Anda di halaman 1dari 205

A.

Lingkup Akreditasi Sekolah/Madrasah

Berdasarkan Peraturan Mendiknas Nomor 29 Tahun 2005 Pasal 1 ayat (3) dan (4),
lingkup satuan pendidikan formal yang diakreditasi meliputi:
1. Taman Kanak-kanak (TK)/Raudhatul Atfal (RA);
2. Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI);
3. Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs);
4. Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA);
5. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK); dan
6. Sekolah Luar Biasa (SLB) yang terdiri dari Taman Kanak-kanak Luar Biasa
(TKLB), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
Luar Biasa (SLTPLB), dan Sekolah Menengah Luar Biasa (SMLB).

B. Persyaratan Akreditasi Sekolah/Madrasah

Sekolah/Madrasah yang akan diakreditasi harus memenuhi persyaratan:


1. memiliki Surat Keputusan Pendirian/Operasional Sekolah/Madrasah;
2. memiliki peserta didik pada semua tingkatan kelas;
3. memiliki sarana dan prasarana pendidikan;
4. memiliki pendidik dan tenaga kependidikan;
5. melaksanakan kurikulum yang berlaku; dan
6. telah menamatkan peserta didik.

C. Alur Mekanisme Akreditasi Sekolah/Madrasah

Alur Mekanisme akreditasi sekolah/madrasah seperti ditunjukkan pada diagram


Gambar 1.1 berikut.

hal. 39
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
1. BAN-S/M menetapkan strategi dan sasaran sekolah/madrasah yang diakreditasi, dan
BAP-S/M menyusun rencana jumlah dan alokasi sekolah/madrasah yang akan diakreditasi
dengan koordinasi Disdik Provinsi dan Kanwil Depag

2. BAP-S/M mengumumkan kepada sekolah/madrasah untuk menyampaikan usul


diakreditasi

3. Disdik Provinsi/Kab/Kota atau Kanwil/Kandepag mengusulkan daftar nama dan alamat


sekolah/madrasah yang akan diakreditasi

4. BAP-S/M mengirimkan Perangkat Akreditasi ke sekolah/madrasah

5. Sekolah/Madrasah mengisi Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pengumpulan Data dan


Informasi Pendukung

6. Sekolah/Madrasah mengirimkan hasil isian Instrumen Akreditasi dan Instrumen


Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung ke BAP-S/M

7. BAP-S/M menentukan kelayakan sekolah/madrasah yang akan divisitasi

Tidak BAP-S/M mengirimkan surat


Layak? pemberitahuan kepada sekolah/
madrasah untuk saran dan perbaikan

Ya

8. BAP-S/M menetapkan dan menugaskan tim asesor untuk melaksanakan visitasi

9. Asesor melaksanakan visitasi ke sekolah/madrasah dan melaporkannya ke BAP-S/M

10. BAP-S/M melakukan verifikasi hasil visitasi

10. BAP-S/M menetapkan hasil akreditasi sekolah/madrasah

Tidak BAP-S/M mengirimkan surat


Terakreditasi? pemberitahuan kepada sekolah/
madrasah untuk saran dan perbaikan

Ya

12. BAP-S/M menerbitkan sertifikat hasil akreditasi

13. BAP-S/M melaporkan hasil akreditasi kepada BAN-S/M dan pihak terkait disertai
bahan rekomendasi tindak lanjut

Gambar 1.1: Alur Mekanisme Akreditasi Sekolah/Madrasah

hal. 40
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Alur mekanisme akreditasi sekolah/madrasah seperti nampak pada diagram Gambar
1.1 dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Penyusunan Rencana Jumlah dan Alokasi Sekolah/Madrasah

Setelah BAN-S/M menetapkan strategi dan sasaran sekolah/madrasah yang


diakreditasi, BAP-S/M menyusun rencana jumlah dan alokasi sekolah/madrasah
yang akan diakreditasi dengan koordinasi Disdik Provinsi dan Kanwil Depag
untuk tiap provinsi pada setiap tahunnya dan jabaran alokasi untuk setiap
kabupaten/kota.

2. Pengumuman secara Terbuka kepada Sekolah/Madrasah

BAP-S/M mengumumkan secara terbuka kepada sekolah/madrasah pada


provinsinya masing-masing untuk menyampaikan usul akreditasi melalui Disdik
Kabupaten/Kota, Kandepag, UPA, dan media lainnya.

3. Pengusulan Daftar Sekolah/Madrasah

Disdik Provinsi dan Kabupaten/Kota, Kanwil Depag, dan Kandepag mengusulkan


daftar nama dan alamat sekolah/madrasah yang akan diakreditasi dengan
mengacu pada alokasi yang telah ditetapkan seperti pada butir (1).

4. Pengiriman Perangkat Akreditasi ke Sekolah/Madrasah

BAP-S/M mengirimkan Perangkat Akreditasi ke sekolah/madrasah yang terdiri


dari:

(a) Instrumen Akreditasi.

(b) Petunjuk Teknis Pengisian Instrumen Akreditasi.

(c) Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung, serta

(d) Teknik Penskoran dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi.

5. Pengisian Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pengumpulan Data dan


Informasi Pendukung

Sebelum mengajukan permohonan akreditasi, sekolah/madrasah harus mengisi


terlebih dahulu Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pengumpulan Data dan
Informasi Pendukung yang telah dikirimkan oleh BAP-S/M. Keempat dokumen
perangkat akreditasi seperti dijelaskan pada butir (4) di atas merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan. Oleh sebab itu sebelum mengisi jawaban pada
butir-butir pernyataan instrumen akreditasi maupun Instrumen Pengumpulan

hal. 41
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Data dan Informasi Pendukung, pihak sekolah/madrasah harus mempelajari
dan memahami Petunjuk Teknis Pengisian Instrumen Akreditasi.

6. Pengiriman Hasil Isian Instrumen Akreditasi dan Instrumen


Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung ke BAP-S/M

Sekolah/Madrasah mengirimkan hasil isian instrumen akreditasi dan Instrumen


Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung serta mengajukan permohonan
untuk diakreditasi kepada BAP-S/M melalui UPA-S/M Kab/Kota, atau langsung
ke BAP-S/M bagi Kab/Kota yang tidak memiliki UPA-S/M, dengan tembusan ke
Dinas Pendidikan Kab/Kota dan Kandepag. Pengajuan akreditasi oleh
sekolah/madrasah harus dilengkapi dengan surat pernyataan Kepala
Sekolah/Madrasah tentang Keabsahan Data seperti tampak pada Lampiran 1,
sedangkan Berita Acara Serah Terima Hasil Isian Instrumen Akreditasi dan
Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung seperti terlihat pada
Lampiran 2.

7. Penentuan Kelayakan Visitasi

BAP-S/M menentukan kelayakan visitasi (desk analysis) berdasarkan hasil isian


instrumen akreditasi. Apabila pemeriksaan hasil isian instrumen akreditasi
dinyatakan layak untuk divisitasi, maka BAP-S/M menugaskan asesor untuk
melaksanakan visitasi ke sekolah/madrasah. Namun apabila hasil pemeriksaan
tersebut dinyatakan tidak layak, maka BAP-S/M membuat surat kepada
sekolah/madrasah yang berisi tentang penjelasan agar sekolah/madrasah yang
bersangkutan melakukan perbaikan. Selanjutnya berkaitan dengan visitasi akan
dibahas secara khusus pada bab I, sub-bab D, halaman 44.

8. Penugasan Tim Asesor

BAP-S/M menetapkan dan menugaskan tim asesor untuk melaksanakan visitasi


ke sekolah/madrasah.

9. Pelaksanaan Visitasi

Asesor melaksanakan visitasi dengan jalan melakukan klarifikasi, verifikasi, dan


validasi data hasil isian instrumen akreditasi sesuai dengan kondisi yang ada di
sekolah/madrasah. Setelah itu tim asesor melaporkan hasil visitasi tersebut
kepada BAP-S/M.

hal. 42
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
10. Verifikasi Hasil Visitasi

BAP-S/M melakukan verifikasi terhadap hasil visitasi yang telah dilakukan oleh
tim asesor.

11. Penetapan Hasil Akreditasi Sekolah/Madrasah

SK BAN-S/M Nomor 01/BAN-SM/LL/X/2007 tanggal 31 Oktober 2007 tentang


Pemberian Wewenang kepada BAP-S/M untuk Menetapkan Peringkat Akreditasi
Sekolah/Madrasah [lihat Lampiran 3], menyatakan bahwa:

(a) BAN-S/M memberikan wewenang kepada BAP-S/M untuk atas nama BAN-
S/M menetapkan peringkat akreditasi sekolah/madrasah;

(b) penetapan peringkat akreditasi sekolah/madrasah dilakukan dalam rapat


pleno BAP-S/M; dan

(c) rapat pleno BAP-S/M yang dimaksud pada butir (b) dinyatakan sah apabila
memenuhi kuorum dan dihadiri oleh sekurang-kurangnya satu orang
anggota BAN-S/M.

Rapat pleno penetapan hasil akhir akreditasi harus dihadiri oleh sekurang-
kurangnya lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah anggota BAP-S/M dan
seorang anggota BAN-S/M. Keputusan penetapan hasil akreditasi ditetapkan
melalui musyawarah untuk mufakat. Hasil rapat pleno BAP-S/M tentang
penetapan hasil akreditasi dituangkan dalam bentuk Surat Keputusan BAP-S/M
seperti ditunjukkan pada Lampiran 4.

Selanjutnya BAP-S/M segera menerbitkan sertifikat hasil akreditasi bagi


sekolah/madrasah yang dinyatakan terakreditasi, sedangkan bagi sekolah/
madrasah yang dinyatakan tidak terakreditasi BAP-S/M akan mengirimkan surat
penjelasan beserta saran perbaikannya.

Nilai akhir dan peringkat akreditasi sekolah/madrasah yang dinyatakan


terakreditasi juga dilengkapi dengan penjelasan atau informasi kualitatif tentang
kekuatan dan kelemahan masing-masing komponen dan aspek akreditasi,
termasuk saran-saran tindak lanjut bagi sekolah/madrasah, Dinas Pendidikan,
Kanwil Depag, Depdiknas maupun Depag. Penjelasan kualitatif dan saran-saran
tersebut harus bersifat spesifik agar mempermudah pihak sekolah/madrasah
untuk melakukan pengembangan dan perbaikan.

Sekolah/Madrasah dinyatakan Terakreditasi apabila memenuhi seluruh kriteria


berikut.

hal. 43
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
(a) Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.

(b) Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari
56.

(c) Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.

Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi


kriteria di atas.

Hasil akreditasi dinyatakan dalam peringkat akreditasi, penjelasan rinci tentang


Teknik Penskoran dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi dapat dilihat pada bab
III, sub-bab F, halaman 64.

12. Penerbitan Sertifikat

Berdasarkan nilai akhir hasil akreditasi yang ditetapkan melalui rapat pleno,
BAP-S/M sesuai dengan kewenangannya akan menerbitkan sertifikat akreditasi
sekolah/madrasah sesuai dengan format dan blanko yang dikeluarkan oleh
BAN-S/M. BAP-S/M menerbitkan sertifikat hasil akreditasi bagi sekolah/
madrasah yang telah dinyatakan terakreditasi untuk semua jenjang dan jenis
pendidikan. Hal ini sesuai dengan SK BAN-S/M Nomor 02/BAN-SM/LL/X/2007
tanggal 31 Oktober 2007 tentang Pemberian Kuasa kepada BAP-S/M untuk
Menandatangani Sertifikat Akreditasi Sekolah/Madrasah[lihat Lampiran 5].

Sertifikat akreditasi memuat nilai masing-masing komponen (dalam angka) dan


peringkat akreditasi sekolah/madrasah yang dinyatakan dengan huruf A (sangat
baik), B (baik), dan C (cukup). Di samping sertifikat akreditasi, BAP-S/M juga
memberikan laporan lengkap hasil akreditasi kepada sekolah/madrasah.
Laporan hasil akreditasi memuat antara lain: data dan profil sekolah/madrasah,
nilai untuk setiap komponen akreditasi, kekuatan dan kelemahan untuk setiap
komponen akreditasi, serta saran untuk pengembangan dan perbaikan sekolah/
madrasah.

Ketentuan terkait masa berlakunya akreditasi sekolah/madrasah adalah


sebagai berikut.

(a) Sertifikat akreditasi sekolah/madrasah berlaku selama lima tahun terhitung


sejak tanggal ditetapkan. Setelah periode lima tahun sekolah/madrasah
harus diakreditasi ulang.

(b) Sekolah/Madrasah diwajibkan mengajukan permohonan akreditasi ulang


paling lambat enam bulan sebelum masa berlakunya akreditasi berakhir.

hal. 44
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
(c) Sekolah/Madrasah yang masa berlaku status akreditasinya berakhir dan
telah mengajukan akreditasi ulang tetapi belum dilakukan akreditasi oleh
BAP-S/M, maka hasil akreditasi sekolah/madrasah yang bersangkutan
tetap berlaku dengan surat perpanjangan masa berlakunya akreditasi yang
dikeluarkan oleh BAP-S/M. Apabila karena sesuatu hal BAP-S/M belum
dapat mengeluarkan surat perpanjangan maka status akreditasi sekolah/
madrasah tersebut dinyatakan tetap berlaku.

(d) Sekolah/Madrasah yang masa berlaku status akreditasinya telah berakhir


dan menolak untuk diakreditasi ulang oleh BAP-S/M, maka status
akreditasi sekolah/madrasah yang bersangkutan dinyatakan tidak berlaku.

(e) Sekolah/Madrasah yang menghendaki akreditasi ulang untuk memperbaiki


peringkat setelah melakukan perbaikan dapat mengajukan permohonan
sekurang-kurangnya dua tahun terhitung sejak ditetapkannya peringkat
akreditasi.

Bagi satuan dan program pendidikan yang tidak terakreditasi akan terkena
sanksi sebagaimana diatur dalam Pasal 61 Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003, yaitu tidak boleh menyelenggarakan ujian akhir dan tidak berhak
menerbitkan ijazah.

Sekolah/Madrasah atau pihak lain yang merasa tidak puas terhadap hasil
akreditasi dapat menyampaikan keberatan kepada BAP-S/M dengan tembusan
kepada BAN-S/M. Berdasarkan pengajuan keberatan tersebut, BAN-S/M
melakukan verifikasi dan evaluasi serta menyampaikan hasilnya kepada BAP-
S/M untuk ditindaklanjuti.

13. Pelaporan Hasil Akreditasi dan Penyampaian Bahan Rekomendasi


Tindak Lanjut
Hasil akreditasi sekolah/madrasah akan dilaporkan ke berbagai pihak sesuai
dengan tugas dan fungsinya masing-masing, sebagai berikut.

(a) BAN-S/M melaporkan kegiatan akreditasi sekolah/madrasah kepada


Mendiknas.

(b) BAP-S/M melaporkan kegiatan akreditasi sekolah/madrasah kepada


Gubernur dengan tembusan kepada BAN-S/M, Dinas Pendidikan Provinsi,
Kanwil Depag, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Kandepag, dan LPMP
disertai bahan rekomendasi tindak lanjut.

hal. 45
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
(c) Depdiknas, Depag, Disdik Provinsi, Kanwil Depag, Disdik Kabupaten/Kota,
Kandepag, dan penyelenggara melakukan pembinaan terhadap sekolah/
madrasah dengan memerhatikan hasil akreditasi sesuai kewenangannya.

(d) Laporan hasil akreditasi sekolah/madrasah juga dapat diakses oleh


berbagai pihak terkait dan yang berkepentingan dengan peningkatan mutu
pendidikan, seperti: lembaga legislatif, perguruan tinggi, lembaga profesi,
dan masyarakat luas.

(e) Seluruh hasil akreditasi secara nasional diumumkan melalui website BAN-
S/M dengan alamat situs di http://www.ban-sm.or.id.

D. Visitasi

1. Pengertian Visitasi

Pengertian visitasi dalam rangkaian kegiatan akreditasi sekolah/madrasah


adalah kunjungan ke sekolah/madrasah yang dilakukan oleh asesor yang diberi
tugas oleh BAP-S/M untuk melakukan klarifikasi, verifikasi, dan validasi data
serta informasi yang telah disampaikan oleh sekolah/madrasah melalui
pengisian instrumen akreditasi.

2. Tujuan Visitasi

Dengan menggunakan perangkat akreditasi, tim asesor (yang terdiri dari


beberapa orang) melakukan kunjungan ke sekolah/madrasah. Kegiatan ini
dilakukan melalui pengamatan lapangan, wawancara dengan warga sekolah/
madrasah, verifikasi atau pencermatan ulang berbagai data isian instrumen
akreditasi, serta pendalaman hal-hal khusus terkait dengan komponen dan
aspek akreditasi. Visitasi ini dilakukan untuk meningkatkan kecermatan,
keabsahan, serta kesesuaian antara fakta dengan data yang diperoleh melalui
pengisian instrumen akreditasi. Di samping itu, dengan visitasi ini diharapkan
dapat diperoleh data dan informasi tambahan mengenai keadaan yang
sesungguhnya dari sekolah/madrasah yang diakreditasi.

hal. 46
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
3. Prinsip-prinsip Visitasi

Pelaksanaan visitasi berpegang pada prinsip-prinsip sebagai berikut.


(a) Efektif
Pelaksanaan visitasi hendaknya mampu menjaring informasi yang akurat
dan valid sebagai dasar pengambilan keputusan yang tepat bagi semua
pihak yang memerlukan.

(b) Efisien
Pelaksanaan visitasi dibatasi pada hal-hal yang pokok saja, namun cukup
memberikan gambaran yang utuh dan terfokus pada substansi yang telah
ditetapkan.

(c) Objektif
Pelaksanaan visitasi berdasarkan kenyataan pada sejumlah indikator yang
dapat diamati.

(d) Mandiri
Pelaksanaan visitasi diharapkan dapat mendorong sekolah/madrasah untuk
melakukan perbaikan secara berkelanjutan sebagai salah satu fungsi
pokok manajemen penyelenggaraan sekolah/madrasah dalam rangka
pemberdayaan sekolah/madrasah.

