Referat Prurigo Nodularis
Referat Prurigo Nodularis
I. PENDAHULUAN
II. EPIDEMIOLOGI
1
populasi umum. Dapat ditemukan pada semua ras, ditemukan dalam jumlah besar
pada wanita dibandingkan dengan pria, walau belum ada dokumentasi mengenai hal
tersebut. Terutama pada usia pertengahan dan oarang yang lebih tua walaupun
dapat terjadi pada semua usia. Sekitar 80 % pasien memiliki riwayat
personal/keluarga terhadap dermatitis atopi, asma, atau demam (prevalensi hanya
25 % pada populasi umum ). 2,3,4,5
III. ETIOPATOLOGI
2
kondisi autoimun, dan Sonkoly et al menghubungkannya dengan sel T. Sumber
lain menyatakan faktor pemicu prurigo nodularis dapat berasal dari penyakit kulit
lain, seperti eksim, pemfigoid bulosa, dan dermatitis herpetiformis.1,4
Sel mast dan netrofil ditemukan lebih banyak dibandingkan nilai normal pada
prurigo nodularis, namun produk degranulasi tidak meningkat. Eosinofil tidak
meningkat, namun produk granula protein (seperti protein dasar besar, protein kation
eosinofilik, dan neurotoxin derivat eosinofil) secara signifikan mengalami peningkatan
jumlah. Nervus papilar dermal dan sel Merkel merupakan nervus sensoris yang
ditemukan pada dermis dan epidermis, keduanya mengalami peningkatan jumlah
pada prurigo nodularis. Ini merupakan reseptor neural terhadap rangsang sentuhan,
temperatur, nyeri, dan gatal. Gen kalsitonin yang berhubungan dengan peptida dan
nervus imunoreaktif substansi P dinyatakan meningkat pada kulit dengan prurigo
nodularis dibandingkan dengan kulit normal. Neuropeptida ini akan memediasi
inflamasi neurogenik kutaneus dan pruritus. Interleukin 31, a sel T-derivat sitokin
yang menyebabkan pruritus berat dan dermatitis juga mengalami peningkatan.5
3
kekurangan zat besi, gagal ginjal kronis, gluten enteropati, infeksi HIV dan
banyak kondisi yang beragam lainnya.7
sumber: http://www.danderm.dk/atlas/6-110-1.html
4
Rasa gatal dapat membuat sulit tidur saat malam dan menganggu
aktivitas saat siang. Dapat berdarah, luka, dan terinfeksi sekunder jika terus
menerus digaruk karena poses penyembuhan luka tidak terbentuk. Faktor
pemicu prurigo nodularis mencakup kondisi saraf dan mental , mencakup fungsi
hati dan ginjal, dan penyakit kulit seperti eksim , pemfigoid bulosa dan dermatitis
herpetiformis. Pada banyak pasien , penyebab sebenarnya tidak pernah
ditemukan. Prurigo nodularis dapat terjadi pada semua usia tetapi terutama pada
orang dewasa berusia 20-60 tahun. Jenis kelamin perempuan lebih
berpengaruh.1
5
tangan juga dapat dipengaruhi. Kadang-kadang nodul prurigo yang paling jelas
pada daerah leher, bahu dan lengan atas.1
Nodul baru muncul dari waktu ke waktu, tetapi nodul yang ada
mungkin regresi spontan meninggalkan bekas luka. Prurigo nodularis sering
berjalan terus panjang dan dapat menyebabkan stres dan depresi yang
signifikan. Trauma mekanik kronis pada kulit menyebabkan penebalan kulit
proporsional dengan trauma. Menggosok berulang, menggaruk, dan menyentuh
(yang disebabkan oleh benda asing atau self-induced) menghasilkan plak atau
likenifikasi nodular dan hiperkeratosis. Perubahan pigmen sering hasil dari
trauma berulang seperti pada kulit.1
6
Gambar 3 Prurigo nodularis pada tangan
sumber: http://www.idoj.in/viewimage.asp?img=IndianDermatolOnlineJ_2012_3_2_89_96698_u10.jpg
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
7
b. Biopsi lesi disarankan untuk eksklusi penyakit seperti karsinoma sel
skuamosa, infeksi mikrobakterial, infeksi jamur dan limfoma kutaneus.
Biopsi juga akan memperlihatkan peningkatan jumlah eosinofil untuk
prurigo nodularis1,3,9. Pada pemeriksaan histopatologi didapatkan,
pertama dapat ditemukan penebalan epidermis, sehingga tampak
hiperkeratosis, hipergranulosis, akantosis yang tak teratur atau disebut juga
sebagai hiperplasi psoriasiformis yang tak teratur.4,5,9
Kedua, ditemukan penebalan stratum papilaris dermis, yang terdiri atas
kumpulan serat kolagen kasar, yang arahnya tegak lurus terhadap permukaan
kulit (disebut sebagai collagen in vertical streaks). 4,5,9
Penemuan terakhir akan ditemukan sebukan sel-sel radang sekitar
pembuluh darah yang melebar di dermis bagian atas. Sel-sel tersebut
terutama terdiri atas limfosit dan histiosit. Dapat muncul di seluruh bagian
tubuh, namun yang terbanyak muncul pada ekstermitas bagian ekstensor
(lengan atau tungkai), pada permukaan anterior paha, dan dapat pula
timbul pada batang tubuh; seperti punggung, bokong, dada, dan bahu. 4,5,9
VI. DIAGNOSIS
8
VII. DIAGNOSIS BANDING
b.Keratoakantoma
Penyakit ini jarang pada badan, sering pada daerah yang terpapar sinar
matahari, seperti wajah, leher, ekstremitas superior bagian dorsal. Lesi berwarna
kulit sampai kemerahan, terdapat nodul yang pada bagian tengahnya yaitu
keratin plug.2,15
Gambar 6. Keratoakantoma
Sumber: http://kosmetolog-v-balakovo.ru/goods/KeRATOAKANTOMA-Udalenie-lazerom-v-
Balakovo
9
c. Gigitan serangga
Gigitan serangga biasanya berupa papul-papul pruritik, berkelompok pada
daerah yang digigit, khas tampak pinpoint bleeding. Sering terdapat vesikel dan
bula yang merupakan reaksi dari gigitan serangga.16
Sumber: http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/03/22/tomcat-atau-paederus-sp-apa-dan-
bagaimana-pengobatannya-448318.html
Sumber: http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/03/22/tomcat-atau-paederus-sp-apa-dan-
bagaimana-pengobatannya-448318.html
10
VII. PENATALAKSANAAN
Gatal merupakan rasa yang paling dirasakan mengganggu pada kasus ini.
Oleh karena itu, gatal harus dicegah dengan menggunakan sarung tangan atau
memotong kuku agar garukan dapat dihindari atau berkurang.
b. Kuratif
11
Pengobatan topikal meliputi :
Terapi penyinaran:
12
IX. PROGNOSIS
X. KOMPLIKASI
XI. KESIMPULAN
13
psoriasis , eksim bahkan di kali. Pemeriksaan yang cermat , pengalaman klinis
dan dukungan dari laporan biopsi akan membantu menegakkan diagnosis yang
tepat.
14