Anda di halaman 1dari 2

Tahap kedua perkenlan / orientasi : Tahap ini dilkukan langsung kepada klien.

Memberi salam kepada klien :


Assalamua’laikum Warahmatullahi Wabarakatu.
Perawat : “ Perkenalkan nama saya Yuyun Yuningsih, saya senang di panggil Rista. Boleh saya
tahu nama ibu dan ade siapa? Apa panggilan kesayangan ibu dan ade? “
Ibu Pasien : “ Nama saya Dessy, saya senang dipanggil bu Dessy. ”
Pasien Anak : “ Namaku Nissa, aku senangnya dipanggil Icha kak. ”
Perawat : “ Oh, baiklah kalau ibu senang dipanggil nama bu Dessy dan nama ade kecil yang lucu
ini kakak panggil ade Icha. ”
Ibu Pasien : “ Baiklah sus. ”
Perawat : “ Pertama saya akan membuat persetujuan dengan ibu, kita akan mulai komunikasi
ini dengan waktu juga tempat yang ibu sepakati. Bagaimana bu Dessy setuju kalau komunikasi
terapeutiknya kita mulai dimana dan kapan? “
Ibu Pasien : “ Saya pikir komunikasi terapeutiknya dilakukang sekarang dan diruangan ini saja
supaya situasinya kondusif. ”
Perawat : “ Oh...baiklah bu, menurut ibu sendiri waktu yang tepat untuk melakukan komunikasi
ini berapa lama? “
Ibu Pasien : “ Menurut saya lebih baik 10 menit ya sus supaya tidak terlalu lama karena saya
takut anak saya akan merasa bosan. “
Perawat : “ Iya bu Dessy tentu, dengan senang hati. ”
Ibu Pasien : “ Baiklah. “

Tahap ketiga : Tahap Kerja

Perawat : “ Ibu bagaimana kalau anak ibu diberikan kesempatan untuk berbicara tanpa disertai
oleh ibu supaya saya lebih jelas untuk menggali permasalahan yang anak ibu hadapi. ”
Ibu Pasien : “ Oh, tentu sus silahkan. ”
Perawat : “ Terima kasih ibu. ”
Perawat : “ Salamat pagi, apa kabar ade Icha yang cantik. Bagaimana kabar ade sekarang? Coba
ade bisa ceritakan sama kakak apa yang ade rasakan saat ini? “
Pasien anak : “ Pagi juga kakak, keadaan ade saat ini sakit perut kak. “
Perawat : “ Perut yang sebelah mana? ”
Pasien Anak : “ Perut yang sebelah kiri. ”
Perawat : “ Coba ceritain sama kakak kira – kira kenapa perut ade Icha bisa sakit seperti itu ? ”
Pasien Anak : “ Aku sendiri gak tau kak, sebelumnya aku susah makan. “
Perawat : “ Hmm kenapa coba ade susah makan ? Apa penyebabnya? ”
Pasien Anak : “ Rasanya tuh mual kak kalo makan. ”
Perawat : “ Oh...kakak pikir ade ini ada gangguan pencernaan yah. ”
Pasien Anak : “ Sepertinya emang gitu kak, soalnya aku gak nafsu makan dan selalu mual – mual.
Perawat : “ Oh, sepertinya ade ini terkena gejala maag. Ade Icha sendiri tau gak apa itu penyakit
maag? “
Pasien aanak : “ Gak tau kak, memangnya maag itu apa? ”
Perawat : “ Maag itu semacam penyakit yang menyerang lambung. Penyebabnya kebanyakan
karena sering makan yang pedas dan terutama jarang makan. “
Pasien Anak : “ Oh begitu ya kak, jadi aku sakit maag? ”
Perawat : “ Iya ade sayang, karena ini baru gejala saja jadi lebih baik ade Icha lebih menjaga pola
makan supaya penyakit maagnya bisa sembuh. ”
Pasien Anak : “ Iya kak kalo begitu Icha sekarang mau rutin makan yang teratur .”
Perawat : “ Bagus sekali ade Icha pinter, ini kakak bawa boneka untuk ade mau? ”
Pasien Anak “: “ Mau sekali kakak

Tahap keempat : Terminasi

Perawat : “ Bagaimana perasaan ade sekarang? “


Pasien Anak : “ Baik kak, Icha merasa senang dan nyaman. ”
Perawat : “ Anak yang pintar. “
Perawat : “ Baiklah kalau begitu saya ucapakan terima kasih kepada ibu sudah memberikan
kesempatan kepada saya untuk melakukan komunikasi dengan anak ibu. Seperti waktu yang
telah kita sepakati diawal yaitu 15 menit dan sekarang waktunya sudah habis. Semoga cepat
sembuh yah de Icha jangan lupa obatnya diminum juga jangan telat makan lagi yah. Kita
akan bertemu lagi kapan bu? Apakah ibu bersedia untuk dilakukan komunikasi terapeutik
kembali dengan saya? ”
Ibu Pasien : “ Iya terima kasih kembali, tentu sus saya sangat bersedia. “
Perawat : “ Dengan senang hati, mungkin untuk waktu dan tempatnya kita sepakati kembali
disini atau bagaimana menurut ibu? ”
Ibu Pasien : “ Iya sus saya setuju dengan pendapat suster. ”
Perawat : “ Baiklah, sampai jumpa besok yah ade Icha dan ibu Dessy. Assalamu’alakum. “
Ibu Pasien : “ Wa’alaikumsalam. “

Setelah semuanya selesai, tahap selanjutnya laporan kepada dosen pembimbing


tentang respon verbal dan respon non verbal pasien.

Anda mungkin juga menyukai