat
beribadah dan alat-alat dalam menjalankan ritual
keyakinannya.
e. Menyerahkan ke tokoh agama yang pilih
h. Menunjukkan empati
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Observasi
No Implementasi Keperawatan
Ya Tidak
54
c. Jangan mengasumsi klien tidak mempunyai kebutuhan
spiritual
d. Mengetahui pesan non verbal tentang kebutuhan
spiritual pasien
e. Berespon secara singkat, spesifik dan factual
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Observasi
No Kriteria Tujuan Keparawatan
Ya Tidak
55
merasa kehidupannya berarti/bermakna
2 Objektif : Pasien Mampu beristirahat dengan tenang,
Menerima keputusan moral / etika,
mengekspresikan rasa damai berhubungan
dengan Tuhan, Menunjukkan hubungan yang
hangat dan terbuka dengan pemuka agama,
Mengekspresikan arti positif terhadap situasi
dan keberadaannya, Menunjukkan afek positif
tanpa perasaan marah, rasa bersalah dan
ansietas, menunjukkan perilaku lebih positif,
Mengekspresikan arti positif terhadap situasi
dan keberadaannya
3 Assesment : Tujuan tercapai apabila respon pasien sesuai
dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah
ditentukan, tujuan belum tercapai apabila respon
pasien tidak sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan
4 Planning : Pertahankan kondisi pasien apabila tujuna
tercapai, lanjutkan perencanaan apabila terdapat
tujuan yang belum mampu dicapai oleh pasien
56