Anda di halaman 1dari 7

[ LAPORAN KASUS ]

Wanita 46 Tahun dengan Skizofrenia Paranoid

Tri Agung Sanjaya


Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani, schizein yang berarti terpisah atau pecah, dan phren yang artinya jiwa. Pada
skizofrenia, terjadi pecahnya atau ketidakserasian antara afeksi, kognitif, dan perilaku. Wanita 46 tahun datang dengan
keluhan mengamuk tanpa alasan yang jelas. Sekitar 1 bulan sebelum masuk rumah sakit jiwa, pasien sering terlihat bicara
sendiri dan tertawa sendiri. Selain itu, pasien susah untuk diajak berkomunikasi dan pembicaraannya sulit dimengerti. Pada
pemeriksaan status psikiatrikus didapatkan sikap kurang kooperatif, mood irritable, halusinasi auditorik, halusinasi visual,
flight of ideas, waham kebesaran, waham curiga, penilaian realita terganggu, dan tilikan derajat satu. Diagnosis multiaksial,
yaitu aksis I: skizofrenia paranoid, aksis II dan III: belum dapat ditegakkan diagnosisnya, aksis IV: masalah ekonomi,
ketidakpahaman pasien dengan kondisi penyakit, aksis V: GAF: 40-31. Terapi psikofarmaka adalah antipsikotik atipikal yaitu
Risperidone dengan dosis 2x2 mg dan olanzapine 2x5 mg selama 5 hari, kemudian dilakukan observasi kembali serta
psikoterapi suportif. Untuk penanganan pasien skizofrenia dibutuhkan tidak hanya berupa terapi obat obatan melainkan
juga disertai pemberian terapi psikologis untuk mempercepat pemulihan kondisi pasien. [J Agromed Unila 2014; 2(4):370-
376]

Kata kunci: halusinasi, skizofrenia paranoid, waham

46 Years Old Woman with Paranoid Schizophrenia


Abstract
Schizophrenia is derived from the Greek, "schizein" which means separate or broken, and "phren" which means soul.
Inconsistency between affective, cognitive, and behavioral occurs in schizophrenia. A 46-year-old woman came with
complaints rages for no apparent reason. Approximately one month before entering the mental hospital, patient's family
said that patients often talked and laughed to herself. In addition, the patient was difficult to communicate with, and when
being asked, the conversation is not disconnected and difficult to understand. In pychiatricus status obtained less
cooperative attitude, mood irritable, auditory hallucination, visual hallucination, flight of ideas, supposition greatness,
paranoid, disturbed reality assessment, insight degree one. The diagnosis of the patient in the form of multiaxial that axis I
diagnosis: paranoid schizophrenia, axis II and III: can not yet established the diagnosis, axis IV: economic problems,
incomprehension of patients with disease conditions, axis V: GAF:40-31. The pharmacological theraphy were atypical
antipsychotic therapy, 2x2 mg doses of risperidone and olanzapine 2x5 mg tab for five days later observations and
supportive theraphy. The treatment of patients with schizophrenia is needed not only in the form of drug therapy, but also
with the provision of psychological therapies to accelerate the recovery of the patient's condition. [J Agromed Unila 2015;
2(4):370-376]

Keywords: hallucination, paranoid schizophrenia, supposition

Korespondensi: Tri Agung Sanjaya | Perum. Vila Mutiara Blok F2 No 1 Kel. Kampung Baru Kec. Kedaton Bandar Lampung
HP 081272148699 | e-mail: triagungsanjaya@rocketmail.com

Pendahuluan Skizofrenia paranoid sendiri memiliki


Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani, gejala berupa halusinasi dan atau waham harus
schizein yang berarti terpisah atau pecah, dan menonjol, seperti suara-suara halusinasi yang
phren yang artinya jiwa. Pada skizofrenia, mengancam pasien atau memberi perintah,
terjadi pecahnya atau ketidakserasian antara atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal
afeksi, kognitif, dan perilaku.1 Skizofrenia berupa bunyi pluit, mendengung, atau bunyi
adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi tawa, ataupun waham dapat berupa hampir
penyebab (banyak belum diketahui) dan setiap jenis, tetapi waham dikendalikan
perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis (delusion of control), dipengaruhi (delusion of
atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah influence), atau passivity (delusion of passivity),
akibat yang tergantung pada pertimbangan dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka
pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. 1 ragam adalah yang paling khas. Gangguan
Tri Agung Sanjaya | Wanita 46 Tahun dengan Skiofrenia Paranoid

afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, tidak sakit, sehingga dia tidak tahu alasan
serta gejala katatonik secara relatif tidak mengapa ia dibawa ke rumah sakit.
nyata/menonjol.2-3 Perubahan perilaku muncul 4 bulan lalu,
Pasien skizofrenia paranoid biasanya ketika itu pasien mengalami tekanan akibat
berumur lebih tua daripada pasien skizofrenia pasien tidak memiliki cukup uang ketika sedang
terdisorganisasi atau katatonik jika mereka membangun rumah. Selain itu, pasien juga
mengalami episode pertama penyakitnya. sempat terlibat masalah dengan tetangganya
Pasien yang sehat sampai akhir usia 20 atau 30 disebabkan pembangunan rumah tersebut.
tahunan biasanya mencapai kehidupan sosial Semenjak itu pasien juga mulai terlihat bicara
yang dapat membantu mereka melewati sendiri dan susah untuk diajak berkomunikasi
penyakitnya. Kekuatan ego paranoid juga dan karena perubahan perilakunya tersebut
cenderung lebih besar dari pasien katatonik akhirnya pasien dibawa ke tabib dan orang
dan terdisorganisasi. Pasien skizofrenia pintar. Namun setelah berobat pun kondisi
paranoid menunjukkan regresi yang lambat pasien tidak menunjukkan perubahan.
dari kemampuan mentalnya, respon emosional, Puncaknya pada April 2014, sekitar 3 hari
dan perilakunya dibandingkan tipe lain pasien sebelum masuk rumah sakit jiwa, pasien marah
skizofrenia. 2-3 dan mengamuk di rumahnya. Akhirnya pasien
dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung
Kasus dan dirawat selama 20 hari. Akhirnya pasien
Wanita 46 tahun datang dengan keluhan mengalami perbaikan dan boleh pulang.
mengamuk tanpa alasan yang jelas. Sekitar 1 Selama perawatan di rumah, pasien
bulan sebelum masuk rumah sakit jiwa, tidak rutin minum obat dan minum obat hanya
keluarga pasien menyampaikan bahwa pasien ketika pasien ingin minum saja. Keluarga
sering terlihat bicara sendiri dan tertawa mencoba mengingatkan dan membujuk untuk
sendiri. Selain itu, pasien susah untuk diajak minum obat secara teratur, namun pasien
berkomunikasi dan apabila ditanya maka malah tersinggung, marah, dan tidak mau
pembicaraannya tidak menyambung dan sulit meminum obatnya lagi karena merasa bahwa
dimengerti. Keluhan disertai dengan sering dirinya tidak sakit. Akhirnya pasien dibawa
menceramahi anggota keluarganya dan juga kembali ke Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung.
tetangga sekitarnya. Pasien juga sering terlihat Pasien tidak pernah mengalami kejang
gelisah dan berjalan mondar-mandir tanpa atau epilepsi. Adanya riwayat trauma seperti
tujuan. Pasien terlihat serta mengalami terjatuh dan terbentur pada kepala serta
perubahan dalam perilaku seperti hilangnya infeksi pada otak seperti meningitis, ensefalitis,
minat untuk beraktivitas sehari-hari seperti malaria serebral, serta keganasan seperti
jarang mandi, makan dan pasien sering terlihat tumor otak disangkal baik pasien maupun
jarang tidur pada malam hari. keluarga. Adanya riwayat penyakit seperti
Tiga hari sebelum masuk rumah sakit diabetes mellitus, asma, penyakit jantung dan
jiwa, keluarga pasien menyampaikan bahwa paru-paru, serta penyakit yang mengharuskan
pasien mengamuk tanpa sebab yang jelas. pasien minum obat dalam jangka waktu lama
Menurut pasien, dirinya pada saat itu diberi disangkal oleh pasien maupun keluarga.
kekuatan untuk menyembuhkan dan Riwayat penggunaan zat psikoaktif dan alkohol
mengemban tugas untuk mengajak orang ke disangkal oleh pasien maupun keluarga.
jalan yang benar. Namun menurut keluarganya, Adapun riwayat pasien sejak awal lahir
pasien tampak mengamuk dan memarahi (prenatal dan perinatal) Belum diketahui.
orang-orang di sekitarnya tanpa alasan jelas. Sedangkan riwayat masa kanak awal (0-3 tahun)
Pasien mengatakan sering mendengar bisikan Pasien tidak ingat masa kanak-kanaknya.
bisikan ada orang yang tidak menyukai dirinya. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien
Selain itu, pasien melihat bayangan makhluk menjalani masa pendidikannya di Sekolah
besar bermata merah. Dasar namun hanya sampai kelas 4 SD
Saat pemeriksaan di rumah sakit jiwa dikarenakan kesulitan ekonomi. Pada masa
setelah 5 hari perawatan, pasien masih terlihat kanak akhir dan remaja, pasien mengatakan
bicara sendiri dan suka bernyanyi sendiri serta bahwa pasien memiliki banyak teman saat di
sering menceramahi orang di sekitarnya. bangku SD. Adapun masa dewasa meliputi
Pasien mengatakan dan merasa bahwa dirinya riwayat pekerjaan sehari hari pasien bekerja

