Kemacetan Di Tol BREXIT

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Kemacetan di tol BREXIT

Istilah Brexit atau Britania Exit muncul setelah Inggris keluar dari Uni Eropa (UE), sementara di
Indonesia Brexit dikenal sebagai pintu keluar tol di wilayah Brebes, Jawa Tengah
Nama Kabupaten Brebes mendadak tenar pada musim mudik Lebaran 2016 Kabupaten yang
berada di bagian utara Jawa Tengah itu melejit karena kemacetan horor yang terjadi menjelang
pintu tol Brebes Timur (Brexit) beberapa hari menjelang lebaran kemarin. Sontak, masyarakat
Indonesia tersadar bahwa ada nama Brebes dalam dunia per-mudik-an di republik ini.Mungkin
selama ini orang-orang mengenal Brebes cuma sebagai penghasil bawang merah. Padahal, selain
bawang merah dan kemacetan horor menjelang lebaran kemarin. Masyarakat yang hendak
melakukan mudik ke kampung halamannya dalam arus mudik Idul Fitri 1437 H pekan lalu
mengalami kemacetan parah hingga puluhan kilometer dan terjebak hingga berhari-hari di ruas
Tol Pejagan-Brebes Timur.

Selain karena volume kendaraan yang sedang melonjak drastis karena semua pemudik
menggunakan jalur tersebut, ada beragam faktor yang menyebabkan kemacetan hebat di Brebes
Exit (Brexit) di Gerbang Tol Brebes Timur.

1. Jumlah ribuan kendaraan yang melintas setiap jamnya di jalur tol Pejagan-Brebes Timur tidak
mampu di tampung oleh jalan arteri, sehingga kendaraan yang asalnya dari Cipali dan Pantura itu
terjebak macet hingga berpuluh jam di satu titik.

2. Banyak dari pemudik yang tidak disiplin dengan menyerobot antrian lajur menuju Stasiun
Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), sehingga lajur yang dapat digunakan satu lajur contra
flow menjadi bertambah sehingga mengurangi lajur berlawanan dan membuat arus kendaraan
semakin terkunci.

3. Petugas di lapangan terlambat melakukan pengalihan arus lalu lintas ke arah Brebes Timur
sehingga terjadi stagnansi atau grid lock, sehingga kondisi lalu lintas macet total dan sulit diurai
karena banyak pemudik yang juga sudah berhenti di pinggir jalan karena kelelahan menghadapi
kemacetan.

Seperti diketahui, berdasarkan data Kementerian Kesehatan bahwa sejak 3 Juli-5 Juli tercatat 13
pemudik meninggal dunia kemacetan parah di tol brexit ada beberapa faktor yang dapat menjadi
penyebab adanya korban yang meninggal. Kelelahan dan kekurangan cairan dapat berdampak
fatal. Apalagi pada kelompok rentan anak-anak, orang tua, pemudik dengan penyakit kronis
seperti hipertensi, diabetes, jantung yang dapat meningkatkan risiko kematian.
Ditambah lagi kondisi kabin kendaraan yang relatif sempit serta tertutup dengan pemakaian AC
terus menerus akan menurunkan oksigen serta naiknya CO
Media asing seperti Daily Mail menyorot tetang kemacetan parah di tol brexit

Sebagaimana mengutip Daily Mail, Jumat (8/7/2016), dalam judul "Is this the world's worst
traffic jam? Fifteen motorists die in three days after getting caught in gridlock at Indonesian
junction... named BREXIT" atau "Inikah kemacetan paling parah di dunia? 15 orang pengendara
tewas dalam tiga hari setelah terjebak di persimpangan di Indonesia, bernama Brexit".
Perilaku pengemudi di Indonesia juga menjadi bahan kritikan oleh Daily Mail. Mereka
mengkritik banyaknya pengemudi yang enggan meninggalkan kendaraan mereka, untuk sekedar
mencari udara segar. Perilaku inilah yang dinilai sebagai salah satu penyebab banyaknya korban
tewas akibat kemacetan tersebut.

Dalam kondisi normal U-turn dapat ditutup dengan papan portable, tapi dalam kondisi darurat
dibuka untuk putar balik bagi calon pemudik yang akan membatalkan perjalanan atau mencari
jalan alternatif.

Dengan U-turn dan kondisi lalu lintas ke arah Jakarta lengang, maka jika ada pemudik yang
sakit, hamil, tua, atau anak-anak, dapat putar balik ke arah Cirebon. Dengan demikian hal-hal
yang membawa petaka dapat diminialisir.

Kurang taktisnya pengelola jalan tol terlihat dari terlambatnya menerapkan kebijakan buka tutup
di ujung masuk jalan tol, dan tidak adanya pengumuman berjalan ke arah Jakarta mengenai
panjang kemacetan yang memungkinkan calon pemudik dapat mengambil langkah cerdas lebih
awal, yakni meneruskan perjalanan atau balik/mencari jalur alternatif.

Semestinya ketika kemacetan di tol sudah mencapai lebih dari lima kilometer, di ujung masuk
sudah diterapkan kebijakan buka tutup, baru buka lagi setelah kemacetan terurai. Ini yang tidak
dilakukan oleh pengelola jalan tol.

Agar petaka 'Brexit' ini tidak terulang di masa mendatang, menyarankan agar pemerintah
mengembangkan angkutan umum, baik antar-kota maupun di dalam wilayah (daerah) agar
mudik untuk berikutnya tidak mengandalkan mobil pribadi, tapi menggunakan angkutan umum,
baik bus, kereta api, maupun kapal laut.

Harapannya, bila semua ruas jalan Tol Trans Jawa tersambung, mulai dari Batang-Semarang,
Semarang-Solo, Solo-Ngawi, dan Ngawi-Kertosono tidak akan ada kemacetan parah, adalah ilusi
semata. Itu hanya akan memindahkan titik kemacetan saja.Tapi, kalau mengembangkan
angkutan umum, bus, kereta api, maupun kapal laut, di daerah juga tersedia layanan angkutan
umum yang aman, nyaman, dan selamat untuk melakukan silaturahmi, tentu akan berdampak
signifikan terhadap penurunan penggunaan mobil pribadi Ke depan, lanjutnya, pemerintah juga
harus melakukan pembagian beban jalan, misalnya, sepeda motor dan semua angkutan umum
melalui jalur non-tol, sedangkan tol hanya untuk mobil pribadi. Pemerintah harus menjamin jalan
non-tol sebagus jalan tol dan menjamin kelancaran lalulintas.Dengan demikian, apabila ternyata
jalan non-tol lebih lancar, akan menjadi promosi gratis bagi pemudik menggunakan angkutan
umum di masa masa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai