Anda di halaman 1dari 10

Kata sulit :

a. Sirosis hati
Kondisi terbentuknya jaringan parut di hati akibat kerusakan hati
jangka panjang (kronis). Penyakit ini berkembang secara perlahan dan
mengakibatkan jaringan yang sehat digantikan oleh jaringan parut.
Jaringan parut akan menghambat aliran darah yang melewati hati
sehingga kinerja hati menjadi terganggu atau bahkan terhenti.
Kerusakan pada hati yang disebabkan oleh sirosis tidak bisa diperbaiki
dan bahkan bisa menyebar lebih luas dan menyebabkan hati tidak bisa
berfungsi dengan baik. Kondisi inilah yang sering disebut dengan istilah
gagal hati. Sebelum sirosis menyebabkan gagal hati, perkembangannya
berlangsung selama bertahun-tahun. Umumnya, penanganan dilakukan
hanya untuk memperlambat perkembangan penyakitnya.

b. Ligasi
Suatu istilah dalam bidang kedokteran berarti ikatan atau pengikatan.
Ligasi pembuluh darah yang robek atau terpotong sering dilakukan pada
tindakan operasi agar pendarahan yang timbul dapat dihentikan.
Pengikatan dilakukan dengan menggunakan benang, yang dapat terbuat
dari sutera, usus binatang (catgut) atau bahan lain

c. Hematemesis melena
Hematemesis (muntah darah) dan melena adalah pengeluaran feses
atau tinja yang berwarna hitam yang disebabkan oleh adanya perdarahan
saluran cerna bagian atas (diatas ligamentum  teres hepatis).Warna
hematemesis tergantung pada lamanya hubungan atau kontak antara
darah dengan asam lambung dan besar kecilnya perdarahan,sehingga
dapat berwarna sebagai kopi atau kemerah-merahan dan bergumpal-
gumpal. Melena dapat terjadi tersendiri atau bersama-sama dengan
hematemesis.Paling sedikit terjadi perdarahan sebanyak 50-100 cc baru
dijumpai keadaan melena.
Hematemesis dan melena merupakan suatu keadaan yang gawat dan
memerlukan perawatan segera dirumah sakit.
Penyebab perdarahan saluran cerna bagian atas berupa kelainan lokal
: esofagus (esofagitis,varises), lambung dan duodenum ( tukak dan erosi)
dan keganasan.Kelainan sistemik berupa trombositopenia,trombopati
yang bermanifestasi pada perdarahan di saluran cerna bagian atas.

ASESMEN GIZI
A. IDENTITAS DIRI
Nama : Ny. P No RM : -
Umur : 63 tahun Ruang : -
Sex : Perempuan Tgl Masuk : -
Pekerjaan : - Tgl Kasus : -
Pendidikan : - Alamat : -
Agama : - Diagnosis : Sirosis Hati
medis

B. SKRINING GIZI

Metode Skrining
Skor
Kesimpulan

C. PENGKAJIAN DATA
1. Riwayat Klien (Client History/CH)

Data personal : Tidak ada


(Informasi klien/pasien seperti
usia, jenis kelamin, suku,
bangsa, pekerjaan, kebiasaan
merokok, dan keterbatasan
fisik)
Riwayat medis/kesehatan klien :
a. Riwayat medis - Riwayat penyakit keluarga : -
(Pernyataan klien/pasien atau - Riwayat penyakit dahulu : Sejak 10 tahun
keluarga, kondisi dan penyakit lalu menderita sirosis hati, kontrol rutin dan
yang berdampak pada status mendapat terapi obat
gizi) - Penyakit kronis : -
Tidak ada oedem, asites positif
10 tahun lalu mengalami muntah darah dan berak
hitam (hematemesis melena)
b. Treatment/terapi - Pengobatan : Ada
(Treatment/terapi bedah atau - Konsumsi suplemen/vitamin : Ada
medis yang tercatat dalam - Terapi obat :
rekam medis dan berdampak a. Injeksi SNMC
pada status gizi) b. Hp Pro
c. Vit K
d. Curcuma
Riwayat sosial : Tidak ada
(Informasi klien/pasien seperti
sosial, ekonomi, situasi rumah,
dukungan pelayanan medis,
pekerjaan, keterlibatan dengan
kelompok sosial)
Kesimpulan : Tidak banyak informasi yang dapat di ambil. Os telah menderita sirosis
hati sejak 10 tahun lalu, kontrol rutin dan mendapat terapi obat, tidak ada oedem,
asistes positif. 10 tahun lalu mengalami muntah darah dan berak hitam (hematesis
melena). Terapi obat yang diberikan adalah injeksi SNMC, Hp Pro, Vit K serta
curcuma.