J Agromed Unila | Volume 2 | Nomor 4 | November 2015 | 371


Tri Agung Sanjaya | Wanita 46 Tahun dengan Skiofrenia Paranoid

sebagai tukang pijit. Riwayat psikoseksual arus dan proses pikir meliputi produktivitas
pasien yaitu pasien menikah dengan dan dirasa cukup, namun tidak ditemukan relevansi.
dikaruniai 4 orang anak. Pasien beragama Islam Kontinuitas jawaban yang disampaikan pasien
dan rajin beribadah. Dalam aktivitas sosial, tidak berhubungan dengan pertanyaan yang
Keluarga mengatakan bahwa pasien diajukan namun masih dapat dimengerti (flight
mempunyai hubungan baik dengan tetangga of ideas) Sedangkan pada isi pikir ditemukan
dan lingkungan sekitarnya. waham kebesaran dan waham curiga.
Pasien tidak memiliki riwayat ditangkap Adapun fungsi kognitif meliputi
dan ditahan pelanggaran hukum dan belum kesadaran dalam keadaan compos mentis/baik.
pernah oleh polisi. Situasi kehidupan saat ini Orientasi pasien meliputi waktu, tempat dan
pasien tinggal di rumah dengan suami, serta orang dalam kondisi baik. Konsentrasi serta
dua orang orang anaknya yaitu anak ketiga dan daya ingat pasien baik daya ingat jangka segera,
anak keempat. Berdasarkan Riwayat keluarga, jangka pendek dan jangka panjang dalam
pasien merupakan anak pertama dari tujuh keadaan baik. Pada daya nilai dan tilikan
bersaudara. Keluarga menyangkal adanya meliputi daya nilai sosial sulit dinilai, uji daya
anggota keluarga yang menderita penyakit nilai sulit dinilai, penilaian realita terganggu,
seperti diabetes melitus, hipertensi asma,paru dan tilikan derajat satu.
dan jantung. Riwayat adanya gangguan jiwa Diagnosis pasien berupa diagnosis
pada keluarga disangkal. multiaksial, yaitu aksis I: skizofrenia paranoid
Pada pemeriksaan fisik pasien remisi parsial, aksis II dan III: belum dapat
didapatkan keadaan umum baik, kesadaran ditegakkan diagnosisnya, aksis IV: masalah
Compos Mentis, tekanan darah 110/80 mmHg, ekonomi, ketidakpahaman pasien dengan
nadi 82x/menit, laju napas 20x/menit, suhu kondisi penyakit, aksis V: Global Assesment of
36,1oC, status generalis, neurologis, maupun Functioning (GAF) dengan rentang 40-31
pemeriksaan laboratorium dalam batas normal. dengan arti adanya disabilitas dalam hubungan
Status psikiatrikus didapatkan seorang wanita, realita dan komunikasi serta disabilitas berat