4. Waktu Pelaksanaan Visitasi

Pelaksanaan visitasi ke sekolah/madrasah dilakukan selambat-lambatnya lima


bulan setelah BAP-S/M menerima hasil isian instrumen akreditasi dari sekolah/
madrasah. Periode untuk pendaftaran akreditasi sekolah/madrasah dan
penjadwalan kegiatan visitasi akan ditetapkan kemudian oleh BAP-S/M, sesuai
dengan jumlah sekolah/madrasah yang layak untuk diakreditasi. Visitasi di
sekolah/madrasah dilaksanakan antara tiga sampai lima hari kerja.
Perpanjangan waktu visitasi dapat diberikan oleh BAP-S/M, apabila hal tersebut
dipandang perlu. Hasil visitasi harus dilaporkan oleh tim asesor sesegera
mungkin dan paling lambat satu minggu setelah penugasan visitasi berakhir.

5. Petugas Visitasi (Tim Asesor)

Untuk pelaksanaan visitasi, BAP-S/M mengangkat petugas visitasi (tim asesor)


yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Jumlah anggota tim asesor
disesuaikan dengan kebutuhan dengan jumlah minimal dua orang untuk setiap
sekolah/madrasah. Asesor diangkat untuk periode tertentu sesuai surat tugas
yang dikeluarkan oleh BAP-S/M dan dapat diangkat kembali jika:

hal. 47
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
1. berdasarkan hasil evaluasi kinerjanya dianggap layak untuk melaksanakan
tugas tersebut; dan

2. sertifikat yang dimiliki asesor masih berlaku.

Asesor harus memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya secara


sungguh-sungguh dengan berpedoman kepada norma-norma pelaksanaan
visitasi, sehingga hasil akreditasi yang diberikan kepada sekolah/madrasah
benar-benar mencerminkan tingkat kelayakan sekolah/madrasah yang
sesungguhnya. Asesor juga harus memiliki tanggung jawab untuk menjaga
kerahasiaan hasil visitasi dan melaporkannya secara objektif kepada BAP-S/M.
Oleh karena itu, asesor memiliki wewenang untuk menggali data dan infomasi
dari berbagai sumber di sekolah/madrasah melalui wawancara, penyebaran
instrumen, mengcopi, dan menelaah dokumen yang diperlukan untuk proses
akreditasi.
Ketentuan BAN-S/M terkait dengan pelaksanaan tugas asesor adalah sebagai
berikut.
1. Kegiatan pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah dilakukan oleh asesor
bersertifikat BAN-S/M.
2. Pelatihan asesor yang dilaksanakan oleh BAP-S/M berada di bawah
pengawasan BAN-S/M.
3. Asesor bekerja dengan obyektif dan bertanggung jawab, bebas dari
tekanan, sehingga hasil akreditasi dapat dipertanggungjawabkan.
4. Asesor wajib menjunjung tinggi kerahasiaan hasil akreditasi sekolah/
madrasah.
5. Asesor mempunyai kewenangan penilaian untuk satuan pendidikan di
tingkat TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan SLB yang terdiri
dari TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB baik di tingkat provinsi maupun
kabupaten/kota.
6. Asesor melaksanakan tugas visitasi sesuai dengan surat tugas yang telah
dikeluarkan oleh BAP-S/M.

6. Tata Cara Pelaksanaan Visitasi

Sebelum melaksanakan kegiatan visitasi, BAP-S/M menerbitkan surat tugas


kepada asesor yang ditunjuk sesuai kebutuhan, mempersiapkan Instrumen
Akreditasi dan Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung yang
telah diisi oleh sekolah/madrasah serta dokumen lainnya sebagai kelengkapan
kegiatan visitasi. Agar visitasi mencapai tujuannya, sehingga dapat mendukung
hasil akreditasi yang komprehensif, valid, dan akurat, serta dapat memberikan

hal. 48
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
manfaat maka kegiatan visitasi harus mengikuti tata cara pelaksanaan
sebagaimana ditunjukkan pada diagram Gambar 1.2 berikut.

c Persiapan visitasi oleh asesor

d Klarifikasi, verifikasi, serta validasi


data, dan informasi oleh asesor

e Klarifikasasi temuan oleh tim


asesor dan sekolah/madrasah

f Penyusunan laporan tim asesor


berdasarkan laporan individual

g Penyerahan laporan tim asesor


kepada BAP-S/M

Gambar 1.2: Tata Cara Pelaksanaan Visitasi

Tata cara pelaksanaan visitasi sebagaimana digambarkan di atas dapat


dijelaskan sebagai berikut.

a. Persiapan visitasi

Untuk pelaksanaan visitasi, BAP-S/M menunjuk dan mengirimkan tim


asesor. Asesor diangkat oleh BAP-S/M untuk melaksanakan tugasnya
sesuai dengan mekanisme, prosedur, norma, dan waktu pelaksanaan yang
telah ditetapkan. Pada tahap persiapan visitasi, asesor harus mempelajari
dan mencermati hasil isian instrumen akreditasi yang telah dilakukan oleh
sekolah/madrasah serta instrumen pengumpulan data dan informasi
pendukung. Hal ini dilakukan dengan memberikan catatan pada setiap
komponen dan butir pernyataan instrumen akreditasi, sehingga asesor
memiliki pengetahuan awal tentang kondisi dan kinerja sekolah/madrasah.
Sebelum melakukan tugas visitasi ke sekolah/madrasah setiap asesor
wajib membuat Surat Pernyataan Asesor tentang Pelaksanaan Tugas
Visitasi (Lampiran 6).

hal. 49
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
b. Klarifikasi, verifikasi serta validasi data dan informasi

Sesuai dengan surat tugas dari BAP-S/M, asesor akan melakukan visitasi
ke sekolah/madrasah yang akan diakreditasi. Asesor akan datang ke lokasi
menemui kepala sekolah/madrasah dan warga sekolah/madrasah dan
menyampaikan tujuan dari visitasi, melakukan klarifikasi, verifikasi dan
validasi atau cek-ulang terhadap data dan informasi kuantitatif maupun
kualitatif yang terjaring melalui instrumen akreditasi. Kegiatan klarifikasi,
verifikasi, dan validasi tersebut dilakukan dengan cara membandingkan
data dan informasi yang diperoleh melalui hasil isian instrumen akreditasi
maupun instrumen pengumpulan data dan informasi pendukung dengan
kondisi nyata sekolah/madrasah melalui pengamatan lapangan, observasi
kelas, dan wawancara dengan warga sekolah/madrasah. Asesor juga
dimungkinkan untuk melakukan pencarian data dan informasi tambahan
yang esensial tentang sekolah/madrasah, termasuk pendalaman hal-hal
khusus untuk memperkuat hasil klarifikasi, verifikasi dan validasi yang
dilakukannya. Sebagai bukti bahwa asesor telah melaksanakan tugas
visitasi ke sekolah/madrasah, maka kepala sekolah/madrasah membuat
Surat Pernyataan tentang Pelaksanaan Visitasi (Lampiran 7).

c. Klarifikasi temuan

Setelah tim asesor melakukan verifikasi, validasi terhadap data dan


informasi yang terjaring dalam intrumen akreditasi maupun instrumen
pengumpulan data dan informasi pendukung, mereka melakukan
pertemuan dengan warga sekolah/madrasah. Pertemuan ini dimaksudkan
untuk mengklarifikasi berbagai temuan penting atau ketidaksesuaian yang
sangat signifikan antara fakta di lapangan dengan data dan informasi yang
terjaring dalam instrumen akreditasi. Pada tahap klarifikasi temuan,
sekolah/madrasah memiliki hak jawab untuk mengklarifikasi berbagai
temuan tersebut. Klarifikasi temuan ini dimaksudkan untuk menyampaikan
secara umum gambaran yang diperoleh asesor untuk setiap komponen dan
aspek guna dijadikan bahan perbaikan bagi sekolah/madrasah di masa
mendatang. Klarifikasi ini bukan merupakan langkah kompromi antara tim
asesor dengan sekolah/madrasah untuk memperoleh peringkat akreditasi
secara tidak benar.

hal. 50
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
d. Penyusunan laporan

Berdasarkan hasil klarifikasi, verifikasi, validasi, dan pendalaman terhadap


data dan informasi berdasarkan instrumen akreditasi serta didukung oleh
berbagai data dan informasi penting lainnya, masing-masing anggota tim
asesor menyusun laporan individual. Laporan individual ini memuat nilai
dan catatan untuk masing-masing komponen akreditasi yang dibuat
berdasarkan deskripsi yang telah ditetapkan dalam sistem penilaian.
Laporan individual tersebut selanjutnya dijadikan bahan untuk didiskusikan
bersama-sama dengan anggota tim asesor lainnya untuk menyusun
laporan tentang pelaksanaan hasil visitasi. Dalam diskusi tersebut dibahas
seluruh butir-butir pada setiap komponen akreditasi sesuai dengan hasil
verifikasi, validasi, dan pendalaman data untuk menetapkan laporan akhir
dan perumusan rekomendasi. Format Laporan Penskoran dan Penilaian
Visitasi baik secara individu dan tim maupun rekapitulasi nilai akhir
akreditasi seperti ditunjukkan pada Lampiran 8 Form A, Form B, dan
Form C. Selain itu, asesor juga harus membuat Laporan Pelaksanaan Hasil
Visitasi seperti nampak pada Lampiran 9. Dengan demikian, hasil visitasi
akan menjadi masukan yang akurat dan valid bagi BAP-S/M untuk
menetapkan peringkat akreditasi sekolah/madrasah.

e. Penyerahan laporan

Laporan tim asesor mencakup hasil penilaian visitasi yang dilengkapi


dengan pernyataan kepala sekolah/madrasah tentang pelaksanaan visitasi
dan saran-saran pembinaan, pengembangan, dan peningkatan kinerja
sekolah/madrasah akan disampaikan oleh tim asesor kepada BAP-S/M.
Laporan tim asesor tersebut harus dilampiri dengan laporan individual
masing-masing asesor. Penyerahan laporan tim asesor tersebut dilakukan
sesegera mungkin paling lambat satu minggu setelah visitasi dilaksanakan,
dengan Berita Acara Serah Terima Laporan Tim asesor tentang
Pelaksanaan Visitasi sebagaimana diperlihatkan pada Lampiran 10.
Laporan tim asesor merupakan dokumen penting yang akan dihimpun dan
menjadi arsip BAP-S/M. Laporan ini dipergunakan oleh BAP-S/M sebagai
bahan pertimbangan untuk menetapkan hasil dan peringkat akreditasi
sekolah/madrasah termasuk perumusan rekomendasi untuk pembinaan,
pengembangan, dan peningkatan mutu kelayakan sekolah/madrasah.

hal. 51
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
E. Pembiayaan Kegiatan Akreditasi

Seluruh biaya kegiatan akreditasi sekolah/madrasah menjadi tanggung jawab


pemerintah dan pemerintah daerah melalui Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Dukungan
dana APBD dalam pembiayaan akreditasi sekolah/madrasah sangat diperlukan
sebagaimana Surat Mendiknas kepada Gubernur dan Bupati/Walikota Nomor
114/MPN/DM/2008 tertanggal 14 Juli 2008.

Dalam pelaksanaan akreditasi, sekolah/madrasah dilarang mengeluarkan biaya


apa pun. Tatacara pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan kegiatan
akreditasi sekolah/madrasah berpedoman pada prinsip obyektif, komprehensif,
adil, transparan, dan akuntabel sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Dalam hal pelaksanaan akreditasi yang dibiayai dari anggaran pemerintah


(Balitbang Depdiknas) di samping harus sesuai dengan aturan perundang-
undangan yang berlaku juga harus mengikuti aturan khusus yang telah
disepakati bersama dalam perjanjian kerja sama (MoU) antara Balitbang
Depdiknas dengan BAP-S/M.

hal. 52
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
A. Norma-norma Pelaksanaan Akreditasi Sekolah/Madrasah

Pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah harus berpedoman kepada norma-norma


yang sesuai dengan tujuan dan fungsi akreditasi. Norma-norma ini harus menjadi
pegangan dan komitmen bagi semua pihak yang terlibat di dalam proses akreditasi.
Norma dalam pelaksanaan akreditasi adalah sebagai berikut.

1. Kejujuran

Dalam menyampaikan data dan informasi dalam pengisian instrumen akreditasi


dan instrumen pengumpulan data dan informasi pendukung, pihak sekolah/
madrasah harus secara jujur menyampaikan semua data dan informasi yang
dibutuhkan. Sekolah/Madrasah harus memberikan kemudahan administratif
dengan menyediakan data yang diperlukan, mengijinkan tim asesor untuk
melakukan pengamatan, wawancara dengan warga sekolah/madrasah, dan
pengkajian ulang data pendukung. Proses verifikasi dan validasi data serta
penjaringan informasi lainnya oleh tim asesor harus dilaksanakan dengan jujur
dan benar, sehingga semua data dan informasi yang diperoleh bermanfaat dan
obyektif. Dengan demikian dapat dihindari kemungkinan terjadinya
pengambilan keputusan yang menyesatkan atau merugikan pihak manapun.

2. Independensi

Sekolah/Madrasah dalam melaksanakan pengisian instrumen akreditasi dan


instrumen pengumpulan data dan informasi pendukung, harus mandiri dan tidak
terpengaruh oleh intervensi siapapun dan dari pihak mana pun serta bebas dari
pertentangan kepentingan (conflict of interest). Demikian pula halnya dengan
tim asesor dalam melakukan visitasi, juga harus mandiri dan tidak terpengaruh
oleh intervensi siapa pun dan dari pihak mana pun. Asesor tidak diperbolehkan
untuk menerima layanan dan pemberian dalam bentuk apapun sebelum,
selama, dan sesudah proses visitasi yang mungkin akan berpengaruh terhadap
hasil visitasi. Keputusan tim asesor harus bebas dari pertentangan kepentingan,
baik dari pihak sekolah maupun tim asesor itu sendiri.

hal. 53
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
3. Profesionalisme

Untuk dapat melaksanakan visitasi dan pengisian instrumen akreditasi dan


instrumen pengumpulan data dan informasi pendukung, sekolah/madrasah
harus benar-benar memahami ketentuan-ketentuan dan prosedur yang berlaku.
Konsultasi dapat diajukan oleh sekolah/madrasah kepada BAP-S/M jika
diperlukan. Asesor harus benar-benar memahami ketentuan-ketentuan dan
prosedur yang berlaku dalam pelaksanaan akreditasi. Asesor harus memiliki
kecakapan yang memadai di dalam menggunakan perangkat akreditasi sekolah/
madrasah dan dapat memberikan penilaian berdasarkan profesionalismenya.
Asesor juga harus mampu memberikan saran-saran atau masukan yang
membangun dalam rangka perbaikan, pengembangan, dan peningkatan kinerja
sekolah/madrasah. Tim asesor harus bersedia menerima pernyataan puas dan/
atau tidak puas dari pihak sekolah/madrasah yang divisitasi.

4. Keadilan

Dalam pelaksanaan visitasi dan pengisian instrumen akreditasi dan instrumen


pengumpulan data dan informasi pendukung, semua sekolah/madrasah harus
diperlakukan sama dengan tidak memandang apakah status sekolah/madrasah
negeri atau swasta. Sekolah/Madrasah harus dilayani sesuai dengan norma,
kriteria, standar, serta mekanisme dan prosedur kerja secara adil dan/atau
tidak diskriminatif. Tim asesor tidak boleh dipengaruhi oleh prakonsepsi maupun
stigma terhadap sekolah/madrasah tertentu sehingga terbebas dari bias-bias
yang mempengaruhi penilaian.

5. Kesejajaran

Semua responden harus dipandang sejajar dalam rangka pemberian data dan
informasi. Hal ini dimaksudkan bahwa data dan informasi yang diberikan oleh
setiap responden sangat penting dalam proses akreditasi sekolah/madrasah.
Dalam pelaksanaan visitasi, kedudukan antara asesor dengan warga sekolah/
madrasah adalah sejajar. Asesor dilarang melakukan penekanan dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.

6. Keterbukaan

Sekolah/Madrasah harus secara terbuka menyampaikan data dan informasi


tentang sekolahnya sesuai dengan kondisi nyata sekolah/madrasah. Untuk itu,
BAP-S/M dan/atau tim asesor juga harus transparan di dalam menyampaikan
penjelasan norma, kriteria, standar, prosedur atau mekanisme kerja, jadwal dan

hal. 54
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
sistem penilaian akreditasi. Asesor harus menjaga kerahasiaan dokumen dan
informasi yang disampaikan oleh setiap warga sekolah/madrasah.

7. Akuntabilitas

Hasil isian instrumen akreditasi dan instrumen pengumpulan data dan informasi
pendukung menjadi sumber data dan informasi mengenai profil nyata sekolah/
madrasah. Bersama dengan hasil visitasi, data dan informasi dalam instrumen
akreditasi digunakan sebagai bahan dalam penetapan hasil dan peringkat
akreditasi yang dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. BAP-S/M,
sekolah/madrasah, dan asesor harus bersama-sama menjaga akuntabilitas dari
proses dan hasil akreditasi. Jika terjadi kesalahan dan penyimpangan dalam
proses visitasi atau pelanggaran terhadap norma-norma visitasi, sekolah/
madrasah dapat melaporkan hal tersebut kepada BAP-S/M.

8. Bertanggung jawab

Dalam pelaksanaan akreditasi, asesor harus berpedoman pada aturan,


prosedur, dan prinsip akreditasi yang sudah ditetapkan oleh BAP-S/M. BAP-S/M,
sekolah/madrasah, dan asesor harus dapat mempertanggungjawabkan semua
penilaian dan keputusannya sesuai dengan aturan, prosedur, norma, dan prinsip
akreditasi yang telah ditetapkan.

9. Bebas intimidasi

BAP-S/M, sekolah/madrasah, responden, maupun asesor dalam melakukan


tugas dan fungsinya dalam rangka pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah
harus bebas dari intimidasi oleh pihak mana pun. BAP-S/M dan asesor dalam
melaksanakan akreditasi tidak diperkenankan melakukan intimidasi kepada
pihak sekolah/madrasah yang dapat mempengaruhi objektivitas hasil
akreditasi.

