Anda di halaman 1dari 6

1.

Minat Berwirausaha
a. Definisi minat
Minat merupakan penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu di luar diri. Minat sangat besar pangaruhnya dalam mencapai prestasi dalam
suatu pekerjaan, jabatan, atau karir. Tidak akan mungkin orang yang tidak berminat
terhadap suatu pekerjaan dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik.

Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada
bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu (Winkel,
2004:212)
http://eprints.uny.ac.id/10026/1/JURNAL%28NIM.07503244026%2C%20ERFIKA
S.W.%29.pdf

Minat merupakan suatu perangkat mental yang terdiri dari campuran antara
perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut, atau kecederungan lain yang
mengarahkan seseorang kepada suatu pilihan tertentu (Mappiare dalam Ginting,
2005). Menurut Sandjaja (2006) minat merupakan suatu kecenderungan yang
menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-
aktivitas dalam bidang tertentu. Minat juga diartikan sebagai sikap positif terhadap
aspek-aspek lingkungan. Selain itu, minat juga merupakan kecenderungan yang
tetap untuk memperhatikan dan menikmati suatu aktivitas disertai dengan rasa
senang. http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/mbisnis/article/view/108/55

Minat merupakan rasa ketertarikan pada sesuatu. Seperti yang dikemukakan


Syah (2010:133) “Secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”.
http://journal2.um.ac.id/index.php/jpbm/article/view/1666/939

Minat merupakan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta
dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungannya. Minat dapat
dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu
dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya.
(Qym, 2009), (http://qym7882.blogspot.com)

Minat merupakan suatu motivasi instrinsik sebagai kekuatan pembelajaran yang


menjadi daya penggerak seseorang dalam melakukan aktivitas dengan penuh
kekuatan dan cenderung menetap, di mana aktivitas tersebut merupakan proses
pengalaman belajar yang dilakukan dengan penuh kesadarandan mendatangkan
perasaan senang, suka dan gembira. (http://mathedu-unila.blogspot.com).

Minat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:744) artinya adalah


kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Sedangkan menurut M. Ngalim
Purwanto (2006:56) minat adalah perbuatan yang menggarahkan kepada suatu
tujuan dan merupakan suatu dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia
terdapat dorongan-dorongan (motifmotif) yang mendorong manusia untuk
berenteraksi dengan dunia luar. Dan apa yang sudah menjadi minat seseorang
mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. Dari beberapa pengertian
minat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah dorongan atau motivasi yang
tinggi dari seseorang yang menjadi penggerak seseorang untuk melakukan sesuatu
guna mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya, di
mana hal merupakan proses pengalaman belajar yang dilakukan dengan penuh
kesadaran dan mendatangkan perasaan senang, suka dan gembira.

b. Pengertian Wirausaha
Kewirausahaan atau entrepreneurship merupakan istilah yang berasal dari bahasa
Perancis entreprende. artinya to undertake yaitu menjalankan, melakukan dan
berusaha. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Richard Cantillon dan semakin
popular ketika dipakai oleh ahli ekonomi Jean Baptise Say dalam Riyanti (2003: 23)
untuk menggambarkan para pengusaha yang mampu memindahkan sumber-sumber
daya ekonomi dari tingkat produktivitas rendah ke tingkat produktivitas yang lebih
tinggi dan menghasilkan lebih banyak lagi atau lebih produktif. Sedangkan
wirausaha merupakan istilah yang diterjemahkan dari kata entrepreneur (Suryaman,
2006). Wirausaha mempunyai arti seorang yang mampu memulai dan atau
menjalankan usaha.
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/48860018/USM_853210_-
_Yuli_Budiati__Tri_Endang_Yani__Nuria_Universari.pdf?AWSAccessKeyId=AKI
AIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1525887549&Signature=Nj8PGCokkZ87BF
n8AJq7yMlVIRc%3D&response-content-
disposition=inline%3B%20filename%3DMINAT_MAHASISWA_MENJADI_WIR
AUSAHA_STUDI.pdf

Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat
dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana, 2001: 8).
http://eprints.uny.ac.id/10026/1/JURNAL%28NIM.07503244026%2C%20ERFIKA
S.W.%29.pdf

Menurut Kasmir (2006) menyatakan bahwa arti wirausaha yaitu orang yang berjiwa
berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Wasty
Soemanto dalam Sirod Hantoro (2005) menyebutkan bahwa manusia wirausaha
adalah orang yang mempunyai kepribadian kuat dan memiliki ciri-ciri sebagai
berikut ; (a) memiliki moral yang tinggi meliputi ketakwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, kemerdekaan batin, keutamaan, kasih saying terhadap sesame manusia,
kualitas hokum dan keadilan (b) memiliki sikap mental berwirausaha meliputi
berkemamuan keras dan pantang menyerah, berkeyakinan kuat atas kekuatan
pribadi, jujur dan bertanggung jawab dan mempunyai ketahan mental yang kuat (c)
Memiliki kepekaan terhadap lingkungan (d) memiliki ketrampilan berwirausaha
yaitu ketrampilan berfikir kreatif, ketrampilan mengambil keputusan, ketrampilan
dalam kepempimpinan, ketrampilan manajerial, dan ketrampilan bergaul.
http://eprints.uny.ac.id/798/1/SKRIPSI_DIAN_ARINI.pdf

