PENDAHULUAN
pg. 1
Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan
yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan beras sekam
akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. Sekam
dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti
bahan baku industri, pakan ternak dan energi atau bahan bakar.
Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30% dari bobot gabah.
Penggunaan energi sekam bertujuan untuk menekan biaya pengeluaran untuk bahan bakar
bagi rumah tangga petani. Penggunaan Bahan Bakar Minyak yang harganya terus meningkat
akan berpengaruh terhadap biaya rumah tangga yang harus dikeluarkan setiap harinya.
Melihat dari permasalahan diatas, perlu dilakukan pengkajian mengenai perbandingan
minyak tanah dengan briket baik dari segi ekonomi maupun dari segi sifat penyalaan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan briket ?
b. Apa saja karakteristik kandungan briket ?
c. Pengertian minyak tanah & kandungan yang terdapat pada minyak tanah.?
d. Perbandingan harga briket dan minyak tanah. ?
e. Bagaimana Perhitungan ekonomi briket ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan briket ini adalah sbb:
a. Sebagai pengganti penggunaan minyak tanah pada skala rumah tangga.
b. Penghematan biaya dalam penggunaan bahan bakar.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan briket ini adalah sbb:
a. Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil pada skala rumah tangga .
b. Memanfaatkan limbah sekam padi yang sanagat berlimpah di wiayah Lombok NTB.
c. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat bagaimana proses pengolahan sekam
padi.
pg. 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Briket
Briket adalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan sebagai bahan
bakar untuk memulai dan mempertahankan nyala api
Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua
belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan
beras sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan.
Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan
seperti bahan baku industri, pakan ternak dan energi atau bahan bakar.
Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30% dari bobot
gabah. Penggunaan energi sekam bertujuan untuk menekan biaya pengeluaran untuk bahan
bakar bagi rumah tangga petani. Penggunaan Bahan Bakar Minyak yang harganya terus
meningkat akan berpengaruh terhadap biaya rumah tangga yang harus dikeluarkan setiap
harinya.
Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30%, dedak
antara 8- 12% dan beras giling antara 50-63,5% data bobot awal gabah. Sekam dengan
persentase yang tinggi tersebut dapat menimbulkan problem lingkungan.
Ditinjau data komposisi kimiawi, sekam mengandung beberapa unsur kimia penting
seperti dapat dilihat di bawah.
2.2 Karakteristik Kandungan Briket
Komposisi kimia sekam padi menurut Suharno (1979) :
Kadar air : 9,02%
Protein kasar : 3,03%
Lemak : 1,18%
Serat kasar : 35,68%
Abu : 17,17%
Komposisi kimia sekam padi menurut DTC - IPB :
pg. 3
Silika : 16,98%
pg. 4
Untuk bahan bakar minyak.
Minyak tanah sifatnya berada antara minyak gas dan bensin.
Sifat fisik minyak tanah :
Titik didih : 175-284oC
berat jenis : 0,7-0,83
Minyak bumi biasanya mengandung 5-25% minyak tanah, sedangkan dalam minyak tanah
mengandung senyawa-senyawa seperti parafin, naften, aromatik, dan senyawa belerang.
Jumlah kandungan komponen senyawa dalam minyak tanah akan mempengaruhi sifat-sifat
minyak tanah. Sifat-sifat yang harus dimiliki minyak tanah adalah :
Titik nyala,
Titik asap,
Kekentalan,
Kadar belerang,
Sifat pembakaran serta
Bau dan warna yang khas
2.4 Perbandingan Briket, Bahan Bakar Fosil dan Bahan Bakar Lain
1. Minyak tanah 85 12 0 45
2. Batu bara 82 1 2 31
3. Bensin 85 15 0 48
4. Briket 100 0 0 34
5. Kayu 50 6 44 18
6. LPG 70 23 0 49
Table 1. Perbandingan nilai kalor bahan bakar
(https://www.google.com/search?q=tabel+perbandingan)
Dilihat dari table diatas nilai kalor yang terdapat pada minyak tanah lebih tinggi
dibandingkan yang terdapat pada briket, namun dibandingkan dengan batubara dan kayu
kering masih tinggi nilai kalornya.
pg. 5
b. Table perbandingan harga bahan bakar dari segi harga
pg. 6
jadi untuk 100 Kg dicampur dengan adonan tanah liat sebanyak 20 Kg.
menghasilkan briket yang sudah dicetak = 1000 biji.
b. Tanah liat. Untuk tanah liat tidak dibeli. Tanah liat digunakan sebagai perekat untuk
mengikat serbuk/ bubuk arang sekam.
c. Air, Menggunakan air sumur, jadi tidak ada biaya untuk penyediaan air. Digunakan
untuk membuat adonan yang dicampurkan dengan tanah liat
2. Alat yang digunakan adalah cerobong asap.
Harga untuk membeli cerobong asap Rp. 100,000,- .
