Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

b. Rumusan Masalah

c. Tujuan

BAB II PEMBAHASAAN

A. Perilaku Anak Menyikat Gigi

B. Kesehatan Gigi Pada Anak

C. Penyebab Kerusakan Gigi Pada Anak

B. Masalah gigi dan mulut membawa dampak pertumbuhan dan perkembangan anak
Kebersihan Gigi Anak

D. Menyikat Gigi

E. Peran Orang Tua Dalam Membiasakan Anak Menyikat Gigi.

F. Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan

b. Saran

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN

Membersihkan gigi minimal 2 kali sehari perlu dijalani anak-anak. Dengan harapan ia akan
mampu menjaga kesehatan giginya. Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan salah
satu cara meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar pintu masuknya makanan dan minuman
tetapi fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang menyadari besarnya peranan mulut bagi
kesehatan dan kesejahteraan seseorang. Menyikat gigi minimal dua kali sehari, yakni setelah
sarapan pagi dan sebelum tidur malam. Pada waktu tidur, produksi air liur berkurang sehingga
menimbulkan suasana asam di mulut. Jika saat itu ada sisa-sisa makanan di gigi, mulut semakin
asam dan kuman pun akan tumbuh subur dan membuat lubang pada gigi. Dengan menyikat gigi
yang baik dan benar minimal 2 kali sehari, sifat asam ini bisa dicegah.

Bila anak memiliki gigi yang tidak sehat, dia akan sulit mencerna makanan sehingga proses
pertumbuhan si anak akan terganggu. Akibatnya, anak akan mudah terserang penyakit Inilah
kemungkinan rembetan masalah gigi anak. Sakit gigi membuat malas makan, malas belajar,
badan lemah, kurang gizi, banyak dampak lain menyebar ke seluruh tubuh. Setiap orangtua perlu
menanamkan prinsip kesehatan gigi pada anak, Terutama kesehatan gigi berkaitan dengan
kesehatan tubuh lainya.

Perilaku anak ditentukan oleh arahan orang tua. Setiap aktivitas yang biasa di terapkan orang tua
sejak dini, akan dilakukan terus hingga dewasa bahkan dapat di turunkan lagi pada penerusnya
bila dilihat prosesnya,maka pembiasaan kegiatan positif sangat penting nilainya.

Perilaku merupakan suatu aktivitas manusia yang sangat mempengaruhi pola hidup yang akan
dijalaninya. Proses pembentukan perilaku yang diharapkan memerlukan waktu serta kemampuan
dari para orangtua didalam mengajarkan anak. Oleh karena itu bila pola hidup yang dijalaninya
merupakan pola hidup yang sehat maka prilaku yang akan diterapkan di dalam memelihara
kesehatan gigi dan mulutpun merupakan pola hidup yang sehat.

Lembaga Survei Synovate Indonesia, Agustus 2009 lalu mengadakan survei di empat kota besar
Bandung, Jakarta, Medan, Surabaya yaitu mengenai pengalaman para ibu menyikat gigi bersama
anak. Dari 378 ibu yang diwawancarai, 53 persen menyatakan kesulitan mengajarkan anak
menyikat gigi.

Anak-anak tidak peduli dengan kesehatan giginya dan selalu merasa kegiatan menyikat gigi tidak
menyenangkan kurangnya pengetahuan cara menyikat gigi yang baik dan benar. Rasa kantuk di
malam hari juga menyebabkan anak malas menyikat giginya sebelum tidur. Oleh karena itu
orangtua perlu sabar dan konsisten dalam menanamkan kebiasaan menyikat gigi.
Cara yang paling utama adalah dengan mencipatkan lingkungan dan kegiatan yang
menyenangkan untuk anak, seperti melakukan sambil bermain, tak perlu selalu di kamar mandi,
mengajak anak melihat ayah atau ibunya menyikat gigi. Selagi membangun kebiasaan ini,
sampaikan pengertian kepada anak mengenai manfaat menyikat gigi da mengajarkan anak
menyikat gigi yang baik dan benar.

