Anda di halaman 1dari 6

1. Metode Geolistrik ada yang bersifat aktif dan bersifat pasif.

Jelaskan
Metode Geolistrik secara garis besar dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
A. Geolistrik yang bersifat pasif
Dimana energi yang dibutuhkan telah ada terlebih dahulu sehingga tidak diperlukan adanya
injeksi/pemasukan arus terlebih dahulu. Geolistrik macam ini disebut Self Potensial (SP).
Self Potensial
Metode Self potential (SP) adalah metode pasif, karena pengukurannya dilakukan tanpa
menginjeksikan arus listrik lewat permukaan tanah, perbedaan potensial alami tanah diukur
melalui dua titik dipermukaan tanah. Potensial yang dapat diukur berkisar antar beberapa millivolt
(mV) hingga 1 volt.
Self potensial adalah potensial spontan yang ada di permukaan bumi yang diakibatkan oleh adanya
proses mekanis ataupun oleh proses elektrokimia yang di kontrol oleh air tanah. Proses mekanis
akan menghasilkan potensial elektrokinetik sedangkan proses kimia akan menimbulkan potensial
elektrokimia (potensial liquid-junction, potensial nernst) dan potensial mineralisasi.
B. Geolistrik yang bersifat aktif
Dimana energi yang dibutuhkan ada karena penginjeksian arus ke dalam bumi terlebih dahulu.
Geolistrik macam ini ada 2 metode, yaitu metode resistivitas (tahanan jenis) dan polarisasi
terimbas (Induced Polarisation)
-Resistivity
Metode geolistrik resistivitas adalah salah satu metode dalam bidang Geofisika yang digunakan
untuk menyelidiki lapisan bawah permukaan (subsurface prospecting method) dangkal
berdasarkan tingkat resistivitas batuannya di bawah permukaan bumi.Melalui pengukuran dengan
metode geolistrik resistivitas dapat diketahui keadaan lapisan geologi bawah permukaan seperti
lapisan akuifer yang didalamnya tersusun oleh batuan dengan porisitas dan permeabilitas yang
tinggi dengan menggunakan tahanan jenis batuan.
-Induksi Polarisasi
Pada prinsipnya dilakukan dengan cara memutuskan arus listrik yang di injeksikan ke dalam
permungkaan bumi. Selanjutnya tampak bahwa beda potensial antara kedua elektroda tidak
lansung menunjukan angka nol saat arus tersebut di putuskan. turun secara perlahan lahan dalam
selang waktu tertentu. Sebaliknya apabila arus dihidupkan maka beda potensial akan kembali pada
posisi semula dalam waktu yang sama.
2. Jelaskan Konfigurasi pengukuran dalam geolistrik dan bagaimana dalam aplikasinya
A. Konfigurasi Schlumberger
Konfigurasi Schlumberger merupakan konfigurasi empat elektroda dimana terdapat sepasang
elektroda arus yaitu C1-C2 atau A-B dan sepasang elektroda potensial P1-P2 atau M-N, dimana
terdpat titik tengah dimana jarak dari pusat dengan elektroda potensial disebut l, dan jarak antara
pusat dengan elektroda arus disebut L, dimana jarak antar elektroda potensialnya 2l, dimana (l-x)
> Dalam pengukurannya konfigurasi ini biasanya sering diubah pada jarak antar elektroda arusnya,
dan terkadang elektroda potensialnya tetap. Maka untuk nilai resistivitasnya yaitu ρ=KR. Dalam
konfigurasi ini, dapat digunakan untuk resistivity mapping dan sounding, konfigurasi ini sangat
baik untuk VES (Vertikal ElectricalSounding) dan tidak cocok untuk CST (constant separation
traversing). Memiliki sensitivitas orientasi yang baik, sensitivitas lateral yang baik dalam
penentuan ketidakhomogenan.
B. Konfigurasi Wenner
Dalam konfigurasi Wenner yaitu konfigurasi empat elektroda dimana jarak antar
C1P1=P1P2=P2C2=a, dimana kedua pasang elektroda ini dipasang secara simetris terhadap titik
sounding.