10. Menjaga kerahasiaan

BAP-S/M dan asesor harus menjaga kerahasiaan data dan informasi yang
terjaring dalam proses akreditasi. Data dan informasi hasil akreditasi hanya
dapat digunakan untuk kepentingan pelaksanaan akreditasi atau kepentingan
lain yang sesuai dengan tujuan akreditasi.

hal. 55
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
11. Keunggulan mutu

Proses akreditasi harus mendorong sekolah/madrasah berorientasi pada usaha-


usaha peningkatan mutu peserta didik dan bukan sekedar untuk memperoleh
peringkat akreditasi. Hasil akreditasi harus dijadikan dasar untuk melakukan
usaha-usaha pemberdayaan, pengembangan, dan peningkatan kinerja sekolah/
madrasah dalam rangka mencapai keunggulan mutu.

Di samping itu, asesor perlu memerhatikan hal-hal berikut.

1. Asesor secara individual maupun tim dilarang keras melakukan intimidasi secara
terang-terangan maupun tersirat kepada sekolah/madrasah. Hal ini penting
untuk mencegah sekolah/madrasah dari keinginan untuk memberikan sesuatu
dalam bentuk apa pun yang diduga akan berpengaruh kepada objektivitas hasil
visitasi.

2. Asesor secara individual maupun tim dilarang keras melakukan perjanjian


dan/atau kesepakatan sepihak atau bersama-sama dengan sekolah/madrasah
yang divisitasi yang dapat mengakibatkan tidak objektifnya hasil visitasi.

3. Asesor secara individual maupun tim dilarang keras menerima apa pun dari
sekolah/madrasah yang akan memengaruhi hasil akreditasi.

4. Asesor secara individual maupun tim dilarang keras membuka kerahasiaan data
dan informasi yang diperoleh, serta hasil pelaksanaan visitasi dengan berbagai
alasan apa pun.

5. Sekolah/Madrasah dilarang keras melakukan berbagai kegiatan yang dapat


menghambat proses visitasi dengan berbagai alasan apa pun.

6. Sekolah/Madrasah dilarang keras memanipulasi data dan informasi serta


memberikan keterangan yang tidak sesuai atau bertentangan dengan kondisi
nyata sekolah/madrasah yang menyebabkan tidak objektifnya hasil akreditasi.

7. Sekolah/Madrasah dilarang keras memberikan sesuatu dalam bentuk apa pun


kepada asesor maupun anggota BAP-S/M secara individual atau tim yang akan
berdampak pada objektivitas hasil akreditasi.

B. Tata Krama Pelaksanaan Visitasi

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian asesor berkaitan dengan kiat-kiat dan
tata krama dalam pelaksanaan visitasi, meliputi:

1. melakukan wawancara dengan suasana yang kondusif;

2. menghindari kesepakatan atau bargaining dalam arti negatif;

hal. 56
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
3. tidak mendebat argumentasi yang disampaikan oleh responden;

4. tidak menggurui responden;

5. tidak merasa berkedudukan lebih tinggi;

6. bersahabat dan membantu secara profesional;

7. menghindari suasana menekan;

8. tidak mengada-ada;

9. tidak meminta sesuatu di luar keperluan akreditasi;

10. menyesuaikan diri dengan budaya setempat; dan

11. menunjukkan adanya kekompakan tim.

C. Tata Tertib Pelaksanaan Visitasi

Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian asesor terkait dengan tata tertib
dalam melaksanakan visitasi di antaranya adalah:

1. datang tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan;

2. menunjukkan surat tugas meskipun tidak diminta;

3. menyampaikan secara jelas mengenai tujuan, mekanisme, dan jadwal visitasi;

4. tidak menerima pemberian dalam bentuk apapun (uang atau barang); dan

5. berpakaian rapi dan sopan.

hal. 57
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Dalam melaksanakan akreditasi sekolah/madrasah, BAN-S/M perlu merumuskan
kriteria dan perangkat akreditasi sekolah/madrasah untuk diusulkan kepada
Mendiknas. Hal ini sesuai dengan Permendiknas Nomor 29 Tahun 2005, pasal 7 ayat
(2), huruf b. Selanjutnya Mendiknas menetapkan kriteria dan perangkat akreditasi,
sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2) huruf b, setelah memerhatikan
pertimbangan dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

A. Tujuan Perangkat Akreditasi Sekolah/Madrasah

Perangkat akreditasi sekolah/madrasah yang dikembangkan BAN-S/M dimaksudkan


untuk menilai kelayakan suatu sekolah/madrasah berdasarkan kriteria minimal yang
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk
pengakuan peringkat kelayakan.

B. Dasar Pengembangan Perangkat Akreditasi Sekolah/Madrasah

Perumusan instrumen dan kriteria akreditasi sekolah/madrasah dikembangkan


berdasarkan standar yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Hal ini sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 86 ayat (3) bahwa
akreditasi sebagai bentuk akuntabilitas publik dilakukan secara obyektif, adil,
transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang
mengacu kepada standar nasional pendidikan. Di dalam pada pasal 1 ayat (1)
dinyatakan bahwa Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang
sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dengan menggunakan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan, setiap sekolah/


madrasah diharapkan dapat mengembangkan pendidikannya secara optimal sesuai
dengan karakteristik dan kekhasan programnya. Standar Nasional Pendidikan harus
dijadikan acuan guna memetakan secara utuh profil kualitas sekolah/madrasah. Oleh
karena itu, komponen instrumen akreditasi yang disusun didasarkan pada delapan
Standar Nasional Pendidikan. Delapan komponen akreditasi sekolah/madrasah
tersebut adalah:

hal. 58
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
1. Standar Isi
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

2. Standar Proses
Standar proses adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan.

3. Standar Kompetensi Lulusan


Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam
jabatan.

5. Standar Sarana dan Prasarana


Standar sarana dan prasarana adalah Standar Nasional Pendidikan yang
berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga,
tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain,
tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi.

6. Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan
dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada
tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar
tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.

7. Standar Pembiayaan
Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya
biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.

8. Standar Penilaian Pendidikan


Standar penilaian pendidikan adalah Standar Nasional Pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik.

hal. 59
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Penyusunan instrumen akreditasi sekolah/madrasah melalui beberapa langkah yang
meliputi:
1. memantapkan konsep;
2. mengembangkan kisi-kisi;
3. menulis butir-butir instrumen;
4. menguji validitas isi;
5. menguji coba instrumen;
6. menganalisis butir instrumen;
7. menguji validitas empiris;
8. menguji reliabilitas, dan
9. merevisi instrumen berdasarkan hasil ujicoba.

Penyusunan instrumen akreditasi sekolah/madrasah mengacu pada Standar Nasional


Pendidikan yang telah ditetapkan Mendiknas dan dikembangkan oleh BSNP yaitu:
1. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
2. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.
3. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
4. Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/
Madrasah.
5. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru.
6. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi
Sekolah/Madrasah
7. Permendiknas Nomor 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan
8. Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium
9. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana.
10. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan.
11. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Penjabaran dari Standar Nasional Pendidikan sesuai Permendiknas tersebut di atas
dijadikan sebagai sebagai kisi-kisi Instrumen Akreditasi.

Selanjutnya kisi-kisi instrumen akreditasi dijabarkan menjadi komponen (mengacu


pada delapan Standar Nasional Pendidikan), aspek, dan indikator. Idealnya setiap
indikator dijabarkan menjadi satu butir pernyataan, namun kalau cara ini dilakukan,
instrumen akan sangat tebal, terkesan rumit, dan membosankan sekolah/madrasah
sebab seluruh jumlah butir instrumen akan mencapai lebih dari 700 butir pernyataan.
Oleh karena itu, acuan butirnya adalah aspek artinya setiap aspek dijabarkan
menjadi satu butir pernyataan, sehingga diperoleh jumlah butir untuk instrumen

hal. 60
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
akreditasi yang tidak terlalu banyak, antara 157 sampai 185 butir pernyataan.
Kriteria butir pernyataan instrumen akreditasi adalah sebagai berikut.

1. Dapat diukur (measurable).


2. Tidak menimbulkan banyak penafsiran (non multi- interpretation).
3. Merujuk aspek (standar) yang jelas (standard reffered).
4. Tidak mengintegrasikan banyak aspek (double aspects).
5. Butir instrumen yang satu tidak “meniadakan” butir yang lain.

Instrumen akreditasi sekolah/madrasah menggunakan instrumen akreditasi tipe


peringkat. Seluruh butir pernyataan instrumen akreditasi merupakan pernyataan
tertutup dengan lima opsi jawaban A, B, C, D, dan E di mana jumlah butir
pernyataan instrumen akreditasi SD/MI sebanyak 157 butir; SMP/MTs sebanyak 169
butir, SMA/MA sebanyak 165 butir; dan SMK/MAK sebanyak 185 butir.

C. Uji Coba Perangkat Akreditasi Sekolah/Madrasah

Tujuan dilakukannya uji coba perangkat akreditasi sekolah/madrasah adalah sebagai


berikut.
1. Memperoleh saran dan masukan dari BAP-S/M, kepala sekolah/madrasah, dan
asesor.
2. Menguji validitas dan reliabilitas intrumen Akreditasi sekolah/madrasah baik
validitas isi, validitas konstruksi, maupun validitas empiris.

Perangkat akreditasi SMA/MA diuji cobakan pada bulan Februari sampai Maret 2008
di empat provinsi yaitu: DKI Jakarta, Banten, Lampung, dan Sulawesi Tenggara;
dengan sebaran sasaran pada tiga SMAN (kategori tinggi, sedang, dan rendah); tiga
SMA Swasta (kategori tinggi, sedang, dan rendah); satu MAN; dan satu MA Swasta.

Perangkat akreditasi SD/MI, SMP/MTs, dan SMK/MAK telah diuji cobakan pada bulan
November sampai Desember 2008 di 11 provinsi dengan rincian sebaran sebagai
berikut.

1. Perangkat Akreditasi SD/MI


Daerah uji coba meliputi provinsi Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sumatera
selatan, dan Maluku; dengan sebaran sasaran pada 12 SDN, 12 SD Swasta,
empat MI Negeri, dan empat MI Swasta.

hal. 61
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
2. Perangkat Akreditasi SMP/MTs
Daerah uji coba meliputi provinsi Yogyakarta, Jambi, Kalimantan Barat, dan
Nusa Tenggara Barat; dengan sebaran sasaran pada 12 SMPN, 12 SMP Swasta,
empat MTs Negeri, dan empat MTs Swasta.

3. Perangkat Akreditasi SMK/MAK


Daerah uji coba meliputi provinsi Yogyakarta, Jawa Tengah, Sumatera Utara,
dan Sulawesi Selatan; dengan sebaran sasaran pada 48 SMK dari beberapa
Program Keahlian meliputi 12 Program Keahlian Teknologi Rekayasa, delapan
Program Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi, empat Program
Keahlian Kesehatan, delapan Program Keahlian Seni, Kerajinan dan Pariwisata,
serta delapan Program Keahlian Agrobisnis dan Agroindustri, serta delapan
Program Keahlian Bisnis Manajemen.

D. Masukan dan Kerjasama Direktorat dan Pemangku Kepentingan dalam


Penyusunan Perangkat Akreditasi Sekolah/Madrasah

Masukan dari stakeholders (pemangku kepentingan) dengan mengundang berbagai


unsur terkait, seperti:

1. Sekretaris Ditjen Mandikdasmen.


2. Pusat Kurikulum.
3. Pusat Penilaian Pendidikan.
4. Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan.
5. Direktorat Profesi Pendidik.
6. Direktorat Tenaga Kependidikan.
7. Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan.
8. Direktorat Pembinaan SMA.
9. Direktorat Pembinaan SMK.
10. Direktorat Pembinaan SMP.
11. Direktorat Pembinaan TK/SD.
12. Direktorat Jenderal PMPTK.
13. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.
14. Kepala LPMP DKI Jakarta.
15. Ketua BAP-S/M DKI Jakarta.
16. Kepala Dinas Dikdas DKI Jakarta.
17. Kepala Dinas Dikmenti DKI Jakarta.
18. Pengawas SMA, SMK, SMP, dan SD (DKI Jakarta).
19. Pengawas MA, MTs, dan MI Pendis Kanwil Depag DKI Jakarta.

hal. 62
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
20. Beberapa Kepala Sekolah SMA/MA, SMK/MAK, SMP/MTs, SD/MI (DKI Jakarta).

Kerjasama dengan direktorat dan pemangku kepentingan terkait dilakukan di


lingkungan Mandikdasmen untuk menjamin sinergi antara penerapan Standar
Nasional Pendidikan dan kebijakan yang berkembang di lingkungan direktorat.
Khusus keterlibatan Direktorat Pembinaan SMK dalam proses penyusunan perangkat
akreditasi SMK/MAK dilakukan lebih intensif sejak dari proses pengembangan
instrumen maupun uji coba instrumen agar program keahlian dan spektrum yang
dikembangkan oleh Direktorat Pembinaan SMK dapat terakomodasi dengan tepat.

Masukan dan pertimbangan BSNP dilakukan melalui beberapa kali pertemuan Rapat
Pleno BAN-S/M dan BSNP dengan nara sumber beberapa anggota BSNP, dalam
bentuk Tim Kecil BSNP. Berdasarkan keputusan rapat pleno BAN-S/M dengan BSNP
akhirnya dinyatakan bahwa Draf Perangkat Akreditasi SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
dan SMK/MAK telah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan dan layak untuk
diusulkan kepada Mendiknas guna ditetapkan menjadi Peraturan Menteri.

E. Penetapan Perangkat Akreditasi Sekolah/Madrasah oleh Mendiknas

Dalam Permendiknas Nomor 29 Tahun 2005, pasal 7 ayat (3), dinyatakan bahwa
Menteri menetapkan kriteria dan perangkat akreditasi setelah memerhatikan
pertimbangan dari BSNP. Akhirnya setelah memerhatikan pertimbangan dari BSNP,
Draf Kriteria dan Perangkat Akreditasi Sekolah/Madrasah yang disusun oleh BAN-S/M
ditetapkan melalui Permendiknas.

1. Kriteria dan Perangkat Akreditasi SMA/MA ditetapkan dengan Permendiknas


Nomor 52 tahun 2008.
2. Kriteria dan Perangkat Akreditasi SMK/MAK ditetapkan dengan Permendiknas
Nomor 13 tahun 2009.
3. Kriteria dan Perangkat Akreditasi SMP/MTs ditetapkan dengan Permendiknas
Nomor 12 tahun 2009.
4. Kriteria dan Perangkat Akreditasi SD/MI ditetapkan dengan Permendiknas
Nomor 11 tahun 2009.

Perangkat Akreditasi Sekolah/Madrasah terdiri dari:

1. Instrumen Akreditasi
Alat ukur yang digunakan untuk menilai kelayakan sekolah/madrasah
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan hasilnya akan diolah dalam
penentuan peringkat akreditasi.

hal. 63
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
2. Petunjuk Teknis Pengisian Instrumen Akreditasi
Penjelasan tentang pengisian instrumen akreditasi dan pembuktian jawaban
atas instrumen tersebut, baik berupa dokumen, bukti fisik ataupun fakta yang
harus diperlihatkan oleh pihak sekolah/madrasah kepada tim asesor pada saat
visitasi.

3. Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung Akreditasi


Daftar pertanyaan dalam bentuk isian yang menggambarkan profil
sekolah/madrasah yang berfungsi sebagai cross check (pemeriksaan silang)
terhadap jawaban sekolah/madrasah.

4. Teknik Penskoran dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi


Petunjuk bagaimana mengolah skor hasil akreditasi dengan formula dan kriteria
yang telah ditetapkan.

Contoh:
Instrumen Akreditasi, Petunjuk Teknis, serta Instrumen Pengumpulan Data dan
Informasi Pendukung Akreditasi (SMP/MTs)

VI. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Instrumen Akreditasi

50. Guru memiliki kualifikasi akademik minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1).
 A. Sebanyak 76% ⎯ 100% guru berpendidikan D-IV atau S1
 B. Sebanyak 51% ⎯ 75% guru berpendidikan D-IV atau S1
 C. Sebanyak 26% ⎯ 50% guru berpendidikan D-IV atau S1
 D. Sebanyak 1% ⎯ 25% guru berpendidikan D-IV atau S1
 E. Tidak ada guru berpendidikan D-IV atau S1

Petunjuk Teknis

50. Jawaban dibuktikan dengan memperlihatkan ijazah dan atau sertifikat


keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku. Perhitungan dilakukan dengan cara membandingkan jumlah
guru berkualifikasi D-IV dan S1 dengan jumlah seluruh guru.

hal. 64
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung Akreditasi

50. Jumlah guru yang dimiliki sekolah/madrasah dan kualifikasinya.


Jumlah guru: .......... orang.
Kualifikasi:

Jumlah dan status guru


No Tingkat pendidikan GT* /PNS GTT** /Guru bantu Jumlah
L P L P
1 S3/S2
2 S1
3 D4
4 D3/Sarjana muda
5 D2
6 D1
7 ≤ SMA sederajat
Jumlah

Keterangan: * GT = Guru tetap (bagi sekolah/madrasah swasta)


** GTT = Guru tidak tetap (baik sekolah/madrasah negeri atau
swasta)

Perangkat akreditasi yang telah ditetapkan dengan Permendiknas diterbitkan dalam


bentuk buku, masing-masing dengan judul sebagai berikut.
1. Perangkat Akreditasi SMA/MA;
2. Perangkat Akreditasi SMK/MAK;
3. Perangkat Akreditasi SMP/MTs; dan
4. Perangkat Akreditasi SD/MI;

F. Teknik Penskoran dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi

Setiap komponen pada instrumen akreditasi memiliki bobot masing-masing, ada


yang sama dan ada yang tidak sama. Butir pernyataan pada Instrumen Akreditasi
SMA/MA setiap komponen mempunyai bobot butir yang sama. Sedangkan butir
pernyataan pada Instrumen Akreditasi SMK/MAK, SMP/MTs, dan SD/MI memiliki
bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap pembelajaran
bermutu. Penentuan bobot komponen dan bobot butir instrumen akreditasi
SMK/MAK, SMP/MTs, dan SD/MI ini dilakukan dengan cara mengumpulkan pendapat
para pakar di bidang kurikulum, psikometri, evaluasi pendidikan, manajemen
pendidikan, dan akademisi maupun praktisi di bidang pendidikan. Berikut penjelasan
rinci tentang teknik penskoran dan pemeringkatan hasil akreditasi SMA/MA,
SMK/MAK, SMP/MTs, dan SD/MI.

