Anda di halaman 1dari 13

DISA NOVELLIN

04011281419134
BETA 2014

ANALISIS MASALAH
1. Tn. Ambu 42 tahun pernah dirawat di RSUD Kabupaten Singaruju karena penyakit
kencing manis. Pasien kontrol ke RSUD tersebut 1 bulan yang lalu, kemudian
dirujuk balik ke Puskesmas Merpati di desanya. Puskesmas Merpati merupakan
puskesmas kecamatan dengan tenaga kesehatan dan peralatan yang lengkap dan
sudah terakreditasi serta menerima rujukan dan menanganinya sesuai SOP yang ada
di puskesmas tersebut.
a. Bagaimana suatu Puskesmas dikatakan memiliki tenaga kesehatan dan peralatan
yang lengkap? 1.8.4
b. Apa saja syarat-syarat akreditasi Puskesmas? 2.9.5
Syarat-syarat akreditasi puskesmas dijelaskan dalam Permenkes No.46
tahun 2015. Persyaratan Puskesmas sebagai Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama. Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan dan
ruang, prasarana, peralatan, dan ketenagaan. Dimana setiap persyaratan memiliki
poin-poin penilaian tersendiri.
c. Bagaimana sistem rujukan pada sistem kesehatan nasional? 3.10.6
2. Dr. Amri adalah dokter fungsional di Puskesmas Merpati yang menerima rujukan
balik Tn. Ambu dan menanganinya secara baik sesuai dengan SOP yang ada di
Puskesmas tersebut. Setelah melakukan pemeriksaan terhadap Puskesmas Merpati
dr. Amri melaporkan kasus Tn. Ambu pada Mirna (Pimpinan Puskesmas Merpati).
Dr. Mirna meminta dr. Amri untuk melakukan tatalaksana terhadap kasus Tn. Ambu
dengan menggunakan prinsip-prinsip pelayanan Dokter Keluarga dan Mandala of
Health.
a. Bagaimana tatalaksana Tn. Ambu setelah rujukan balik sesuai dengan prinsip
pelayanan dokter keluarga dan Mandala of Health? 4.11.7
b. Apa saja SOP dokter yang berpraktek di Puskesmas? 5.1.8

3. Dr. Mirna yakin bahwa di keluarga Tn. Ambu masih ada yang menderita kencing
manis, bahkan mungkin telah mengalami komplikasi klinis lainnya. Dr. Mirna
mengingatkan dr. Amri untuk melakukan spesific problem solving yang berpusat
pada Tn. Ambu dengan penanganan secara komprehensif dan menyeluruh melalui
pendekatan keluarga. Dr. Mirna juga mengingatkan dr. Amri untuk berkolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain di Puskesmas Merpati.
a. Siapa saja tenaga kesehatan lain yang diperlukan untuk menangani kasus
kencing manis secara komprehensif dan menyeluruh? 6.2.9
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
kesehatan, serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan
di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.
Menurut World Health Organization (WHO), pengertian Sumber Daya
Manusia (SDM) kesehatan adalah semua orang yang kegiatan pokoknya
ditujukan untuk meningkatkan kesehatan. Mereka terdiri atas orang-orang yang
memberikan pelayanan kesehatan seperti dokter, perawat, apoteker, teknisi
laboratorium, manajemen, serta tenaga pendukung seperti bagian, administrasi,
keuangan, sopir, dan lain sebagainya.
Kolaborasi kesehatan adalah hubungan kemitraan yang bergantung satu
sama lain dan memerlukan perawat, dokter, dengan profesi lain untuk
melengkapi satu sama lain ahli-ahli berperan secara hirarki (Kemenkes RI,
2002).
Prinsip-prinsip Kolaborasi Tim Kesehatan:
i. Ptient-centered Care: Prinsip ini lebih mengutamakan kepentingan dan
kebutuhan pasien. Pasien dan keluarga merupakan pemberi keputusan dalam
masalah kesehatannya.
ii. Recognition of patient-physician relationship: Kepercayaan dan berperilaku
sesuai dengan kode etik dan menghargai satu sama lain.
iii. Physician as the clinical leader: Pemimpin yang baik dalam pengambilan
keputusan terutama dalam kasus yang bersifat darurat.
iv. Mutual respect and trust: Saling percaya dengan memahami pembagian
tugas dan kompetensinya masing-masing.