C. Konfigurasi Wenner- Schlumberger
Konfigurasi Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara
konfigurasi Wenner dan Schlumberger. Dalam konfigurasi ini jarak antara elektroda P1-P2 adalah
a dan jarak spasi antar C1-P1=P2-C2 yaitu na. Dalam konfigurasi ini, Sehingga spasi jarak
elektrodanya konstan. Dari konfigurasi ini memiliki kelebihan cakupan secara horizontal,
penetrasi kedalaman yang baik. Pada gambar dibawah menunjukkan bahwa pola sensitivitas,
meningkat seiring besarnya n, dan sensitivitasnya menjadi positif, dan tertinggi pada P1-P2 dan
menyebar mendekati C1-C2. Sangat sensitif terhadap perubahan horizontal oleh sebab itu baik
untuk survey kedalaman.
D. Konfigurasi Dipole-dipole
Konfigurasi Dipole-Dipole yaitu konfigurasi dimana sepasang elektroda antara arus dan potensial
terpisah, jarak spasi antar elektroda C1-C2 dan P1-P2 adalah a, sedangkan untuk jarak C1 dan P1
adalah na, atau lebih singkat dinyatakan jarak antar dipole harus lebih besar.Keunggulan dari
konfigurasi ini sangat baik untuk penetrasi kedalaman, dan CST. Untuk kesensitifan yang tinggi
untuk arah horizontal dan sedang untuk arah vertikal, untuk memperoleh adata maksimal maka
harus lebih banyak elektroda namun ini juga menyebabkan sinyal yang ditangkap rendah, sehingga
konfigurasi ini sangat baik untuk survey mapping horizontal.
E. Konfigurasi Pole-pole

Konfigurasi Pole-pole adalah konfigurasi dengan salah satu elektroda potensial dan elektroda
arusnya dibentangkan dengan jarak tak hingga, atau C1 dan P2 tak hingga, dimana jarak antara B-
M atau C2-P1 adalah a.
F. Konfigurasi Pole-dipole
Konfigurasi Pole-dipole adalah konfigurasi elektrodanya slah satu dari elektroda potensial atau P2
dibentangkan pada jarak tak hingga, sedangkan untuk jarak spasi C1-C2 yaitu a dan jarak spasi C2
dan P1 adalah na.
3. Metode geofisika yang paling cocok untuk suatu eksplorasi bahan galian bijih besi.Bagaimana
interprestasi awal bahan galian tersebut
Metode geomagnet digunakan karena bijih besi yang memiliki magnet dapat memberikan
gambaran mengenai penyebaran bijih besi yang berada di bawah permukaan berdasarkan anomali
medan magnet, untuk metode geolistrik tahanan jenis (resistivity) karena dengan metode ini dapat
mengetahui ketebalan lapisan bijih besi yang berada di dalam tanah berdasarkan harga resistivitas
bijih besi. Konfigurasi yang dipakai adalah konfigurasi Wenner alpha. Paket program yang
digunakan adalah RES2DINV sehingga hasil output program yang bisa ditampilkan adalah hasil
Resistivity. Untuk Prospeksi awal pola yang di lakukan adalah pengukuran Geomagnet, sedangkan
penyebaran dan kedalaman benda Magnetit yang di duga Bijih Besi akan di tunjukkan pada
RES2DINV. Rekomendasi dari 2 metode bisa di gunakan untuk pendugaan potensi Bijih Besi di
daerah tersebut
Peta Anomali Geomagnet di buat dengan bantuan program surfer. Semua data pengukuran
Anomali Geomagnet yang telah di download dari alat geomagnet kemudian dimasukan kedalam
program surfer sebagi data base, akan tetapi data ini harus digabungkan terlebih dahulu dengan
data koordinat titik pengukuran. Setelah data masuk kedalam data surfer maka dilanjutkan dengan
membuat kontur, dimana anomali geomagnet yang sama akan dihubungkan dengan garis kontur.
Dengan demikian maka dapat diketahui klosur anomali geomagnet positif dan klosur anomali
geomagnet negatif.
4. Prinsip kerja Geoseismik

Seismik adalah suatu metode geofisika yang didasari oleh prinsip perambatan gelombang. Prinsip
kerja metode seismik yaitu membuat gelombang kejut mekanis dari sumber getar buatan
dipermukaan bumi, kemudian merambat ke dalam media batuan. Selanjutnya sinyal yang
dihasilkan adalah gelombang pantul yang merambat kembali ke permukaan bumi, direkam dengan
menggunakan geophone atau hydrophone (Aswad, 2006).

