Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

Y DENGAN
OTOMIKOSIS

Disusun oleh :

Devita Alifiyanti

220112170519

PROFESI NERS ANGKATAN XXXV

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2018
PENDAHULUAN

Otomikosis adalah infeksi telinga yang disebabkan oleh jamur, atau infeksi jamur
yang superficial pada kanalis auditorius eksternus. Infeksi telinga ini dapat bersifat akut, dan
subakut, dengan tanda khas adanya inflamasi, rasa gatal, dan ketidaknyamanan. Otomikosis
ini menyebabkan adanya pembengkakan, pengelupasan epitel superficial, adanya
penumpukan debris yang berbentuk hifa, disertai supurasi dan nyeri. Faktor predisposisi dari
otomikosis adalah infeksi telinga kronis, penggunaan minyak, obat tetes telinga, steroid,
renang (telinga basah merupakan predisposisi infeksi jamur), infeksi jamur lain yang ada di
dalam tubuh seperti dermatomikosis atau vaginitis, status immunocompromised, kekurangan
gizi pada anak-anak dan perubahan hormonal menimbulkan infeksi seperti yang terlihat
selama menstruasi atau kehamilan.
Gejala otomikosis :
- Otalgia
- Otorrhea
- Gangguan pendengaran
- Rasa penuh
- Gatal
- Tinitus
Gejala gangguan pendengaran pada kasus otomikosis biasanya disebabkan oleh
adanya akumulasi dari debris mikotik dalam liang telinga. Pemeriksaan fisik pada pasien
otomikosis akan ditemukan adanya debris berwarna putih, kehitaman, atau membran abu-abu
yang berbintik-bintik di liang telinga. Bercak karena Aspergillus niger cenderung berwarna
gelap kehitaman dan Candida albicans berwarna putih. Dapat ditemukan pula pertumbuhan
hifa berfilamen yang berwana putih dan panjang dari permukaan kulit. Pemeriksaan
penunjang lain adalah kultur debris dari liang telinga dengan menggunakan media Saboraud’s
dextrose, dan dieramkan pada suhu kamar. Koloni akan tumbuh dalam satu minggu berupa
koloni filamen berwarna putih. Dengan mikroskop tampak hifa-hifa lebar dan pada ujung-
ujung hifa dapat ditemukan sterigma dan spora berjejer melekat pada permukaannya. Debris
atau swab bercak pada kaca preparat yang difiksasi dengan larutan KOH 15%-30%.
Selanjutnya dilihat melalui mikroskop dan akan tampak hifa lebar, berseptum, kadang dapat
ditemukan spora kecil jamur dengan diameter 2-3 U.
Prinsip penatalaksanaan pada pasien otomikosis adalah pengangkatan jamur dari liang
telinga, menjaga agar liang telinga tetap kering serta bersuasana asam, pemberian obat anti
jamur, serta menghilangkan faktor risiko. Tindakan pembersihan liang telinga bisa dilakukan
dengan berbagai macam cara antara lain dengan lidi kapas/kapas yang dililitkan pada
aplikator, pengait serumen, atau suction. Terpenting dari terapi otomikosis adalah mengetahui
jenis agen penyebab infeksi tersebut sehingga terapi yang tepat dapat diberikan. Umumnya
baik bila diobati dengan pengobatan yang adekuat. Pada saat terapi dengan antijamur dimulai,
maka akan dimulai suatu proses resolusi (penyembuhan) yang baik secara imunologis.
Bagaimanapun juga, resiko kekambuhan sangat tinggi, jika faktor yang menyebabkan infeksi
sebenarnya tidak dikoreksi dan fisiologi lingkungan normal dari kanalis auditorius eksternus
masih terganggu.

