Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
”KIFOSIS”
Di susun oleh :
1. Desi Ratna Sari 7. Lulu Apriyani
2. Desy Nurlita 8. M. Alif Anggoro
3. Dewi Nur Puspita sari 9. Muhamad Rizal
4. Elis Rustini 10. Neneng Yayu Mulyani
5. Imas Sartika 11. yulianawati
6. Indriyani Safitri
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Bahwa penulis telah
menyelesaikan tugas mata pelajaran yang berjudul “KIFOSIS”.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
Dosen matakuliahmuskuloskeletal, yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuan kepada penulis.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai, Amiin.
penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia memiliki tulang dan sendi (sistem gerak) yang memiliki
banyak fungsi untuk menunjang kehidupan manusia.Tanpa kondisi fit tulang
dan sendi, manusia akan kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Tubuh manusia tersusun dari tulang-tulang yang menopangnya agar
bisa berdiri tegak, duduk, berjalan, berlari, dan beraktivitas. Pentingnya
fungsi tulang sebagai salah satu penopang hidup manusia membuat kelainan
dan penyakit pada .Jika kondisi tulang tidak dalam keadaan baik, segala
aktivitas manusia akan terganggu.
Kifosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang yang bisa
terjadi akibat trauma, gangguan perkembangan atau penyakit degeneratif.
Kifosis (berasal dari bahasa Yunani, kyphos yang berarti punuk). Kifosis
sering dihubungkan dengan skoliois, tulang belakang melengkung
menyamping. Baru disebut kifosis bila lengkungnya lebih dari 40.Jika lebih
dari 50 dianggap tak normal.
Kifosis yaitu penyimpangan postur dalam bidang sagital yang dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu terjadi secara kongenital, faktor sikap
tubuh yang salah pada saat bekerja dan berolahraga, serta akibat dari
kesalahan sikap tubuh saat beraktifitas seperti duduk atau berdiri dengan
tubuh membungkuk dalam waktu lama dan statis (M. Briggs et al, 2007)
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari kifosis ?
2. Apa etiologi dari kifosis ?
3. Apa klasifikasi dari kifosis ?
4. Bagaimana manifestasi dari kifosis ?
5. Apa saja komplikasi yang muncul dari kifosis ?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari kifosis ?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari kifosis ?
8. Bagaimana asuhan keperawatan serta diagnose apa saja yang mucul ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui definisi dari kifosis
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Kifosis (berasal dari bahasa Yunani, Kyphos yang berarti punuk).
Kifosis juga disebut bungkuk, adalah kondisi umum dari lengkungan
punggung atas. Ini dapat berupa hasil dari penyakit degeneratif (penyakit
yang mengiringi penuaan). Bisa dari masalah perkembangan sejak lahir,
osteoporosis dengan fraktur kompresi tulang belakang dan trauma.
3
B. Klasifikasi
1. Congenital kyphosis, kelainan bawaan sejak dirahim ibu yang harus diatasi
sedini mungkin sebelum berusia 10 tahun.
2. Postura kyphosis yang paling banyak ditemui (pada remaja putri) dan bias
disebut “bungkuk udang” jarang menyebabkan nyeri dan tak menimbulkan
gangguan saat dewasa. Mengatasinya dengan memperkuat otot perut dan
lutut yang membuat tubuh lebih nyaman.
3. Scheueramnn’s kyphosis (diambil dari nama radiolog Denmark yang
pertama kali menandainya). Gerak tertentu bias memicu nyeri dan
akhirnya tak kuat duduk atau berdiri lama. Bisa diatasi dengan brace
(rompi penyangga batang tubuh), latihan memperkuat tulang belakang dan
pemberian obat anti radang pereda nyeri.
C. Etiologi
Penyebab Kifosis Penyebab kifosis tergantung pada jenis-jenis Kifosis:
1. Jenis Postural Kifosis. Jenis ini sering terjadi pada masa remaja.
a. Biasanya kebiasaan membawa barang berat.
b. Pembentukan penyakit ini terjadi secara lambat.
c. Lebih sering terjadi pada anak perempuan
d. Biasa disebut “bungkuk udang”
e. Postur tubuh yang buruk atau membungkuk dapat menyebabkan
peregangan pada ligament tulang belakang dan pembentukan
abnormal dari tulang belakang (vertebrae)
f. Kifosis Postural sering disertai dengan kurvake (Hyperlordosis /
tulang pinggang yang terlalu melengkung kedalam) dalam berlebihan
pada tulang belakang bagian atas.
4
D. Manifestasi Klinis
1. Postur membungkuk / Slouching / Hunchback.
2. Baru disebut kifosis bila lengkuknya lebih dari 40 derajat.
3. Punggung terasa sakit, kaku dan nyeri sering terjadi.
4. Nyeri di leher
5. Kelelahan
6. Pada kifosis yang beratakan terjadi sesak napas karena paru-paru tidak
dapat mengembang sempurna.
