Anda di halaman 1dari 3

Anak Gak Gaul Di Sekolah

Meli : “Fuhhh. . . !! Tugas apa’an sih ini? gila! Banyak benget! Mana susah lagi! Eh Arnis, lu udah belom
tugas bahasa nya? (sambil menjatuhkan buku yang dibawanya)

Arnis : “Ha? Tugas apa mel? (Bingung)

Meli : “Aduh Arnis...! Lola banget sih!

Ini nih, tugas bahasa yang kemarin! Emang lu nggak tau?”

Lalu Diana dan Seli menghampiri Meli yang sedang marah-marah.

Diana : “Hey..hey..hey.. Ada apa sih rebut-ribut? Nyantai dong..

Seli : “Nggak taut tuh... Masih pagi tau! Jangan bikin ribut napah?

Meli : “Ini nih, ada tugas bahasa. Masalahnya gue nggak ngerti. Apalagi harus dikumpulin sekarang.
Ah..pusing!”.

Seli : “Halah..nyante aja kali. Tugas begini masa lu nggak bisa?”

Diana : “Ih...masih pagi begini udah mikirin tugas. Mending kita ke kantin deh, Yuk...!” (Mengajak Meli
dan Seli ke kantin)

Ketika sedang berjalan menuju kantin sekolah, Seli, Meli dan Diana bertemu dengan Novita yang nampaknya
baru datang. Novita adalah anak yang selalu menjadi ejekan karena Dianaggap berpenampilan payah dan tidak
punya fashion. Padahal, Novita adalah anak yang lebih mementingkan pendidikan daripada penampilan atau
fashion.

Meli : “Eh, liat tuh.. siapa yang dateng?? Hahaha”.

Diana dan Seli : “Hahahaha...”(Ikut menertawakan Novita)

Seli : “Ah udah yuk ke kantin.!”

Sementara mereka ke kantin, Arnis yang nampaknya masih bingung dengan tugas tersebut, menyempatkan
diri untuk bertanya kepada Novita.

Arnis : “Pagi Novita..! kamu tugas bahasanya sudah belum?”.

Novita : “Sudah kok, Arnis.”

Arnis : “Ehm...boleh nanya nggak?”

Novita : “Boleh kok..” (sambil tersenyum)

Tidak sempat bertanya, Meli, Diana serta Seli datang. Mereka tidak suka Arnis mendekati anak nggak punya
fashion itu.

Diana : “Ohh.. Arnis!

Seli : “Berani ya kamu deket-deket sama anak ini?”.

Meli : “Inget dit, anak ini cupu. Ih...!?”

Arnis : “Yah, kan aku cuman mau tanya tugas ke Novita. Kok kalian jadi marah-marah sih?”

Seli : “Tugas yang mana sih say? Yang ini? (sambil membaca buku yang di meja)

Arnis : “Iya. Memang kamu bisa san?”

Seli : “Ehmm..., kalau cuman begini ya gampang lah dit!”


Arnis : “Kamu bisa?? Coba kamu baca halaman 5.”

Seli : “Ehm..., ya gitu deh... Ehm..., gimana ya? Gimana sih dit? hehe”. (Bingung dan ragu-ragu)

Meli : “Yah, kirain lu bisa san!”

Diana : Bodoh amat lah!

Yauda mending gue pindah duduk di belakang daripada sebangku sama penghianat!” (Menyindir Arnis)

Waktu pelajaran sudah berlalu. Hingga tiba jam istirahat.

Diana : “Sel, ngga ada salahnya ya kalau kita temenan sama Novita. Biarpun kuper, Novita itu pinter lho
sel!

Seli : “Ih..., ogah ah gue temenan sama anak kuper. Pinter mana sama gue?”

Meli : “Ih gila. Lu ngremehin banget. Gak tau ah. Lama-lama lu nyebelin. Mending gue temenan sama
Novita ketimbang sama loe.” (Berjalan mendekati Arnis dan Novita yang sedang ngobrol)

Seli : “Yaudah sana! Gue gak butuh temen kaya lo! Gak penting.”

