Bab II
Bab II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Pelabuhan Minyak
Pelabuhan ini biasanya tidak memerlukan dermaga atau pangkalan
yang harus dapat menahan muatan vertikal yang besar, melainkan cukup
membuat jembatan perancah atau tambatan yang besar, Bongkar muat
dilakukan dengan pipa – pipa dan pompa – pompa.
3. Pelabuhan Barang
Pelabuhan ini memiliki dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas
untuk bongkar muat barang. Daerah perairan pelabuhan harus cukup tenang
sehingga memudahkan bongkar muat barang.
4. Pelabuhan Penumpang
Pelabuhan penumpang tidak banyak berbeda dengan pelabuhan
barang. Pada pelabuhan barang di belakang dermaga terdapat gudang –
gudang, sedang untuk pelabuhan penumpang dibangun stasiun penumpang
yang melayani segala kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan orang
yang berpergian, seperti ruang tunggu, kantor maskapai pelayaran, kantor
imigrasi, kantor bea cukai, keamanan, direksi pelabuhan dan sebagainya.
5. Pelabuhan Campuran
Umumnya pencampuran fungsi pelabuhan ini terbatas untuk
penumpang dan barang sedang untuk keperluan pelabuhan minyak dan ikan
biasanya tetap terpisah. Namun bagi pelabuhan kecil atau masih dalam taraf
perkembangan, keperluan untuk bongkar muat minyak juga menggunakan
dermaga atau jembatan yang sama guna keperluan barang dan penumpang.
6. Pelabuhan Militer
Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk
memungkinkan gerakan cepat kapal – kapal perang dan agar letak bangunan
cukup terpisah. Konstruksi tambatan maupun dermaga hampir sama dengan
pelabuhan barang, hanya saja situasi dan perlengkapannya agak lain. Pada
pelabuhan barang letak / kegunaan bangunan harus seefisien mungkin,
sedang pada pelabuhan militer bangunan – bangunan pelabuhan harus
dipisah – pisah agar letaknya agak berjauhan.
a. Fasilitas Pokok :
Merupakan fasilitas pokok yang harus ada dan berfungsi untuk melindungi
pelabuhan dari gangguan alam , tempat pembongkaran ikan hasil tangkapan
dan memuat perbekalan , serta tempat tambat labuh kapal – kapal
penangkap ikan . Fasilitas pokok ini meliputi :
1) pelindung seperti breakwater, revetment, dan groin dalam hal secara
teknis diperlukan;
2) dermaga;
3) jetty;
4) kolam pelabuhan;
5) jalan komplek dan drainase;
6) lahan.
b. Fungsi Fungsional :
Fasilitas yang berfungsi untuk memberikan pelayanan dan manfaat
langsung yang diperlukan untuk kegiatan operasional suatu pelabuhan
perikanan. Fasilitas fungsional ini terdiri dari :
1) Tempat Pemasaran Ikan (TPI)
2) navigasi pelayaran dan komunikasi seperti telepon, internet, radio,
rambu – rambu, lampu suar dan menara pengawas;
3) air bersih, instalasi Bahan Bakar Minyak (BBM), es, dan instalasi
listrik;
4) tempat pemeliharaan kapal dan alat penangkap ikan seperti
dock/slipway, bengkel dan tempat perbaikan jarring;
5) tempat penanganan dan pengolahan hasil perikanan seperti transit
sheed dan laboratorium pembinaan mutu;
6) perkantoran seperti kantor administrasi pelabuhan, pos pelayanan
terpadu, dan perbankan;
7) transportasi seperti alat – alat angkut ikan;
8) kebersihan dan pengolahan limbah seperti Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL), Tempat Pembuangan Sementara (TPS);
9) pengamanan kawasan seperti pagar kawasan.
c. Fasilitas Penunjang
Merupakan fasilitas tambahan yang diperlukan untuk mendukung kegiatan
pelabuhan perikanan melalui peningkatan kesejahterahan sosial ekonomi.
Fasilitas penunjang tersebut dapat berupa :
1) pembinaan nelayan seperti balai pertemuan nelayan;
2) pengelola pelabuhan seperti mess operator, pos jaga dan pos
pelayanan terpadu;
3) wisma nelayan;
4) fasilitas sosial dan umum seperti tempat peribadatan dan mandi cuci
kakus (MCK);
5) pertokoan;
6) pos jaga.
Secara umum penyusunan rencana pengembangan fasilitas – fasilitas tersebut harus
didasarkan pada pertimbangan yang komprehensif dengan sekurang – kurangnya
harus memenuhi beberapa aspek berikut.
Aspek kapasitas, fasilitas dasar harus direncanakan mempunyai ruang
yang cukup untuk mengakomodasi rencana peningkatan kelas pelabuhan.
Aspek fungsional, fasilitas dasar harus mampu memenuhi fungsinya
mendukung kelancaran, keamanan dan kebebasan maksimal kapal – kapal
melakukan pelayaran masuk, manuver dan parkir di kolam, mengadakan
pendekatan dan bersandar di dermaga, melakukan bongkar muat serta
pelayaran keluar meninggalkan pelabuhan hingga akhir masa perencanaan.
Aspek teknis, pengembangan fasilitas dasar khususnya perencanaan teknis
infrastruktur di laut harus mengacu pada spesifikasi khusus berhubung
karena berada pada kondisi alam spesifik dengan kadar garam (salinity)
yang tinggi, hidro-oseanografi dan klimatogi yang sangat dinamis.
Aspek Lingkungan, daya dukung lingkungan harus menjadi perhatian dan
pengembangan pelabuhan harus bersinergi dengan pengembangan
kawasan.
Selain itu, terdapat dua jenis pengelompokkan fungsi pelabuhan perikanan yaitu
ditinjau dari pendekatan kepentingan dan aktivitasnya. Fungsi pelabuhan perikanan
berdasarkan pendekatan kepentingan dan aktivitasnya, fungsi pelabuhan perikanan
berdasarkan kepentingan salah satunya adalah fungsi jasa, fungsi ini meliputi
seluruh jasa – jasa pelabuhan mulai dari ikan didaratkan hingga ikan
didistribusikan. Fungsi jasa dapat dikelompokkan menjadi (Lubis , 2006) :
1. jasa – jasa yang melayani pendaratan ikan ;
2. jasa – jasa yang melayani kapal – kapal penangkap ikan antara lain
dalam penyediaan bahan bakar, air bersih dan es;
3. jasa – jasa yang menangani mutu ikan;
4. jasa – jasa yang melayani keamanan pelabuhan, antara lain adanya
jasa pemanduan bagi kapal – kapal yang akan masuk dan keluar
pelabuhan, syahbandar dan beacukai yang masing – masing
berfungsi memeriksa surat – surat kapal dan jumlah serta jenis –
jenis barang yang dibawa;
5. jasa – jasa pemeliharaan kapal , antara lain adanya fasilitas docking,
slipway dan bengkel untuk memelihara kondisi baik dan siap
kembali melaut. Slipway berguna untuk memelihara atau
memperbaiki bagian kapal;
6. jasa Kebersihan.