Pentingnya Kolaborasi Tim Kesehatan dan Patient Safety


Kolaborasi tim kesehatan sangatlah penting karena masing-masing tenaga
kesehatan memiliki pengetahuan, keterampilan, kemampuan, keahlian, dan
pengalaman yang berbeda. Dalam kolaborasi tim kesehatan, mempunyai tujuan
yang sama yaitu sebuah keselamatan untuk pasien. Selain itu, kolaborasi tim
kesehatan ini dapat meningkatkan performa di berbagai aspek yang berkaitan
dengan sistem pelayanan kesehatan. Semua tenaga kesehatan dituntut untuk
memiliki kualifikasi baik pada bidangnya masing-masing sehingga dapat
mengurangi faktor kesalahan manusia dalam memberikan pelayanan kesehatan.

b. Bagaimana cara menangani kasus Tn. Ambu dengan melakukan pendekatan


spesific problem solving? 7.3.10

3. Di rumah Tn. Ambu tinggal bersama istri dan ketiga anaknya yang semuanya
mengidap gatal-gatal sejak lebih dari 2 tahun yang lalu. Gatal dirasakan terutama
pada malam hari di daerah sela-sela jari, lipatan bokong, leher, punggung dan perut.
Gatal sudah pernah diobati di Puskesmas beberapa kali dengan krim antibiotik dan
puyer namun keluhan tidak pernah hilang. Anggota keluarga lain yang tinggal
serumah juga memiliki keluhan yang serupa, begitu juga para tetangga. Anak-
anaknya sering menggaruk bagian tubuh yang gatal sehingga timbul koreng dan
bekas luka. Mereka juga sering menggunakan pakaian yang sama berulang kali
sebelum dicuci dan menggunakan handuk bergantian dengan ibunya yang juga
memiliki keluhan gatal serupa. Dari hasil pemeriksaan fisik pada ibu dan ketiga anak
Tn. Ambu didapatkan papul multiple berukuran milier di seluruh tubuh terutama di
daerah lipatan paha dan bokong, sela jari tangan dan kaki sebagian eritematosa. Juga
terdapat pustule, erosi dan ekskoriasi yang ditutupi krusta merah kehitaman serta
tampak bekas garukan (stratch mark). Dari pemeriksaan parasitologi yang telah
dilakukan pada pasien, nenek pasien, dan seorang tetangga dengan gejala gatal
serupa, ditemukan tungau dan telur Sarcoptes scabiei dari kerokan kulit.
a. Bagaimana tindakan promotif dan preventif pada kasus keluarga Tn. Ambu?
8.4.11
b. Bagaimana tatalaksana sebagai dokter keluarga untuk menangani kasus keluarga
Tn. Ambu dan lingkungan sekitarnya yang mengalami gejala gatal-gatal seperti
pada kasus dengan prinsip pelayanan dokter keluarga? 9.5.1.11

Tatalaksanan Scabies
1. Aspek individu
a. Spirit : meyakinkan bahwa scabies merupakan suatu penyakit yang
dapat disembuhkan apabila ada keyakinan dari Tn. Ambu, dari segi
pengobatan dan pencegahan tentang penularan scabies.
b. Body :lebih memberikan edukasi tentang personal hygene(terutama
dari pakaian, cara cuci tangan, dsb)
c. Mind : memberikan edukasi yang informatif tentang scabies, mulai
dari penyebab hingga penatalaksaannya.

2. Aspek keluarga
Penularan scabies bisa terjadi secara kontak langsung atau bersentuhan kulit-
kulit dan hubungan suami istri. Bisa juga terjadi secara tak langsung misalnya
melalui pakaian, handuk, dan tempat tidur yang dipakai bersama-
sama.Bekerjasama dengan pihak keluarga untuk menunjang kesembuhan Tn.
Ambu, baik secara jasmani maupun rohani. Secara jasmani, dapat dengan
didukung dari menjaga kebersihan diri pada anggota keluarga agar mencegah
penularan scabies satu sama lain (ping pong phenomena), seperti tidak
memakai handuk bersamaan, dsb.

