Hidrologia Repair
Hidrologia Repair
PRESIPITASI/HUJAN
PRESIPITASI/HUJAN
Peristiwa jatuhnya cairan atmosfir ke permukaan bumi
yang berupa : hujan, hujan es, salju, embun.
Sumbangan paling besar untuk daerah tropis adalah
hujan sehingga hujan = presipitasi.
TIPE PRESIPITASI/HUJAN
a. HUJAN KONVEKTIF (CONVECTIVE PRESIPITATION).
Tipe hujan untuk daerah tropis.
Udara yang dekat dengan permukaan tanah
kena panas sehingga rapat massa udara
berkurang kemudian udara basah naik ke atas,
mengalami pendinginan sehingga terjadi
kondensasi dan menjadi hujan.
Alat pengukur :
Manual
Otomatis
1.MANUAL :Pengukuran dilakukan 1hari
CORONG LUAS = A
Vol
R= (mm)
A
Vol
2. OTOMATIS : Pengukuran dilakukan > 1 hari / minggu
Beberapa jenis alat pengukur hujan otomatis :
a) Weighting bucket type rain-gauge
b) Float type automatic rain-gauge
c) Tipping bucket type rain-gauge
Intensitas Hujan
1) Metode Mononobe
2) Metode Talbot
3) Metode Sherman
4) Metode Ishigoro
Hujan Rata-rata Daerah Aliran
Data hujan yang tercatat disetiap stasiun penakar hujan adalah tinggi hujan disekitar
stasiun tersebut atau disebut sebagai Point Rainfall. Karena stasiun penakar hujan tersebar
di daerah aliran maka akan banyak data tinggi hujan yang diperoleh yang besarnya tidak
sama. Didalam analisa hidrologi diperlukan data hujan rata-rata di daerah aliran (Catchment
Area) yang kadang-kadang dihubungkan dengan besarnya aliran yang terjadi.
C
Ada tiga cara untuk menghitung hujan rata-rata daerah aliran atau
disebut Area rainfall dari data Point Rainfall yaitu :
R R1 R2 R3 ..... Rn
1
a. Cara Arithmatic
n
atau
66 50 44 40
R 50mm
4
Cara Thiessen Polygon
Cara ini memasukkan factor pengaruh daerah yang 1. Hubungkan masing-masing stasiun dengan garis
diwakili oleh stasiun penakar hujan yang disebut lurus sehingga membentuk polygon segitiga.
sebagai faktor pembobot (weighing factor) atau
disebut juga sebagai Koefisien Thiessen. Besarnya 2. Buat sumbu-sumbu pada polygon segitiga
faktor pembobot, tergantung dari luas daerah tersebut sehingga titik potong sumbu akan
membentuk polygon baru.
pengaruh yang diwakili oleh stasiun yang dibatasi
oleh polygon-polygon yang memotong tegak lurus
3. Polygon baru inilah merupakan batas
pada tengah-tengah garis penghubung dua stasiun. daerah pengaruh masing-masing stasiun
Dengan demikian setiap stasiun akan terletak di penakar hujan.
dalam suatu poligon yang tertutup. Jelasnya poligon-
poligon tersebut dapat diperoleh sebagai berikut :
Hujan rata-rata daerah aliran dapat dihitung sebagai
berikut :
A1 A2 A3 An
R R1 R 2 R 3 ........ R n
A A A A
atau :
1 n
R
A i1
Ai R i
3. Ukur luasan daerah pengaruh dari masing-masing stasiun 4. Hutung koefisien Thiessen (weighting factor)
I 1 I 2
1
R1, 2
2
Sedang dengan menggunakan planimeter luas antara dua Isohyet (A1,2) dan luas
daerah aliran (A) dapat dihitung. Hujan rata-rata daerah aliran dapat dihitung
sebagai berikut :
A 75 0.570
B 65 0.684
C 60 0.472
D 100 0.631
E 120 0.366
F 80 0.853
3.506
Poligon Thiessen
Metode Isohyet
Metode Isohyet
Luas (Km2)
1 0.96
2 1.03
3 0.47
4 0.36
5 0.34
6 0.23
3.39
Tugas 1.
Suatu Daerah Aliran Sungai ( DAS) dengan Rata-Rata point rainfall setiap stasiun seperti di gambar.
?
Hitung Rata-Rata Curah Huran dengan Metode Isohyet pada DAS di bawah ini:
Solusi
Cara Memilih metode
Dari ketiga metode diatas, pemilihan metode yang mana yang cocok dipakai
pada suatu DAS dapat ditentukan dengan mempertimbangkan tiga faktor
berikut :
1. Jaringan-jaringan pos/Stasiun penakar hujan dalam DAS
Jumlah Pos/Stasiun Penakar hujan cukup Metode Isohyet, Thiessen atan aritmetik dapat
dipakai.
Jumlah Stasiun Penaka hujan terbatas Metode Aritmetik atau Thiessen
Stasiun Penakar hujan Tunggal Metode hujan Titik
2. Luas DAS
3.Topografi DAS
2. Periode ulang adalah waktu hipotetik dimana suatu kejadian dengan nilai tertentu,
hujan rencana misalnya,
Akan disamai atau dilampaui 1 kali dalam jangka waktu hipotetik tersebut. Hal ini tidak
berarti bahwa hujan
Rencana akan berulang secara teratur setiap periode ulang tersebut.
Contoh :
Misalnya hujan rencana dengan periode ulang 5 tahun (X5) = 10 mm, tidak berarti hujan
sebesar 10 mm akan
Terjadi secara periodik 1 kali setiap 5 tahun, melainkan setiap tahunnya ada
kemungkinan terjadi 1/5 kali
Terjadi hujan yang besarnya sama atau lebih dari 10 mm.
Artinya dlm 5 thn ada kemungkinan 1 kali terjadi hujan yg besarnya yg sama atau
lebih 10 mm.
Dlm 10 thn ada kemungkinan 2 kali terjadi hujan yg besarnya sama atau lebih dari 10
mm.
3. Peluang terjadi X ≥XT setiap tahun dapat dirumuskan sbb:
1 P= Peluang (%)
P ( X X T) x100% T= Periode Ulang(T)
T X= Hujan (mm)
XT = Hujan Renc. Dgn periode ulang T(mm)
4. Peluang X <XT setiap tahun dapat dirumuskan sbb:
1
P ( X X T) (1 ) x100%
T
1
X X= Besarnya suatu Kejadian
P P= Frekuensi atau Peluang suatu Kejadian
Dalam analisis Frekuensi data hujan atau data debit guna memperoleh nilai hujan
Rencana atau debit rencana Dikenal beberapa distribusi probabilitas yg sering
digunakan yaitu :
Gumbel
Normal
Log Normal
Log Person Type III
Penentuan jenis distribusi probabilitas yg sesuai dgn data dilakukan dgn
mencocokan parameter data
Tersebut dengan syarat masing-masing jenis distribusi seperti berikut.
Persyaratan Parameter Statistik Suatu Distribusi
No Distribusi Persyaratan
1 Gumbel Cs = 1.14
Ck = 5.4
2 Normal Cs = 0
Ck = 3
3 Log Normal Cs = Cv^3 + 3Cv
Ck = Cv^8 + 6Cv^6 +
15Cv^4 + 16Cv^2 + 3
4 Log Person III Selain dari Nilai diatas
i _
X i Keterangan:
X = nila rata-rata dari X= i 1
n Xi = Data hujan
N= Jumlah Data
n _
n 1
Disamping dengan menggunakan persyaratan seperti tercantum dalam
table diatas, guna mendapatkan hasil perhitungan
Yang meyakinkan, atau jika tidak ada yang memenuhi persyatan pada
table, maka penggunaan suatu distribusi
Probabilitas biasanya diuji dengan metode:
Chi-Kuadrat atau
Smirnov Kolmogorov
Distribusi Probabilitas Gumbel
Jika ada hujan yang digunakan dalam perhitungan adalah berupa sampel ( populasi terbatas), maka
Perhitungan hujan rencana berdasarkan Distribusi Probabilitas Gumbel Sbb:
Yt Yn
Sn= Reduced Standard Deviasi ( lihat Tabel) K= Faktor Frekuensi Gumbel : K
Yn = Reduced Mean( lihat Tabel) Sn
T
Yt= Reduced Variate= Ln.Ln
T 1
Nilai Yt biasanya ditentukan berdasrkan
Tabel.
Distribusi Probabilitas Normal
Perhitungan hujan Rencana berdasrkan Distribusi Probabilitas Normal, jika data yang dipergunakan
Adalah berupa sampel, dilakukan dengan Rumus berikut :
_
X T X KT S Keterangan :
XT = Hujan rencana dengan periode ulang T tahun
_
X = Nilai Rata-rata dari data hujan(X) mm
Perhitungan Hujan Rencana bersadarkan Distribusi Probabilitas Log Normal, jika data
yang dipergunakan Adalah berupah sampel, dilakukan dengan rumus berikut:
LogX )
n
2
i LogX 0.5
Seperti yang kita ketahui sebelumnya, bahwa terdapat dua metode pengujian distribusi
probabilitas :
2
Metode Chi-Kuadrat X
Metode Smirnov Kolmograf
a. Metode Chi- Kuadrat ( X 2 ) Derajat nyata atau derajat kepercayaan ( ) tertentu
Yang sering diambil adalah 5%. Derajat kebebesan (Dk)
n (O f E f ) 2
X2 Dihitung dengan Rumus:
i 1 Ef
Dk = K-(p + 1 )
Keterangan:
X X
2 2
cr
Keterangan :
X2 = Parameter Chi – Kuadrat Terhitung
X cr = Parameter Chi – Kuadrat Kritis ( lihat Tabel Lampiran 3.7)
Prosedur perhitungan dengan menggunakan dengan Metode Uji Chi-
Kuadrat sbb :