berperawakan besar dengan penampilan dalam beberapa fungsi. Terapi psikofarmaka
sesuai dengan usianya, kulit tampak kusam, yang diberikan adalah antipsikotik atipikal dari
kesan gizi berlebih. Kondisi perilaku dan golongan benzisoxazole, yaitu risperidone
aktivitas psikomotor yaitu pasien tampak tidak dengan dosis 2x2 mg dan olanzapine 2x5 mg
tenang, sesekali menggerakkan tangan dan selama 5 hari untuk menurunkan gejala gejala
mengubah posisi tubuhnya. Sikap terhadap positif dan negatif pada skizofrenia. Setelah 5
pemeriksa ketika wawancara kurang kooperatif. hari, dilakukan observasi untuk melihat adakah
Adapun pembicaraan pasien spontan, perubahan pada gejala pasien dan juga melihat
bicara lancar, jelas dengan volume kuat, adanya efek sekunder (efek samping) yang
artikulasi tidak jelas, amplitudo jelas, kualitas mungkin terjadi. Bila tidak ditemukan efek
kurang dan kuantitas berlebih. Berdasarkan samping, maka obat dapat dilanjutkan sampai
mood, afek dan keserasian didapatkan mood 5 hari, kemudian dilakukan observasi kembali
yang irritable, disertai afek menyempit. serta psikoterapi suportif.
Keserasian antara mood afek dan tingkah laku
tampak serasi namun empati tidak dapat Pembahasan
dirasakan. Berdasarkan riwayat gangguan pasien,
Berdasarkan gangguan persepsi yang ditemukan adanya riwayat pola perilaku yang
ditemukan meliputi adanya halusinasi auditorik secara klinis bermakna dan secara khas
dimana pasien mendengar bisikan yang berkaitan dengan suatu gejala yang
memerintahkan dia untuk menyembuhkan menimbulkan penderitaan (distress) dan
orang-orang yang sakit dan memberitahu menimbulkan disabilitas (disability) dalam
orang yang dianggap tersesat untuk kembali ke aktivitas kehidupan sehari-hari. Dengan
jalan yang benar disertai halusinasi visual demikian berdasarkan Pedoman dan Diagnosis
dimana pasien melihat bayangan mahluk besar Gangguan Jiwa (PPDGJ III), dapat disimpulkan
bermata merah. Adapun ilusi, depersonalisasi bahwa pasien menderita gangguan jiwa.
dan derealisasi belum ditemukan. Diagnosis gangguan mental organik (F00-
Dalam penilaian pada pikiran pasien F09) dapat disingkirkan karena dari anamnesis
seperti arus dan proses pikir serta isi pikir. Pada tidak didapatkan adanya riwayat pasien tidak

J Agromed Unila | Volume 2 | Nomor 4 | November 2015 | 372


Tri Agung Sanjaya | Wanita 46 Tahun dengan Skiofrenia Paranoid

pernah mengalami kejang atau epilepsi. 2. Tidak dapat digunakan untuk pasien yang
Adanya riwayat penyakit seperti diabetes menampilkan gejala skizofrenia dan
mellitus, asma, penyakit jantung dan paru-paru, gangguan afektif tetapi dalam episode
serta penyakit yang mengharuskan pasien penyaki yang berbeda.
minum obat dalam jangka waktu lama 3. Bila seorang pasien skizofrenik
disangkal oleh pasien maupun keluarga. menunjukkan gejala depresif setelah
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik juga tidak mengalami suatu episode psikotik, diberi
ditemukan kondisi medis umum yang kode diagnosis F20.4 (depresi pasca-
mempengaruhi fungsi otak. Pada pemeriksaan skizofrenia). Beberapa pasien dapat
status mental juga tidak ditemukan adanya mengalami episode skizoafektif berulang,
gejala kelainan organik. baik berjenis manik (F25.0) maupun
Gangguan mental dan perilaku akibat depresif (F25.1) atau campuran dari
penggunaan zat psikoaktif (F10-F19) juga dapat keduanya (F25.2). Pasien lain mengalami
disingkirkan karena penggunaan zat psikoaktif satu atau dua episode manik atau depresif
dan alkohol disangkal oleh pasien maupun (F30-F33). 2-3
keluarga. Berdasarkan keterangan tersebut,
Berdasarkan gejala yang diamati dan bahwa diagnosis skizoafektif dibuat apabila
ditemukan, diagnosis mengarah pada gejala-gejala definitif gangguan skizofrenia dan
gangguan skizofrenia (F20). Adapun untuk gangguan afektif sama-sama menonjol pada
menegakkan diagnosis skizofrenia pasien harus saat yang bersamaan (simultaneously), atau
memenuhi kriteria Diagnostic and Statistical dalam beberapa hari yang satu sesudah yang
Manual of Mental Disorders, 4th Edition (DSM- lain, dalam satu episode penyakit yang sama.2-3
IV) atau International Statistical Classification Sedangkan perlu diketahui bahwa kondisi
of Diseases (ICD-X ) Adapaun kriteria pasien mengalami perubahan mood menjadi
berdasarkan DSM- IV, yaitu 2-3: elasi pada saat wawancara. Sedangkan untuk
1. Berlangsung paling sedikit enam bulan. gangguan skizoafektif, gangguan skizofrenia
2. Penurunan fungsi yang cukup bermakna, dan gangguan afektif harus muncul disaat
yaitu dalam bidang pekerjaan, hubungan bersamaan saat dimulainya gejala atau
interpersonal, dan fungsi kehidupan pribadi. beberapa hari setelahnya. Kondisi mood pasien
3. Pernah mengalami psikotik aktif dalam yang elasi ini baru dimulai sejak pasien
bentuk yang khas selama periode tersebut. mendapatkan terapi obat obatan bukan pada
4. Tidak ditemui gejala gejala yang sesuai saat dimulainya gejala awal satu bulan lalu
dengan skizoafektif, gangguan mood mayor, ataupun beberapa hari setelahnya. Penentuan
autisme, atau gangguan organik. 2-3 diagnosis pada pasien psikiatri ini harus benar
Pada kasus ini pasien didiagnosa sebagai benar dipastikan melalui anamnesis yang rinci
gangguan skizofrenia paranoid (F20.0). Hal ini dan kondisi mood yang elasi saat wawancara
harus dibedakan dengan kondisi gangguan bisa saja tidak didapatkan pada wawancara
waham lain seperti gangguan skizoafektif (F25). selanjutnya.
Gangguan skizoafektif memiliki gejala khas Semua pasien skizofrenia mesti
skizofrenia yang jelas dan pada saat bersamaan digolongkan ke dalam salah satu dari sub tipe
juga memiliki gejala gangguan afektif yang yang telah disebutkan di atas. Subtipe
menonjol. Adapun pedoman diagnostik ditetapkan berdasarkan atas manifestasi
gangguan skizoafektif berdasarkan PPDGJ III.2-3 perilaku yang paling menonjol. Sedangkan
1. Diagnosis gangguan skizoafektif hanya kriteria diagnostik skizofrenia-F20 (PPDGJ III)
dibuat apabila gejala-gejala definitif adanya harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini
skizofrenia dan gangguan skizofrenia dan yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau
gangguan afektif sama-sama menonjol pada lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau
saat yang bersamaan (simultaneously), atau kurang jelas) di bawah ini: 2-3
dalam beberapa hari yang satu sesudah 1. “thought echo”, yaitu isi pikiran dirinya
yang lain, dalam satu episode penyakit yang sendiri yang berulang atau bergema dalam
sama, dan bilamana, sebagai konsekuensi kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran
dari ini, episode penyakit tidak memenuhi ulangan; walaupun isinya sama, namun
kriteria baik skizofrenia maupun episode kualitasnya berbeda; atau “thought
manik atau depresif. insertion or withdrawal”, yaitu isi pikiran

J Agromed Unila | Volume 2 | Nomor 4 | November 2015 | 373


Tri Agung Sanjaya | Wanita 46 Tahun dengan Skiofrenia Paranoid

yang asing dari luar masuk ke dalam (posturing), atau fleksibilitas cerea,
pikirannya (insertion) atau isi pikirannya negativisme, mutisme, dan stupor;
diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya 4. Gejala-gejala “negatif”, seperti sikap sangat
(withdrawal); dan “thought broadcasting”, apatis, bicara yang jarang, dan respon
yaitu isi pikirannya tersiar keluar sehingga emosional yang menumpul atau tidak wajar,
orang lain atau umum mengetahuinya; biasanya yang mengakibatkan penarikan
2. “delusion of control”, yaitu waham tentang diri dari pergaulan sosial dan menurunnya
dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa
tertentu dari luar; atau “delusion of semua hal tersebut tidak disebabkan oleh
influence”, yaitu waham tentang dirinya depresi atau medikasi neuroleptika. 2
dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu Adanya gejala-gejala khas tersebut di
dari luar; atau “delusion of passivity”, yaitu atas telah berlangsung selama kurun waktu
waham tentang dirinya tidak berdaya dan satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk
pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar setiap fase nonpsikotik prodormal). Harus ada
(tentang dirinya = secara jelas merujuk ke suatu perubahan yang konsisten dan bermakna
pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari
pikiran, tindakan, atau penginderaan beberapa aspek perilaku pribadi (personal
khusus); “delusion perception”, yaitu behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya
pengalaman inderawi yang tak wajar, yang minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat
bermakna sangat khas bagi dirinya, sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self-
biasanya bersifat mistik atau mukjizat; absorbed attitude), dan penarikan diri secara
3. Halusinasi auditorik, yaitu suara halusinasi sosial.2-3
yang berkomentar secara terus menerus Gejala klinis skizofrenia secara umum
terhadap perilaku pasien, atau dan menyeluruh telah diuraikan di muka,
mendiskusikan perihal pasien diantara dalam PPDGJ III skizofrenia dibagi lagi dalam 9
mereka sendiri (diantara berbagai suara tipe atau kelompok yang mempunyai
yang berbicara), atau jenis suara halusinasi spesifikasi masing-masing. Berdasarkan gejala
lain yang berasal dari salah satu bagian pasien, diagnosis diarahkan ke skizofrenia
tubuh. dengan ciri paranoid. Adapun ciri skizofrenia
4. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang paranoid memenuhi kriteria diagnostik
menurut budaya setempat dianggap tidak skizofrenia. Sebagai tambahan halusinasi
wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya dan/atau waham harus menonjol, yaitu : a)
perihal keyakinan agama atau politik suara-suara halusinasi yang mengancam pasien
tertentu, atau kekuatan dan kemampuan atau memberi perintah, atau halusinasi
diatas manusia biasa (misalnya mampu auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi
mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi pluit, mendengung, atau bunyi tawa; b)
dengan makhluk asingdari dunia lain).2-3 halusinasi pembauan atau pengecapan rasa,
Atau paling sedikit dua gejala di bawah atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan
ini yang harus selalu ada secara jelas:2-3 tubuh halusinasi visual mungkin ada tetapi
1. Halusinasi yang menetap dari panca indera jarang menonjol; c) waham dapat berupa
apa saja, apabila disertai baik oleh waham hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan
yang mengambang maupun yang setengah (delusion of control), dipengaruhi (delusion of
berbentuk tanpa kandungan afekif yang influence), atau passivity (delusion of passivity),
jelas, ataupun disertai oleh ide-ide dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka
berlebihan (over-valued ideas) yang ragam, adalah yang paling khas. Gangguan
menetap, atau apabila terjadi setiap hari afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan,
selama berminggu-minggu atau berbulan- serta gejala katatonik secara relatif tidak
bulan; nyata/menonjol.2-3
2. Arus pikiran yang terputus (break) atau Pada pasien ini, keluhan-keluhan yang
yang mengalami sisipan (interpolation) yang timbul sudah memenuhi kriteria diagnostik
berakibat inkoherensi atau pembicaraan untuk skizofrenia, yaitu berupa waham yang
yang tidak relevan, atau neologisme; menetap, dan adanya halusinasi auditorik dan
3. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh- hal ini sudah mulai dirasakan sejak 4 bulan lalu
gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (kriteria DSM IV: 6 bulan), sedangkan kriteria