Diana : “San, kayaknya bener apa kata Meli.Ya, kalau lu tetep kaya gini mending gue gabung sama
mereka. Maaf , San.” (Berjalan menyusul Meli)

Seli : “Oke! Minggir sana Lo! Gue gak butuh kalian!”

Tiba saatnya hasil UAS dibagikan. Teman-teman Seli nampak senang dengan nilai tugas mereka yang
memuaskan. Sementara Seli, terlihat murung karena nilainya pas-pasan.

Meli : “Yey...nilai gue 9!”

Diana : “Haha iya sama nilai gue juga sembilan! Makasih Novita, berkat kamu ini Nov!”

Arnis : “Wah, iya Novita hebat. Lihat nih nov, nilaimu paling tinggi!”

Novita : “Aku ikut seneng deh kalau nilai kalian bagus.

Oya, kira-kira nilai Seli berapa ya?”

Arnis : “Iya ya.. Coba kita samperin yuk! (Berdiri sambil menengok kea rah Seli)

Meli dann Diana : “Iya yuk..”

Mereka datang menghampiri Seli yang nampaknya sedang murung.

Arnis : “Hey Seli, pasti nilai kamu bagus deh. (tersenyum ramah)

Seli : “Apa? Ngapain kalian kesini? Penting nggak sih?”

Novita : “Yah., kan kita cuman pengen tau nilaimu San.”

Diana : “Iya Seli, maksud kita kesini itu baik. Kok kamu ngomongnya gitu sih?” (kecewa)

Meli : “Sudahlah, percuma juga kita kesini. Seli sudah nggak butuh siapa-siapa disini.”

Yaudah yuk, kita ke kantin aja. (kecewa)

Diana : “Iya yuk.. Sudah laper nih!”

(melirik ke arah Seli yang masih terlihat acuh)

Arnis dan Novita : “Okelah..”


KemuDiana mereka ke kantin, karena kecewa dengan perkataan Seli yang angkuh. Tapi baru berjalan dua
langkah, Seli memanggil mereka.

Seli : “Tunggu..!!” (menyesal)

Novita,Diana,Arnis,Meli : “Iya ada apa san?” (menengok sambil menjawab bersahut-sahutan)

Seli : “Ehm.. maaf ya?”

Arnis : “Maaf kenapa Seli?”

Seli : “Ya,, pokonya maaf.” (Menyesal)

Diana : “Iya Seli. Kita maafin kok kalau kamu sudah minta maaf.”

Meli : “Nggak papa kali San. tapi asal kamu tau, Novita nggak seburuk yang kita kira. B uktinya dia mau
bantu kita belajar.”

Seli : “Iya aku tau. Mungkin aku cuman sirik sama Novita.

Yah, aku sadar deh, tanpa kalian aku bukan apa-apa.

Maafin aku ya sahabat-sahabat ku. Kita masih sahabat kan

Novita, maafin aku ya?”

Novita : “Nggak papa kok Seli. Lagipula aku juga nggak mau musuhin kamu”.

Diana : “Iya Seli, kita masih sahabat kok. Senyum dong?”

Seli : “Wah, ternyata kalian masih mau temenan sama aku. Padahal aku sudah egois.

Aku nyesel sudah musuhin Novita.”

Meli, Arnis : “Iya Seli, kita juga minta maaf ya? Soalnya kita sudah diemin kamu,San”

(bersahut-sahutan)

Seli : “Makasih..kalian memang sahabatku.”

Diana : “Iya Seli, aku juga ya San.”

Novita : “Akhirnya..kita jadi temenan deh. Hehe”

Meli : “Sudah-sudah.. jadi ke kantin gak nih? Laper tau!”

(menggoda teman-temannya)

Diana,Arnis, Novita, Seli : ”Heeeeee..”

Lantas, mereka tidak lagi memusuhi Novita.Mereka sadar bahwa pendidikan itu jauh lebih penting katimbang
terlalu banyak memikirakan soal gaya. Dan yang lebih penting lagi, manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa
bantuan orang lain sebagai makhluk sosial. Kini mereka menjadi teman dan melupakan kesalahan-kesalahan
yang sudah usai.

wasq

Anda mungkin juga menyukai