Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Identitas Pasien
Nama : An MMA
No. RM : 01344936 Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 25 Desember 2015 Suku Bangsa : Sunda
Umur : 2 tahun 2 bulan Agama : Islam
Pendidikan :-
Alamat : Jl. Kalibaru I No. 1 RT 008/009
ANAMNESIS
Diambil dari : Autoanamnesis dan Alloanamnesis dengan ibu pasien
Tanggal : 04 Febuari 2018, Jam 13.30 WIB
Keluhan Utama:
Sesak nafas 2 hari yang lalu
Keluhan Tambahan:
Demam, batuk, pilek, muntah
Laki-laki
Perempuan
asma
Pasien
Riwayat Imunisasi
(+) Hepatitis B : 2 kali pada usia 0 bulan, 2 bulan
(+) Polio, 4 kali pada usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, belum booster
(+) BCG, 1 kali pada usia 2 bulan.
(+) DPT, 3 kali pada usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, belum booster
(+) Campak, 9 bulan.
Riwayat imunisasi wajib pasien sesuai usia.
Riwayat Nutrisi
No Usia Makanan
1 0 – 6 bulan ASI
2 6 bulan - sekarang ASI
Bubur bayi 3x1 mangkok
Nasi
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Tanggal : 04 Febuari 2018, Jam 13.25 WIB
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 132 kali/menit, reguler, kuat angkat
Suhu : 36,6 °C
Pernapasan (frekuensi dan tipe) : 28 kali/menit, teratur, reguler
Saturasi : 97%
Antropometri
Panjang badan : 86 cm
Berat badan : 10 kg
Status Gizi :
BB/ U : 83,33%
TB/U : 100,58%
BB/TB : 83,33%
Kesan : status gizi cukup
Kepala
Bentuk dan ukuran : Normocephal
Wajah : Penampilan wajah tidak ada kelainan
Rambut & kulit kepala : Warna hitam, kering, tidak mudah rontok.
Mata : Bentuk normal, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik,
reflex cahaya +/+
Telinga : Normotia, liang telinga lapang
Hidung : Normosepta, deviasi septum tidak ada, sekret ada, nafas
cuping hidung (-)
Mulut : Mukosa lembab (+), sianosis (-)
Thoraks
Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris dalam keadaan statis maupun dinamis,
retraksi sela iga (+), torakoabdominal
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : Suara napas vesikuler +/+, rhonki +/+, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis teraba pada sela iga 4 linea midklavikularis kiri
Auskultasi : BJ I/II murni, reguler, mur-mur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Lesi (-), masa(-), gerakan perislatik usus (-)
Palpasi : Distensi (-), nyeri tekan (-), hepar tidak teraba pembesaran,
Auskultasi : Bising usus (+)
Extremitas
Ekstremitas superior : Akral hangat, deformitas (-), Edema -/- , CRT < 2 detik
Ekstremitas Inferior : Akral hangat, deformitas (-), Edema -/- , CRT < 2 detik
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 03 Febuari 2018, jam 23:21:17 IGD RSUD KEMAYORAN
Darah Lengkap
Hemoglobin 11,8 10,7-12,8
Hematokrit 36% 38-46
MCV 68 fl 83-101
MCH 23 pg 27-32
MCHC 33 g/dL 32-35
LED 18 m m <20
Kesan : anemia, leukositosis, trombositosis
Hitung Jenis Leukosit
Basofil 0% 0-1
Eosinofil 0% 1-4
Neutrofil batang 5% 2-6
Neutrophil segmen 67% 50-70
Limfosit 23% 25-40
Monosit 5% 2-8
Kesan : normal
Elektrolit
Na 141 mEq/L 135-145
K 5.0 mEq/L 3.50-5.00
Cl 106 mEq/L 97-107
GDS 83 mg/dL <140
Kesan : normal
pH 7.552 7.35-7.45
BE-b 5.1
SBC 29.1
A 112.9 128-229
a/A 1.1
O2 Ct 15.8
Temperatur 37.0OC
RESUME
Pasien rujukan dari RSUD Kemayoran jam 02.00 dengan keluhan sesak nafas sejak 2
hari yang lalu, demam, pilek, muntah dan batuk yang berdahak sejak 2 hari yang lalu. Sesak
nafas dirasakan semakin bertambah bila malam hari dan udara dingin. Pasien juga sempat
muntah 1 hari yang lalu sekitar kurang lebih 5x. Di IGD RS Kemayoran pasien dinebulisasi,
diberikan obat dan kemudian dirujuk ke RSUD Tarakan karena tidak adanya perbaikan pada
pasien. Pasien memiliki riwayat asma 6 bulan yang lalu saat berobat
Pada pemeriksaan fisik ditemukan suhu tubuh normal karena pasien telah mendapat
pengobatan dari RSUD Kemayoran, retraksi dada (+), pada auskultasi terdapat ronkhi pada
kedua lapang paru. Pada pemeriksaan darah rutin ditemukan adanya anemia, leukositosis,
trombositosis. Pada pemeriksaan analisa gas darah ditemukan alkalosis respiratorik.
DIAGNOSIS KERJA
1. Bronkopneumonia
2. Hipereaktif bronkus
DIAGNOSIS BANDING
1. Asma bronkiale persisten ringan
PENATALAKSANAAN
RL 500cc/24 jam
Ventolin 1 kolf NaCl 3cc 0,9%/ 6 jam
Rontgen thoraks
Cefotaxim 3x250 mg IV
PCT Syrup 3x1 cth
PROGNOSIS
Ad Vitam : dubia ad bonam
Ad Fungsionam : dubia ad bonam
Ad Sanationam : dubia ad bonam
FOLLOW UP
Tanggal 05 Febuari 2018 jam 07.30 WIB di ruang perawatan Melati
S : Pasien masih batuk, pilek. Demam sudah tidak ada. Batuk keluar ingus berwarna
kehijauan kental, pilek keluar ingus bening. Pasien belum BAB selama 2 hari. pasien
mengeluh perutnya terasa mules. Nafsu makan tidak ada penurunan.
O : KU: tampak sakit sedang Kesadaran: Compos mentis BB = 10 kg
HR: 145 x/menit RR: 30 x/menit Suhu: 36,6oC
Pemeriksaan fisik:
Kepala : Normocephal
Mata : konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/- , refleks cahaya +/+ isokor
Hidung: NCH (-), sekret (+)
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB
Thorax : Simetris, Retraksi epigastrial (+) minimal
Pulmo : Ronkhi +/+, wheezing -/-
Cor : BJ I-II murni, regular. Mur-mur (-), gallop (-)
Abdomen : Supel , BU (+),
Ekstremitas : akral hangat, sianosis (-)
Cefotaxim 3x250 mg
Ambroxol 5mg
Cetirizine 1 mg
Cefotaxim 3x250 mg
Ambroxol 5mg
Cetirizine 1 mg
BPL
ANALISA KASUS
Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru. Sebagian besar
disebabkan oleh mikroorganisme (virus atau bakteri) dan sebagian kecil disebabkan oleh hal
lain (aspirasi, radiasi, dll). Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang
melibatkan bronkus atau bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk bercak-bercak.
Diagnosis pneumonia berdasarkan gejala klinis dengan demam, batuk dengan dahak mukoid,
sesak nafas, pada auskultasi terdapat suara bronkovesikular sampai bronkial yang mungkin
diisertai ronkhi basah halus, pada foto thorax (PA/ lateral) berupa infilltrat sampai
konsolidasi dengan “air broncogram), pada pemeriksaan laboratorium ditemukan
leukositosis.1-4 Pada kasus ini sesuai dengan kriteria karena terdapat demam, batuk dengan
dahak mukoid, sesak nafas, pada auskultasi terdapat ronkhi, pada rontgen terdapat kesan
bronkopneumonia.
Tatalaksana pneumonia terbagi menjadi dua, yaitu pneumonia rawat jalan dan
pneumonia rawat inap. Pada pneumonia ringan rawat jalan dapat diiberikan antibiotik lini
pertama secara oral, misalnya amoksisilin atau kotrimoksazol. Pada pneumonia rawat inap,
pilihan lini pertama dapat menggunakan antibiotik golongan beta-laktam atau kloramfenikol.
Pada pneumonia yang tidak responsif terhadap beta-laktam dan kloramfenikol, dapat
diberikan antibiotik lain seperti gentamisin, amikasin, atau sefalosporin, sesuai dengan
petunjuk etiologi yang ditemukan.1-4 Pada kasus ini telah dilakukan dengan pemberian
antibiotik dan edukasi kepada keluarga pasien.
Asma bronkiale adalah penyakit saluran respiratori dengan dasar inflamasi kronik
yang mengakibatkan obstruksi dan hiperreaktivitas saluran respiratori dengan derajat
bervariasi. Manifestasi klinis asma berupa batuk, wheezing, sesak nafas, dada tertekan yang
timbul secara kronik dan atau berulang, reversibel, cenderung memberat pada malam hari
atau dini hari, dan biasanya timbul jika ada pencetus.5
Klasifikasi asma bronkiale dibagi menjadi asma intermitten, ama persisten ringan,
asma persisten sedang, asma persisten berat. Kemudian dapat dibagi juga menjadi asma
serangan ringan-sedang, asma serangan berat, serangan asma dengan ancaman henti napas.
Penatalaksanaan untuk asma adalah agonis beta 2 kerja pendek dimana untuk lini
pertama pada gejala asma sserangan ringan sedang. Contohnya salbutamol, terbutalin, dan
prokaterol. Ipratropium bromida terbukti memberikan efek dilatasi bronkus lewat penurunan
tonus parasimpatis dalam inervasi otonom di saluran nafas. Steroid sistemik dapat
memeprcepat perbaikan serangan dan mencegah kekambuhan, dan direkomendasikan untuk
diberikan pada semua jenis serangan. Steroid sistemik daoat berupa prednisolon. Lama
pemberian 3-5 hari tanpa tappering off.5
Daftar Pustaka
1. Alberta Medical Association. Guideline for the diagnosis and management of
community acquired pneumonia. Pediatric. 2001.
2. Said M. Pneumonia. Dalam: Buku ajar respiratorik. Jakarta: Ikatan Dokter Anak
Indonesia; 2015. h. 350-365
3. British. Thooracic Society of Standards of Care Committee. BTS guidelines for
managing of community acquired pneumonia in childhood. Thorax 2002;57:il-24
4. Ogle JW, Anderson MA. Infections: bacterial &spirochaetal. Dalam: May WW, dkk,
penyunting. Edisi ke-16. Current pediatrics diagnosis & treatment. New York: Lange
Medical Books/McGraw-Hil; 2003.h. 1151-64
5. Pulungan BA. Pedoman Nasional Asma Anak. Jakarta: Ikatan Dokter Anak
Indonesia; 2016.h.29-57