Peran serta orang tua di rumah maupun di sekolah (guru) sangat diperlukan dalam membimbing,
memberikan pengertian, mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada anak agar anak dapat
memelihara kebersihan gigi dan mulutnya. Pengetahuan orang tua sangat penting dalam
mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan
mulut anak. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu
melalui proses pendidikan. Orang tua dengan pengetahuan rendah mengenai kesehatan gigi dan
mulut merupakan perilaku yang tidak mendukung kesehatan gigi dan mulut anak.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana cara mengubah Perilaku Anak dalam Menyikat Gigi

2. Bagaimana cara menjaga Kesehatan Gigi Pada Anak

3. Apa saja Penyebab Kerusakan Gigi Pada Anak

4. Bagaimana Peran Orang Tua Dalam Membiasakan Anak Menyikat Gigi

5. Bagaimana cara Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut

C. TUJUAN

Untuk mengetahui bagaimana peran orang tua dalam menjaga kesehatan gigi pada anak dan juga
perilaku anak dalam mengosok gigi agar kesehatan gigi pada keluarga dapat terjaga dan juga
kesehatan gigi anak jadi bagus.
BAB II

PEMBAHASAAN

1. Kesehatan Gigi dan Mulut

a. Pengertian Gigi dan Mulut

Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut .memiliki struktur yang bervariasi yang
memungkinkan mereka untuk melakukan banyak tugas. Fungsi utama dari gigi adalah untuk
merobek dan mengunyah makanan.

1. Bagian-bagian gigi

Mahkota gigi atau corona, merupakan bagian yang tampak di atas gusi. Terdiri atas:

a. Lapisan email, merupakan lapisan yang paling keras.

b. Tulang gigi (dentin), di dalamnya terdapat saraf dan pembuluh darah.

c. Rongga gigi (pulpa), merupakan bagian antara corona dan radiks.

d. Leher gigi atau kolum, merupakan bagian yang berada di dalam gusi.

e. Akar gigi atau radiks, merupakan bagian yang tertanam pada tulang rahang. Akar gigi
melekat pada tulang rahang dengan perantaraan semen gigi.

f. Semen gigi melapisi akar gigi dan membantu menahan gigi agar tetap melekat pada gusi.
Terdiri atas:

1. Lapisan semen, merupakan pelindung akar gigi dalam gusi.

2. Gusi, merupakan tempat tumbuh gigi.

2. Jenis gigi

Berdasarkan masa pertumbuhan:

a. Gigi susu yaitu gigi yang tumbuh mulai usia 6 bulan. Jumlah terbanyak 20 buah.

b. Gigi tetap/permanen yaitu pengganti gigi susu yang berangsur-angsur tanggal. Paling
banyak berjumlah 32 buah.
Berdasarkan bentuk:

a. Gigi seri berfungsi menggigit ata memotong makanan

b. Gigi taring berfungsi merobek makanan

c. Geraham depan dan geraham belakang berfungsi mengunyah atau melumatkan makanan.

Namun demikian, gigi merupakan jaringan tubuh yang mudah sekali mengalami kerusakan. Ini
terjadi ketika gigi tidak memperoleh perawatan semestinya.

3. Mulut

Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air. Mulut biasanya terletak
di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di
anus (Indri, 2009).

C. Kesehatan Gigi Pada Anak

Banyak orang tidak pernah membayangkan bahwa masalah gigi dan mulut anak dapat
berpengaruh pada perkembangan anak. Infeksi gigi dan mulut yang diderita anak akan
membuatnya menjadi malas beraktivitas dan akan mengganggu proses belajar.

D. Penyebab Kerusakan Gigi Pada Anak

Makanan yang dikonsumsi anak akan mempengaruhi kesehatan gigi. Terlalu banyak karbohidrat,
baik gula misalnya, kue, permen, susu, makanan dan minuman manis lainnya maupun tepung-
tepungan misalnya keripik kentang atau singkong dapat mengakibatkan pengeroposan gigi.
Seberapa lama karbohidrat menempel pada gigi adalah penyebab utama pembusukan gigi,
Permen coklat dan makan yang manis adalah makanan yang paling sering mengancam kerusakan
gigi. Sebagian besar permen yang beredar saat ini adalah permen yang mengandung gula. Jika
dikonsumsi dengan cara yang tidak tepat maka dapat memberi kesempatan bagi bakteri mulut
untuk merusak gigi.