2. Riwayat terkait Gizi dan Makanan (Food and Nutrition-Related


History/FH)
Meliputi: Asupan makanan dan zat gizi, Pemberian makanan dan zat gizi,
Pengobatan dan penggunaan obat komplemen/alternatif,
Pengetahuan/kepercayaan/sikap, Perilaku, Ketersediaan suplai bahan
makanan, Aktifitas dan fungsi, Ukuran fokus pasien dan nilai-nilai terkait
gizi

Riwayat Alergi Tidak ada alergi makanan


Makanan
Fasilitas Tidak dijelaskan
Mempersiapkan
Makanan
Riwayat Pola Makan Pola Makan : 3x sehari
Tidak suka ngemil
Asupan Zat Gizi dari Hasil Recall intake pasien selama 3 hari berturut
Makanan di RS :
Energi Protein Lemak
Implementasi KH (g)
(kcal) (g) (g)
% 63,4 68,2 55,8 49,8
Kesimpulan : Pola makan Os sehari 3x dan tidak ada cemilan. Hasil recall intake
pasien selama 3 hari berturut-turut belum mencukupi 80% kebutuhan Os.

3. Data Antropometri (Anthropometric Data/AD)


Meliputi: Tinggi badan, Berat badan, BMI, LILA, Riwayat berat badan

TB BB Lingkar Lingkar dada


166 cm 63 cm 27,5 cm -

Kesimpulan :
IMT = 22,8
Klasifikasi IMT menurut WHO-Asia Pasifik (2000):
≤ 18,5 Underweight
18.5 – 22,9 Normal
>23 Overweight
23 – 24,9 Risiko obesitas
25 – 29,9 Obesitas I
≥ 30 Obesitas II
Menurut perhitungan IMT sesuai WHO-Asia Pasifik, diperoleh hasil sebesar 22,8.
Hal tersebut menunjukan status gizi dalam kategori normal.
LLA = 27,5 cm  tidak beresiko KEK

4. Data Biokimia, Tes Medis, dan Prosedur (Biochemical Data, Medical


Test, and Procedures/BD)
Meliputi: Data laboratorium (elektrolit, glukosa, dll) dan Tes medis
(misal: waktu pengosongan lambung, RMR, dsb)

Pemeriksaan Hasil
Satuan/Nilai Normal Keterangan
urin/darah
Hb 12 – 16 g/dL 8,3 Rendah
Al 0-6 ng/mL 9,04 Tinggi
BUN 5-25 mg/dL 15,7 Normal
Creat 0,8 – 1,8 g/24 jam 1,02 Normal
Na 135 – 144 mEq/L 116,4 Rendah
K 3,6 – 4,8 mEq/L 3,11 Rendah
Cl 97 – 106 mEq/L 94 Rendah
Alb 3,5 – 5,0 g% 2,66 Rendah
T. Bil ≤ 1,4 mg/dL 6,17 Tinggi
D.Bil ≤ 0,40 mg/dL 3,68 Tinggi
TP 6 – 8,3 g/dL 5,6 Rendah
Kesimpulan :