PENGKAJIAN

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Y
TTL : Sumedang, 20 Februari 1974
Usia : 41 tahun
JK : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : Cipameungpeuk
No. Medrec : 491152
Diagnosa medis : Otomikosis
Diagnosa banding : OMSK Exacerbasi Akut
Tanggal kontrol RS : 2 April 2018
Tanggal pengkajian : 2 April 2018
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. KELUHAN UTAMA
Telinga berdengung
2. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
P : pasien mengeluh telinganya berdengung dan nyeri
Q : berdengung dan nyeri dirasa sampai mengganggu aktifitas karena saat tersebut
pasien hanya bisa berbaring ditempat tidur
R : telinga sebelah kanan
S : skala nyeri 6
T : setiap saat selama tiga hari sebelum kontrol ke Rumah Sakit
3. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Pada tahun 2015 pasien mengalami panas dan keluar cairan dari dalam telinga.
Cairan tersebut berupa darah dan nanah. Pada tahun 2016 pasien baru memeriksakan
kondisinya ke rumah sakit dan didiagnosa otitis media supuratif kronik. Pada 26
Maret 2018 saat kontrol kembali ke rumah sakit nampak ada sekret kental dan
berwarna hitam. Lalu dilakukan pemeriksaan mikrobiologi dan didapatkan hasil
preparat jamur positif. Kemudain pasien didiagnosa menderita otomitosis.
4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit metabolisme, infeksi atau Ca.
5. RIWAYAT PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
- Citra diri : pasien merasa malu karena keluar cairan dari dalam telinganya
- Identitas diri : Pasien mengusahakan kesembuhannya namun tetap menyerahkan
semuanya pada Tuhan.
- Peran diri : pasien seorang ibu rumah tangga dengan dua orang anak. Pasien
merasa terganggu aktifitasnya saat penyakitnya kambuh karena gangguan
pendengaran dan nyeri
- Ideal diri : pasien ingin sembuh dari penyakitnya
- Data sosial : pasien kooperatif dan mampu bersosialisasi dengan pasien lainnya
ataupun dengan petugas kesehatan
- Data spiritual : pasien masih tetap bisa ibadah seperti biasa
6. RIWAYAT ACTIVITY DAILY LIVING (ADL)
No Aktivitas Sebelum sakit Setelah sakit
1. Nutrisi Makan 3 kali sehari Makan 1 kali sehari
Minum jika ingin Minum jika ingin

2. Eliminasi BAB : 1 kali sehari dengan BAB : 1 kali sehari dengan


konsistensi lembek konsistensi lembek
BAK : 9-10 kali sehari BAK : 9-10 kali sehari
3. Personal hygiene Mandi dua kali sehari, Mandi dua kali sehari, sikat
sikat gigi dua kali sehari, gigi dua kali sehari, cuci
cuci rambut 3 hari sekali rambut 3 hari sekali
4. Mobilisasi Mandiri Mandiri

5. Istirahat tidur Tidur 6 jam Hanya 4 jam. Sudah dua hari


tidak bisa tidur

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pasien dalam kesadaran penuh dan mampu berkomunikasi dengan baik
TTV
- TD : 110/90 mmHg
- HR : 88 x/menit
- RR : 20 x/menit
- Suhu : 36,50
- TB : 155 cm
- BB sebelum sakit : 60 kg
- BB setelah sakit : 60 kg
2. Kepala : simetris, tidak ada luka
3. Rambut : bersih, tidak ada keluhan
4. Muka : simetris, tidak ada luka
5. Telinga : mendengung dan nyeri
6. Hidung : simetris, tidak ada keluaran cairan, normal, tidak ada keluhan
7. Mulut : tidak ada keluhan, mukosa lembab
8. Gigi : tidak ada karies, tidak ada keluhan
9. Lidah : bersih, berwarna merah muda, tidak ada luka
10. Tenggorokan : tidak ada keluhan, tonsil normal tidak ada pembesaran, tidak ada
sulit menelan.

D. PEMERIKSAAN KHUSUS
1. Telinga :
- Telinga kanan : nyeri, terdapat hifa dan cairan berupa nanah. Membran
timpani mengalami perforasi dan bernanah
- Tes pendengaran : tes weber lebih nyaring di telinga kanan yang sakit. Tes
rinne dan swabach positif
- Telinga kiri normal
2. Hidung :
- Hidung luar kanan dan kiri normal, tidak ada luka
- Mukosa lembab, tidak ada luka atau robek
- Tidak ada pembesaran konka
- Septum nasi : berada lurus ditengah, tidak bengkok, tidak ada kreptasi, normal
tidak ada keluhan
3. Nasofaring :
- Koana : normal, tidak ada luka
- Adenoid : normal, tidak ada keluhan, tidak ada pembengkakan
- Mukosa : lembab, tidak ada keluaran cairan
4. Mulut+orofaring :
- Mukosa : lembab
- Lidah : berwarna merah muda
- Bibir : simetris, tidak kering, berwarna merah muda
- Palatum : palatum normal, tidak ada ulserasi
- Tonsil : tidak ada pembesaran, normal, tidak ada keluhan
5. Laring : normal dan tidak
6. Leher : tidak ada keluhan, tidak ada pembesaran tiroid, normal
E. HASIL DATA PENUNJANG
- Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan
Mikrobiologi
Preparat jamur positif

