Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TRANSMISI

Oleh :

M. RIZKY RAMADHAN 1605541024

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
1. Prinsip kerja Arrester

Sambaran petir ini akan menghasilkan gelombang berjalan (Surja


Tegangan) pada saluran transmisi dan pada akhirnya dapat masuk kepusat
pembangkit tenaga listrik. Oleh alasan ini, dalam pusat pembangkit tenaga listrik
harus dilengkapi dengan lightening arrester (penangkal petir).

Lightening arrester ini akan bekerja pada tegangan tertentu di atas dari
tegangan operasi yang berfungsi untuk membuang muatan listrik dari surja petir
dan berhenti beroperasi pada tegangan tertentu di atas tegangan operasi agar
tidak terjadi arus pada tegangan operasi.
Pada prinsipnya arrester membentuk jalan yang mudah dilalui oleh petir,
sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan. Pada kondisi
normal arrester berlaku sebagai isolasi tetapi bila timbul surja, arrester berlaku
sebagai konduktor yang berfungsi melewatikan aliran arus yang tinggi ke tanah.
Setelah itu hilang arrester harus dengan cepat kembali menjadi isolator.

2. Perbedaan dan kesamaan Saklar pemisah, CB dan Relay


Perbedaan Saklar pemisah / CB / Relay

Saklar pemisah / Isolator adalah Gawai untuk memisahkan atau


menghubungkan sirkit dalam keadaan tidak atau hamper tidak berbeban

Circuit Breaker adalah Saklar mekanis yang mampu menghubungkan,


mengalirkan dan memutuskan arus pada kondisi sirkit normal dan juga mampu
menghubungkan, mengalirkan untuk jangka waktu tertentu dan memutuskan
secara otomatis arus pada kondisi sirkit tidak normal, seperti pada kondisi
hubung pendek

Relay, Jika dalam suatu transmisi terdapat gangguan yang berupa arus lebih,
maka dalam waktu yang singkat relay arus lebih akan bekerja sehingga jaringan
transmisi akan tidak terhubung sementara. Jika gangguan telah hilang, maka
jaringan transmisi akan terhubung kembali.

Kesamaan saklar penghubung, CB dan Relay adalah sebagai alat pengaman


peralatan transmisi dari lingkungan, hubung singkat dll.
3. Prinsip kerja SVC

SVC merupakan peralatan yang mampu bekerja dengan menyerap atau


menghasilkan arus reaktif yang terkontrol dengan cara menyerap daya reaktif
dari sistem atau menghasilkan daya reaktif untuk sistem. Ketika tegangan sistem
rendah SVC menghasilkan daya reaktif (SVC kapasitif) namun ketika tegangan
sistem tinggi SVC menyerap daya reaktif (SVC induktif).

SVC ini berfungsi untuk menyuntikkan atau menyerap daya reaktif statis
yang terkendali dan dihubungkan paralel yang mempunyai keluaran (output)
yang bervariasi untuk mempertahankan atau mengontrol variabel tertentu pada
sistem tenaga listrik, terutama tegangan bus. SVC terdiri dari TCR (Thyristor
Controlled Reactor), TCS (Thyristor Capasitor Switched) dan filter. Filter
berfungsi untuk mengatasi besarnya harmonisa yang dihasilkan oleh TCR.
Prinsip kerja Static VAR Compensator (SVC) yaitu dengan cara
mengatur sudut penyalaan thyristor, sehingga dapat mengatur keluaran daya
reaktif dari SVC dan besarnya arus reaktor. Arus yang diterima oleh
kompensator daya reaktif statis ( SVC ) merupakan penjumlahan dari arus
kapasitor dan arus reactor. Besarnya arus kapasitor tetap, yang dirubah adalah
besarnya nilai reactor yang tepat arus yang diterima oleh kompensator daya
reaktif statis dapat divariasikan dari kapasitif hingga induktif. Nilai tegangan
sistem merupakan input bagi pengendali, yang kemudian akan mengatur sudut
penyalaan thyristor. Dengan demikian Static VAR Compensator (SVC) akan
memberikan kompensasi daya reaktif maupun mengambil daya reaktif yang
sesuai dengan kebutuhan sistem.Gambar dibawah ini menunjukan Static VAR
Compensator Sistem.

4. Adalah type tower 150 kV denga fungsi Suspension dan sudut towe 0° − 3°

5. Adalah tanda baca dari nilai minus setengah / -1/2

6. Cara kerja scada

Alat otomatis pemulih gangguan serta dapat dilakukan seketika atau


menangani gangguan secara langsung (real time) dari jarak jauh, itulah prinsip
kerja SCADA. SCADA mengumpulkan data yang diperoleh dari RTU (remote
terminal unit) pada MTU (master terminal unit) dan mengeksekusi perintah
terhadap sistem yang sedang berjalan tersebut.
7. Untuk menghitung GMD dan GMR adalah menggunakan persamaan
a. 𝐺𝑀𝐷 = 3�𝐷𝐴𝐵 𝐷𝐵𝐶 𝐷𝐴𝐶
3
𝐺𝑀𝐷 = √11 𝑥 11 𝑥 12
𝐺𝑀𝐷 = 13,8591
4
b. 𝐺𝑀𝑅 = 1,09 √𝐷𝑠 𝑥 𝑑 3
4
𝐺𝑀𝑅 = 1,09 �0,0314 𝑥 0,3048 𝑥 0,63
𝐺𝑀𝑅 = 0,2324 𝑚

8. Mencari Rugi korona kepadatan udara relative dengan menggunakan


persamaan
𝐴
𝑃 = (𝑓 + 25)𝑟 2 �𝐸𝑔 − 𝑚 𝛿 𝐸 ′𝑔0 �102
𝛿
0,4343 𝐸
=
𝐷
𝑟𝑙𝑜𝑔 10
𝑟
0,386 𝑏
𝐸𝑔 = (kV/cm)
273+𝑡

Dimana :𝑓 = frekuensi (Hz)


𝐸′𝑔0 = 21,1 kV/cm
A = 0,448 untuk kawan padat dan 0,375 untuk kawat lilit
𝑚 = 𝑚0 . 𝑚1
𝛿 = Kepadatan udara relative
r = jari-jari penghantar : 1,02 cm
𝐸𝑔 = Gradien tegangan
D = jarak ekivalen antara kawat : 1100 cm
b = (Tekanan udara) = 758,31
(24,3°+22,9°
t = (suhu udara) = = 23,6°c
2

Ditanyakan : Rugi korona kepadatan udara relative


Penyelesaian :

0,386 𝑏
𝛿=
273 + 𝑡
0,386 𝑥 758,31
𝛿=
273 + 23,6°
= 0,9869
Gardien tegangan pada permukaan kawat untuk saluran transmisi 3-fasa

0,4343 𝐸
𝐸𝑔 = (𝑘𝑉/𝑐𝑚)
𝐷
𝑟𝑙𝑜𝑔 10
𝑟
0,4343 𝑥 517
𝐸𝑔 = (𝑘𝑉/𝑐𝑚)
1100
1,02 𝑙𝑜𝑔 10
1,02

= 72,5834 kV / cm

Rugi korona

Dengan :

𝐸 ′𝑔0 = 21,1 𝑘𝑉/𝑐𝑚

𝑚 = 𝑚0 . 𝑚1
= 0,83 x 1,0
= 0,83

Mencari efisiensi transmisi dengan menggunkan persamaan


𝑃𝑟
𝜂= 𝑥100%
𝑃𝑠

Dimana : Ps = Daya pengiriman


Pr = Daya penerimaan
Nilai dari Daya pengiriman di dapat dari rumus 𝑃𝑠 = Pr + 𝑃𝑟𝑢𝑔𝑖 dan hasilnya
142.756.777,168.

Diketahui : Pr = 140.000.000
Ps = 142.756.777,168

Ditanyakan : Effisiensi Transmisi


Penyelesainan :
140.000.000
𝜂= 𝑥100%
142.756.777,168
𝜂 = 98,07%

Anda mungkin juga menyukai