Dari hasil pemeriksaan biokima, diketahui adanya penurunan nilai Hb,


natrium, kalium, klorida, albumin, dan total protein. Penurunan nilai Hb dapat terjadi
pada anemia, sirosis, hipertiroidisme. Dalam kasus ini mungkin dapat disebabkan
karena Os menderita sirosis. Albumin menurun pada keadaan gangguan fungsi hati,
sirosis, asites, edema dan pendarahan. Penurunan kadar natrium (hiponatremia)
disebabkan karena Os menderita sirosis. Hiponatremia disebabkan oleh regulasi
homeostasis cairan tubuh yang abnormal. Terdapat dua tipe hiponatremia yang
terjadi pada sirosis hati, yaitu hiponatremia hipovolemik dan hiponatremia
hipervolemik. Hiponatremia hipovolemik ditandai dengan rendahnya kadar natrium,
kontraksi volume plasma, tidak adanya edema ataupun asites, tanda-tanda
dehidrasi, dan gagal ginjal pre renal. Sedangkan hipenatremia hipervolemik
disebabkan oleh gangguan eksresi cairan. Rendahnya total protein Os
mengindikasikan adanya penyakit hati. Penurunan kadar kalium dan klorida
disebabkan karena terjadinya muntah, dehidrasi, diare, dan pengeluaran urin
meningkat. Kemudian dari hasil pemeriksaan juga diketahui adanya peningkatan
kadar bilirubin total dan bilirubin langsung yang dapat terjadi pada metastase
hepatik, hepatitis, sirosis dan kolestasis akibat obat-obatan.
5. Pemeriksaan Fisik Fokus Gizi (Nutrition-Focused Physical
Findings/PD)
Meliputi: Penampilan fisik (kepala, leher, kulit, rambut, abdomen,
ekstremitas), Hilang otot dan lemak, Fungsi menelan, dan Nafsu makan
- Masalah Gastrointestinal: Tidak ada
- Kesehatan Mulut: Tidak dijelaskan
- Perubahan berat badan: Tidak dijelaskan
- Kesan Umum : lemah, compos mentis, skelera ikterik +, suhu afebris
- Vital Sign :
Hasil Kesimpula
Nilai normal
pemeriksaan n
Tekanan 100/60 sampai Tidak dijelaskan -
darah 120/80
Nadi 60-100x/menit Tidak dijelaskan -
Respirasi 12-20x/menit Tidak dijelaskan -
o
Suhu 36-37 C Tidak dijelaskan -
- Tanda fisik lain :
Kesimpulan : Os positif mengalami skelera ikterik. Ikterik atau ikterus
adalah kondisi medis yang ditandai dengan menguningnya kulit dan sklera
(bagian putih pada bola mata). Kejadian ini terjadi ketika ada kadar
bilirubin yang berlebihan yang dihasilkan oleh hati ketika mengeluarkan
bilirubin tersebut dari dalam darah atau ketika terjadi kerusakan hati yang
mencegah pembuangan bilirubin dari dalam darah.

DIAGNOSIS

NI 2.1 Asupan oral inadekuat berkaitan dengan penurunan nafsu makan dibuktikan
oleh pemenuhan zat gizi yang sangat kurang dimana energi 63.4%, protein 68,2%,
lemak 55,8%, dan karbohidrat 49,8%
NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium – berkaitan dengan gangguan fungsi hati
dibuktikan oleh kadar Hb yang rendah sebesar 9,3 g/dl, Al sebesar 9,04 ng/mL, Na
sebesar 116,4 mEq/L, K sebesar 3,11 mEq/L, Cl sebesar 94 mEq/L, Albumin 2,66 g
%, T.Bil 6,17 mg/dL, D.Bil 3,68 md/dL, dan TP, 5,6 g/Dl

NB 1.3 Tidak siap untuk menjalankan diet berkaitan dengan pola makan yang tidak
benar dibuktikan oleh hasil recall yang rendah dan jarang mengkonsumsi
cemilan/selingan