F. TERAPI
- Cefixime 100ml (2x1)  mengobati berbagai macam infeksi bakteri
- Asam mefenamat (3x1)  mengurangi rasa sakit ringan, sakit menengah, dan
meredakan peradangan atau inflamasi
- Cetirizine (1x1)  obat antihistamin untuk meredakan gejala alergi
- Ketoconazole (1x1)  untuk mengatasi infeksi jamur pada kulit

G. ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah keperawatan
Ds : pasien mengatakan Otitis eksterna  sirkumsripta  Gangguan persepsi
telinganya berdengung dan 1/3 liang telinga  mngandung sensori pendengaran
mengalami gangguan adneksa kulit  invasi
mendengar stapiloccoccus  otomokosis 
Do : furunkel  menyumbat liang
- TD : 110/90 mmHg telinga  penurunan fungsi
- HR : 88 x/menit pendengaran  gangguan persepsi
- RR : 20 x/menit sensori pendengaran
- Suhu : 36,50 C
- Lab : preparat jamur positif
- Terdapat sekret berupa
nanah
- Membran timpani bernanah
dan mengalami perforasi

Ds : pasien mengeluh sakit Otitis eksterna  sirkumsripta  Nyeri


kepala saat telinganya 1/3 liang telinga  mngandung
berdengung selama tiga hari adneksa kulit  invasi
sebelum kontrol ke Rumah stapiloccoccus  otomokosis 
Sakit. Skala nyeri 6 sampai proses peradangan (infeksi)
mengganggu aktifitas menghasilkan mediator kimia
Do : (bradikinin, serotonin, histamin)
- TD : 110/90 mmHg  nosireseptor  hipotalamus 
- HR : 88 x/menit medulla oblongata  korteks
- RR : 20 x/menit serebri  nyeri
- Suhu : 36,50 C
- Pasien terlihat meringis
kesakitan sebelum
dilakukan tindakan
Ds : pasien mengeluh sudah Otitis eksterna  sirkumsripta  Gangguan pola tidur
dua hari susah tidur. Hanya 1/3 liang telinga  mngandung
tertidur 4 jam adneksa kulit  invasi
Do : stapiloccoccus  otomokosis 
- Pasien terlihat lelah proses peradangan (infeksi) 
- Lingkar mata menghitam menghasilkan mediator kimia
- TD : 110/90 mmHg (bradikinin, serotonin, histamin)
- HR : 88 x/menit  nosireseptor  hipotalamus 
- RR : 20 x/menit medulla oblongata  korteks
- Suhu : 36,50 C serebri  nyeri  menyebabkan
REM terus teraktifasi 
menyebabkan terjaga  gangguan
pola tidur

H. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Gangguan persepsi Dalam 1 x 24 - Kaji ketajaman - Untuk mengetahui
sensori pendengaran jam gangguan pendengaran pasien tingkat ketajaman
berhubungan dengan persepsi sensori pendengaran pasien
adanya akumulasi pendengaran - Anjurkan kepada - Untuk menghindari
sekret dan hifa teratasi dan keluarga/ orang perasaan terisolasi
(jamur) pasien dapat terdekat klien untuk pasien
mendengar tinggal bersama klien
dengan normal dan memenuhi
program terapi
- Beri satu arahan yang - Untuk memudahkan
sederhana dalam satu komunikasi dengan
waktu pasien
- Tinggikan volume
suara, jika diperlukan
- Tarik perhatian pasien
melalui sentuhan
- Jangan menutupi
mulut, merokok,
berbicara dengan
mulut terbuka lebar
atau mengunyah
permen karet ketika
berbicara
- Hindari berteriak pada - Berteriak akan
pasien yang membuat pasien
mengalami gangguan merasa malu dan
komunikasi marah, sehingga
menghambat
komunikasi
Nyeri berhubungan Dalam 1 x 24 - Menganjurkan posisi - Memaksimalkan
dengan adanya jam nyeri pasien seaman dan ventilasi.
inflamasi berkurang senyaman mungkin
- Ajarkan teknik - Mengurangi nyeri
relaksasi nafas dalam secara non
farmakologis
- Matikan lampu saat - Mengurangi
akan tidur stimulus nyeri
akibat pencahayaan
- Dekatkan segala - Mengurangi
keperluan pasien stimulus nyeri akibat
disekitar tempat tidur mobilisasi
(makanan, mnuman,
buku, handphone dll)
- Berikan obat analgetik - Mengurangi nyeri
sesuai indikasi dokter secara farmakologis
Gangguan pola tidur Dalam 3x24 - Jelaskan pentingnya - Pasien memahami
berhubungan dengan jam pasien tidur yang adekuat pentingnya tidur
nyeri akut dapat tidur untuk kesehatan
dengan baik dan - Anjurkan - Teknik relaksasi
pola tidur pasien/keluarga untuk untuk membantu
normal menciptakan pasien dapat tertidur
lingkungan yang aman dengan nyaman
dan nyaman
- Menganjurkan pasien - Kandungan triptofan
untuk mengonsumsi dalam susu
susu hangat sebelum membantu dalam
tidur melepaskan
metatonin dalam
tubuh sehingga
membuat
mengantuk
- Monitor/catat - Mengetahui jumlah
kebutuhan tidur pasien jam tidur yang
dibutuhkan pasien
perharinya
- Kolaborasi pemberian - Terapi farmakologi
obat anti nyeri untuk membantu
tertidur

I. CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Nama pasien : Ny. Y ruangan : poliklinik THT RSUD Sumedang
No. Medrec : 491152 nama mahasiswa : Devita Alifiyanti

Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Respon paraf


Gangguan persepsi 2 April - Irigasi telinga dengan - Pasien
sensori pendengaran 2018/ jam H2O2 kooperatif
berhubungan dengan 10.00 - Suction saat dilakukan
adanya akumulasi - Pemberian salap tindakan
sekret dan hipa Ketoconazole - Setelah
(jamur) - Mengkaji ketajaman dilakukan
pendengaran irigasi telinga
- Meninggikan volume dan suction
suara, jika pasien pasien merasa
kurang dapat telinganya
mendengar sudah tidak
- Tidak menutupi berdengung
mulut, dan berbicara lagi dan
dengan mulut terbuka pendnegaran
lebar a normal
- Tidak berteriak pada
pasien
- Pemberian obat :
Cefixime 100ml
(2x1), Cetirizine
(1x1), Ketoconazole
(1x1)
Nyeri berhubungan 2 April - Posisikan pasien - Pasien
dengan adanya 2018/ jam seaman dan senyaman kooperatif
inflamasi 11.00 mungkin saat dilakuakn
- Ajarkan teknik tindakan
relaksasi nafas dalam - Setelah
- Irigasi telinga dengan dilakukan
H2O2 irigasi telinga
- Suction dan suction,
- Kolaborasi pemberian pasien
obat asam mefenamat mengatakan
jika nyerinya
berkurang
Gangguan pola tidur 2 April - Menjelaskan Pasien
berhubungan dengan 2018/ jam pentingnya tidur yang kooperatif dan
nyeri akut 11.30 adekuat menerima saran
yang diberikan
- Menganjurkan
pasien/keluarga untuk
menciptakan
lingkungan yang
aman dan nyaman
J. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama pasien : Ny. Y ruangan : poliklinik THT RSUD Sumedang
No. Medrec : 491152 nama mahasiswa : Devita Alifiyanti

Diagnosa Tanggal/jam SOAP Paraf


Gangguan persepsi 2 April S : pasien mengatakan jika
sensori pendengaran 2018/ jam telinganya sudah tidak
berhubungan dengan 11.20 berdengung
adanya akumulasi O : saluran telinga bersih dari
sekret dan hipa sekret dan hifa
(jamur) A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi
Nyeri berhubungan 2 April S : pasien mengatakan jika
dengan adanya 2018/jam nyerinya sudah berkurang
inflamasi 11.25 O : salurang telinga bersih dari
sekret, hifa terangkat
A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Brunnert & Suddart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah ed 8 vol 3. Jakarta. EGC
Nanda internasional Inc. Diagnosis keperawatan : definisi, klasifikasi (2015-2017).
Jakarta. EGC
Nurafif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Nanda (North America Nursing Diagnosis Association)
NIC.NOC. Yogyakarta. Mediaction Publishing
http://repository.lppm.unila.ac.id/2263/1/Lita%20Marlinda.pdf diakses pada 3
April 2018 pukul 1.27 WIB

Anda mungkin juga menyukai