J Agromed Unila | Volume 2 | Nomor 4 | November 2015 | 374


Tri Agung Sanjaya | Wanita 46 Tahun dengan Skiofrenia Paranoid

ICD-X /PPDGJ III adalah 1 bulan. Untuk dokter dapat menurunkan dosis, menambah
skizofrenia paranoid, gejala pasien sudah obat untuk efek sampingnya, atau mengganti
memenuhi kriteria meliputi dua hal, yaitu dengan obat lain yang efek sampingnya lebih
adanya halusinasi yang menetap dan adanya rendah. Pemberian obat dengan injeksi lebih
waham, yaitu waham kebesaran di mana mudah dalam penerapannya untuk pasien yang
pasien merasa bahwa dirinya diberi kekuatan tidak mau atau sulit teratur minum obat atau
untuk menyembuhkan dan mengemban tugas pada pasien yang tidak efektif terhadap
untuk mengajak orang ke jalan yang benar. medikasi oral.Adapun obat antipsikotik yang
Pasien mengatakan sering mendengar sering digunakan secara injeksi adalah
bisikan-bisikan yang memberitahukan ada Fluphenazine dan Haloperidol dan sering
orang yang tidak menyukai dirinya. Menurut digunakan untuk terapi stabilisasi dan
pasien, bisikan ini sudah dia dengar sejak satu pemeliharaan.4-6
bulan sebelumnya dan bisikan ini didengar saat Adapun pada kasus ini, digunakan
pasien beraktivitas baik pagi dan siang hari, antipsikotik yang bersifat atipikal seperti
sehingga sesuai dengan kriteria ICD-X, untuk Risperidone dengan mekanimenya yaitu
skizofrenia (F.20) adanya gejala-gejala khas memblokade reseptor D2 sehingga
tersebut di atas telah berlangsung selama menghambat aktivitas dopamine dan juga
kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak memblokade reseptor serotonin (5-HT)
berlaku untuk setiap fase nonpsikotik sehingga sesuai untuk mengatasi simtom
prodormal.2-3 positif (mesolimbik) dan juga simtom negatif
Untuk penatalaksanaan pasien, (mesokorteks) Memiliki efek samping gejala
diberikan obat-obat yang masuk dalam ekstrapiramidal(EPS) yang minimal DAN juga
antipsikotik risperidone 2x2 mg tablet dan memiliki kelebihan yaitu memiliki efek
olanzapine 2x5 mg tablet untuk menekan antimuskarinik dan anti histaminergik.4-6
gejala psikotik yang timbul. Obat-obatan yang Pada pasien ini, dilakukan program
digunakan untuk mengobati skizofrenia disebut pemberian terapi psikologis berupa terapi
antipsikotik. Antipsikotik bekerja mengontrol kelompok di mana pasien diberikan
halusinasi, delusi, dan perubahan pola pikir kesempatan untuk berinteraksi dengan sesama
yang terjadi pada skizofrenia. Pasien mungkin pasien lain kemudian diajak untuk beraktivitas
dapat mencoba beberapa jenis antipsikotik dengan anggota kelompok lain seperti senam,
sebelum mendapatkan obat atau kombinasi bernyanyi, dan membersihkan lingkungan. Hal
obat antipsikotik yang benar-benar cocok bagi ini diyakini memberikan efek yang positif
pasien. Terdapat 2 kategori obat antipsikotik untuk penyembuhan dan perbaikan kondisi
yang dikenal saat ini, yaitu antipsikotik pasien.
konvensional/tipikal dan antipsikotik atipikal.4-6 Psikoterapi suportif (juga disebut
Untuk pemilihan obat, antipsikotik psikoterapi berorientasi hubungan)
atipikal merupakan terapi pilihan untuk menawarkan dukungan kepada pasien. Pada
penderita skizofrenia episode pertama karena kasus ini dukungan dari orang terdekat seperti
efek samping yang ditimbulkan minimal dan keluarga pasien semestinya dapat berperan
risiko untuk terkena tardive dyskinesia lebih besar untuk membantu pemulihan kondisi
rendah. Biasanya obat antipsikotik mental pasien selama periode penyakit.
membutuhkan waktu beberapa saat untuk Pendekatan ini juga memiliki tujuan untuk
mulai bekerja. Sebelum diputuskan pemberian memulihkan dan memperkuat pertahanan
salah satu obat gagal dan diganti dengan obat pasien dan mengintegrasikan kapasitas yang
lain, para ahli biasanya akan mencoba telah terganggu. Cara ini memberikan suatu
memberikan obat selama 6 minggu (2 kali lebih periode penerimaan dan ketergantungan bagi
lama pada clozaril).4-6 pasien yang membutuhkan bantuan untuk
Keadaan relaps (kambuh) biasanya menghadapi rasa bersalah, malu, dan
timbul bila penderita berhenti minum obat. kecemasan, dan dalam menghadapi frustasi
Untuk itu, sangat penting untuk mengetahui atau tekanan eksternal yang mungkin terlalu
alasan mengapa penderita berhenti minum kuat untuk dihadapi.7
obat. Terkadang penderita berhenti minum Psikoterapi suportif dapat memainkan
obat karena efek samping yang ditimbulkan peran kunci dalam mencegah eksaserbasi dari
oleh obat tersebut. Apabila hal ini terjadi, lebih mengganggu kehidupan pasien. Sangat

