Anda di halaman 1dari 4

Perkembangan ilmu farmakokinetik menjadi satu kajian ilmu dimulai pada tahun

1937 melalui publikasi ilmuan Swedia. Dalam publikasinya memberikan persamaan dasar
dari laju absorpsi, distribusi dan eliminasi melalui berbagai rute pemakaian obat. Sekarang
ini farmakokinetik telah berkembang pesat, sehingga konsepnya digunakan hapir disetiap
tingkat seperti pada penemuan obat baru, pengembangan formulasi, terapi dan pemantauan
/ evaluasi terapi. Misalnya semua obat baru yang akan didaftarkan kepada pihak
berwenang untuk dapat beredar dimasyarakat harus mencatumkan kajian /informasi
farmakokinetik, dimana kajian efikasi dan tokisitas suatu obat tidak akan valid jika tidak
mencatumkan data konsentrasi obat di darah dan di urin, yang diperoleh secara simultan.
Ilmu farmakokinetik dan juga biofarmasetik bermanfaat untuk memahami hubungan
antara sifat-sifat fisikokimia dari suatu xenobiotika dan efek farmakologik atau efek klinik.
Studi biofarmasetika memerlukan penyidikan beberapa faktor yang mempengaruhi laju
dan jumlah obat yang mencapai sistem sirkulasi sistemik. Dengan demikian biofarmasetika
berarti melibatkan faktor-faktor yang mempengaruhi pelepasan xenobiotika dari suatu
produk sediaan, laju pelarutan dan akhirnya ketersediaan farmasetika xenobiotika tersebut.
Farmakokinetika mempelajari kinetika absorpsi suatu xenobiotika, distribusi, dan
eliminasi (ekskresi dan biotransformasi). Dalam pembahasan farmakokinetika uraian
tentang distribusi dan eliminasi sering dirangkum dalam disposisi xenobiotika.

Dalam mempelajari farmakokinetik suatu xenobiotika haruslah disadari, bahwa semua


proses farmakokinetik terjadi tidaklah seperti alur blok yang diskret (satu proses akan diikuti
oleh proses yang lain apabila proses sebelumnya telah tuntas berakhir), melainkan lebih
merupakan suatu proses kombinasi satu dengan yang lain. Setelah molekul xenobiotika
diabsorpsi dan menuju sirkulasi sistemik, maka akan siap di transportasi ke seluruh tubuh,
dalam waktu bersamaan akan ada molekul xenobiotika yang berikatan dengan reseptor dan
ada terdapat juga molekul yang lain mengalami reaksi metabolisme, atau ada molekul yang
langsung dieksresi oleh ginjal. Proses ini yang dimaksud dengan kombinasi satu dengan yang
lain.

Dalam suatu sistem biologik peristiwa-peristiwa yang dialami oleh xenobiotika sering
terjadi secara serentak. Dalam menggambarkan sistem biologik yang kompleks tersebut,
dibuat penyerdahanaan anggapan mengenai pergerakan xenobiotika itu. Suatu hipotesis
model disusun dengan menggunakan istilah matematik, yang memberi arti singkat dari
pernyataan hubungan
kuantitatif. Berbagai model matematik disusun/dirancang untuk meniru proses laju
absorpsi, distribusi dan eliminasi suatu xenobiotika. Model matematik ini memungkinkan
menggambarkan konsentrasi xenobiotika dalam tubuh sebagai fungsi waktu.

Sebagai contoh, suatu obat diberikan secara injeksi intravena (iv). Dalam hal ini
dianggap obat sangat cepat melarut dalam cairan tubuh. Model sederhana yang digunakan
menggambarkan keadaan ini adalah suatu bak berisi sejumlah volume cairan yang secara
cepat berada dalam kesetimbangan dengan obat. Pada kenyataannya, suatu fraksi obat secara
terus-menerus akan dieleminasi dari tubuh, maka proses tersebut

dapat digambarkan dengan gambar sederhana bahwa tubuh seperti bak dengan lubang
kecil yang secara terus-menerus mengeluarkan cairannya dan obat (lihat gambar 4.1). Karena
volume cairan tubuh relatif konstan maka dalam model ini perlu ditambahkan suatu sistem
pengisi cairan otomatis untuk menjaga volume konstan.