E. Pathway
5
F. Penatalaksanaan Medis
Cara mengatasi dan pengobatan kifosis tergantung pada penyebab kondisi
dan gejala yang ada
1. Pengobatan medis
Dokter menyarankan untuk memberikan penghilang rasa sakit. Jika obat-
obatan seperti acetaminophen, ibuprofen atau naproxen, jika tidak cukup
mengatasi rasa sakit bisa meminta obat tulang berdosis tinggi tentunya
dengan resep. Obat osteoporosis, dalam banyak orang tua, kifosis adalah
petunjuk pertama bahwa mereka memiliki osteoporosis. Penguatan obat
tulang dapat membantu mencegah kifosis anda memburuk.
2. Terapi
Beberapa jenis kifosis dapat dibantu dengan :
a. Latihan, latihan peregangan dapat meningkatkan fleksibilitas tulang
belakangdan mengurangi sakit punggug. Latihan yang memperkuat
otot-otot perut dapat membantu memperbaiki postur tubuh
b. Bracing, anak-anak yang memiliki penyakit scheuermann mungkin
dapat menghentikan perkembangan kifosis dengan memakai penjepit
tubuh saat tulang mereka masih dalam tahap perkembangan.
6
c. Gaya hidup sehat, menjaga berat badan dan aktivitas fisik yang sehat
secara teratur akan membantu mencegah sakit punggung dan
meredakan gejala kifosis
d. Mempertahankan kepadatan tulang yang baik. Diet yang tepat dengan
kalsium dan vitamin D, terutama jika ada riwayaat keluarga
osteoporosis, dapat membantu orang dewasa menghindari tulang lemah
dan gejala kifosis.
3. Prosedur Bedah (Oprasi)
Jika kondisi kifosis sangat parah dokter mungkin menyarankan operasi
untuk mengurangi tingkat kelengkungan tulang, prosedur yang paling
umum, yang disebut fusi tulangb elakang, menghubungkan dua atau lebih
vertebra yang terkena kifosis secara permanen, ahli bedah memasukkan
potongan tulang antara tulang belakang dan kemudian mengencengkan
tulang belakang bersama-sama dengan batang logam dan sekrup sampai
tulang belakang dalam posisi yang benar.
G. Komplikasi
1. Body image problem untuk remaja khususnya. Dapat mengembangkan
citra tubuh yang buruk dan memiliki rounded back atau memakai penjepit
untuk memperbaiki kondisi tersebut.
2. Sakit punggung. Dalam beberapa kasus, misalignment tulang belakang
dapat menyebabkan rasa sakit, yang dapat menjadi parah dan
melumpuhkan.
3. Dalam kasus yang berat, kurva dapat menyebabkan tulang rusuk untuk
menekan paru-paru, menghambat untuk bernapas.
7
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
Ny a berusia 58 tahun datang ke rsud kabupaten tangerang bersama dengan
anaknya. Klien mengeluh punggung dan lehernya sering terasa nyeri dan kaku.
Klien mengatakan nyerinya seperti tertekan benda berat, nyeri di rasakan pada
saat melakukan aktifitas. Dari hasil pengkajian di dapatkan dengan sekala nyari 6.
Tampak klien mengalami kelelahan, tampak kesulitan untuk tidur akibat tidak
nyaman, pasien tampak gelisah. Td: 140/70 n: 78x/menit rr: 26x/menit s: 37˚c.
Do:
8
ketidaknyamanan kecemasan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kifosis adalah gangguan tulang belakang progresif di mana punggung atas
menunjukan sebuah kelengkungan ke depan abnormal. Mengakibatkan
kelainan tulang yang kadang – kadang digambarkan sebagai bungkuk. Kifosis
terdiaknosis jika kurvanya lebih dari 50 drajat. Menurut America Academy Of
Orthopedic Surgeons ( AAOS ). Mayo elemic memberikan batas lebih rendah
ubtuj diagnosis kifosis yaitu kelengkungan 40 drajat atau lebih.
B. Saran
Perawat hendaknya melakukan tindakan keperawatan menggunakan proses
keperawatan yang koprehensif agar asuhan keperawatan yang bermutu sesuai
dengan apa yang di harapkan ada selalu mendokumentasikan setiap melakukan
tindakan.
Dalam pembuatab makalah ini perawat juga harus mengetahui langkah –
langkah asuhan keperawatan agar makalah yang di buat dapat sesuai dengan
apa yang di inginkan dan berguna bagi mahasiswa untuk masa kedepanya.
12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kifosis adalah gangguan tulang belakang progresif di mana punggung atas
menunjukan sebuah kelengkungan ke depan abnormal. Mengakibatkan
kelainan tulang yang kadang – kadang digambarkan sebagai bungkuk. Kifosis
terdiaknosis jika kurvanya lebih dari 50 drajat. Menurut America Academy Of
Orthopedic Surgeons ( AAOS ). Mayo elemic memberikan batas lebih rendah
ubtuj diagnosis kifosis yaitu kelengkungan 40 drajat atau lebih.
B. Saran
Perawat hendaknya melakukan tindakan keperawatan menggunakan proses
keperawatan yang koprehensif agar asuhan keperawatan yang bermutu sesuai
dengan apa yang di harapkan ada selalu mendokumentasikan setiap melakukan
tindakan.
Dalam pembuatab makalah ini perawat juga harus mengetahui langkah –
langkah asuhan keperawatan agar makalah yang di buat dapat sesuai dengan
apa yang di inginkan dan berguna bagi mahasiswa untuk masa kedepannya.