3. Aspek komunitas
Lebih menekankan pada program promotif dan preventif tentang kebersihan
individu dan lingkunan, seperti cuci semua pakaian, seprai, dan handuk yang
digunakan dalam 3 hari sebelum memulai pengobatan. Gunakan air panas pada
bilasan terakhir sebelum menjemurnya. Bersihkan dengan hati-hati tempat
tidur, sofa, ruangan atau kamar yang digunakan oleh orang yang memiliki
kudis atau.gudikan.
4. Aspek budaya
Menanamkan nilai budaya terutama tentang kebersihan sejak dini, sehingga
masyarakat terbiasa hidup bersih, dan mencegah terjadinya penyakit, terutama
penyakit kulit (penyakit menular).

c. Mengapa keluhan gatal-gatal tidak pernah hilang setelah dilakukan pengobatan


beberapa kali? (kaitkan dengan siklus penularan scabies) 10.6.2

4. Tn. Ambu tinggal di rumah kontrakan dengan satu kamar berukuran 2m x 1.5m.
sinar matahari tidak dapat masuk ke dalam rumah, penerangan tergantung pada satu
lampu pijar 25 watt. Ventilasi kurang, rumah terasa lembab, hanya ada satu jendela
kecil 30cm x 50 cm. Kebersihan dan kerapian rumah kurang, seluruh anggota
keluarga menggunakan kamar mandi dan jamban umum. Fasilitas dapur digunakan
bersama-sama dengan penghuni kontrakan lain. Air minum dan air untuk masak
didapat dengan membeli air mineral dalam galon, dan air untuk mandi-cuci-kakus
dari pompa tangan. Saluran air dialirkan ke got di depan rumah yang mengalir. Tidak
ada tempat sampah baik di dalam maupun di luar rumah, sehingga sampah
berserakan baik di dalam maupun di luar rumah. Gaji Tn. Ambu sebagai kepala
keluarga (KK) ± Rp700.000/bulan dengan biaya mengontrak rumah
Rp150.000/bulan dan tidak mempunyai sumber pendapatan lainnya.
a. Apa saja kriteria rumah sehat dilihat dari aspek-aspek berikut dan bagaimana
keadaan rumah Tn. Ambu serta tatalaksana terhadap faktor lingkungan tersebut
sesuai dengan gaji yang dimilikinya?
- Ukuran rumah 11.7.3
- Penyinaran 1.8.4
- Ventilasi 2.9.5
Ventilasi yang baik dalam uangan harus memenuhi syarat-syarat,
antara lain :
1. Luas lubang ventilasi tetap (permanen) minimal 5% dari luas lantai
ruangan dan luas lubang ventilasi insidentil yaitu ventilasi yang dapat
dibuka dan ditutup minimal 5% dari luas lantai, sehingga luas ventilasi
permanen dan isedentil adalah 10% dari luas lantai ruangan.
2. Udara yang masuk ke dalam ruangan harus udara yang bersih, tidak
dicemari oleh asap dari sampah. pabrik, knalpot, debu dan lain-lain.
3. Udara diusahakan mengalir secara cross ventilation yaitu dengan
menempatkan lubang hawa yang saling berhadapan antara dua
dinding ruangan

- Jamban dan MCK 3.10.6


- Air 4.11.7
- Pengelolaan sampah 5.1.8
b. Siapa saja profesi yang terlibat dalam penanganan masalah Tn. Ambu? 6.2.9
1 Tenaga medis (dokter dan dokter gigi),
2 Tenaga keperawatan (perawat dan bidan),
3 Tenaga kefarmasian (apoteker, analis farmasi, dan asisten apoteker),
4 Tenaga kesehatan masyarakat (epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan,
mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan, dan
sanitarian),
5 Tenaga gizi (nutrisionis dan dietisien),
6 Tenaga keterapian fisik (fisioterapis, okupasiterapis, dan terapis wicara)
7 Tenaga keteknisian medis (radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi
elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik prostetik, teknisi
transfusi, dan perekam medis).
Disertai dengan tenaga kesehatan lingkungan dan sanitasi lingkungan, pihak
pemerintahan juga harus ikut menangani masalah seperti Tn. Ambu agar tidak
terjadi keluhan dan kasus serupa.