Demikian pula Volkmann (2009) berpendapat bahwa kewirausahaan tidak hanya


tentang membuat rencana bisnis dan memulai usaha baru tetapi juga tentang
kreativitas, inovasi, dan pertumbuhan, cara berpikir dan bertindak yang relevan
untuk semua bagian ekonomi, masyarakat dan seluruh lingkungan ekosistem.
Menurut Kirzner (1973), kewirausahaan berasal dari penemuan adanya perbedaan
yang menguntungkan, kesenjangan, ketidakcocokan pengetahuan yang tidak disadari
orang lain. Kewirausahaan Schumpeterian menekankan wawasan segar dan
kreativitas sedangkan perspektif Kirznerian menggarisbawahi pentingnya stabilitas,
konsistensi dan perencanaan peringatan (Hoskisson et. Al., 2011). Shane (2003, p.4)
memberikan definisi umum kewirausahaan yang merupakan "aktivitas yang
melibatkan penemuan, evaluasi, dan eksploitasi peluang untuk memperkenalkan
barang dan jasa baru, cara mengatur, pasar, proses, dan bahan mentah melalui
pengorganisasian." upaya yang sebelumnya tidak ada ”. (exploring the antecedents
of entrepreneurial intention on turkish university students).

Kewirausahaan adalah praktik memulai organisasi baru, khususnya bisnis baru


secara umum sebagai tanggapan atas peluang yang teridentifikasi. Menurut
Schumpeter, Kewirausahaan adalah "semangat" untuk berinovasi. Knight, Drucker,
Hart, Stevenson, dan Dial telah mendefinisikan kewirausahaan sebagai perilaku
pengambilan risiko yang telah dilakukan untuk manfaat di masa depan dan
memperoleh kemandirian dan pengendalian diri (Parker, 2004). Pengusaha adalah
orang yang menjalankan dan mengoperasikan perusahaan atau usaha baru dan
mengambil beberapa tanggung jawab atas risiko yang melekat. Oleh karena itu,
hampir kewirausahaan setara dengan memulai bisnis baru (Wilberforce dan Fleming,
2001). Kami dapat memberikan definisi kewirausahaan yang luas dan komprehensif
dengan cara berikut: Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi peluang di
pasar; sumber daya marshaling mengejar peluang dan melakukan tindakan dan
sumber daya yang diperlukan untuk mengeksploitasi peluang untuk keuntungan
pribadi jangka panjang (Parker, 2004 dan Gartner, 1989). Definisi kreatif dan
fungsional kewirausahaan mendefinisikannya sebagai tindakan kreatif manusia yang
membangun sesuatu yang bernilai dari apa-apa. Ini adalah mengejar peluang terlepas
dari sumber daya, atau kurangnya sumber daya, di tangan. Ini membutuhkan visi dan
semangat serta komitmen untuk memimpin orang lain dalam mengejar visi itu. Ini
juga membutuhkan kesediaan untuk mengambil risiko yang sudah diperhitungkan
(Boyd and Vozikis, 1994). (determinants of entrepreneurial intention of business
students in bangladesh)

McClelland (1961) mendefinisikannya sebagai proses dinamis yang dibuat dan


dikelola oleh individu yang berusaha memanfaatkan inovasi ekonomi untuk
menciptakan nilai baru di pasar untuk mencapai kebutuhan tertentu. Demikian pula,
Kuratko (2005) memberikan definisi mereka sendiri dan menunjukkan bahwa itu
adalah proses di mana seorang individu mengeksploitasi peluang dan menciptakan
nilai. Dalam pandangan yang terkait, organisasi Kerjasama Ekonomi dan
Pembangunan OECD (2006) menggambarkan kewirausahaan sebagai suatu proses
di mana pengusaha menciptakan dan menumbuhkan usaha untuk menyediakan
produk / jasa baru atau menambah nilai pada produk atau layanan. Dari definisi di
atas, seseorang dapat menyimpulkan bahwa pengusaha adalah individu giat yang
terlibat dalam perilaku ekonomi dengan tujuan menciptakan dan menambahkan nilai
untuk memenuhi kebutuhan manusia. (Entrepreneurship intention among students.
The antecedent role of culture and entrepreneurship training and development)