Mekanismenya adalah permen yang dikonsumsi oleh anak-anak tersebut mengandung gula yang
nantinya “memberi makanan” bagi bakteri untuk berkembang merusak gigi. Tetapi tidak ada
makanan yang perlu dijauhi untuk mendapatkan gigi dan mulut yang sehat. Semua itu kembali
pada proses dan waktu, yang menjadi masalah dalam hal ini adalah sisa-sisa makan yang masih
menempel pada gigi. Memasuki usia sekolah, resiko anak mengalami sakit gigi makin tinggi.
Banyaknya jajanan di sekolah, dengan jenis makanan dan minuman yang manis, mengancam
kesehatan gigi anak.
E. Masalah gigi dan mulut membawa dampak pertumbuhan dan perkembangan anak

Penyakit gigi dan mulut anak akan sangat berpengaruh pada proses tumbuh kembang anak.
Anak-anak rawan kekurangan gizi, rasa sakit pada gigi dan mulut jelas menurunkan selera
makan. Kemampuan belajar turun sehingga jelas akan berpengaruh pada prestasi belajar.
Masalah gigi dan mulut tidak masuk dalam daftar penyakit mematikan. Kodisi itulah yang
menyebabkan masyarakat mengesampingkan upaya mencegah bahkan mengobati penyakit gigi
dan mulut.

Sekolah maupun keluarga sebagai lingkungan terdekat anak sejak dini harus mendidik anak
untuk disiplin mengosok gigi minimal 2 kali sehari sesudah makan dan sebelum tidur. Gigi harus
dipandang sebagai aset bukan hanya dicapai dari aspek kesehatan namun juga sebagai syarat
meraih masa depan yang menjanjikan. Provesi pilot maupun kemiliteran selalu mensyaratkan
gigi yang sehat. Karies pada anak akan membawa dampak panjang dan tidak hanya dihubungkan
dengan penyakit infeksi akan tetapi berdampak pada pertumbuhan dan perkembangannya.

F. Kebersihan Gigi Anak

Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah, dan bau.
Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak bau, tidak
malu, tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri maupun
orang lain. Kebersihan badan salah satunya adalah menyikat gigi.

Konsep kebersihan diri harus mulai ditanamkan sedini mungkin. Salah satu yang harus mulai
dibiasakan adalah menyikat gigi dua kali sehari, pagi dan malam hari. Kebiasaan ini wajib
ditanamkan agar anak rajin membersihkan gigi nya. Kegiatan menyikat gigi dua kali sehari, pagi
setelah sarapan dan malam sebelum tidur, terbukti mengurangi kerusakan gigi anak.

Anak-anak selalu merasa kegiatan menyikat gigi tidak menyenangkan. Rasa kantuk di malam
hari juga menyebabkan anak enggan menyikat giginya sebelum tidur.

Oleh karena itu orangtua perlu sabar dan konsisten dalam menanamkan kebiasaan menyikat gigi.

G. Menyikat Gigi

Kebiasaan adalah kegiatan yang sering dilakukan oleh seseorang. Kebiasaan menyikat gigi
dilakukan sebagai salah satu cara mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut. Menyikat gigi 2
kali sehari pada pagi sesudah makan dan malam sebelum tidur membuat nafas segar,
memperbaiki penampilan gigi, dan menghilangkan plak serta sisa makanan dari permukaan gigi.
Bila plak dibiarkan selama 24-48 jam, ia dapat mengeras dan menimbulkan penyakit pada gusi
dan akhirnya menyebabkan gigi tanggal dan penyakit gigi lainya. (Indri, 2009)
H. Peran Orang Tua Dalam Membiasakan Anak Menyikat Gigi.

Peran serta orang tua sangat diperlukan dalam membimbing, memberikan pengertian,
mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada anak, agar anak dapat memelihara kebersihan
gigi dan mulutnya. Selain itu orang tua juga mempunyai peran yang cukup besar dalam
mencegah terjadinya penyakit gigi pada anak.

Menurut Keterangan pada laman pdgi.com, (2009). Pengetahuan orang tua sangat penting dalam
mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan
mulut anak. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu
melalui proses pendidikan. Orang tua dengan pengetahuan rendah mengenai kesehatan gigi dan
mulut merupakan perilaku yang tidak mendukung kesehatan gigi dan mulut anak.

Sikat gigi adalah alat untuk membersihkan gigi yang berbentuk sikat kecil dengan pegangan.
Pasta gigi biasanya ditambahkan ke sikat gigi sebelum menggosok gigi. Sikat gigi banyak
jenisnya, dari yang bulunya halus sampai kasar, bentuknya kecil sampai besar, dan berbagai
desain pegangan. Dokter gigi menganjurkan penggunaan sikat yang lembut karena sikat keras
dapat merusak lapisan enamel dan melukai gigi.

