Pada hari ini Rabu, tanggal 27 Desember 2017 telah dibuat dan ditandatangani
perjanjian kerjasama pengurusan dan penyelesaian tanah(dalam sengketa) Usman bin
Siun (Alm) antara pihak-pihak yang bertandatangan dibawah ini, sebagai berikut:
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Ahli waris Usman bin Siun berdasarkan
Akta Kuasa Nomor 09 tanggal 26 Oktober 2010 yang dibuat oleh Suparno, SH. Notaris di
Bogor, selaku pemilik sebidang tanah berdasarkan Girik C.167 Persil 91.A III terdaftar
atas nama Usman Bin Siun, seluas ± 10.338 hektar, yang berlokasi di Blok Nagrak
Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, selanjutnya dalam perjanjian
ini disebut sebagai PIHAK KESATU;………………………………………………………………………………….
Pihak Kesatu dan Pihak Kedua secara bersama-sama disebut sebagai Para Pihak,
sebelumnya menerangkan hal-hal dibawah ini sebagai berikut:
1. Pihak Kesatu adalah Kuasa dari ahli waris Usman bin Siun selaku pemilik atas
sebidang tanah berdasarkan Girik C.167 Persil 91.A III terdaftar atas nama Usman
Bin Siun, seluas ± 10.338 hektar, yang berlokasi di Blok Nagrak Kelurahan
Cilincing, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, berdasarkan Akta Kuasa Nomor 09
tanggal 26 Oktober 2010 yang dibuat oleh Suparno, SH. Notaris di Bogor.
2. Bahwa saat ini tanah milik Pihak Kesatu sedang dalam sengketa dan penguasaan
tanpa hak dari Pihak Ketiga yakni PT. Puninar sarana Raya, yang berlangsung
sejak sekitar tahun 2000 hingga sekrang.
3. Bahwa Pihak Kesatu sudah lama memperjuangkan haknya dan menuntut pihak
PT. Puninar Sarana Raya tersebut, namun selalu kandas karena ketidakmampuan
yang cukup ntuk mengurus baik secara finansial maupun aspek hukum.
4. Bahwa untuk itu Pihak Kedua bersedia menyanggupi untuk memberikan bantuan
hukum dan finansial kepada Pihak Kesatu guna membantu mengurus dan
menyelesaikan permasalahan tanah milik Pihak Kesatu yang saat ini sedang
bersengketa dan dikuasai tanah tersebut oleh Pihak Ketiga yakni PT. Puninar
Sarana Raya, sampai dengan selesai dengan kembalinya hak kepemilikan Pihak
Kesatu atas tanah tersebut.
1
5. Bahwa karenanya Para Pihak dengan ini bersepakat untuk menjalin kerja sama
guna menyelesaikan permasalahan atas tanah Pihak Kesatu tersebut dengan
syarat dan ketentuan yang diatur dalam pasal-pasal dibawah ini, sebagai berikut.
PASAL 1
RUANG LINGKUP PERJANJIAN
Ruang lingkup kerjasama dalam perjanjian ini adalah Pihak Kedua dengan seijin dan
kuasa Pihak Kesatu dan/atau ahli waris Usman bin Siun akan mengurus dan
menyelesaikan permasalahan tanah tersebut guna mengembalikan hak-hak kepemilikian
dan kepentingan hukum Ahli waris Usman bin Siun, atas sebidang tanah berdasarkan Girik
C.167 Persil 91.A III terdaftar atas nama Usman Bin Siun, seluas ± 10.338 hektar, yang
berlokasi di Blok Nagrak Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara
(selanjutnya disebut ”TANAH” ), yang mana tanah tersebut saat ini dalam penguasaan
secara tanpa hak oleh Pihak PT. Puninar Sarana Raya, dan segala upaya untuk
memintakan ganti rugi dan/atau menawarkan jual atas tanah tersebut sebagian maupun
seluruhnya baik kepada PT. Puninar Sarana Raya dan/atau kepada pihak-pihak yang
bersedia membelinya.