3. Biaya proses pembuatan.
a. Proses pengarangan membutuhkan waktu 2-3 jam
b. Pencampuran/pembuatan adonan dari tanah liat membutuhkan waktu 5-8 menit.
c. Pencampuran adonan dengan serbuk/bubuk sekam padi membutuhkan waktu 1 jam,
dengan pekerja 2 orang.
d. Proses peencetakan adonan menjadi briket yang berbentuk silinder membutuhkan
waktu 3 jam, dengan pekerja 2 orang.
Total kebutuhan waktu untuk menetak 1000 briket/ hari adalah lebih kurang 7 jam 14
menit.
Total keseluruhan (satu hari)
Harga cerobong asap Rp. 100.000,- (sekali beli)
Sekam padi Rp. 30.000,-
Gaji karyawan @20.000,- / x 2= Rp. 40.000,-
Jumlah = Rp. 170.000,- = 1000 biji briket
pg. 7
4. Perbandingan penggunaan bahan bakar briket dengan minyak tanah pada skala rumah
tangga.
Pada rumah tangga, kebutuhan kebutuhan nyala api pada satu kali masak ( 1 kg)
sekitar 30-40 menit
a. Menggunakan minyak tanah 0,5 liter, @liter = Rp. 19000,-. Jadi membutuhkan uang
Rp. 9500,- untuk sekali masak nasi.
b. Menggunakan briket sebanyak 60 biji = Rp.5000,-
Pada penggunaan briket memerlukan waktu yang lebih banyak dibandingkan
dengan menggunakan minyak tanah, namun keunggulan briket yaitu pada harga
yang sangat terjangkau. Dari hasil perhitungan diatas maka penggunaan briket
sebanyak 26000 biji/ bulan, dapat digunakan oleh sebanyak 14 rumah tangga (
ansumsi 1 x masak/ hari).
Jika diansumsikan memasak 1 kali sehari, maka untuk 30 hari membutuhkan :
Menggunakan minyak tanah Rp.9500,- x 30 hari = Rp. 285.000,-
Menggunakan briket Rp. 5000,- x 30 hari = Rp. 150.000,-
Melisihnya adalah Rp. 135.000,-/ bulan
5. Harga penjualan
Dijual, untuk harga per 60 bijinya adalah Rp. 5000,-
Menghasilkan sebanyak 1000 biji x 26 hari = 26000 biji briket. 26000 biji/60 = 433 x
Rp. 5000,- = Rp. 2.165.000,-
Laba = harga penjualan – modal produksi
Jadi : Rp. 2.165.000 - Rp. 1.820.000 = Rp. 345.000,- ( keuntungan bersih)
Pada bulan pertama Rp. 345.000 - Rp. 100.000,- ( biaya untuk membeli drum) = Rp.
245.000,-.
Pada bulan selanjutnya yaitu Rp. 245.000,-
pg. 8
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah briket sebagai energi pengganti bahan bakar fosil pada
rumah tangga diatas dapat kita simpulkan bahwa :
Briket adalah bahan bakar alternative yang sangat bagus prospek kedepannya, karena
mampu menyaingi bahan bakar fosil dari segi ekonomi dan menyamai dari segi
kualitas nyala api.
Pemanfaatan limbah sekam padi merupakan upaya penyelamtan lingkungan dari
tumpukan sekam padi yang tidak dipakai.
Pada pembuatan briket sekam padi, melibatkan masyarakat sehingga membuka
lapangan kerja baru bagi para pegangguran.
Harga bahan bakar alternative briket sangat terjangkau bagi masyarakat menengah
kebawah.
b. Saran
Agar bahan bakar alternative briket ini bisa dikenal luas oleh masyarakat maka perlu
campur tangan pemerintah untuk mempublikasikan.
Dukungan moral dan moril dari semua pihak.
pg. 9
DAFTAR PUSTAKA
http://bapelkescikarang.or.id/bapelkescikarang/images/stories/KurmodTTG/pengelolaans
ampah/mi-3c%20modul%20pembuatan%20briket.pdf
http://www.smallcrab.com/others/329-sekam-padi-sebagai-sumber-energi-alternatif
https://www.google.com/search?q=tabel+perbandingan
http://image.slidesharecdn.com/26-jurnalbriket)
pg. 10