Anda di halaman 1dari 2

Gender adalah sifat yang dilekatkan kepada laki-laki dan perempuan, dan merupakan hasil konstruksi sosial dan

kultural. Sifat tersebut dapat saling dipertukarkan, berubah dari waktu ke waktu, berbeda dari satu tempat ke
tempat lainnya, dan berbeda dari satu kelas ke kelas lainnya

Apa Perbedaan Seks dan Gender ?

No Karakteristik Seks Gender


1 Sumber pembeda Tuhan Manusia/masy.
2 Visi dan misi Kesetaraan Kebiasaan
3 Unsur pembeda Biologis (alat reproduksi) Kebudayaan (tingkah laku)
4 Sifat Kodrat, tetap, tdk dpt dipertukarkan Harkat, martabat, dapat dipertukarkan
5 Dampak Terciptanya nilai-nilai kesempurnaan, Terciptanyanya norma-norma/ ketentuan
kenikmatan, kedamaian, menguntungkan ttg pantas atau tidak pantas
kedua pihak
6 Keberlakuan Sepanjang masa, di mana saja, Dapat berubah, musiman, berbeda
antarkelas

Apa Implikasinya ?

Gender menyebabkan anak perempuan dan anak laki-laki dibesarkan, diajari berperilaku, dan diharapkan oleh
masyarakat secara berbeda sejak mereka dilahirkan (gender socialization)

Gender menciptakan peran gender (gender role), yakni peran-peran yang dianggap pantas atau tidak pantas bagi
laki-laki dan perempuan. Gender menciptakan hubungan laki-laki dan perempuan didasarkan peran gendernya, yang
disebut hubungan gender (gender relation). Peran dan hubungan gender bias dipertahankan, diubah, atau bahkan
dibongkar sama sekali

Konstruksi Gender

Membawa dampak yang berbeda bagi laki-laki dan perempuan, sehingga melahirkan perbedaan gender (gender
differences)

Perbedaan gender sebenarnya tidak menjadi masalah sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan gender (gender
inequalities). Perbedaan gender sering melahirkan ketidakadilan gender. Dibandingkan laki-laki, bentuk dan kualitas
ketidakadilan gender yang dialami perempuan jauh lebih banyak: subordinasi, marginalisasi, stereotip, beban ganda,
dan kekerasan terhadap perempuan

Apa Indikator Dampak Konstruksi Gender ?

Gender-related Development Index (GDI) rendah. GDI diukur dari usia harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata
lama sekolah, akses pada penghasilan

Gender Empowerment Measure (GEM) rendah. GEM dilihat dari keterwakilan perempuan di parlemen, perempuan
sebagai tenaga professional manajer, angkatan kerja perempuan

BENTUK-BENTUK KETIDAKADILAN GENDER

Ada beberapa manifestasi ketidakadilan gender, namun semuanya saling berkaitan dan saling mempengaruhi.
Manifestasi ketidakadilan gender ini meliputi:

1. Marginalization (peminggiran ekonomi/pemiskinan): adalah proses peminggiran ekonomi yang


menyebabkan kemiskinan bagi salah satu jenis kelamin. Sumbernya interpretasi agama, tradisi,UU, kebijakan
pemerintah, bahkan asumsi ilmu pengetahuan
Contoh: hukum waris, UU Perkawinan, Revolusi Hijau à feminization of poverty
2. Subordination (penomorduaan/anggapan tidak penting): adalah sikap dan tindakan masyarakat yang
menempatkan perempuan pada posisi lebih rendah dibanding laki-laki.
Contoh: perempuan sulit menjadi pemimpin, konsep “kanca wingking,”

3. Stereotyping (pelabelan negatif): adalah sikap negatif masyarakat terhadap perempuan sehingga perempuan
selalu dalam posisi dirugikan.
Contoh: perempuan tukang gosip, penggoda, janda kembang, …

4. Double burden (beban ganda): adalah pembagian tugas dan tanggung jawab yang memberatkan perempuan
(ketika perempuan berkiprah di sektor publik, beban kerja di sektor domestik masih menjadi tanggung
jawabnya)
Contoh: rata-rata jam kerja perempuan lebih panjang daripada laki-laki (12-16 jam per hari)

5. Violence (kekerasan terhadap perempuan): adalah segala bentuk kekerasan berdasarkan gender yang
akibatnya berupa atau dapat berupa kerusakan atau penderitaan fisik, seksual, psikologis pada perempuan,
termasuk di dalamnya ancaman-ancaman dari perbuatan semacam itu, seperti paksaan atau perampasan
yang semena-mena atas kemerdekaan, baik yang terjadi di tempat umum atau di dalam kehidupan pribadi
seseorang. Bentuknya bisa kekerasan fisik, seksual, psikologis, maupun ekonomi.
Contoh: perkosaan (termasuk marital rape dan dating rape), kekerasan dalam rumah tangga (domestic
violence), sunat perempuan (genital mutilation), pornografi, pelacuran, pemaksaan sterilisasi KB (enforced
sterilization), menyentuh bagian tubuh perempuan tanpa kerelaan yang bersangkutan (molestation),
pelecehan seksual (sexual harassment), trafficking, dsb

Apa Akibatnya ?

Perempuan sendiri menganggap kondisi dan posisi perempuan sebagai sesuatu yang normal dan kodrati, karena
perempuan disosialisasi dengan posisi, citra, ”kodrat” yang demikian à proses penjinakan (cooptation).

Salah satu sumbernya adalah budaya patriarkhi (budaya kelakian)

Apa itu Budaya Patriarkhi ?

Budaya patriarkhi adalah budaya yang memosisikan laki-laki sebagai superior/superordinat, sementara perempuan
diposisikan sebagai subordinat. Budaya patriarkhi ini mendominasi ideologi gender. Ini tercermin pada kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, dan bernegara

Apa Implikasinya ?

Budaya patriarkhi menjadi pembenar bagi sistem distribusi kewenangan, sistem pengambilan keputusan, sistem
pembagian kerja, sistem kepemilikan, sistem pembagian sumber daya yang bias gender

Siapa Pelaku Ketidakadilan Gender ?

Negara (kebijakan negara yang bias gender)

Contoh: UU Perkawinan, KUHP tentang perkosaan, UU Kesehatan, UU Perbankan, dsb.

Media (buku, majalah, koran, film, televisi, dsb)

Masyarakat (interpretasi agama, dongeng, mitos, keyakinan gender)

Keluarga (orangtua, suami, istri,…)

Individu (laki-laki maupun perempuan)

Anda mungkin juga menyukai