J Agromed Unila | Volume 2 | Nomor 4 | November 2015 | 375


Tri Agung Sanjaya | Wanita 46 Tahun dengan Skiofrenia Paranoid

penting untuk memahami fluktuasi penyakit ini bahwa pasien tidak meminum obatnya
dalam konteks penilaian risiko. Sebagai contoh, disebabkan penyangkalan pasien terhadap
risiko bunuh diri tertinggi dalam dua minggu penyakitnya. Untuk penanganan pasien
pertama setelah pulang dari sebuah rumah skizofrenia dibutuhkan tidak hanya berupa
sakit rawat inap. Oleh karena itu penting untuk terapi yang berupa obat obatan melainkan juga
memberikan psikoterapi suportif ini dan masa harus disertai pemberian terapi psikologis
stres lain transisi.7 untuk mempercepat pemulihan kondisi pasien.
Jika anggota keluarga hadir, klinisi dapat
memutuskan untuk melibatkan mereka di
dalam rencana pengobatan. Tanpa menjadi Daftar Pustaka
terlihat berpihak pada musuh, klinisi harus 1. Kaplan, Harold IS, Benjamin JG, Jack A.
berusaha mendapatkan keluarga sebagai Mood disorder: synopsis of psychiatry
sekutu di dalam proses pengobatan. Sebagai (terjemahan). Edisi Pertama. Tanggerang:
akibatnya, baik pasien dan anggota Binarupa aksara; 2010.
keluarganya perlu mengerti bahwa 2. American Psychological Association.
konfidensialitas dokter-pasien akan dijaga oleh Diagnosis and statistical manual of mental
ahli terapi dan dengan demikian membantu disorders [dsm IV] [internet]. Washington
pasien.8 DC: APA; 2003 [diakses tanggal 13 Januari
Pelatihan keterampilan sosial dirancang 2015]. Tersedia dari:
untuk mengajari para penderita skizofrenia http://www.psychiatry.org/
bagaimana dapat berhasil dalam berbagai 3. Maslim R. Buku saku diagnosis gangguan
situasi interpersonal yang sangat beragam, jiwa, rujukan ringkas PPDGJ-III. Jakarta: FK
antara lain membahas pengobatan mereka Unika Atma Jaya; 2003.
dengan psikiater, memesan makanan di 4. Maslim R. Panduan praktis penggunaan
restoran, mengisi formulir lamaran kerja, dan klinis obat psikotropik. Edisi Ke-3. Jakarta:
belajar melakukan wawancara kerja (kadang FK Unika Atma Jaya; 2007.
disebut rehabilitasi pekerjaan). Dengan 5. Peter JW, Patricia LS, Joshep PM, Allen F,
melakukan hal-hal tersebut memungkinkan Ruth R. Expert consensus treatment
orang yang bersangkutan mengambil bagian guidelines for schizophrenia: a guide for
lebih besar dalam hal-hal positif yang terdapat patients and families. J Clin Psychiatry.
di luar tembok-tembok institusi mental 1999; 60(suppl 11): 1-8.
sehingga meningkatkan kualitas hidup 6. Schizophrenia treatment [internet]. UK:
8-9
mereka. Psychiatrist4U; 2014 [diakses tanggal 13
Januari 2015]. Tersedia dari: http//www.
Simpulan psychiatrist4u.co.uk/
Dalam melakukan observasi dan 7. Corey G. Teori dan praktek konseling dan
wawancara terhadap pasien skizofrenia psikoterapi. Bandung: Refika aditama;
ditemui kesulitan terkait ketidakpatuhan 2007.
pasien dalam meminum obatnya terutama 8. Brown JH, Bledsoe LK, Yankeelov PA
setelah pasien rawat jalan. Hal ini terlihat dari Christensen DN, Rowan NL, Cambron M.
kembalinya pasien untuk dirawat inap kembali Family therapy theory and practice.
ke Rumah Sakit Jiwa dalam rentang waktu yang California: University of Louisville; 1999.
singkat setelah sebelumnya pasien dibolehkan 9. Nolen SH. Abnormal psychology. Edisi ke-4.
untuk pulang/rawat jalan. Selain itu, dari New York: McGraw-Hill; 2006.
keterangan keluarga pasien yang mengatakan

J Agromed Unila | Volume 2 | Nomor 4 | November 2015 | 376

Anda mungkin juga menyukai