Gelombang seismik adalah gelombang elastik yang merambat dalam bumi dimana bumi sebagai
medium gelombang terdiri dari beberapa lapisan batuan yang antar satu lapisan dengan lapisan
lainnya mempunyai sifat fisis yang berbeda sehingga ketidak-kontinuan sifat medium ini
menyebabkan gelombang seismik yang merambatkan sebagian energinya dan akan dipantulkan
serta sebagian energi lainnya akan diteruskan ke medium di bawahnya (Telford dkk, 1976).
5. Jelaskan tahapan eksplorasi berdasarkan klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan SNI Amandemen
1- SNI 13-47261998 meliputi a) metode,b) tujuan dan,c) tingkat ketelitian
Tahap Eksplorasi (exploration Stages) adalah urutan penyelidikan geologi yang ummnya
melalui empat tahap: (1) survei tinjau, (2) prospeksi, (3) eksplorasi umum, dan (4) eksplorasi rinci.
1. Surevei Tinjau (Reconnaissance) adalah tahap eksplorasi untuk mengidentifikasi daerah yang
berpotensi bagi keterdapatan mineral pada skala regional terutama berdasarkan hasil studi
geologi regional.
Metode: pemetaan geologi regional, pemotretan udara dan metode tidak langsung lainnya, dan
inspeksi lapangan pendahuluan.
2. Prospeksi (Prospecting) adalah tahap eksplorasi untuk mempersempit daerah yang
mengandung endapan mineral yang potensial.
Metode: pemetaan geologi untuk mengidentifikasi singkapan, geokimia, geofisika, paritan,
pemboran, sampling.
3. Eksplorasi Umum (General Exploration) adalah tahap eksplorasi yang merupakan deliniasi
awal suatu endapan yang teridentifikasi.
Metode: pemetaan geologi, percontohan dengan jarak yang lebar, pembuatan paritan dan
pemboran untuk evaluasi pendahuluan kuantitas dan kualitas, interpolasi secara terbatas.
Tujuan: menentukan gambaran geologi suatu endapan mineral berdasarkan indikasi sebaran,
perkiraan awal mengenai ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas.
Tingkat ketelitian: dapat digunakan untuk menentukan apakah studi kelayakan tambang dan
eksplorasi rinci diperlukan
4. Eksplorasi Rinci (Detailed Exploration) adalah tahap eksplorasi untuk menggambarkan
secara rinci dalam 3-dimensi endapan mineral yang telah diketahui
Metode: percontohan singkapan, paritan, lubang bor, shaft dan terowongan.
Tujuan: menggambarkan secara rinci dalam 3-dimensi endapan mineral
Tingkat ketelitian: jarak pengambilan conto sedemikian rapat sehingga ukuran, bentuk, sebaran,
kuantitas dan kualitas dan ciri lain endapan mineral dapat ditentukan dengan tingkat ketelitian
yang tinggi.
6. Jelaskan pengertian Prospeksi Geokimia
Disebutkan berbagai pengertian/definisi prosepeksi geokimia tetapi intinya adalah STUDI
TERHADAP BUMI DAN KOMPONENNYA, yaitu
1. Menentukan melimpahnya suatu elemen di permukaan bumi. Eksploitasi pada dasarnya
menggali suatu elemen yang ditemukan melimpah di suatu tempat di permukaan bumi.
2. Melakukan kajian terhadap distribusi dan migrasi berbagai elemen (dalam bentuk batuan,
mineral, udara, air, dll)
3. Menentukan penyimpangan dari nilai rata-rata (back ground) suatu sebaran geokimia.
Indikasi mineralisasi terjadi apabila ditemukan anomali terhadap nilai back ground.
4. Gambaran lokal terhadap hasil pengukuran geokimia pada daerah yang relatif luas.
5. Secara keseluruhan akan menggambarkan pertimbangan pemanfaatan logam secara
komersial melalui stratagi eksplorasi yang dikembangkan
7.Jelaskan Manfaat Klasifikasi Goldsmith’s dalam kegiatan prospeksi Geokimia.
Jelaskan sifat resistensi elemen Geokimia yang bermanfaat dalam kegiatan prospeksi Geokimia.