INTERVENSI GIZI

1. Terapi Diet : Diet Hati I Rendah Garam II


Bentuk Makanan : Makanan lunak
Cara Pemberian : Oral
2. Tujuan Diet :
a. Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih
lanjut dan/atau meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa
b. Mencegah katabolisme protein
c. Mencegah penurunan berat badan serta mempertahankan status gizi
normal
d. Mengurangi penimbunan ascites secara bertahap
e. Mencegah koma hepatik
3. Syarat/Prinsip Diet :
a. Energi diberikan tinggi untuk mencegah pemecahan protein, diberikan
bertahap sesuai daya terima pasien, yaitu 40-45 kcal/kg BB
b. Protein diberikan agak tinggi, yaitu 1,25-1,5 gr/kg BB agar terjadi
anabolisme protein
c. Lemak diberikan sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total,
dalam bentuk yang mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi.
d. Karbohidrat diberikan sesuai dengan kebutuhan by difference
e. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi
f. Serat cukup, mengutamakan serat larut air yang terdapat di dalam
sayur dan buah
g. Pembatasan natrium dengan edema atau ascites < 2 g/hari
h. Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila ada kontraindikasi
i. Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah, atau
makanan biasa sesuai kemampuan saluran cerna.

4. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi :

Kebutuhan Energi
Perhitungan kebutuhan menurut rumus Mifflin St Jor dalam Depkes,
2014
REE = (10 x Berat Badan) + (6,25 x Tinggi Badan) – (5 x Umur) + 5 –
161
REE = (10 x 63 ) + (6,25 x 166 ) − (5 x 63 ) - 156
REE = 630 + 1037,5 – 315 − 156
REE = 1196,5 kcal

TEE = REE x FS x FA
TEE = 1196,5 x 1,2 x 1,2
TEE = 1722,96 kcal

Kebutuhan Energi = 1722,96 kcal

Kebutuhan Protein = 1,25 gr/kg BB


= 78,75 gram
= 315 kcal
Kebutuhan Lemak = 20% x 1722,96 kcal
= 344,592 kcal
= 38.28 gram

Kebutuhan Karbohidrat = 1722,96 – 315 – 344,59


= 1063,37 kcal
= 265,8 gram

RENCANA MOITORING DAN EVALUASI

Yang diukur Pengukuran Evaluasi/target


Data Berat badan / 1 minggu Tetap
Antropometri LILA kemudian, di akhir
kasus
Data Biokimia - Hb
- Na
- Ca
-K
- Albumin Menyesuaikan
- Total Protein Normal
- Total Bilirubin
- Bilirubin
langsung
Pemeriksaan Vital sign Setiap hari Normal
Fisik Fokus Sklera ikterik Di akhir kasus, Hilang
Gizi Ascites 1 minggu Berkurang
kemudian
Riwayat terkait -Energi, Setiap hari Minimal 80%
Gizi dan karbohidrat, kebutuhan tercukupi
Makanan protein, lemak

RENCANA KONSULTASI GIZI

Masalah gizi Tujuan Materi konseling Keterangan


Asupan oral - Memberi pengetahuan - Kalori sesuai Konsultasi di
inadekuat kepada pasien dan kebutuhan pasien lakukan di
keluarga pasien - Porsi makan yang bangsal
mengenai kebutuhan tepat untuk pasien secara
asupan pasien dan - Penjelasan langsung
daya terima makanan mengenai bahan kepada
pasien makanan penukar pasien dan
keluarga
pasien
Perubahan - memberikan - memberikan Konsultasi di
nilai pengetahuan tentang pengetahuan lakukan di
laboratorium diet hati & rendah mengenai bangsal
berkaitas garam, makanan yg secara
dengan dianjurkan dan langsung
gangguan dibatasi kepada
fungsi hati - memberikan pasien dan
pengetahuan keluarga
mengenai sumber pasien
natrium pada
makanan
Tidak siap - Memberikan edukasi a. Kebutuhan asupan Konsultasi di
menjalanka kepada pasien dan gizi pasien lakukan di
n diet keluarga terkait b. Macam-macam bangsal
kebutuhan asupan gizi sumber bahan secara
sesuai dengan kondisi maknana yang langsung
pasien sesuai dengan kepada
kondisi pasien pasien dan
c. Tips-tips membuat keluarga
camilan atau pasien
selingan sehat
d. Macam-macam
proses pengolahan
bahan makanan

Anda mungkin juga menyukai