Gambar 4.1. Bak dengan suatu volume yang tetap dari cairan yang bersetimbang
dengan obat. Volume cairan 1 liter. Cairan keluar 10 ml/menit. Fraksi obat yang diambil per
satuan waktu 10/1000 atau 0,01 permenit

Konsentrasi obat dalam bak setelah pemberian suatu dosis ditentukan oleh dua
parameter: a) volume cairan bak dan b) laju eliminasi obat persatuan waktu. Dalam
farmakokinetika parameter tersebut dianggap tetap. Jika konsentrasi obat dalam bak
ditentukan pada berbagai selang waktu, maka volume cairan dalam bak dan laju eliminasi
obat dapat ditentukan.

Konsentrasi obat dalam bak berbantung pada waktu, maka variabel konsentrasi obat
dan waktu berturut-turut disebut sebagai variabel bergantung dan bebas. Dalam praktek,
parameter farmakokinetik tidak ditentukan secara langsung, tetapi ditentukan melalui
percobaan dari sejumlah variabel tergantung dan bebas yang secara bersamaan dikenal
sebagai data. Dari data ini dapat diperkirakan model farmakokinetik yang kemudian diuji
kebenarannya, dan selanjutnya diperoleh parameter farmakokinetiknya. Jumlah

parameter yang diperlukan untuk menggambarkan model bergantung pada kerumitan


proses dan rute pemberian obat.

Model farmakokinetik bermanfaat untuk: a) memperkirakan kadar obat dalam plasma,


jaringan, dan urin pada berbagai pengaturan dosis, b) menghitung pengaturan dosis
optimum untuk tiap penderita secara individu, c) memperkirakan kemungkinan akumulasi
obat dan /atau metabolit-metabolit, d) menghitung konsentrasi obat dengan aktivitas
farmakologik atau toksikologik, e) menilai perbedaan laju atau tingkat ketersediaan
farmasetika dan hayati antar formulasi, f) menggambarkan perubahan faal atau penyakit yang
mempengaruhi absorpsi, distribusi, atau eliminasi obat, g)menjelaskan interaksi obat.

Perlu disadari bahwa model didasarkan atas suatu hipotesa dan penyederhanaan
anggapan, yang menggambarkan sistem biologi dalam istilah matematik, maka dalam
pemanfaatannya untuk keperluan tertentu diperlukan suatu pemahaman yang lebih dalam.
Dan sebelumnya dimanfaatkan model tersebut harus diuji terlebih dahulu secara percobaan
dengan berbagai kondisi penelitian. Pengujian statistik diperlukan untuk mengetahui
keseuaian model dengan data. Jika model sederhana tidak cocok dengan seluruh hasil
pengamatan percobaan, mungki diperlukan suatu model yang lebih kompleks (hipotesis).

4.2. Prinsip-prinsip dasar matematika

Dalam menggambarkan perubahan konsentrasi sutau xenobiotika baik di dalam


plasma, jaringan, organ maupun di urin diperlukan persamaan model matematik yang sesuai,
sehingga dapat dengan tepat memperkirakan bentuk kurva-konsentrasi waktu dari suatu
xenobiotika. Proses biologi dan psiologi umumnya mengikuti reaksi orde nol atau kesatu.

Pada reaksi orde nol, jalu perubahan konsentrasi adalah tetap sepanjang waktu, hal ini
digambarkan dengan persamaan (4.1):

dC = −k (4.1) dt

dimana C menyatakan jumlah konsentrasi yang berkurang dalam satuan jarak waktu
yang tetap ”t”, dan k adalah tetapan jalu reaksi orde nol dan dinyatakan dalam satuan massa
per waktu (misal

mg/menit). Integrasi persamaan (4.1)


menghasilkan persamaan berikut:

C = −kt + Co (4.2)

Co adalah konsentrasi obat pada saat t=0. Berdasarkan persamaan 4.2 dapat dibuat
suatu grafik hubungan antara C terhadap t yang
menghasilkan garis lurus (Gambar 4.2). Intersep y adalah sama dengan Co dan slop
arah garis sama dengan k.

Anda mungkin juga menyukai