Salah satu cara untuk menjaga kesehatan gigi adalah dengan menyikat gigi. Dengan menyikat
gigi, kebersihan gigi dan mulut pun akan terjaga, selain menghindari terbentuknya lubang-lubang
gigi dan penyakit gigi dan gusi. Sikat gigi yang bagus adalah bulu sikat dan lebar kepala sikat.
Untuk bisa menjangkau daerah-daerah gigi bagian belakang, ukuran kepala sikat gigi yang ideal
adalah 35- 40 mm. Orang dewasa juga dianjurkan memakai sikat gigi anak, karena ukurannya
yang kecil akan membantu menjangkau bagian gigi yang paling dalam.

I. Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut

1. Perawatan kebersihan

Kegiatan menyikat gigi diperkenalkan anak sejak dini, anak akan merasa bahwa hal itu memang
sudah merupakan satu pola, setiap habis minum susu atau makan harus selalu dibersihkan.

Mulut sudah mempunyai sistem pembersihan sendiri yaitu air ludah. Tetapi, dengan makanan
modern sekarang, pembersih alam ini tidak lagi dapat berfungsi. Sikat gigi dapat digunakan
sebagai alat bantu untuk membersihkan gigi. Pilih sikat gigi yang bulunya tidak terlalu keras
karena akan dapat melukai gigi. Selain itu, besarnya sikat juga harus disesuaikan dengan
besarnya rongga mulut anak. Sikat gigi yang dapat di pegang dengan enak dan berbentuk
sedemikan rupa memiliki bulu lembut adalah yang paling efektif. Bulu lembutnya dapat
mencapai sela dan ruang gigi dimana plak dan sisa makanan terkumpul. ukuran sikat gigi bagi
anak-anak, disesuaikan sehingga mereka akan terbantu untuk membiasakan diri merawat gigi
dengan benar. Memilih pasta gigi yang mengandung cukup fluoride.
Fluoride berfungsi untuk menjaga gigi agar tidak berlubang. Namun, anak-anak di bawah 3
tahun tidak disarankan memakai odol. Terlalu banyak fluoride justru tidak bagus dan membuat
gigi lebih rapuh.

2. Mengajarkan cara menyikat gigi dengan benar

a. Memakai sikat gigi dan pasta gigi yang mengandung flour

b. Berkumur terlebih dahulu sebelum menyikat gigi

c. Sikatlah permukaan gigi dengan gerakan maju mundur atas bawah selama 2 menit dan
sedikitnya 8 kali gerakan untuk setiap 3 permukaan

d. Menyikat permukaan gigi yang menghadap langit- langit lidah

e. Kemudian Menyikat permukaan gigi yang menghadap pipi dan bibir.

f. Menyikat permukaan gigi yang dipakai untuk mengunyah

g. Setelah permukaan gigi disikat berkumur 3 kali saja agar sisa flour optimal.

h. Sikat gigi dicuci bersih dan disimpan dengan tegak dengan posisi kepala sikat di atas

i. Sikat gigi minimal 2 kali setelah makan dan sebelum tidur

j. Melakukan kunjungan ke dokter gigi

Analisa Perilaku Anak Menyikat Gigi

A. Data Temuan Lapangan

Adapun hasil dari penelitian melalui analisis angket yang telah dilakukan sebagai studi kasus di
TK Khalifah Jambi, TK Khalifah Jambi sejumlah 45 anak. Dan penelitian melalui analisis angket
yang telah dilakukan sebagai studi kasus terhadap orang tua yang memiliki anak 6-12 tahun.

Dilihat dari hasil analisis dan prosentase pengumpulan data serta analisis data melalui Questioner
dapat diketahui sejauh mana pengetahuan dan pengertian dari siswa 6-12 dan orang tua yang
memiliki anak 6-12 tahun tentang kesehatan gigi dan mulut antara lain:

1. Kondisi kesehatan gigi dan mulut mengalami keluhan sakit yang masih tinggi.

2. Kebiasaan siswa untuk membeli jajanan yang manis di sekolah dengan uang jajan yang di
berikan orang tua dan makanan yang dapat merusak gigi.

