TUGAS ANALISA
KEGAGALAN
KASUS KESALAHAN DESAIN
Disusun Oleh :
Arizon Ardinata
(03051381419114)
Analisa Kegagalan pada
Tubing Gas Sumur 15
PT. Pertamina EP Field
Subang
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman yang semakin modern dan Era Globalisasi ini kemajuan teknologi telah
menunjang dalam bidang Keteknikan khususnya dalam Ilmu Mekanika Retakan yang
telah berkembang sangat pesat dan lebih luas. Dalam hal ini sangat membutuhkan
pengetahuan yang sangat mendalam dan sangat paham mengenai ilmu Analisa
Kegagalan.
Sebagai seorang Engineer, kita harus mengerti mengenai ilmu analisa kegagalan dan
tata cara dalam menganalisa kegagalan yang di akibatkan oleh kesalahan desain dan
lain-lainya, namun dalam hal ini sebuah kegagalan tidak hanya disebabkan oleh
faktor kesalahan desain saja namun banyak hal lain maka dari itu kami berinisiatif
membuat makalah ini. Agar kami dapat menganalisa jenis kegagalan yang terjadi
pada kasus yang menjadi dasar pembuatan makalah ini, mengetahui sebab akibatnya
dan dapat mempelajari langkah apa yang dapat dilakukan untuk menanggulanginya
agar kejadian serupa tidak terjadi kembali.
1.2 Rumusan Masalah
• Sebuah tubing, atau tabung, adalah silinder berongga yang digunakan untuk menyalurkan fluida (cairan
atau gas) dari dalam tanah ke permukaan. Istilah "pipa" dan "tabung" hampir dipertukarkan, meskipun
perbedaan-perbedaan kecil ada umumnya, tabung memiliki persyaratan teknik lebih ketat daripada pipa.
Kedua pipa dan tabung berarti tingkat kekakuan dan permanen. Sebuah tabung dan pipa dapat ditentukan
oleh sebutan ukuran pipa standar, misalnya, ukuran pipa nominal, atau dengan luar nominal atau diameter
dalam dan / atau ketebalan dinding. Dimensi pipa sebenarnya biasanya tidak dimensi nominal: Sebuah pipa
1-inci tidak akan benar-benar mengukur 1 inci baik diameter luar atau di dalam, sedangkan banyak jenis
pipa yang ditentukan oleh diameter dalam yang sebenarnya, diameter luar, atau tebal dinding.
• Pada industri ekplorasi minyak dan gas, tubing adalah salah satu bagian dari kesatuan komponen yang
mendukungnya. Macam bagian – bagian dari kesatuan tersebut diantaranya adalah, casing annulus yang
berfungsi sebagai pelindung tubing dan penahan fluida yang keluar apabila tubing mengalami kebocoran,
gas lift valve yang berfungsi mengatur intensitas fluida yang keluar dari reservoir.
Gambar Tubing :
Bentuk serangan lokal sangat dalam pada lingkungan yang mengandung ion
agresif yang mengakibatkan lubang di dalam logam. Sulit dideteksi dan
diprediksi, biasa terjadi pada baja stainless steel dan baja cold work.
Dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Sering terjadi pada baja yang
berkontak langsung dengan fluida yang asam. Korosi jenis ini dapat
menembus massa logam.
ANALISA DAN PEMBAHASAN
1. Mechanical Properties of Tubing Grade J55
2. Data Sumur Gas 15
3. Pengujian Komposisi Kimia
4. Pengujian Metalografi
5. Pengujian Kekerasan
6. Pengujian SEM dan EDAX
7. Pengujian XRD (X-Rax Diffraction)
Mechanical Properties of Tubing Grade J55
• Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah komponen tubing sumur gas 15 grade J55
PT. Pertamina EP Filed Subang. Berdasar API Spec 5CT komposisi kimianya adalah sebagai
berikut :
Tabel 1. Komposisi tubing sumur gas 15 grade
J55 (API Spec.5CT)
Tabel 2 Requirement mechanical properties dari tubing sumur gas 15
grade J55 (API Spec 5CT)
DATA SUMUR GAS 15
Pengujian Komposisi Kimia
Pada pengujian komposisi ini menggunakan Optical Emission Spectrometry (OES). Tujuan dari pengujian ini
adalah untuk mengetahui komposisi kimia dari tubing setelah mengalami kegagalan. Dan nantinya hasil
tersebut akan dibandingkan dengan komposisi kimia pada tubing dari standar API Spec. 5CT.
Dan berikut hasil dari uji komposisi tubing setelah kegagalan dan dibandingkan dengan komposisi kimia
berdasar standar API Spec. 5CT,
• Dari hasil pengujian, analisa, dan pembahasan pada kegagalan yang terjadi pada
tubing grade J55, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut,
1. Faktor – faktor yang menyebabkan kegagalan pada tubing gas sumur 15
diantaranya adalah,
• Adanya CO2 Corrosion yang menyerang pada tubing. Hal ini didukung
dengan adanya produk korosi berupa FeCO3.
• Adanya korosi H2S pada tubing sehingga terbentuk produk korosi FeS.
Diduga adanya gas H2S ini disebabkan oleh metabolisme dari SRB
(Sulphate Reducing Bacteria) yang terdapat pada bagian sebelumnya.
2. Mekanisme kegagalan yang terjadi pada tubing sumur 15 adalah diawali dengan
munculnya pitting corrosion yang disebabkan oleh serangan CO2 Corrosion yang
membentuk senyawa korosi FeCO3 dan adanya SRB (Sulphate Reducing
Bacteria) yang mereduksi sulfat di lingkungan sumur membentuk senyawa
korosi FeS dan kemudian terlokalisasi pada suatu bagian di inner tubing.
Beberapa pitting corrosion yang terbentuk pada tubing mendapat tekanan
parsial cukup besar yang berasal dari sumur kemudian menimbulkan crack lalu dari
crack menjalar pada bagian lain pada inner tubing yang tidak megalami kegagalan,
sehingga pada penampakan kegagalan yang terjadi, terlihat keropos yang cukup
besar.
Penyebab Pitting Corrotion