Manfaat klasisikasi Goldsmith’s adalah dapat mengkelompokkan mineral-mineral kedalam 4
kelompok sehingga mempermudah dalam identifikasinya. Goldschmidt membagi elemen menjadi
4 kelompok berdasarkan afinitetnya yang diartikan sebagai kesamaan suatu sifat kimia dan fisik
yang sama sehingga berbagai elemen akan dijumpai secara bersama-sama pula.
a. Siderophile: berasosiasi dengan logam besi, yaitu elemen yang mempunyai potensial
ionisasi tinggi (Ni, Co, dan Au)
b. Chalcophile: berafinitet dengan sulfur, yaitu elemen yang mempunyai potensial ionisasi
menengah (Cu, Zn, Pb, dan Ag)
c. Lithophile: berafinitet dengan oksigen, yaitu elemen yang mempunyai potensial ionisasi
rendah (Na, K, Ca, dan Mg)
d. Atomophile: berafinitet elemental (H, dan N)
Sifat Resistensi
Resistensi/kestabilan suatu elemen geokimia atau mineral terhadap pengaruh pelapukan kimiawi
dan fisik yang normal akan mempengaruhi derajad dispersinya. Elemen yang resisten/stabil (misal
Be, Au, Sn, dan Ti) akan terdispersi lebih jauh dibandingkan elemen yang kurang resisten.
8. Jelaskan metode Tracing Float dalam mendeteksi keberadaan badan bijih
Tracing (penjejakan) float ini pada dasarnya merupakan kegiatan pengamatan pada pecahan-
pecahan (potongan-potongan) batuan seukuran kerakal s/d boulder yang terdapat pada sungai-
sungai, dengan asumsi bahwa jika terdapat pecahan-pecahan yang mengandung mineralisasi, maka
sumbernya adalah pada suatu tempat di bagian hulu dari sungai tersebut. Dengan berjalan ke arah
hulu, maka diharapkan dapat ditemukan asal dari pecahan (float) tersebut.
Intensitas, ukuran, dan bentuk butiran float yang mengandung mineralisasi (termineralisasi) dapat
digunakan sebagai indikator untuk menduga jarak float terhadap sumbernya. Selain itu sifat dan
karakteristik sungai seperti kuat arus, banjir, atau limpasan juga dapat menjadi faktor pendukung.
Selain dengan tracing float, dapat juga dilakukan tracing dengan pendulangan (tracing with
panning). Pada tracing float, material yang menjadi panduan berukuran kasar (besar), sedangkan
dengan menggunakan dulang ditujukan untuk material-material yang berukuran halus (pasir s/d
kerikil). Secara konseptual tracing dengan pendulangan ini mirip dengan tracing float.
9. Jelaskan mengapa disperse sekunder lebih bermanfaat disbanding dengan disperse primer dalam
menemukan keberadaan suatu badan bijih
Mengapa dispersi sekunder sangat penting dalam kajian geokimia/ karena dispersi sekunder akan
membuat berbagai elemen dalam bijih tersebar disekeliling badan bijih dan akan memperbesar
target area. Target area yang luas dalam eksplorasi geokimia akan memungkinkan suatu
mineralisasi terdeteksi pada jarak jauh dengan melihat anomali kandungan logam dalam tanah,
stream sedimen, tanaman dan air permukaan maupun air tanah.
10. Jelaskan pengertian Pathfinder dalam kegiatan prospeksi Geokimia
1. Pathfinder merupakan indikator yang berasal dari suatu asosiasi elemen yang sedang dicari.
Semakin umum dan melimpah suatu asosiasi elemen maka semakin mudah dalam
analisisnya dan menghasilkan ketepatan dalam mencari logam
2. Contoh pathfinder:
• Elemen As dipakai sebagai pathfinder untuk mencari cebakan emas. Di Rhodesia
kandungan As rata-rata 400 kali dalam daerah mineralisasi dapat dipandang sebagai
anomali
• Elemen Pb dan Zn sebagai pathfinder untuk fluorit
• Gas Rn dan He untuk pathfinder uranium (U) dan hidrokarbon
• Gas Hg untuk pathfinder berbagai bijih logam dasar
• Gas SO2 untuk pathfinder cebakan sulfida
3. Syarat pathfinder: mudah dijumpai di tanah, murah dan cepat dalam analisisnya
4. Kesimpulan: dispersi elemen pada lingkungan sekunder dapat membantu mempersempit
target area.

Anda mungkin juga menyukai