3. Banyak anak merasa kegiatan menyikat gigi tidak menyenangkan


4. Kurangnya kepedulian terhadap gigi sendiri.

5. Cara orang tua dalam menyuruh anak menyikat gigi masih dengan cara memaksa, sehingga
dapat memberi kesan terhadap anak bahwa acara menyikat gigi tidak menyenangkan.

6. Kurangnya pengetahuan orang tua maupun anak tentang menyikat gigi.

Dengan demikian diketahui bahwa masih kurangnya pengetahuan dan pengertian serta kesadaran
tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut, dimana setiap orangtua perlu mengetahui dan
memahami sehingga dapat menerapkan bagi anak-anaknya. Pembiasaan dan pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut akan berhasil dengan baik apabila selalu terjaga komunikasi diantara
anak, orang tua di rumah maupun disekolah, dan dokter gigi.

B. Target Audiens

1. Primary

a. Demografis

1. Primary target adalah anak usia 6-12 tahun.

2. Gender : laki – laki dan perempuan

3. Pendidikan : Sekolah Dasar

Ekonomi : menengah

b. Psikograrfis

Anak-anak pada usia 6-12 tahun anak mulai berfikir kritis dan rasa keingintahuan mereka
amatlah tinggi ketika dengan tahap belajar.

Anak yang sering memakan makanan yang manis terutama makanan perusak gigi seperti
coklat, permen, soda, dan jenis makanan lain yang beresiko merusak gigi. Apabila tidak di
bersihkan dengan cara yang baik dan benar dapat menimbulkan penyarangan kuman sehingga
dapat merusak gigi.

Belum mengetahui pentingnya menyikat gigi minimal 2 kali sehari dengan cara yang baik dan
benar.

c. Geografis

Secara geografis TK Khalifah Jambi memiliki geografis yang mendukung karna TK tersebut
terletak agak jauh dari jalan raya.

2. Secondary
a. Demografis

Secondary target adalah orang tua yang memiliki anak-anak usia 6-12 tahun

Gender : laki – laki dan perempuan.

Karier atau ibu rumah tangga.

b. Psikografis

Orang tua yang belum mengetahui perawatan gigi bagi anaknya dengan cara yang baik dan
benar.

c. Geografis

Secara geografis wilayah TK Khalifah Jambi. TK Khalifah Jambi memiliki geografis yang
mendukung karna TK tersebut terletak agak jauh dari jalan raya.
BAB III

PENUTUP

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia 10 – 12 tahun TK Khalifah
Jambi, mencakup tindakan pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut, pola konsumsi makanan,
dan tindakan peningkatan kesehatan gigi dan mulut; rata-rata tergolong baik.

2. Tindakan pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut anak usia 10 – 12 tahun TK Khalifah
Jambi, mencakup frekuensi dan waktu menyikat gigi, cara menyikat gigi, dan tindakan yang
dilakukan setelah makan makanan manis; rata-rata tergolong baik.

3. Pola makan anak usia 10 – 12 tahun TK Khalifah Jambi, mencakup jenis makanan yang
dikonsumsi di antara dua waktu makan, frekuens konsumsi makanan yang membantu
membersihkan gigi; rata - rata tergolong baik.

4. Tindakan peningkatan kesehatan gigi dan mulut anak usia 10 – 12 tahun TK Khalifah
Jambi, mencakup tindakan penggunaan pasta gigi mengandung fluor, tindakan kontrol rutin ke
dokter gigi dalam setahun, serta tindakan pencarian pertolongan dokter gigi saat sakit; rata-rata
tergolong baik.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kawuryan U. Hubungan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan kejadian
karies gigi anak. 2008 [dikutip 21 Mei 2011]; Available from: URL:
http://etd.eprints.ums.ac.id/897/1/J210040006.pdf

2. Riyanti E, Saptarini R. Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut melalui perubahan
perilaku anak. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran. 2009 [cited 2011 Jan 20];
Available from: URL: http:/www.scribd.com.

3. Mostofsky DI, Forgione AG, Giddo DB, editors. Behavioral dentistry. New York:
Blackwell Munksgaard, 2006. p. 19-26.4.Pintauli S, Hamada T.Menuju gigi dan mulut sehat.
Medan: USU Press, 2008: 4-8, 74-75, 79-81.

4. http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/459/jbptunikompp-gdl-mardiansat-22910-5-unikom_m-
i.pdf

Anda mungkin juga menyukai