c. Bagaimana upaya sebagai dokter keluarga dalam melakukan advokasi kepada


pemerintah? 7.3.10

5. Sebagai salah satu dokter yang bertugas dan ikut bersama tim kesehatan dr. Mirna
dan dr. Amri di Puskesmas Merpati, apa yang harus dilakukan dalam
Penatalaksanaan Permasalahan Kesehatan pada keluarga Tn. Ambu berdasarkan
Konsep dan Prinsip Kedokteran Keluarga dan konsep Mandala of Health.
a. Bagaimana tindakan yang dilakukan oleh dr. Amri beserta tim kesehatan lain di
Puskesmas Merpati dalam menangani masalah kesehatan di wilayah kerjanya
berdasarkan konsep dan prinsip kedokteran keluarga serta konsep Mandala of
Health? SEMUA
Maka Tn. Ambu ditatalaksana secara menyeluruh yaitu dari fisik, mental, social
dan spiritual yang dimana termasuk juga lingkungan serta sosialnya. Tn. Ambu
juga ditatalaksana secara komprehensif, selain diberikan pengobatan/pemulihan
kesehatan (curative) dengan obat-obat anti skabies seperti permethrin, lindane,
atau ivermectin), obat simptomatik, dan juga dapat diberi antibiotic jika terdapat
infeksi sekunder atau untuk scabies yang sudah membentuk nodul dapat diberi
injeksi steroid intranodular. Pengobatan scabies ini juga ditujukan kepada seluruh
anggota keluarga yang berada dalam satu rumah tersebut untuk mencegah
terjadinya reexposure and reinfestation. Langkah pencegahan dan proteksi khusus
(preventif) untuk kejadian scabies adalah dengan menghindari kontak langsung
kulit ke kulit, tidak memakai pakaian, handuk dan tempat tidur secara bersamaan
dengan penderita scabies. Langkah pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
(promotive) dapat dilakukan dengan penyuluhan kesehatan mengenai PHBS
kepada warga di lingkungan tersebut dengan melibatkan semua pihak dari tenaga
kesehatan dan tokoh masyarakat.

Berdasarkan Mandala of Health

Gambar 2. Konsep Mandala of Health

DIABETES MELLITUS
1. Aspek individu
 Spirit : meyakinkan bahwa DM merupakan suatu penyakit yang dapat
dikontrol apabila ada keyakinan dari Tn. Ambu
 Body : menjaga diet seimbang, berolahraga teratur
 Mind : memberikan edukasi yang informatif tentang diabetes melitus,
mulai dari penyebab hingga penatalaksaannya.
2. Aspek keluarga
Bekerejasama dengan pihak keluarga untuk menunjang kesembuhan Tn.
Ambu, baik secara jasmani maupun rohani. Secara jasmani, dapat dengan
didukung dari pola makan yang diperhatikan dan aktivitas fisik, seperti senam,
jogging, dsb. Secara rohani, dapat dengan diberikan dukungan moral dan
semangat
3. Aspek komunitas
Menjalankan program senam bersama di desanya, pemeriksaan kadar gula
darah rutin, dan check up kesehatan rutin.
4. Aspek budaya
Mengubah pola pikir masyarakat terutama dari pola makannya, kebanyakan
masyarakat indonesia cenderung makan yang tinggi karbohidrat, diamana
biasanya kandungan gula yang tinggi. Lebih baik diganti makanan yang
banyak mengandung serat (pada penderita DM) dan memperbanyak konsumsi
protein.

SCABIES
1. Aspek individu
 Spirit : meyakinkan bahwa scabies merupakan suatu penyakit yang
dapat disembuhkan apabila ada keyakinan dari Tn. Ambu, dari segi
pengobatan dan pencegahan tentang penularan scabies.
 Body : lebih memberikan edukasi tentang personal hygene (terutama
dari pakaian, cara cuci tangan, dsb)
 Mind : memberikan edukasi yang informatif tentang scabies, mulai
dari penyebab hingga penatalaksaannya.
2. Aspek keluarga
Penularan scabies bisa terjadi secara kontak langsung atau bersentuhan kulit-
kulit dan hubungan suami istri. Bisa juga terjadi secara tak langsung misalnya
melalui pakaian, handuk, dan tempat tidur yang dipakai bersama-sama.
Bekerjasama dengan pihak keluarga untuk menunjang kesembuhan Tn. Ambu,
baik secara jasmani maupun rohani. Secara jasmani, dapat dengan didukung
dari menjaga kebersihan diri pada anggota keluarga agar mencegah penularan
scabies satu sama lain (ping pong phenomena), seperti tidak memakai handuk
bersamaan, dsb.
3. Aspek komunitas
Lebih menekankan pada program promotif dan preventif tentang kebersihan
individu dan lingkunan, seperti cuci semua pakaian, seprai, dan handuk yang
digunakan dalam 3 hari sebelum memulai pengobatan. Gunakan air panas pada
bilasan terakhir sebelum menjemurnya. Bersihkan dengan hati-hati tempat
tidur, sofa, ruangan atau kamar yang digunakan oleh orang yang memiliki
kudis atau gudikan.
4. Aspek budaya
Menanamkan nilai budaya terutama tentang kebersihan sejak dini, sehingga
masyarakat terbiasa hidup bersih, dan mencegah terjadinya penyakit, terutama
penyakit kulit (penyakit menular).

Anda mungkin juga menyukai