Dalam hal ini untuk melaksanakan perjanjian ini maka Pihak Kedua akan menyediakan
seluruh kebutuhan biaya yang diperlukan dalam setiap proses dan langkah hukum yang
akan dijalani termasuk dan tidak terbatas pada kebutuhan dana pinjaman sementara
ahli waris yang dibutuhkan untuk menutupi biaya-biaya yang pernah dikeluarkannya
terkait dengan urusan tanah selama ini.
PASAL 2
PENJUALAN TANAH
1. Para Pihak telah bersepakat bahwa bilamana hak kepemilikan atas tanah
tersebut telah berhasil dikembalikan kepada ahli waris Usman bin Siun, maka
untuk mendapatkan hasil penjualan atas tanah dapat dilakukan oleh Pihak Kedua
dengan cara mengajukan permintaan ganti rugi terhadap tanah yang telah
digunakan selama ini dan/atau menawarkan jual atas Tanah tersebut sebagian
maupun seluruhnya kepada PT. Puninar Sarana Raya dan/atau kepada pihak-
pihak yang bersedia membelinya.
2. Para pihak sepakat bahwa mengenai permintaan nilai ganti rugi dan/atau harga
penjualan baik sebagian maupun seluruhnya atas tanah tersebut akan diputuskan
oleh Pihak Kesatu selaku kuasa Ahli waris berdasarkan pertimbangan dan usulan
dari Pihak Kedua.
2
PASAL 3
PEMBAGIAN HASIL PENJUMLAHAN TANAH
Para Pihak telah bersepakat bahwa, dari setiap dan/atau selutuh hasil nilai transaksi
penjualan tanah yang didapat akan langsung dilakukan pembagian untuk Para Pihak
dan Pihak-pihak yang berjasa sampai terwujudnya perjanjian ini (mediator) dengan
komposisi sebagai berikut:
Sebesar 60% untuk bagian hak Pihak Kesatu selaku ahli waris
Sebesar 40% untuk bagian Pihak Kedua
PASAL 4
KEWAJIBAN DAN HAK PARA PIHAK
PASAL 5
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
1. Para pihak sepakat untuk menentukan jangka waktu perjanjian kerja sama ini
adalah selama-lamanya 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal ditandatanganinya
perjanjian ini.
2. Jangka waktu perjanjian kerja sama ini dapat diputuskan sebelum habis masa
berlakunya atas dasar kesepakatan para pihak.
3. Jangka waktu perjanjian ini juga dapat diperpanjang bilamana dibutuhkan atas
dasar persetujuan Para Pihak karena adanya alasan-alasan yang terkait dengan
pengerjaan dalam proses penyelesaian yang sedang dilakukan.
3
PASAL 6
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
PASAL 7
FORCE MAJEURE
1. Tidak ada satu pihak pun yang bertanggung jawab atas kerusakan alat atau
kegagalan pelaksanaan suatu kewajiban yang ditentukan didalam perjanjian ini,
jika hal ini disebabkan oleh atau timbul karena keadaan yang memaksa (force
majeure) yang meliputi peristiwa-peristiwa diluar kekuatan manusia (act of God)
kebakaran, bencana alam, perang, kerusuhan, huru-hara, dan hal-hal lainnya
yang tidak memungkinkan bagi para Pihak untuk melaksanakan kewajibannya lagi
berdasarkan perjanjian ini.
2. Dalam hal force majeure, maka pihak yang terkena majeure wajib
memberitahukan hal tersebut secara tertulis kepada pihak lainnya dalam waktu
selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja terhitung sejak tanggal kejadian force
majeure, selanjutnya Para Pihak akan melakukan musyawarah mufakat.
PASAL 8
LAIN-LAIN
Hal- hak lain yang belum diatur didalam perjanjian ini,akan diatur dikemudian hari
sesuai kebutuhannya dalam bentuk addendum yang menjadi salah satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dialam perjanjian ini.
Demikian perjanjian ini dibuat pada hari dan tanggal seperti yang telah tercantum
pada awal perjanjian ini, dibuat rangkap dua bermaterai cukup yang mempunyai
kekuatan hukum yang sama.