Asal muasal konsep "Pengusaha" terletak pada abad ke-17 di Prancis - sebagai
individu yang ditugaskan untuk melakukan proyek komersial tertentu oleh seseorang
dengan uang untuk diinvestasikan. Pada tahap awal, ini biasanya berarti proyek
perdagangan luar negeri. Proyek semacam itu berisiko, baik bagi investor (yang
dapat kehilangan uang) dan bagi wirausahawan (yang bisa kehilangan lebih banyak)
(Liñán, 2004 dan Tkachev dan Kolvereid, 1999). Meskipun sebelumnya digunakan
sebelum Cantillon, jelas bahwa Cantillon adalah yang pertama yang menawarkan
konsepsi yang jelas tentang fungsi wirausaha secara keseluruhan (pada 1755). Dia
mendefinisikan "Pengusaha" sebagai orang yang mengambil peran aktivis dalam
mengejar peluang. Behavioris 'seperti Max Weber (1930) dan David C. McClelland
(1961): mencoba memahami wirausaha sebagai pribadi. Mereka terutama
berkonsentrasi pada kreativitas dan karakteristik intuitif pengusaha (Ronstadt, 1990
dan Krueger et al., 2000). Pengusaha tidak dicirikan oleh setiap tindakan yang
mereka ambil, tetapi oleh serangkaian tindakan tertentu yang ditujukan untuk
menciptakan kekayaan baru dengan usaha mereka. Pengusaha dapat dianggap
sebagai: seorang manajer yang melakukan kegiatan - yaitu dalam hal tugas-tugas
tertentu yang mereka lakukan dan cara mereka melakukannya, agen perubahan
ekonomi - yaitu dalam hal efek yang mereka miliki pada sistem ekonomi dan
perubahan yang mereka kendarai, individu - yaitu dalam hal psikologi, kepribadian,
dan karakteristik pribadi mereka (Bird, 1988). (determinants of entrepreneurial
intention of business students in bangladesh)

c. Pengertian Minat Berwirausaha


Katz dan Gatner menjelaskan bahwa intensi kewirausahaan atau minat menjadi
wirausaha dapat diartikan sebagai proses pencarian informasi yang dapat digunakan
untuk mencapai tujuan pembentukan suatu usaha (Budiati et al., 2012:90).
Sedangkan menurut Santoso, minat wirausaha adalah gejala psikis untuk
memusatkan perhatian dan berbuat sesuatu terhadap wirausaha itu dengan perasaan
senang karena membawa manfaat bagi dirinya (Agustina dan Sularto, 2011:64).
Minat menjadi wirausaha didefinisikan sebagai keinginan seseorang untuk bekerja
mandiri (self-employed) atau menjalankan usahanya sendiri (Li dalam Budiati et al.,
2012:91).
Dari pengertian-pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan minat
berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan, dan kesediaan untuk bekerja keras atau
berkemauan keras untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dan menjalankan
usahanya tanpa rasa takut dengan resiko dan senantiasa belajar dari kegagalan yang
dialami. Venesaar et al. (2006) dalam penelitian yang berjudul Student’s Attitudes
and Intentions toward Entrepreneurship at Tallinn University of Technology
(2006:103) membagi minat berwirausaha ke dalam empat kategori, yaitu:
1. Belum berminat menjadi wirausaha.
2. Sudah berminat, tetapi belum memulai.
3. Sudah memiliki dan menjalankan sebuah usaha.
4. Sudah pernah memiliki usaha sebelumnya, tetapi gagal.
Sedangkan minat berwirausaha berdasarkan perspektif waktu dibagi dalam empat
kategori (Venesaar et al., 2006:105), yaitu:
1. Minat untuk berwirausaha dalam jangka waktu dekat/setelah lulus.
2. Minat untuk berwirausaha pada dua tahun mendatang.
3. Minat untuk berwirausaha pada jangka panjang/di masa depan.
4. Belum menentukan waktu untuk memulai.
(analisis minat dan motivasi berwirausaha mahasiswa)

Entrepreneurial intention is the proclivity of starting a new business. Krueger (1993)


defines entrepreneurial intentions as a commitment to starting a new business. This
intention indicates potentiality of an entrepreneur to start business in the future.

2.2.4 Factors Affecting Entrepreneurial Intention


From the substantial number of previous research on entrepreneurial intention it has
been identified that three factors dominate entrepreneurial intension. One is his or
her demographic profile that includes age, sex, previous experience, influence of
role model. Second one is personality traits that include self-efficacy, confidence,
autonomy, locus of control, risk taking tendency, professional attraction. Third
factor is contextual that includes education and environment (Wärneryd, 1988).
According to trait theory of entrepreneurship- entrepreneurial intentions are dictated
by some particular traits. Those are: High need for achievement; which means a
need to always achieve new bold goals, risk taking propensity; which defined as a
willingness to take financial risks, tolerance for ambiguity; which refers no fear of
the unknown, innovation; which is an ability to create new or modify existing
business concepts, intuition; which is synonymous of make decisions based on ‘gut
feelings’, internal locus of control which is synonymous to a belief that the future is
determined by their own actions and also proactiveness; which is making plans for
events before they occur (Boyd and Vozikis, 1994).
According environmental approach theory-Choice of Entrepreneurship is related to
external factors beyond the individual’s control, seen as a cultural phenomenon,
education and experience, family background. Ahmed et al (2010) worked on some
factors to identify the determinants of entrepreneurial intentions among students in
Pakistan. They investigated the effect of innovation, education, family background
and gender difference on creating intentions. They found innovativeness and family
business experience are related with entrepreneurial intention.
(determinants of entrepreneurial intention of business students in bangladesh)

The definition of entrepreneurial intention (EI) is recognized by one person as they


wish to set up a new business venture and deliberately plan to do so at one point in
the future (Thompson, 2009: 676).
(tugas research)

Anda mungkin juga menyukai