hal. 65
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI SMA/MA

I. Teknik Penskoran Akreditasi SMA/MA

A. Bobot Komponen dan Bobot Butir Instrumen Akreditasi SMA/MA

Instrumen Akreditasi SMA/MA disusun berdasarkan delapan komponen yang


mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari 165
butir pernyataan tertutup yang terdiri dari lima opsi jawaban. Bobot Komponen dan
Bobot Butir Instrumen Akreditasi SMA/MA diperlihatkan pada Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1: Bobot Komponen dan Bobot Butir Instrumen Akreditasi SMA/MA

Nomor Jumlah Bobot Bobot


No Komponen Akreditasi
Butir Butir Komponen Butir (*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Standar Isi 1 - 15 15 15 1,00


2 Standar Proses 16 - 25 10 10 1,00
3 Standar Kompetensi Lulusan 26 - 50 25 10 0,40
4 Standar Pendidik dan Tendik 51 - 70 20 15 0,75
5 Standar Sarana dan Prasarana 71 - 100 30 15 0,50
6 Standar Pengelolaan 101 - 120 20 10 0,50
7 Standar Pembiayaan 121 - 145 25 15 0,60
8 Standar Penilaian Pendidikan 146 - 165 20 10 0,50

Keterangan:
(*) Bobot Butir = Bobot Komponen : Jumlah Butir

B. Penentuan Skor Butir dan Skor Tertimbang Maksimum

Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SMA/MA merupakan pernyataan


tertutup yang terdiri dari lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, atau E. Setiap
pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4, B memperoleh skor = 3, C
memperoleh skor = 2, D memperoleh skor = 1, dan E memperoleh skor = 0. Jika
perolehan skor maksimum setiap butir sama dengan 4, maka Skor Tertimbang
Maksimum dapat dihitung dengan rumus:

Skor Tertimbang Maksimum = Jumlah Butir x Skor Butir Maksimum x Bobot Butir

Skor Tertimbang Maksimum pada setiap komponen akreditasi seperti nampak pada
Tabel 3.2, Kolom 5 berikut ini. Dari tabel tersebut terlihat bahwa Jumlah Skor
Tertimbang Maksimum sama dengan 400.

hal. 66
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 3.2: Skor Tertimbang Maksimum Akreditasi SMA/MA

Jumlah Skor Butir Bobot Skor Tertimbang


No Komponen Akreditasi
Butir Maks Butir Maks (*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Standar Isi 15 4 1,00 60


2 Standar Proses 10 4 1,00 40
3 Standar Kompetensi Lulusan 25 4 0,40 40
4 Standar Pendidik dan Tendik 20 4 0,75 60
5 Standar Sarana dan Prasarana 30 4 0,50 60
6 Standar Pengelolaan 20 4 0,50 40
7 Standar Pembiayaan 25 4 0,60 60
8 Standar Penilaian Pendidikan 20 4 0,50 40
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum 400

Keterangan:
(*) Skor Tertimbang Maksimum =Jumlah Butir x Skor Butir Maksimum x Bobot Butir

C. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi

Langkah-langkah penentuan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut.


1. Menghitung Jumlah Skor Butir yang dijawab A, B, C, D, atau E pada komponen
1 (Standar Isi). Sebagai contoh, jawaban butir pernyataan instrumen pada
standar isi seperti Tabel 3.3 berikut.

hal. 67
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 3.3: Contoh Jawaban Butir Pernyataan Instrumen pada
Komponen 1 (Standar Isi)

No. Skor
Jawaban
Butir Butir
1 A 4
2 B 3
3 B 3
4 A 4
5 B 3
6 D 1
7 C 2
8 B 3
9 A 4
10 E 0
11 A 4
12 C 2
13 B 3
14 A 4
15 A 4
Jumlah Skor Butir 44

Nampak bahwa Jumlah Skor Butir pada komponen 1 (Standar Isi) adalah 44.
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Butir ini ke dalam Tabel 3.4, Kolom 3,
Nomor 1.

2. Mengulang langkah C.1 di atas untuk komponen 2 (Standar Proses) sampai


dengan komponen 8 (Standar Penilaian Pendidikan). Sebagai contoh hasilnya
seperti pada Tabel 3.4, Kolom 3, dari Nomor 2 sampai 8.

3. Menghitung Skor Tertimbang untuk setiap komponen dengan rumus:

Skor Tertimbang setiap Komponen = Jumlah Skor Butir x Bobot Butir.

Sebagai contoh:

Skor Tertimbang untuk Standar Isi = 44 x 1,00 = 44,00.

Selanjutnya masukkan Skor Tertimbang untuk Standar Isi tersebut ke dalam


Tabel 3.4, Kolom 5, Nomor 1.

4. Mengulang langkah C.3 di atas untuk komponen 2 (Standar Proses) sampai


dengan komponen 8 (Standar Penilaian Pendidikan). Sebagai contoh hasilnya
seperti pada Tabel 3.4, Kolom 5, dari Nomor 2 sampai 8.

5. Menjumlahkan Skor Tertimbang untuk setiap komponen mulai dari komponen 1


sampai komponen 8. Sebagai contoh: Jumlah Skor Tertimbang dari seluruh
komponen akreditasi sama dengan 336,15 (lihat Tabel 3.4, Kolom 5, Nomor 9).

hal. 68
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
6. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dalam skala ratusan (0—100) dengan rumus:

Jumlah Skor Tertimbang


Nilai Akhir Akreditasi = x 100
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum

Jumlah Skor Tertimbang


= x 100
400
selanjutnya, Jumlah Skor Tertimbang sebesar 336,15 dimasukkan ke
dalam rumus di atas, diperoleh Nilai Akhir sebagai berikut.

336,15
Nilai Akhir Akreditasi = x100 = 84,04
400
Selanjutnya memasukkan Nilai Akhir Akreditasi tersebut ke dalam Tabel 3.4,
Kolom 5, Nomor 10.

Tabel 3.4: Perhitungan Nilai Akhir Akreditasi SMA/MA

Jumlah Bobot Skor Tertimbang


No Komponen Akreditasi
Skor Butir Butir (*)
(1) (2) (3) (4) (5)

1 Standar Isi 44 1,00 44,00


2 Standar Proses 30 1,00 30,00
3 Standar Kompetensi Lulusan 87 0,40 34,80
4 Standar Pendidik dan Tendik 71 0,75 53,25
5 Standar Sarana dan Prasarana 106 0,50 53,00
6 Standar Pengelolaan 67 0,50 33,50
7 Standar Pembiayaan 81 0,60 48,60
8 Standar Penilaian Pendidikan 78 0,50 39,00
9 Jumlah Skor Tertimbang 336,15

Jumlah Skor Tertimbang


Nilai Akhir = x 100
Jumlah skor tertimbang maksimum
10 84,04
336,15
= x100 = 84,04
400

Keterangan:
(*) Skor Tertimbang = Jumlah Skor Butir x Bobot Butir

hal. 69
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
D. Penentuan Nilai Akreditasi Komponen

Nilai Akreditasi Komponen merupakan nilai persentase capaian untuk setiap


komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akreditasi Komponen
adalah sebagai berikut.

1. Menghitung Nilai Akreditasi Komponen dalam skala ratusan (0—100), dengan


rumus:
Skor Tertimbang
Nilai Akreditasi Komponen = x 100
(Skor Tertimbang Maks)
sebagai contoh,
44
Nilai Akreditasi Komponen untuk Standar Isi = x 100 = 73,33
60
Selanjutnya masukkan Nilai Akreditasi Komponen untuk Standar Isi tersebut ke
dalam Tabel 3.5, Kolom 5, Nomor 1.
2. Mengulang langkah D.1 di atas untuk komponen 2 (Standar Proses) sampai
dengan komponen 8 (Standar Penilaian Pendidikan). Sebagai contoh hasilnya
seperti pada Tabel 3.5, Kolom 5, dari Nomor 2 sampai 8.

Tabel 3.5: Perhitungan Nilai Akreditasi Komponen SMA/MA

Skor Nilai Akreditasi


Skor
No KOMPONEN AKREDITASI Tertimbang Komponen
Tertimbang
Maksimum (0—100)*
(1) (2) (3) (4) (5)

1 Standar Isi 60 44,00 73,33


2 Standar Proses 40 30,00 75,00
3 Standar Kompetensi Lulusan 40 34,80 87,00
4 Standar Pendidik dan Tendik 60 53,25 88,75
5 Standar Sarana dan Prasarana 60 53,00 88,33
6 Standar Pengelolaan 40 33,50 83,75
7 Standar Pembiayaan 60 48,60 81,00
8 Standar Penilaian Pendidikan 40 39,00 97,50

Keterangan:
Skor Tertimbang
* Nilai Akreditasi Komponen (0-100) = x 100
(Skor Tertimbang Maks)

Nilai Akreditasi Komponen dalam skala ratusan, sebagaimana tercantum pada


Tabel 3.5, Kolom 5

hal. 70
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
II. Kriteria Status dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi

A. Kriteria Status Akreditasi

Sekolah/Madrasah dinyatakan terakreditasi jika Nilai Akhir kumulatif untuk


seluruh komponen akreditasi sekurang-kurangnya 56, dengan ketentuan tidak
lebih dari 2 (dua) standar yang memperoleh nilai akreditasi komponen (skala
ratusan) kurang dari 56, tetapi tidak boleh kurang dari 40.

Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT) jika ketentuan


terakreditasi tidak terpenuhi, berapapun Nilai Akhir kumulatif diperoleh.

B. Kriteria Pemeringkatan Hasil Akreditasi

Sekolah/Madrasah memperoleh:
1. Peringkat akreditasi A (Amat baik), jika memperoleh Nilai Akhir (NA) lebih besar
dari 85 sampai dengan 100 (85 < NA < 100), dengan ketentuan kriteria status
terakreditasi terpenuhi.
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir lebih besar dari 70
sampai dengan 85 (70 < NA < 85), dengan ketentuan kriteria status
terakreditasi terpenuhi.
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir lebih besar
dari atau sama dengan 56 sampai dengan 70 (56 < NA < 70), dengan
ketentuan kriteria status terakreditasi terpenuhi.

Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 84,04 (Tabel
3.4, Kolom 5, Nomor 10) dan Nilai dari delapan komponen akreditasi masing-masing
lebih besar dari 56 (Tabel 3.5 Kolom 5), maka sekolah/madrasah tersebut
dinyatakan TERAKREDITASI dengan peringkat B (Baik).

Hasil perhitungan nilai komponen, nilai akhir dan peringkat akreditasi dapat dilihat
pada Tabel 3.6 berikut.

hal. 71
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 3.6: Hasil Perhitungan Nilai Komponen, Nilai Akhir,
dan Peringkat Akreditasi SMA/MA

No KOMPONEN AKREDITASI NILAI KOMPONEN


(1) (2) (3)

1 Standar Isi 73,33


2 Standar Proses 75,00
3 Standar Kompetensi Lulusan 87,00
4 Standar Pendidik dan Tendik 88,75
5 Standar Sarana dan Prasarana 88,33
6 Standar Pengelolaan 83,75
7 Standar Pembiayaan 81,00
8 Standar Penilaian Pendidikan 97,50

Nilai Akhir Akreditasi 84,04


Peringkat Akreditasi B

hal. 72
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI SMK/MAK

I. Teknik Penskoran Akreditasi SMK/MAK

A. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi

Instrumen Akreditasi SMK/MAK disusun berdasarkan delapan komponen yang


mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari 185
butir pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir
dan Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMK/MAK untuk masing-masing standar
seperti ditunjukkan pada Tabel 3.7 berikut.

Tabel 3.7: Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMK/MAK

Jumlah Bobot
No. Komponen Akreditasi Nomor Butir
Butir Komponen
(1) (2) (3) (4) (5)

1 Standar Isi 1 ⎯ 18 18 12
2 Standar Proses 19 ⎯ 31 13 15
3 Standar Kompetensi Lulusan 32 ⎯ 62 31 13
4 Standar Pendidik dan Tendik 63 ⎯ 87 25 15
5 Standar Sarana dan Prasarana 88 ⎯ 112 25 13
6 Standar Pengelolaan 113 ⎯ 138 26 10
7 Standar Pembiayaan 139 ⎯ 164 26 11
8 Standar Penilaian Pendidikan 165 ⎯ 185 21 11
Jumlah 185 100

B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi

Instrumen Akreditasi SMK/MAK memuat 185 butir pernyataan, masing-masing


memiliki bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap
pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah diberikan bobot 1, dan
tertinggi diberikan bobot 4.

Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut.


™ Bobot 1 adalah bobot minimal untuk mendukung fungsi komponen dalam proses
pembelajaran agar dapat berlangsung.
™ Bobot 2 adalah bobot yang mendukung fungsi komponen tersebut dalam proses
pembelajaran yang layak.
™ Bobot 3 adalah bobot yang mendukung fungsi komponen tersebut dalam proses
pembelajaran yang baik.

hal. 73
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
™ Bobot 4 adalah bobot maksimal yang mendukung fungsi komponen tersebut
dalam proses pembelajaran yang sangat baik.

Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen
akreditasi SMK/MAK seperti tercantum berikut.

1. Standar Isi 2. Standar Proses 3. Standar Kompetensi


Lulusan

No Butir Bobot Butir No Butir Bobot Butir No Butir Bobot Butir


1 4 19 3 32 4
2 4 20 3 33 3
3 3 21 4 34 3
4 3 22 3 35 3
5 2 23 3 36 3
6 2 24 3 37 4
7 3 25 3 38 2
8 4 26 4 39 2
9 3 27 3 40 3
10 3 28 4 41 3
11 2 29 3 42 3
12 3 30 3 43 3
13 2 31 4 44 3
14 4 Jumlah 43 45 3
15 3 46 3
16 3 47 3
17 3 48 3
18 3 49 3
Jumlah 54 50 3
51 3
52 3
53 3
54 3
55 3
56 4
57 4
58 3
59 3
60 3
61 4
62 3
Jumlah 96

hal. 74
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan 5. Standar Sarana dan 6. Standar Pengelolaan
Tenaga Kependidikan Prasarana

No Butir Bobot Butir No Butir Bobot Butir No Butir Bobot Butir


63 4 88 3 113 4
64 4 89 3 114 4
65 4 90 3 115 3
66 4 91 3 116 3
67 3 92 3 117 3
68 4 93 4 118 3
69 4 94 4 119 3
70 4 95 4 120 2
71 4 96 4 121 3
72 3 97 3 122 3
73 3 98 4 123 4
74 3 99 3 124 3
75 2 100 4 125 4
76 3 101 3 126 3
77 3 102 4 127 4
78 3 103 3 128 3
79 3 104 2 129 3
80 2 105 3 130 3
81 3 106 3 131 2
82 3 107 3 132 3
83 4 108 3 133 2
84 4 109 3 134 3
85 3 110 3 135 3
86 1 111 3 136 3
87 3 112 3 137 3
Jumlah 81 Jumlah 81 138 3
Jumlah 80

hal. 75
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian Pendidikan

No Butir Bobot Butir No Butir Bobot Butir


139 4 165 4
140 4 166 3
141 3 167 3
142 3 168 3
143 3 169 4
144 3 170 3
145 3 171 3
146 4 172 2
147 4 173 3
148 4 174 3
149 2 175 3
150 2 176 3
151 4 177 3
152 3 178 3
153 3 179 3
154 3 180 2
155 3 181 4
156 4 182 3
157 1 183 4
158 3 184 2
159 1 185 4
160 3 Jumlah 65
161 4
162 4
163 4
164 4
Jumlah 83

C. Skor Butir Instrumen Akreditasi

Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SMK/MAK merupakan pernyataan


tertutup masing-masng dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, atau E, dengan
ketentuan skor setiap opsi jawaban sebagai berikut.
Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4.
Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3.
Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2.
Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1.

hal. 76
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0.
Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.

D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi


diperoleh dengan rumus:

Jumlah Skor Tertimbang Maksimun = Skor Butir Maksimun x Jumlah Bobot Butir

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi


SMK/MAK, terlihat pada Tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8: Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen

Jumlah Jumlah Skor


Skor Butir
No. Komponen Akreditasi Bobot Tertimbang
Maksimum
Butir Maksimum (*)
(1) (2) (3) (4) (5)

1 Standar Isi 4 54 216


2 Standar Proses 4 43 172
3 Standar Kompetensi Lulusan 4 96 384
4 Standar Pendidik dan Tendik 4 81 324
5 Standar Sarana dan Prasarana 4 81 324
6 Standar Pengelolaan 4 80 320
7 Standar Pembiayaan 4 83 332
8 Standar Penilaian Pendidikan 4 65 260

Keterangan:
( )
* Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir

E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi

Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi.

1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E kedalam skor butir di


mana butir. Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir
4 (A=4), B=3, C=2, D=1, dan E=0.

Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butirnya untuk


standar isi seperti nampak pada Tabel 3.9, Kolom 2 dan 3.

hal. 77
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3.9, kolom 4.

3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan


rumus:

Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir

Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh
kedalam Tabel 3.9, Kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 18.

Tabel 3.9: Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi

Skor Butir Skor Tertimbang


No. Butir Jawaban Bobot Butir
Perolehan Perolehan (*)
(1) (2) (3) (4) (5)

1 B 3 4 12
2 A 4 4 16
3 D 1 3 3
4 A 4 3 12
5 D 1 2 2
6 C 2 2 4
7 C 2 3 6
8 B 3 4 12
9 A 4 3 12
10 A 4 3 12
11 A 4 2 8
12 A 4 3 12
13 A 4 2 8
14 A 4 4 16
15 D 1 3 3
16 B 3 3 9
17 B 3 3 9
18 A 4 3 12
Jumlah 45 168

Keterangan:
( )
* Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir x Bobot Butir

hal. 78
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan
skor tertimbang masing-masing butir, seperti ditunjukkan pada Tabel 3.9,
Kolom 5 baris terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi =
168. Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam
Tabel 3.10, Kolom 5 pada standar isi.

5. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2 (standar
proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan).
Selanjutnya, masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel
3.10, Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian
pendidikan.

6. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:

Jumlah Skor Tertimbang Perolehan


Nilai Komponen Akreditasi = x Bobot Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum

Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh:


168
Nilai Komponen Akreditasi = x 12
216
= 9,3333

Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit dibelakang koma,


sehingga:
Nilai Komponen Akreditasi = 9,33 (dibulatkan)

Selanjutnya masukkan Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke dalam


Tabel 3.10, Kolom 6 pada standar isi.

7. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai


dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh kedalam Tabel 3.10, Kolom 6, pada
standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.

8. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai


Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen 8
(standar penilaian pendidikan).

k =8
Nilai Akhir Akreditasi = ∑ Nilai Komponen
k =1
Akreditasi

hal. 79
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Nilai Akhir Akreditasi = 9,33 + 9,59 + 12,66 + 10,56 +
10,11 + 7,00 + 8,12 + 8,84
= 76,21

9. Nilai Akhir Akreditasi harus dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma.
Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut:
a. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1;
b. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan
c. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0.
Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 76,21 dibulatkan menjadi 76 seperti
nampak pada Tabel 3.10, Kolom 6 baris terakhir.

Tabel 3.10: Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMK/MAK

Jumlah Skor Jumlah Skor Nilai


Bobot
No. Komponen Akreditasi Tertimbang Tertimbang Komponen
Komponen
Maksimum Perolehan Akreditasi (*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Standar Isi 12 216 168 9,33


2 Standar Proses 15 172 110 9,59
3 Standar Kompetensi Lulusan 13 384 374 12,66
4 Standar Pendidik dan Tendik 15 324 228 10,56
5 Standar Sarana dan Prasarana 13 324 252 10,11
6 Standar Pengelolaan 10 320 224 7,00
7 Standar Pembiayaan 11 332 245 8,12
8 Standar Penilaian Pendidikan 11 260 209 8,84
Nilai Akhir Akreditasi 76,21
Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan) 76

Keterangan:
( ) Jml Skor Tertimbang Perolehan
* Nilai Komponen Akreditasi = x Bobot Komponen
Jml Skor Tertimbang Maksimum

F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan

Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase


capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai
Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut.

hal. 80
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
1. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:

Nilai Komponen Akreditasi


Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
Bobot Komponen

Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat
tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti
pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan pada standar isi diperoleh:
9,33
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
12
= 77,78

= 78 (dibulatkan)

Selanjutnya masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh


ini kedalam Tabel 3.11, Kolom 5 pada standar isi.

2. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai


dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya masukkan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh kedalam Tabel 3.11,
Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.

Tabel 3.11: Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan

Nilai Nilai Komponen


Bobot
No Komponen Akreditasi Komponen Akreditasi
Komponen
Akreditasi Skala Ratusan*
(1) (2) (3) (4) (5)

1 Standar Isi 12 9,33 78


2 Standar Proses 15 9,59 64
3 Standar Kompetensi Lulusan 13 12,66 97
4 Standar Pendidik dan Tendik 15 10,56 70
5 Standar Sarana dan Prasarana 13 10,11 78
6 Standar Pengelolaan 10 7,00 70
7 Standar Pembiayaan 11 8,12 74
8 Standar Penilaian Pendidikan 11 8,84 80

Keterangan:

Nilai Komponen Akreditasi


* Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
Bobot Komponen

hal. 81
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
II. Kriteria Status Akreditasi dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi

A. Kriteria Status Akreditasi

Sekolah/Madrasah dinyatakan terakreditasi jika memenuhi seluruh krteria berikut.


1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56.
3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.

Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi, jika tidak memenuhi kriteria di


atas.

B. Pemeringkatan Hasil Akreditasi

Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status


akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi
sebagai berikut:
1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
(NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar 71
sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85.
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.

Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 76 (Tabel
3.10, kolom 6, baris terakhir) dan seluruh Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
pada masing-masing komponen lebih besar dari 56 (Tabel 3.11, kolom 5), maka
sekolah/madrasah tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat Akreditasi B
(Baik).

Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan
Peringkat Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 3.12 berikut.

hal. 82
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 3.12: Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan,
Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SMK/MAK

Nilai Komponen
No Komponen Akreditasi Akreditasi
Skala Ratusan
(1) (2) (3)

1 Standar Isi 78
2 Standar Proses 64
3 Standar Kompetensi Lulusan 97
4 Standar Pendidik dan Tendik 70
5 Standar Sarana dan Prasarana 78
6 Standar Pengelolaan 70
7 Standar Pembiayaan 74
8 Standar Penilaian Pendidikan 80

Nilai Akhir Akreditasi 76


Peringkat Akreditasi B

hal. 83
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI SMP/MTs

I. Teknik Penskoran Akreditasi SMP/MTs

A. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi

Instrumen Akreditasi SMP/MTs disusun berdasarkan delapan komponen yang


mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari 169
butir pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir
dan Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMP/MTs untuk masing-masing
komponen ditunjukkan pada Tabel 3.13 berikut.

Tabel 3.13: Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMP/MTs

Jumlah Bobot
No. Komponen Akreditasi Nomor Butir
Butir Komponen
(1) (2) (3) (4) (5)

1 Standar Isi 1 ⎯ 17 17 13
2 Standar Proses 18 ⎯ 29 12 15
3 Standar Kompetensi Lulusan 30 ⎯ 49 20 13
4 Standar Pendidik dan Tendik 50 ⎯ 75 26 15
5 Standar Sarana dan Prasarana 76 ⎯ 103 28 12
6 Standar Pengelolaan 104 ⎯ 123 20 11
7 Standar Pembiayaan 124 ⎯ 148 25 10
8 Standar Penilaian Pendidikan 149 ⎯ 169 21 11
Jumlah 169 100

B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi

Instrumen Akreditasi SMP/MTs memuat 169 butir pernyataan, masing-masing


memiliki bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap
pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir
pernyataan tertinggi adalah 4.
Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut.
y Bobot 1 adalah bobot minimal untuk mendukung fungsi butir dalam proses
pembelajaran agar dapat berlangsung.
y Bobot 2 adalah bobot yang mendukung fungsi butir tersebut dalam proses
pembelajaran yang layak.
y Bobot 3 adalah bobot yang mendukung fungsi butir tersebut dalam proses
pembelajaran yang baik.

hal. 84
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
y Bobot 4 adalah bobot maksimal yang mendukung fungsi butir tersebut dalam
proses pembelajaran yang sangat baik.

Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen
akreditasi SMP/MTs seperti tercantum berikut.

1. Standar Isi 2. Standar Proses 3. Standar Kompetensi


Lulusan

No Butir Bobot Butir No Butir Bobot Butir No Butir Bobot Butir


1 3 18 3 30 3
2 3 19 3 31 3
3 3 20 3 32 3
4 3 21 3 33 3
5 3 22 3 34 3
6 2 23 3 35 3
7 2 24 3 36 3
8 2 25 3 37 3
9 3 26 3 38 3
10 3 27 2 39 3
11 3 28 2 40 3
12 2 29 3 41 3
13 2 Jumlah 34 42 3
14 3 43 3
15 3 44 3
16 3 45 3
17 2 46 3
Jumlah 45 47 3
48 3
49 3
Jumlah 60

hal. 85
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan 5. Standar Sarana dan 6. Standar
Tenaga Kependidikan Prasarana Pengelolaan

No Butir Bobot Butir No Butir Bobot Butir No Butir Bobot Butir


50 4 76 3 104 3
51 3 77 3 105 3
52 3 78 3 106 3
53 4 79 3 107 3
54 3 80 3 108 3
55 3 81 3 109 3
56 4 82 3 110 3
57 3 83 3 111 3
58 3 84 3 112 4
59 3 85 2 113 3
60 3 86 3 114 3
61 3 87 3 115 3
62 3 88 3 116 4
63 2 89 3 117 3
64 2 90 4 118 2
65 2 91 4 119 3
66 2 92 3 120 3
67 3 93 2 121 3
68 2 94 3 122 3
69 3 95 2 123 3
70 3 96 3 Jumlah 61
71 2 97 2
72 3 98 2
73 2 99 2
74 2 100 3
75 2 101 1
Jumlah 72 102 2
103 3
Jumlah 77

hal. 86
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian
Pendidikan

No Butir Bobot Butir No Butir Bobot Butir


124 4 149 3
125 3 150 3
126 3 151 3
127 3 152 3
128 4 153 3
129 3 154 3
130 4 155 4
131 3 156 3
132 3 157 2
133 3 158 2
134 3 159 3
135 2 160 2
136 1 161 2
137 3 162 3
138 3 163 2
139 2 164 3
140 3 165 3
141 3 166 3
142 3 167 3
143 2 168 4
144 3 169 4
145 4 Jumlah 61
146 3
147 3
148 3
Jumlah 74

C. Skor Butir Instrumen Akreditasi

Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SMP/MTs merupakan pernyataan


tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan E. Ketentuan
skor setiap opsi jawaban sebagai berikut.
Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4.
Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3.
Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2.

hal. 87
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1.
Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0.
Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.

D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi


diperoleh dengan rumus:

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi,


terlihat pada Tabel 3.14 berikut.

Tabel 3.14: Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen

Jumlah Jumlah Skor


Skor Butir
No. Komponen Akreditasi Bobot Tertimbang
Maksimum
Butir Maksimum (*)
(1) (2) (3) (4) (5)

1 Standar Isi 4 45 180


2 Standar Proses 4 34 136
3 Standar Kompetensi Lulusan 4 60 240
4 Standar Pendidik dan Tendik 4 72 288
5 Standar Sarana dan Prasarana 4 77 308
6 Standar Pengelolaan 4 61 244
7 Standar Pembiayaan 4 74 296
8 Standar Penilaian Pendidikan 4 61 244

Keterangan:
( )
* Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot
Butir

E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi

Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi.


1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir.
Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4),
B=3, C=2, D=1, dan E=0.

Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar isi
ditunjukkan pada Tabel 3.15, kolom 2 dan 3.

hal. 88
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3.15, kolom 4.

3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan


rumus:

Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir

Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke
dalam Tabel 3.15, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 17.

Tabel 3.15: Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi

I. Standar Isi

Skor Butir Skor Tertimbang


No. Butir Jawaban Bobot Butir
Perolehan Perolehan (*)
(1) (2) (3) (4) (5)

1 A 4 3 12
2 A 4 3 12
3 A 4 3 12
4 C 2 3 6
5 B 3 3 9
6 A 4 2 8
7 B 3 2 6
8 B 3 2 6
9 B 3 3 9
10 C 2 3 6
11 A 4 3 12
12 D 1 2 2
13 B 3 2 6
14 C 2 3 6
15 A 4 3 12
16 E 0 3 0
17 C 2 2 4
Jumlah 45 128

Keterangan:
( )
* Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir

4. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan


skor tertimbang masing-masing butir, ditunjukkan pada Tabel 3.15, Kolom 5
baris terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi = 128.

hal. 89
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel
3.16, kolom 5 pada standar isi.

5. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2 (standar
proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan).
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 3.16,
kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.

6. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:

Jumlah Skor Tertimbang Perolehan


Nilai Komponen Akreditasi = x Bobot Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum

Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh:


128
Nilai Komponen Akreditasi = x 13
180
= 9,2444

Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma,


sehingga:
Nilai Komponen Akreditasi = 9,24 (setelah dibulatkan)

Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke


dalam Tabel 3.16, kolom 6 pada standar isi.

7. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai


dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 3.16, kolom 6, pada
standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.

8. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai


Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen 8
(standar penilaian pendidikan).

k =8
Nilai Akhir Akreditasi = ∑ Nilai
k =1
Komponen Akreditasi

hal. 90
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Nilai Akhir Akreditasi = 9,24 + 13,79 + 11,27 + 12,71 +
11,53 + 8,93 + 7,09 + 9,24
= 83,80

9. Nilai Akhir Akreditasi dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma.
Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut:
d. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1;
e. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan
f. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0.
Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 83,80 dibulatkan menjadi 84 seperti
nampak pada Tabel 3.16, kolom 6 baris terakhir.

Tabel 3.16: Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMP/MTs

Jumlah Skor Jumlah Skor Nilai


Bobot
No. Komponen Akreditasi Tertimbang Tertimbang Komponen
Komponen
Maksimum Perolehan Akreditasi (*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Standar Isi 13 180 128 9,24


2 Standar Proses 15 136 125 13,79
3 Standar Kompetensi Lulusan 13 240 208 11,27
4 Standar Pendidik dan Tendik 15 288 244 12,71
5 Standar Sarana dan Prasarana 12 308 296 11,53
6 Standar Pengelolaan 11 244 198 8,93
7 Standar Pembiayaan 10 296 210 7,09
8 Standar Penilaian Pendidikan 11 244 205 9,24
Nilai Akhir Akreditasi 83,80
Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan) 84

Keterangan:
( ) Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
* Nilai Komponen Akreditasi = x Bobot Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum

F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan

Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase


capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai
Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut.

hal. 91
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
1. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:

Nilai Komponen Akreditasi


Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
Bobot Komponen

Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat
tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti
pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan pada standar isi diperoleh:

9,24
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
13
= 71,08

= 71 (dibulatkan)

Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang


diperoleh ke dalam Tabel 3.17, kolom 5 pada standar isi.

2. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai


dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 3.17,
Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.

Tabel 3.17: Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan

Nilai Nilai Komponen


Bobot
No. Komponen Akreditasi Komponen Akreditasi
Komponen
Akreditasi Skala Ratusan*
(1) (2) (3) (4) (5)

1 Standar Isi 13 9,24 71


2 Standar Proses 15 13,79 92
3 Standar Kompetensi Lulusan 13 11,27 87
4 Standar Pendidik dan Tendik 15 12,71 85
5 Standar Sarana dan Prasarana 12 11,53 96
6 Standar Pengelolaan 11 8,93 81
7 Standar Pembiayaan 10 7,09 71
8 Standar Penilaian Pendidikan 11 9,24 84

Keterangan:
Nilai Komponen Akreditasi
* Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
Bobot Komponen

hal. 92
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
II. Kriteria Status Akreditasi dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi

A. Kriteria Status Akreditasi

Sekolah/Madrasah dinyatakan Terakreditasi jika memenuhi seluruh kriteria


berikut.
1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56.
3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.
Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kriteria
di atas.

B. Pemeringkatan Hasil Akreditasi

Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status


akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi
sebagai berikut.
1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
(NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar 71
sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85.
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.

Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 84 (Tabel
3.16, kolom 6, baris terakhir) dan seluruh Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
pada masing-masing komponen lebih besar dari 56 (Tabel 3.17, kolom 5), maka
sekolah/madrasah tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat Akreditasi B
(Baik).

Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan
Peringkat Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 3.18 berikut.

hal. 93
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 3.18: Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan,
Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SMP/MTs

Nilai Akreditasi
No. Komponen Akreditasi
Komponen Skala Ratusan
(1) (2) (3)

1 Standar Isi 71
2 Standar Proses 92
3 Standar Kompetensi Lulusan 87
4 Standar Pendidik dan Tendik 85
5 Standar Sarana dan Prasarana 96
6 Standar Pengelolaan 81
7 Standar Pembiayaan 71
8 Standar Penilaian Pendidikan 84

Nilai Akhir Akreditasi 84


Peringkat Akreditasi B

hal. 94
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI SD/MI

I. Teknik Penskoran Akreditasi SD/MI

A. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi

Instrumen Akreditasi SD/MI disusun berdasarkan delapan komponen yang mengacu


pada Standar Nasional Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari 157 butir
pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir dan
Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SD/MI untuk masing-masing komponen
seperti ditunjukkan pada Tabel 3.19 berikut.

Tabel 3.19: Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SD/MI

Jumlah Bobot
No. Komponen Akreditasi Nomor Butir
Butir Komponen
(1) (2) (3) (4) (5)

1 Standar Isi 1 — 18 18 15
2 Standar Proses 19 — 29 11 15
3 Standar Kompetensi Lulusan 30 — 46 17 13
4 Standar Pendidik dan Tendik 47 — 65 19 15
5 Standar Sarana dan Prasarana 66 — 90 25 11
6 Standar Pengelolaan 91 — 110 20 10
7 Standar Pembiayaan 111 — 135 25 10
8 Standar Penilaian Pendidikan 136 — 157 22 11
Jumlah 157 100

B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi

Instrumen Akreditasi SD/MI memuat 157 butir pernyataan, masing-masing memiliki


bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap pembelajaran
bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir pernyataan
tertinggi adalah 4.

Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut.


o Bobot 1 adalah bobot minimal untuk mendukung fungsi butir dalam proses
pembelajaran agar dapat berlangsung.
o Bobot 2 adalah bobot yang mendukung fungsi butir tersebut dalam proses
pembelajaran yang layak.
o Bobot 3 adalah bobot yang mendukung fungsi butir tersebut dalam proses
pembelajaran yang baik.

hal. 95
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
o Bobot 4 adalah bobot maksimal yang mendukung fungsi butir tersebut dalam
proses pembelajaran yang sangat baik.

Masing-masing bobot untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen


akreditasi SD/MI adalah sebagai berikut.

1. Standar Isi 2. Standar Proses 3. Standar Kompetensi


Lulusan

No. Bobot No. Bobot No. Bobot


Butir Butir Butir Butir Butir Butir
1 4 19 4 30 4
2 3 20 3 31 3
3 3 21 3 32 3
4 3 22 3 33 3
5 3 23 3 34 3
6 3 24 3 35 3
7 2 25 3 36 3
8 2 26 3 37 2
9 4 27 2 38 3
10 3 28 2 39 3
11 2 29 3 40 4
12 4 Jumlah 32 41 3
13 2 42 3
14 4 43 3
15 4 44 3
16 3 45 4
17 3 46 4
18 3 Jumlah 54
Jumlah 55

hal. 96
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan 5. Standar Sarana dan 6. Standar
Tenaga Kependidikan Prasarana Pengelolaan

No. Bobot No. Bobot No. Bobot


Butir Butir Butir Butir Butir Butir
47 4 66 3 91 4
48 3 67 3 92 4
49 4 68 3 93 4
50 4 69 3 94 3
51 3 70 3 95 3
52 3 71 4 96 3
53 3 72 4 97 3
54 4 73 3 98 3
55 3 74 3 99 4
56 3 75 3 100 4
57 4 76 3 101 3
58 2 77 4 102 3
59 3 78 4 103 4
60 4 79 3 104 3
61 2 80 4 105 3
62 2 81 4 106 3
63 2 82 3 107 3
64 2 83 3 108 3
65 1 84 3 109 4
Jumlah 56 85 3 110 3
86 2 Jumlah 67
87 3
88 1
89 2
90 3
Jumlah 77

hal. 97
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian Pendidikan

No. Bobot No. Bobot


Butir Butir Butir Butir
111 4 136 3
112 4 137 3
113 4 138 4
114 4 139 4
115 4 140 3
116 4 141 3
117 3 142 4
118 3 143 3
119 3 144 2
120 3 145 2
121 2 146 3
122 2 147 3
123 3 148 2
124 3 149 2
125 3 150 3
126 4 151 2
127 2 152 3
128 1 153 2
129 3 154 3
130 2 155 3
131 3 156 3
132 4 157 1
133 3 Jumlah 61
134 3
135 4
Jumlah 78

C. Skor Butir Instrumen Akreditasi

Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SD/MI merupakan pernyataan


tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan E.
Ketentukan skor setiap opsi jawaban sebagai berikut.

Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4.


Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3.

hal. 98
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2.
Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1.
Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0.
Skor 4 disebut skor butir maksimum.

D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi


diperoleh dengan rumus:

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi,


terlihat pada Tabel 3.20 berikut.

Tabel 3.20: Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-Masing Komponen

Jumlah Jumlah Skor


Skor Butir
No. Komponen Akreditasi Bobot Tertimbang
Maksimum
Butir Maksimum (*)
(1) (2) (3) (4) (5)

1 Standar Isi 4 55 220


2 Standar Proses 4 32 128
3 Standar Kompetensi Lulusan 4 54 216
4 Standar Pendidik dan Tendik 4 56 224
5 Standar Sarana dan Prasarana 4 77 308
6 Standar Pengelolaan 4 67 268
7 Standar Pembiayaan 4 78 312
8 Standar Penilaian Pendidikan 4 61 244

Keterangan:
( )
* Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir

E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi

Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi.

1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir.


Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4),
B=3, C=2, D=1, dan E=0.

hal. 99
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Contoh, jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar
isi seperti ditunjukkan pada Tabel 3.21, kolom 2 dan 3.

2. Pindahkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3.21, kolom 4.


3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan
rumus:

Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir

Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke
dalam Tabel 3.21, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 18.

Tabel 3.21: Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi

Skor Butir Skor Tertimbang


No. Butir Jawaban Bobot Butir
Perolehan Perolehan (*)
(1) (2) (3) (4) (5)

1 A 4 4 16
2 A 4 3 12
3 A 4 3 12
4 C 2 3 6
5 B 3 3 9
6 A 4 3 12
7 B 3 2 6
8 B 3 2 6
9 B 3 4 12
10 C 2 3 6
11 A 4 2 8
12 D 1 4 4
13 B 3 2 6
14 C 2 4 8
15 A 4 4 16
16 E 0 3 0
17 C 2 3 6
18 B 3 3 9
Jumlah 55 154

Keterangan:
( )
* Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir

hal. 100
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan
skor tertimbang masing-masing butir, seperti ditunjukkan pada Tabel 3.21,
Kolom 5 baris terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi =
154. Selanjutnya, masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam
Tabel 3.22, kolom 5 pada standar isi.

5. Mengulang langkah E1, E2, dan E3 di atas untuk komponen 2 (standar proses)
sampai komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkanl
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 3.22, kolom 5 pada standar
proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
6. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:

Jumlah Skor Tertimbang Perolehan


Nilai Komponen Akreditasi = x Bobot Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum

Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh:


154
Nilai Komponen Akreditasi = x 15
220
= 10,500

Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma,


sehingga:
Nilai Komponen Akreditasi = 10,50

Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke


dalam Tabel 3.22, kolom 6 pada standar isi.

7. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai


dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 3.22, kolom 6, pada
standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
8. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai
Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai komponen 8
(standar penilaian pendidikan).

k =8
Nilai Akhir Akreditasi = ∑ Nilai Komponen Akreditasi
k =1

hal. 101
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Nilai Akhir Akreditasi = 10,50 + 14,06 + 12,04 + 13,26 +
9,93 + 7,46 + 9,62 + 9,92
= 86,79

9. Nilai Akhir Akreditasi harus dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma.
Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah:
g. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1;
h. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan
i. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0.
Dengan demikian, Nilai Akhir Akreditasi 86,79 dibulatkan menjadi 87 seperti
nampak pada Tabel 3.22, Kolom 6 baris terakhir.

Tabel 3.22: Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SD/MI

Jumlah Skor Jumlah Skor Nilai


Bobot
No. Komponen Akreditasi Tertimbang Tertimbang Komponen
Komponen
Maksimum Perolehan Akreditasi (*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Standar Isi 15 220 154 10.50


2 Standar Proses 15 128 120 14,06
3 Standar Kompetensi Lulusan 13 216 200 12.04
4 Standar Pendidik dan Tendik 15 224 198 13.26
5 Standar Sarana dan Prasarana 11 308 278 9.93
6 Standar Pengelolaan 10 268 200 7.46
7 Standar Pembiayaan 10 312 300 9.62
8 Standar Penilaian 11 244 220 9.92
Nilai Akhir Akreditasi 86.79
Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan) 87

Keterangan:
( ) Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
* Nilai Komponen Akreditasi = x Bobot Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum

F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan

Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase


capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai
Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut.

hal. 102
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
1. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:

Nilai Komponen Akreditasi


Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
Bobot Komponen

Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat
tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai komponen Akredtiasi sama seperti
pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan pada standar isi diperoleh:
10,50
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
15
= 70,00

= 70 (dibulatkan)

Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang


diperoleh ke dalam Tabel 3.23, kolom 5 pada standar isi.

2. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai


komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan Nilai
Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 3.23, kolom
5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.

Tabel 3.23: Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan

Nilai Nilai Komponen


Bobot
No Komponen Akreditasi Komponen Akreditasi
Komponen
Akreditasi Skala Ratusan*
(1) (2) (3) (4) (5)

1 Standar Isi 15 10.50 70


2 Standar Proses 15 14,06 94
3 Standar Kompetensi Lulusan 13 12.04 93
4 Standar Pendidik dan Tendik 15 13.26 88
5 Standar Sarana dan Prasarana 11 9.93 90
6 Standar Pengelolaan 10 7.46 75
7 Standar Pembiayaan 10 9.62 96
8 Standar Penilaian pendidikan 11 9.92 90

Keterangan:
Nilai Komponen Akreditasi
* Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
Bobot Komponen

hal. 103
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
II. Kriteria Status Akreditasi dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi

A. Kriteria Status Akreditasi

Sekolah/Madrasah dinyatakan terakreditasi jika memenuhi seluruh kriteria berikut.


1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56.
3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.

Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kreteria


di atas.

B. Pemeringkatan Hasil Akreditasi

Pemeringkatan hasil akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria


status akreditasi (lihat poin II.A).

Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi sebagai berikut.


1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
(NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA)
sebesar 71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85.
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
(NA) sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.

Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi (NA) sama dengan 87
(Tabel 3.22, Kolom 6, baris terakhir) dan seluruh Nilai Komponen Akreditasi Skala
Ratusan pada masing-masing komponen lebih besar dari 56 (Tabel 3.23, Kolom 5),
maka sekolah/madrasah tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat
Akreditasi A (Sangat Baik). Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan,
Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 3.24 berikut.

hal. 104
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 3.24: Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan,
Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SD/MI

Nilai Komponen Akreditasi


No Komponen Akreditasi
Skala Ratusan
(1) (2) (3)

1 Standar Isi 70
2 Standar Proses 94
3 Standar Kompetensi Lulusan 93
4 Standar Pendidik dan Tendik 88
5 Standar Sarana dan Prasarana 90
6 Standar Pengelolaan 75
7 Standar Pembiayaan 96
8 Standar Penilaian Pendidikan 90

Nilai Akhir Akreditasi 87


Peringkat Akreditasi A

hal. 105
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI TK/RA

I. PENSKORAN AKREDITASI

A. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi

Instrumen Akreditasi TK/RA disusun berdasarkan delapan Standar yang


dikelompokkan ke dalam empat komponen yakni: (1) Standar Tingkat Pencapaian
Perkembangan, (2) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, (3) Standar Isi,
Proses, dan Penilaian, dan (4) Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan
Pembiayaan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari 105 butir pernyataan tertutup
masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir dan Bobot Komponen
Instrumen Akreditasi TK/RA untuk masing-masing komponen seperti ditunjukkan
pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi TK/RA

Jumlah Bobot
No. Komponen Akreditasi Nomor Butir
Butir Komponen
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Tingkat Pencapaian 1 — 11 11
10
Perkembangan
2 Standar Pendidik dan Tenaga 12— 57 46
30
Kependidikan
3 Standar Isi, Proses, Penilaian 58 — 88 31 30
4 Standar Sarana dan Prasarana, 89 — 105 17
30
pengelolaan, dan Pembiayaan
Jumlah 105 100

B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi

Instrumen Akreditasi TK/RA memuat 105 butir pernyataan, masing-masing memiliki


bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap pembelajaran
bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir pernyataan
tertinggi adalah 4.

Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut.


o Bobot 1 adalah bobot minimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam
proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
o Bobot 2 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang layak.
o Bobot 3 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang baik.

hal. 106
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
o Bobot 4 adalah bobot maksimal untuk mendukung fungsi pernyataan butir dalam
proses pembelajaran yang sangat baik.

Masing-masing bobot untuk setiap butir pernyataan dari empat komponen akreditasi
TK/RA adalah sebagai berikut.

1. Standar Tingkat Penca- 2. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


paian Perkembangan

Umur 4-5 tahun


No. Butir Bobot No. Butir Bobot Butir No. Bobot
Butir Butir Butir
1 4 12 4 37 4
2 3 13 2 38 3
3 3 14 3 39 4
4 4 15 4 40 2
5 4 16 3 41 2
6 3 17 3 42 3
7 3 18 3 43 3
8 3 19 2 44 2
9 3 20 4 45 4
10 2 21 3 46 3
11 3 22 2 47 4
Jumlah 35 23 4 48 4
Umur 5-6 tahun 24 4 49 2
1 4 25 2 50 4
2 3 26 4 51 3
3 3 27 2 52 4
4 4 28 2 53 3
5 4 29 3 54 3
6 3 30 3 55 2
7 3 31 2 56 2
8 3 32 3 57 1
9 3 33 3 Jumlah 134
10 2 34 3
11 3 35 2
Jumlah 35 36 2
Rata-rata 35

hal. 107
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
3. Standar Isi, Proses, dan Penilaian 4. Standar Sarana dan prasarana,
pengelolaan, dan pembiayaan

No. Bobot No. Bobot Butir


Butir Butir Butir
58 4 89 4
59 3 90 3
60 3 91 4
61 2 92 4
62 2 93 3
63 2 94 1
64 3 95 4
65 2 96 3
66 4 97 2
67 2 98 4
68 3 99 3
69 3 100 3
70 3 101 3
71 2 102 3
72 3 103 1
73 3 104 4
74 4 105 3
75 2 Jumlah 52
76 2
77 3
78 3
79 2
80 4
81 3
82 2
83 3
84 2
85 3
86 2
87 2
88 2
Jumlah 80

hal. 108
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
C. Skor Butir Instrumen Akreditasi

Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi TK/RA merupakan pernyataan


tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan E.
Ketentukan skor setiap opsi jawaban sebagai berikut.

Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4.


Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3
Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2
Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1
Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0.
Skor 4 disebut skor butir maksimum.

D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi


diperoleh dengan rumus:

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi,


terlihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-Masing Komponen

Jumlah Jumlah Skor


Skor Butir
No. Komponen Akreditasi Bobot Tertimbang
Maksimum
Butir Maksimum (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Tingkat Pencapaian 4 35 140
Perkembangan
2 Standar Pendidik dan Tenaga 4 134 536
Kependidikan
3 Standar Isi, Proses, dan 4 80 320
Penilaian
4 Standar Sarana dan Prasarana, 4 52 208
Pengelolaan, dan Pembiayaan

Keterangan:
( )
* Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir

hal. 109
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi

Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi.

1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir.


Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4), B=3,
C=2, D=1, dan E=0.

Contoh, jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk Standar
Pencapaian Perkembangan seperti ditunjukkan pada Tabel 3, kolom 2 dan 3.

2. Pindahkan bobot butir Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan ke dalam Tabel


3, kolom 4.
3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan
rumus:

Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir

hal. 110
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 3. Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Tingkat Pencapaian
Perkembangan

No. Skor Butir Skor Tertimbang


Jawaban Bobot Butir
Butir Perolehan Perolehan (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 A 4 4 16
2 A 4 3 12
3 A 4 3 12
4 C 2 4 8
5 B 3 4 12
6 B 3 3 9
7 A 4 3 12
8 A 4 3 12
9 D 1 3 3
10 C 2 2 4
11 C 2 3 6
Jumlah (Usia 4-5) 35 106

1 A 4 4 16
2 A 4 3 12
3 A 4 3 12
4 B 3 4 12
5 B 3 4 12
6 C 2 3 6
7 A 4 3 12
8 A 4 3 12
9 C 2 3 6
10 D 1 2 2
11 C 2 3 6
Jumlah (Usia 5-6) 35 108

Rata-rata 35 107**

Keterangan:
( )
* Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
(**) 107 diperoleh dari (106 + 108)/2

4. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan


skor tertimbang masing-masing butir, seperti ditunjukkan pada Tabel 3 Kolom
5 baris terakhir. Khusus Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan, Jumlah
Skor Tertimbang Perolehan dibagi 2 (dua), sehingga Jumlah Skor Tertimbang

hal. 111
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Perolehan untuk Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan = 107.
Selanjutnya, masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel
4, kolom 5 pada Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan.

5. Mengulang langkah E1, E2, dan E3 di atas untuk komponen 2 (Standar


Pendidik dan Tenaga Kependidikan) sampai komponen 4 (Standar Sarana dan
Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan). Seluruh penghitungan komponen
kedua hingga komponen keempat, tidak ada yang dibagi 2 (dua) sebagaimana
komponen pertama. Selanjutnya, masukkan Jumlah Skor Tertimbang
Perolehan ke dalam Tabel 4, kolom 5 pada Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan sampai Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan
Pembiayaan. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:

Jumlah Skor Tertimbang Perolehan


Nilai Komponen Akreditasi = x Bobot Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum

Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk Standar Tingkat Pencapaian


Perkembangan diperoleh:
107
Nilai Komponen Akreditasi = x 10
140
= 7,642

Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma,


sehingga:
Nilai Komponen Akreditasi = 7,64

Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke


dalam Tabel 4, kolom 6 pada Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan.

6. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (Standar Pendidik dan


Tenaga Kependidikan) sampai dengan komponen 4 (Standar Sarana dan
Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan). Selanjutnya, masukkan Nilai
Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 4, kolom 6, pada Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan sampai Standar Sarana dan Prasarana,
Pengelolaan, dan Pembiayaan.

7. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi (lihat tabel 4) dengan cara menjumlahkan


seluruh Nilai Komponen Akreditasi dari komponen 1 (Standar Tingkat

hal. 112
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Pencapaian Perkembangan) sampai dengan komponen 4 (Standar Sarana dan
Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan).

k =8
Nilai Akhir Akreditasi = ∑ Nilai Komponen Akreditasi
k =1

Nilai Akhir Akreditasi = 7,64 + 27,99 + 28,12 + 28,85


= 92,60

8. Nilai Akhir Akreditasi harus dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa
koma. Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah:
j. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1;
k. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan
l. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0.
Dengan demikian, Nilai Akhir Akreditasi 92,60 dibulatkan menjadi 93 seperti
nampak pada Tabel 4, Kolom 6 baris terakhir.
Tabel 4. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi TK/RA

Jumlah Jumlah Nilai


Bobot
No Skor Skor Komponen
Komponen Akreditasi Kompone
. Tertimbang Tertimbang Akreditasi
n ( )
Maksimum Perolehan *
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Standar Tingkat Pencapaian
10 140 107 7,64
Perkembangan
2 Standar Pendidik dan
30 536 500 27,99
Tenaga Kependidikan
3 Standar Isi, Proses, dan
30 320 300 28,12
Penilaian
4 Standar Sarana dan
Prasarana, Pengelolaan, dan 30 208 200 28,85
Pembiayaan
Nilai Akhir Akreditasi 92,60
Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan) 93

Keterangan:
( ) Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
* Nilai Komponen Akreditasi = x Bobot Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum

hal. 113
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan

Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase


capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai
Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut.

3. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:

Nilai Komponen Akreditasi


Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
Bobot Komponen

Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat
tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai komponen Akredtiasi sama seperti
pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan pada Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan diperoleh:
7,64
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
10
= 76,42

= 76 (dibulatkan)

Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang


diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada Standar Tingkat Pencapaian
Perkembangan.

4. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (Standar Pendidik dan Tenaga


Kependidikan) sampai dengan komponen 4 (Standar Sarana dan Prasarana,
Pengelolaan, dan Pembiayaan). Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen
Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan sampai dengan Standar Sarana dan
Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan.

hal. 114
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 5. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan

Nilai
Nilai Komponen
Bobot
No Komponen Akreditasi Komponen Akreditasi
Komponen
Akreditasi Skala
Ratusan*
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Tingkat Pencapaian
10 7,64 76
Perkembangan
2 Standar Pendidik dan Tenaga
30 27,99 93
Kependidikan
3 Standar Isi, Proses, dan
30 28,12 94
Penilaian
Standar Sarana dan Prasarana,
30 28,85 96
Pengelolaan, dan Pembiayaan

Keterangan:
Nilai Komponen Akreditasi
* Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
Bobot Komponen

II. KRITERIA STATUS AKREDITASI DAN PEMERINGKATAN HASIL


AKREDITASI

A. Kriteria Status Akreditasi

TK/RA dinyatakan terakreditasi jika memenuhi seluruh kriteria berikut.


1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56.
3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.
4. TK/RA dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kreteria di
atas.

B. Pemeringkatan Hasil Akreditasi

Pemeringkatan hasil akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria


status akreditasi (lihat poin II.A).

TK/RA memperoleh peringkat akreditasi sebagai berikut.


1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
(NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA)
sebesar 71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85.

hal. 115
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
(NA) sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.

Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi (NA) sama dengan 93
(Tabel 4, Kolom 6, baris terakhir) dan seluruh Nilai Komponen Akreditasi Skala
Ratusan pada masing-masing komponen lebih besar dari 56 (Tabel 5 Kolom 5), maka
TK/RA tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat Akreditasi A (Sangat
Baik). Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi,
dan Peringkat Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan,


Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi TK/RA
Nilai Komponen Akreditasi
No Komponen Akreditasi
Skala Ratusan
(1) (2) (3)
Standar Tingkat Pencapaian
1 76
Perkembangan
Standar Pendidik dan Tenaga
2 93
Kependidikan
Standar Isi, Proses, dan
3 94
Penilaian
Standar Sarana dan Prasarana,
4 96
Pengelolaan, dan Pembiayaan

Nilai Akhir Akreditasi 93


Peringkat Akreditasi A

hal. 116
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI SMALB A, B,
D, DAN E

I. PENSKORAN AKREDITASI

A. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMALB-A,B,D,E

Instrumen Akreditasi SMALB - A (tunanetra), B (tunarungu), D (tunadaksa ringan),


dan E (tunalaras) disusun berdasarkan delapan komponen yang mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari 168 butir
pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir dan
Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMALB-A,B,D,E untuk masing-masing
komponen ditunjukkan pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMALB-A,B,D,E

Jumlah Bobot
No. Komponen Akreditasi Nomor Butir
Butir Komponen
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 1 ⎯ 15 15 15
2 Standar Proses 16 ⎯ 26 11 15
3 Standar Kompetensi Lulusan 27 ⎯ 51 25 10
4 Standar Pendidik dan Tendik 52 ⎯ 71 20 15
5 Standar Sarana dan Prasarana 72 ⎯ 103 32 15
6 Standar Pengelolaan 104⎯ 123 20 10
7 Standar Pembiayaan 124 ⎯ 148 25 10
8 Standar Penilaian Pendidikan 149 ⎯ 168 20 10
Jumlah 168 100

B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi SMALB-A,B,D,E

Instrumen Akreditasi SMALB-A,B,D,E memuat 168 butir pernyataan, masing-masing


memiliki bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap
pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir
pernyataan tertinggi adalah 4.
Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut.
y Bobot 1 adalah bobot minimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir
dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
y Bobot 2 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang layak.
y Bobot 3 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang baik.

hal. 117
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
y Bobot 4 adalah bobot maksimal untuk menunjukkan pernyataan butir dalam
proses pembelajaran yang sangat baik.

Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen
akreditasi SMALB-A,B,D,E seperti tercantum berikut.

1. Standar Isi 2. Standar Proses 3. Standar Kompetensi


Lulusan

No Butir Bobot No Butir Bobot No Butir Bobot Butir


Butir Butir
1 4 16 4 27 3
2 4 17 4 28 3
3 4 18 4 29 3
4 4 19 4 30 4
5 4 20 4 31 4
6 3 21 4 32 4
7 3 22 4 33 3
8 4 23 3 34 4
9 4 24 3 35 3
10 4 25 3 36 4
11 3 26 3 37 3
12 3 Jumlah 40 38 3
13 3 39 4
14 4 40 4
15 3 41 4
Jumlah 54 42 4
43 4
44 4
45 4
46 4
47 3
48 3
49 3
50 4
51 4
Jumlah 90

hal. 118
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan 5. Standar Sarana 6. Standar

Tenaga Kependidikan dan Prasarana Pengelolaan

No Butir Bobot No Butir Bobot No Butir Bobot Butir


Butir Butir
52 4 72 3 104 4
53 4 73 4 105 4
54 4 74 4 106 4
55 4 75 4 107 4
56 4 76 3 108 3
57 4 77 3 109 3
58 4 78 3 110 4
59 4 79 3 111 3
60 4 80 4 112 4
61 4 81 3 113 4
62 4 82 3 114 4
63 3 83 3 115 4
64 4 84 3 116 4
65 3 85 4 117 3
66 3 86 3 118 3
67 3 87 4 119 3
68 3 88 3 120 4
69 3 89 3 121 3
70 3 90 4 122 3
71 3 91 3 123 3
Jumlah 72 92 4 Jumlah 71
93 3
94 3
95 3
96 3
97 3
98 3
99 3
100 3
101 1
102 2
103 3
Jumlah 103

hal. 119
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian
Pendidikan

No Butir Bobot Butir No Butir Bobot Butir


124 3 149 4
125 4 150 4
126 4 151 4
127 3 152 4
128 3 153 4
129 3 154 4
130 4 155 4
131 3 156 4
132 4 157 4
133 3 158 4
134 3 159 4
135 3 160 4
136 3 161 4
137 3 162 4
138 3 163 4
139 3 164 3
140 3 165 4
141 3 166 4
142 3 167 4
143 2 168 3
144 3 Jumlah 78
145 4
146 4
147 4
148 4
Jumlah 82

C. Skor Butir Instrumen Akreditasi SMALB-A,B,D,E

Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SMALB-A,B,D,E merupakan


pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan
E. Ketentuan skor setiap opsi jawaban sebagai berikut.

hal. 120
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4.

Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3.

Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2.

Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1.

Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0.

Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.

D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum SMALB-A,B,D,E

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi


diperoleh dengan rumus:

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi,


terlihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen

Jumlah Jumlah Skor


Skor Butir
No. Komponen Akreditasi Bobot Tertimbang
Maksimum
Butir Maksimum (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 4 54 216
2 Standar Proses 4 40 160
3 Standar Kompetensi Lulusan 4 90 360
4 Standar Pendidik dan Tendik 4 72 288
5 Standar Sarana dan Prasarana 4 101 404
6 Standar Pengelolaan 4 71 284
7 Standar Pembiayaan 4 82 328
8 Standar Penilaian Pendidikan 4 78 312

Keterangan:
( )
* Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot
Butir

hal. 121
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMALB-A,B,D,E

Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi.

1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir.


Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4),
B=3, C=2, D=1, dan E=0.

Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar isi
ditunjukkan pada Tabel 3, kolom 2 dan 3.

2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3, kolom 4.

3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan


rumus:

Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir

Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke
dalam Tabel 3, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 15.

hal. 122
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 3. Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi

I. Standar Isi

Skor Butir Skor Tertimbang


No. Butir Jawaban Bobot Butir
Perolehan Perolehan (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 A 4 4 16
2 A 4 4 16
3 A 4 4 16
4 C 2 4 8
5 B 3 4 12
6 A 4 3 12
7 B 3 3 9
8 B 3 4 12
9 B 3 4 12
10 C 2 4 8
11 A 4 3 12
12 D 1 3 3
13 B 3 3 9
14 C 2 4 8
15 A 4 3 12
Jumlah 54 165

Keterangan:
( )
* Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir

1. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan


skor tertimbang masing-masing butir, ditunjukkan pada Tabel 3 Kolom 5 baris
terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi = 165.
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel
4, kolom 5 pada standar isi.

2. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2 (standar
proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan).
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 4,
kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.

hal. 123
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
3. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:

Jumlah Skor Tertimbang Perolehan


Nilai Komponen Akreditasi = x Bobot Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum

Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh:


165
Nilai Komponen Akreditasi = x 15
216
= 11,4583

Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma,


sehingga:
Nilai Komponen Akreditasi = 11,46 (setelah dibulatkan)

Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke


dalam Tabel 4, kolom 6 pada standar isi.

4. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai


dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 4, kolom 6, pada
standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.

5. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai


Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen
8 (standar penilaian pendidikan).

k =8
Nilai Akhir Akreditasi = ∑ Nilai
k =1
Komponen Akreditasi

Nilai Akhir Akreditasi = 11,46 + 9,84 + 8,03 + 13,33 +


11,88 + 7,64 + 8,48 + 8,49
= 79,15

6. Nilai Akhir Akreditasi dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma.
Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut:
a. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1;
b. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan
c. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0.
Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 79,15 dibulatkan menjadi 79 seperti
nampak pada Tabel 4, kolom 6 baris terakhir.

hal. 124
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 4. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMALB-A,B,D,E

Jumlah Jumlah Nilai


Bobot
No Skor Skor Komponen
Komponen Akreditasi Kompone
. Tertimbang Tertimbang Akreditasi
n ( )
Maksimum Perolehan *
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Standar Isi 15 216 165 11,46
2 Standar Proses 15 160 105 9,84
3 Standar Kompetensi
10 8,03
Lulusan 360 289
4 Standar Pendidik dan
15 288 256 13,33
Tendik
5 Standar Sarana dan
15 11,88
Prasarana 404 320
6 Standar Pengelolaan 10 284 217 7,64
7 Standar Pembiayaan 10 328 278 8,48
8 Standar Penilaian
10 8,49
Pendidikan 312 265
Nilai Akhir Akreditasi 79,15
Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan) 79

Keterangan:
( ) Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
* Nilai Komponen Akreditasi = x Bobot Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum

F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan

Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase


capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai
Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut.

1. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:

Nilai Komponen Akreditasi


Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
Bobot Komponen

Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat
tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti
pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan pada standar isi diperoleh:

hal. 125
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
11,46
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
15
= 76,39

= 76 (dibulatkan)

Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang


diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada standar isi.

2. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai


dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 5,
Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.

Tabel 5. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan

Nilai Nilai Komponen


Bobot
No. Komponen Akreditasi Komponen Akreditasi
Komponen
Akreditasi Skala Ratusan*
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 15 11,46 76
2 Standar Proses 15 9,84 66
3 Standar Kompetensi Lulusan 10 8,03 80
4 Standar Pendidik dan Tendik 15 13,33 89
5 Standar Sarana dan Prasarana 15 11,88 79
6 Standar Pengelolaan 10 7,64 76
7 Standar Pembiayaan 10 8,48 85
8 Standar Penilaian Pendidikan 10 8,49 85

Keterangan:
Nilai Komponen Akreditasi
* Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
Bobot Komponen

hal. 126
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
II. KRITERIA STATUS AKREDITASI DAN PEMERINGKATAN HASIL
AKREDITASI

A. Kriteria Status Akreditasi

Sekolah/Madrasah dinyatakan Terakreditasi jika memenuhi seluruh kriteria


berikut.
1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56.
3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.
Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kriteria
di atas.

B. Pemeringkatan Hasil Akreditasi

Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status


akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi
sebagai berikut.
1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
(NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar
71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85.
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.

Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 79 (Tabel 4,
kolom 6, baris terakhir) dan seluruh Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada
masing-masing komponen lebih besar dari 56 (Tabel 5, kolom 5), maka SMALB-
A,B,D,E tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat Akreditasi B (Baik).
Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan
Peringkat Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

hal. 127
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan,
Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SMALB-A,B,D,E

Nilai Akreditasi
No. Komponen Akreditasi
Komponen Skala Ratusan
(1) (2) (3)
1 Standar Isi 76
2 Standar Proses 66
3 Standar Kompetensi Lulusan 80
4 Standar Pendidik dan Tendik 89
5 Standar Sarana dan Prasarana 79
6 Standar Pengelolaan 76
7 Standar Pembiayaan 85
8 Standar Penilaian Pendidikan 85

Nilai Akhir Akreditasi 79


Peringkat Akreditasi B

hal. 128
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI
SMALB – C, C1, D1, G

I. PENSKORAN AKREDITASI

A. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMALB-C,C1,D1,G

Instrumen Akreditasi SMALB – C dan C1 (tunagrahita ringan dan sedang), D1


(tunadaksa sedang), dan G (tunaganda) disusun berdasarkan delapan komponen
yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari
168 butir pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah
Butir dan Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMALB-C,C1,D1,G untuk masing-
masing komponen ditunjukkan pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMALB-C,C1,D1,G

Jumlah Bobot
No. Komponen Akreditasi Nomor Butir
Butir Komponen
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 1 ⎯ 15 15 15
2 Standar Proses 16 ⎯ 26 11 15
3 Standar Kompetensi Lulusan 27 ⎯ 51 25 10
4 Standar Pendidik dan Tendik 52 ⎯ 71 20 15
5 Standar Sarana dan Prasarana 72 ⎯ 103 32 15
6 Standar Pengelolaan 104⎯ 123 20 10
7 Standar Pembiayaan 124 ⎯ 148 25 10
8 Standar Penilaian Pendidikan 149 ⎯ 168 20 10
Jumlah 168 100

B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi SMALB-C,C1,D1,G

Instrumen Akreditasi SMALB-C,C1,D1,G memuat 168 butir pernyataan, masing-


masing memiliki bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap
pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir
pernyataan tertinggi adalah 4.
Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut.
y Bobot 1 adalah bobot minimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir
dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
y Bobot 2 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang layak.

hal. 129
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
y Bobot 3 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang baik.
y Bobot 4 adalah bobot maksimal untuk menunjukkan pernyataan butir dalam
proses pembelajaran yang sangat baik.

Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen
akreditasi SMALB-C,C1,D1,G seperti tercantum berikut.

1. Standar Isi 2. Standar Proses 3. Standar Kompetensi


Lulusan

No Butir Bobot No Butir Bobot No Butir Bobot Butir


Butir Butir
1 4 16 4 27 3
2 4 17 4 28 3
3 4 18 4 29 3
4 3 19 4 30 3
5 4 20 4 31 3
6 3 21 4 32 3
7 3 22 4 33 4
8 4 23 4 34 3
9 4 24 4 35 3
10 4 25 3 36 3
11 3 26 4 37 3
12 3 Jumlah 43 38 3
13 3 39 3
14 4 40 3
15 3 41 3
Jumlah 53 42 3
43 3
44 3
45 3
46 3
47 3
48 3
49 3
50 3
51 4
Jumlah 77

hal. 130
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan 5. Standar Sarana 6. Standar
Tenaga Kependidikan dan Prasarana Pengelolaan

No Butir Bobot No Butir Bobot No Butir Bobot Butir


Butir Butir
52 4 72 3 104 4
53 4 73 4 105 4
54 4 74 4 106 4
55 4 75 4 107 4
56 4 76 3 108 4
57 4 77 4 109 4
58 4 78 4 110 4
59 4 79 4 111 4
60 4 80 4 112 4
61 4 81 3 113 4
62 4 82 3 114 4
63 3 83 3 115 4
64 4 84 4 116 4
65 3 85 4 117 4
66 3 86 3 118 3
67 3 87 4 119 3
68 4 88 3 120 4
69 4 89 3 121 3
70 3 90 4 122 3
71 3 91 3 123 3
Jumlah 74 92 3 Jumlah 75
93 3
94 3
95 3
96 3
97 3
98 4
99 3
100 3
101 1
102 2
103 3
Jumlah 105

hal. 131
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian
Pendidikan

No Butir Bobot Butir No Butir Bobot Butir


124 4 149 4
125 3 150 4
126 4 151 4
127 4 152 4
128 4 153 4
129 3 154 4
130 4 155 4
131 4 156 4
132 4 157 4
133 3 158 4
134 3 159 3
135 3 160 4
136 3 161 4
137 3 162 3
138 3 163 4
139 4 164 3
140 4 165 4
141 3 166 4
142 4 167 3
143 2 168 3
144 4 Jumlah 75
145 4
146 4
147 4
148 4
Jumlah 89

C. Skor Butir Instrumen Akreditasi SMALB-C,C1,D1,G

Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SMALB-C,C1,D1,G merupakan


pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan
E. Ketentuan skor setiap opsi jawaban sebagai berikut.

Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4.

Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3.

hal. 132
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2.

Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1.

Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0.

Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.

D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum SMALB-C,C1,D1,G

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi


diperoleh dengan rumus:

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi,


terlihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen

Jumlah Jumlah Skor


Skor Butir
No. Komponen Akreditasi Bobot Tertimbang
Maksimum
Butir Maksimum (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 4 53 212
2 Standar Proses 4 43 172
3 Standar Kompetensi Lulusan 4 77 308
4 Standar Pendidik dan Tendik 4 74 296
5 Standar Sarana dan Prasarana 4 105 420
6 Standar Pengelolaan 4 75 300
7 Standar Pembiayaan 4 89 356
8 Standar Penilaian Pendidikan 4 75 300

Keterangan:
( )
* Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot
Butir

E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMALB-C,C1,D1,G

Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi.

1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir.


Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4),
B=3, C=2, D=1, dan E=0.

hal. 133
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar isi
ditunjukkan pada Tabel 3, kolom 2 dan 3.

2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3, kolom 4.

3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan


rumus:

Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir

Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke
dalam Tabel 3, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 15.

Tabel 3. Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi

I. Standar Isi

Skor Butir Skor Tertimbang


No. Butir Jawaban Bobot Butir
Perolehan Perolehan (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 A 4 4 16
2 A 4 4 16
3 A 4 4 16
4 C 2 3 6
5 B 3 4 12
6 A 4 3 12
7 B 3 3 9
8 B 3 4 12
9 B 3 4 12
10 C 2 4 8
11 A 4 3 12
12 D 1 3 3
13 B 3 3 9
14 C 2 4 8
15 A 4 3 12
Jumlah 53 163

Keterangan:
( )
* Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir

1. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan


skor tertimbang masing-masing butir, ditunjukkan pada Tabel 3 Kolom 5 baris

hal. 134
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi = 163.
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel
4, kolom 5 pada standar isi.

2. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2 (standar
proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan).
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 4,
kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.

3. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:

Jumlah Skor Tertimbang Perolehan


Nilai Komponen Akreditasi = x Bobot Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum

Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh:


163
Nilai Komponen Akreditasi = x 15
212
= 11,5330

Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma,


sehingga:
Nilai Komponen Akreditasi = 11,53 (setelah dibulatkan)

Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke


dalam Tabel 4, kolom 6 pada standar isi.

4. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai


dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 4, kolom 6, pada
standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.

5. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai


Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen
8 (standar penilaian pendidikan).

k =8
Nilai Akhir Akreditasi = ∑ Nilai
k =1
Komponen Akreditasi

Nilai Akhir Akreditasi = 11,53 + 13,34 + 8,34 + 12,36 +


11,21 + 8,73 + 8,48 + 8,09
= 82,49

hal. 135
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Nilai Akhir Akreditasi dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma. Ketentuan
pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut:

a. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1;


b. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan
c. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0.
Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 82,49 dibulatkan menjadi 82 seperti
nampak pada Tabel 4, kolom 6 baris terakhir.

Tabel 4. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMALB-C,C1,D1,G

Jumlah Jumlah Nilai


Bobot
No Skor Skor Komponen
Komponen Akreditasi Kompone
. Tertimbang Tertimbang Akreditasi
n ( )
Maksimum Perolehan *
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Standar Isi 15 212 163 11,53
2 Standar Proses 15 172 153 13,34
3 Standar Kompetensi
10 8,34
Lulusan 308 257
4 Standar Pendidik dan
15 296 244 12,36
Tendik
5 Standar Sarana dan
15 11,21
Prasarana 420 314
6 Standar Pengelolaan 10 300 262 8,73
7 Standar Pembiayaan 10 356 288 8,09
8 Standar Penilaian
10 8,87
Pendidikan 300 266
Nilai Akhir Akreditasi 82,49
Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan) 82

Keterangan:
( ) Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
* Nilai Komponen Akreditasi = x Bobot Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum

F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan

Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase


capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai
Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut.

5. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:

hal. 136
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Nilai Komponen Akreditasi
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
Bobot Komponen

Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat
tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti
pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan pada standar isi diperoleh:

11,53
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
15
= 76,8868

= 77 (dibulatkan)

Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang


diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada standar isi.

6. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai


dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 5,
Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.

Tabel 5. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan

Nilai Nilai Komponen


Bobot
No. Komponen Akreditasi Komponen Akreditasi
Komponen
Akreditasi Skala Ratusan*
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 15 11,53 77
2 Standar Proses 15 13,34 89
3 Standar Kompetensi Lulusan 10 8,34 83
4 Standar Pendidik dan Tendik 15 12,36 82
5 Standar Sarana dan Prasarana 15 11,21 75
6 Standar Pengelolaan 10 8,73 87
7 Standar Pembiayaan 10 8,09 81
8 Standar Penilaian Pendidikan 10 8,87 89

Keterangan:
Nilai Komponen Akreditasi
* Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
Bobot Komponen

hal. 137
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
II. KRITERIA STATUS AKREDITASI DAN PEMERINGKATAN HASIL
AKREDITASI

A. Kriteria Status Akreditasi

Sekolah/Madrasah dinyatakan Terakreditasi jika memenuhi seluruh kriteria


berikut.
1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56.
3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.
Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kriteria
di atas.

B. Pemeringkatan Hasil Akreditasi

Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status


akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi
sebagai berikut.
1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
(NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar
71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85.
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.

Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 82 (Tabel 4,
kolom 6, baris terakhir) dan seluruh Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada
masing-masing komponen lebih besar dari 56 (Tabel 5, kolom 5), maka SMALB-
C,C1,D1,G tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat Akreditasi B (Baik).
Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan
Peringkat Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

hal. 138
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan,
Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SMALB-C,C1,D1,G

Nilai Akreditasi
No. Komponen Akreditasi
Komponen Skala Ratusan
(1) (2) (3)
1 Standar Isi 77
2 Standar Proses 89
3 Standar Kompetensi Lulusan 83
4 Standar Pendidik dan Tendik 82
5 Standar Sarana dan Prasarana 75
6 Standar Pengelolaan 87
7 Standar Pembiayaan 81
8 Standar Penilaian Pendidikan 89

Nilai Akhir Akreditasi 82


Status Akreditasi B

hal. 139
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI
SMPLB – A (TUNANETRA), D (TUNADAKSA RINGAN), E (TUNALARAS)

I. PENSKORAN AKREDITASI

A. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMPLB-A,D,E

Instrumen Akreditasi SMPLB - A (tunanetra), D (tunadaksa ringan), dan E (tunalaras)


disusun berdasarkan delapan komponen yang mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari 168 butir pernyataan tertutup
masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir dan Bobot Komponen
Instrumen Akreditasi SMPLB-A,D,E untuk masing-masing komponen ditunjukkan
pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMPLB-A,D,E

Jumlah Bobot
No. Komponen Akreditasi Nomor Butir
Butir Komponen
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 1 ⎯ 16 16 15
2 Standar Proses 17 ⎯ 27 11 15
3 Standar Kompetensi Lulusan 28 ⎯ 48 21 10
4 Standar Pendidik dan Tendik 49 ⎯ 68 20 15
5 Standar Sarana dan Prasarana 69 ⎯ 101 33 15
6 Standar Pengelolaan 102 ⎯ 121 20 10
7 Standar Pembiayaan 122 ⎯ 146 25 10
8 Standar Penilaian Pendidikan 147 ⎯ 168 22 10
Jumlah 168 100

B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi SMPLB-A,D,E

Instrumen Akreditasi SMPLB-A,D,E memuat 168 butir pernyataan, masing-masing


memiliki bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap
pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir
pernyataan tertinggi adalah 4.
Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut.
y Bobot 1 adalah bobot minimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir
dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
y Bobot 2 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang layak.

hal. 140
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
y Bobot 3 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang baik.
y Bobot 4 adalah bobot maksimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir
dalam proses pembelajaran yang sangat baik.

Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen
akreditasi SMPLB-A,D,E seperti tercantum berikut.

1. Standar Isi 2. Standar Proses 3. Standar Kompetensi


Lulusan

No Butir Bobot No Butir Bobot No Butir Bobot Butir


Butir Butir
1 4 17 4 28 4
2 4 18 4 29 4
3 4 19 4 30 3
4 4 20 4 31 3
5 4 21 4 32 4
6 3 22 4 33 4
7 4 23 4 34 4
8 3 24 4 35 4
9 3 25 4 36 4
10 4 26 3 37 4
11 4 27 4 38 4
12 4 Jumlah 43 39 4
13 3 40 4
14 3 41 3
15 4 42 3
16 4 43 3
Jumlah 59 44 3
45 3
46 3
47 3
48 4
Jumlah 75

hal. 141
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan 5. Standar Sarana 6. Standar
Tenaga Kependidikan dan Prasarana Pengelolaan

No Butir Bobot No Butir Bobot No Butir Bobot Butir


Butir Butir
49 4 69 3 102 4
50 3 70 4 103 4
51 4 71 3 104 4
52 4 72 3 105 4
53 4 73 3 106 3
54 4 74 4 107 3
55 4 75 3 108 4
56 4 76 4 109 4
57 4 77 3 110 4
58 3 78 3 111 3
59 4 79 3 112 4
60 3 80 4 113 4
61 4 81 4 114 3
62 3 82 3 115 3
63 3 83 3 116 3
64 3 84 3 117 3
65 3 85 3 118 4
66 3 86 3 119 4
67 3 87 3 120 3
68 3 88 3 121 3
Jumlah 70 89 4 Jumlah 71
90 3
91 3
92 3
93 3
94 3
95 2
96 3
97 3
98 4
99 1
100 3
101 3
Jumlah 103

hal. 142
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian
Pendidikan

No Butir Bobot Butir No Butir Bobot Butir


122 4 147 3
123 4 148 4
124 3 149 3
125 4 150 4
126 4 151 4
127 3 152 4
128 4 153 4
129 4 154 4
130 4 155 3
131 4 156 3
132 4 157 4
133 3 158 4
134 4 159 4
135 4 160 4
136 3 161 4
137 3 162 4
138 4 163 3
139 2 164 4
140 3 165 4
141 3 166 4
142 3 167 4
143 4 168 4
144 4 Jumlah 83
145 4
146 4
Jumlah 90

C. Skor Butir Instrumen Akreditasi SMPLB-A,D,E

Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SMPLB-A,D,E merupakan pernyataan


tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan E. Ketentuan
skor setiap opsi jawaban sebagai berikut.

Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4.

Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3.

hal. 143
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2.

Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1.

Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0.

Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.

D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum SMPLB-A,D,E

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi


diperoleh dengan rumus:

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi,


terlihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen

Jumlah Jumlah Skor


Skor Butir
No. Komponen Akreditasi Bobot Tertimbang
Maksimum
Butir Maksimum (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 4 59 236
2 Standar Proses 4 43 172
3 Standar Kompetensi Lulusan 4 75 300
4 Standar Pendidik dan Tendik 4 70 280
5 Standar Sarana dan Prasarana 4 103 412
6 Standar Pengelolaan 4 71 284
7 Standar Pembiayaan 4 90 360
8 Standar Penilaian Pendidikan 4 83 332

Keterangan:
( )
* Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir

E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMPLB-A,D,E

Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi.

1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir.


Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4),
B=3, C=2, D=1, dan E=0.

hal. 144
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar isi
ditunjukkan pada Tabel 3, kolom 2 dan 3.

2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3, kolom 4.

3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan


rumus:

Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir

Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke
dalam Tabel 3, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 16.

Tabel 3. Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi

I. Standar Isi

Skor Butir Skor Tertimbang


No. Butir Jawaban Bobot Butir
Perolehan Perolehan (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 A 4 4 16
2 A 4 4 16
3 A 4 4 16
4 C 2 4 8
5 B 3 4 12
6 A 4 3 12
7 B 3 4 12
8 B 3 3 9
9 B 3 3 9
10 C 2 4 8
11 A 4 4 16
12 D 1 4 4
13 B 3 3 9
14 C 2 3 6
15 A 4 4 16
16 E 0 4 0
Jumlah 59 169

Keterangan:
( )
* Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir

hal. 145
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan
skor tertimbang masing-masing butir, ditunjukkan pada Tabel 3 Kolom 5 baris
terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi = 169.
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel
4, kolom 5 pada standar isi.

5. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2 (standar
proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan).
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 4,
kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.

6. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:

Jumlah Skor Tertimbang Perolehan


Nilai Komponen Akreditasi = x Bobot Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum

Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh:


169
Nilai Komponen Akreditasi = x 15
236
= 10,7415

Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma,


sehingga:
Nilai Komponen Akreditasi = 10,74 (setelah dibulatkan)

Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke


dalam Tabel 4, kolom 6 pada standar isi.

7. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai


dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 4, kolom 6, pada
standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.

8. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai


Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen
8 (standar penilaian pendidikan).

k =8
Nilai Akhir Akreditasi = ∑ Nilai
k =1
Komponen Akreditasi

hal. 146
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Nilai Akhir Akreditasi = 10,74 + 13,69 + 6,93 + 13,07 +
11,10 + 6,97 + 5,83 + 6,17
= 74,50

9. Nilai Akhir Akreditasi dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma.
Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut:
a. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1;
b. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan
c. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0.
Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 74,50 dibulatkan menjadi 75 seperti
nampak pada Tabel 4, kolom 6 baris terakhir.

Tabel 4. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMPLB-A,D,E

Jumlah Jumlah Nilai


Bobot
No Skor Skor Komponen
Komponen Akreditasi Kompone
. Tertimbang Tertimbang Akreditasi
n ( )
Maksimum Perolehan *
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Standar Isi 15 236 169 10,74
2 Standar Proses 15 172 157 13,69
3 Standar Kompetensi
10 300 208 6,93
Lulusan
4 Standar Pendidik dan
15 280 244 13,07
Tendik
5 Standar Sarana dan
15 412 305 11,10
Prasarana
6 Standar Pengelolaan 10 284 198 6,97
7 Standar Pembiayaan 10 360 210 5,83
8 Standar Penilaian
10 332 205 6,17
Pendidikan
Nilai Akhir Akreditasi 74,50
Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan) 75

Keterangan:
( ) Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
* Nilai Komponen Akreditasi = x Bobot Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum

hal. 147
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan

Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase


capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai
Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut.

1. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:

Nilai Komponen Akreditasi


Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
Bobot Komponen

Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat
tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti
pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan pada standar isi diperoleh:

10,74
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
15
= 71,60

= 72 (dibulatkan)

Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang


diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada standar isi.

2. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai


dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 5,
Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.

hal. 148
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 5. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan

Nilai Nilai Komponen


Bobot
No. Komponen Akreditasi Komponen Akreditasi
Komponen
Akreditasi Skala Ratusan*
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 15 10,74 72
2 Standar Proses 15 13,69 91
3 Standar Kompetensi Lulusan 10 6,93 69
4 Standar Pendidik dan Tendik 15 13,07 87
5 Standar Sarana dan Prasarana 15 11,10 74
6 Standar Pengelolaan 10 6,97 70
7 Standar Pembiayaan 10 5,83 58
8 Standar Penilaian Pendidikan 10 6,17 62

Keterangan:
Nilai Komponen Akreditasi
* Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
Bobot Komponen

II. KRITERIA STATUS AKREDITASI DAN PEMERINGKATAN HASIL


AKREDITASI
A. Kriteria Status Akreditasi

Sekolah/Madrasah dinyatakan Terakreditasi jika memenuhi seluruh kriteria


berikut.
1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56.
3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.
Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kriteria
di atas.

B. Pemeringkatan Hasil Akreditasi

Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status


akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi
sebagai berikut.
1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
(NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.

hal. 149
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar
71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85.
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.

Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 75 (Tabel 4,
kolom 6, baris terakhir) dan seluruh Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada
masing-masing komponen lebih besar dari 56 (Tabel 5, kolom 5), maka SMPLB-A,D,E
tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat Akreditasi B (Baik). Rekapitulasi
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan Peringkat
Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan,


Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SMPLB-A,D,E

Nilai Akreditasi
No. Komponen Akreditasi
Komponen Skala Ratusan
(1) (2) (3)
1 Standar Isi 72
2 Standar Proses 91
3 Standar Kompetensi Lulusan 69
4 Standar Pendidik dan Tendik 87
5 Standar Sarana dan Prasarana 74
6 Standar Pengelolaan 70
7 Standar Pembiayaan 58
8 Standar Penilaian Pendidikan 62

Nilai Akhir Akreditasi 75


Peringkat Akreditasi B

hal. 150
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI
SMPLB – B (TUNARUNGU)

I. PENSKORAN AKREDITASI

A. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMPLB-B

Instrumen Akreditasi SMPLB - B (tunarungu) disusun berdasarkan delapan komponen


yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari
169 butir pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah
Butir dan Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMPLB-B untuk masing-masing
komponen ditunjukkan pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMPLB-B

Jumlah Bobot
No. Komponen Akreditasi Nomor Butir
Butir Komponen
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 1 ⎯ 16 16 15
2 Standar Proses 17 ⎯ 27 11 15
3 Standar Kompetensi Lulusan 28 ⎯ 48 21 10
4 Standar Pendidik dan Tendik 49 ⎯ 68 20 15
5 Standar Sarana dan Prasarana 69 ⎯ 102 34 15
6 Standar Pengelolaan 103 ⎯ 122 20 10
7 Standar Pembiayaan 123 ⎯ 147 25 10
8 Standar Penilaian Pendidikan 148 ⎯ 169 22 10
Jumlah 169 100

B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi SMPLB-B

Instrumen Akreditasi SMPLB-B memuat 169 butir pernyataan, masing-masing


memiliki bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap
pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir
pernyataan tertinggi adalah 4.
Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut.
y Bobot 1 adalah bobot minimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir
dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
y Bobot 2 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang layak.

hal. 151
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
y Bobot 3 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang baik.
y Bobot 4 adalah bobot maksimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir
dalam proses pembelajaran yang sangat baik.

Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen
akreditasi SMPLB-B seperti tercantum berikut.

1. Standar Isi 2. Standar Proses 3. Standar Kompetensi


Lulusan

No Butir Bobot No Butir Bobot No Butir Bobot Butir


Butir Butir
1 4 17 4 28 4
2 4 18 4 29 4
3 4 19 4 30 3
4 4 20 4 31 3
5 4 21 4 32 4
6 3 22 4 33 4
7 4 23 4 34 4
8 3 24 4 35 4
9 3 25 4 36 4
10 4 26 3 37 4
11 4 27 4 38 4
12 4 Jumlah 43 39 4
13 3 40 4
14 3 41 3
15 4 42 3
16 4 43 3
Jumlah 59 44 3
45 3
46 3
47 3
48 4
Jumlah 75

hal. 152
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan 5. Standar Sarana 6. Standar
Tenaga Kependidikan dan Prasarana Pengelolaan

No Butir Bobot No Butir Bobot No Butir Bobot Butir


Butir Butir
49 4 69 3 103 4
50 3 70 4 104 4
51 4 71 3 105 4
52 4 72 3 106 4
53 4 73 3 107 3
54 4 74 4 108 3
55 4 75 3 109 4
56 4 76 4 110 4
57 4 77 3 111 4
58 3 78 3 112 3
59 4 79 3 113 4
60 3 80 4 114 4
61 4 81 4 115 3
62 3 82 3 116 3
63 3 83 3 117 3
64 3 84 3 118 3
65 3 85 3 119 4
66 3 86 3 120 4
67 3 87 3 121 3
68 3 88 3 122 3
Jumlah 70 89 4 Jumlah 71
90 4
91 3
92 3
93 3
94 3
95 3
96 2
97 3
98 3
99 4
100 1
101 3
102 3
Jumlah 107

hal. 153
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian
Pendidikan

No Butir Bobot Butir No Butir Bobot Butir


123 4 148 3
124 4 149 4
125 3 150 3
126 4 151 4
127 4 152 4
128 3 153 4
129 4 154 4
130 4 155 4
131 4 156 3
132 4 157 3
133 4 158 4
134 3 159 4
135 4 160 4
136 4 161 4
137 3 162 4
138 3 163 4
139 4 164 3
140 2 165 4
141 3 166 4
142 3 167 4
143 3 168 4
144 4 169 4
145 4 Jumlah 83
146 4
147 4
Jumlah 90

C. Skor Butir Instrumen Akreditasi SMPLB-B

Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SMPLB-B merupakan pernyataan


tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan E. Ketentuan
skor setiap opsi jawaban sebagai berikut.

Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4.

Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3.

hal. 154
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2.

Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1.

Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0.

Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.

D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum SMPLB-B

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi


diperoleh dengan rumus:

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi,


terlihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen

Jumlah Jumlah Skor


Skor Butir
No. Komponen Akreditasi Bobot Tertimbang
Maksimum
Butir Maksimum (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 4 59 236
2 Standar Proses 4 43 172
3 Standar Kompetensi Lulusan 4 75 300
4 Standar Pendidik dan Tendik 4 70 280
5 Standar Sarana dan Prasarana 4 107 428
6 Standar Pengelolaan 4 71 284
7 Standar Pembiayaan 4 90 360
8 Standar Penilaian Pendidikan 4 83 332

Keterangan:
( )
* Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir

E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMPLB-B

Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi.

1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir.


Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4),
B=3, C=2, D=1, dan E=0.

hal. 155
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar isi
ditunjukkan pada Tabel 3, kolom 2 dan 3.

2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3, kolom 4.

3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan


rumus:

Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir

Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke
dalam Tabel 3, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 16.

Tabel 3. Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi

I. Standar Isi

Skor Butir Skor Tertimbang


No. Butir Jawaban Bobot Butir
Perolehan Perolehan (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 A 4 4 16
2 A 4 4 16
3 A 4 4 16
4 C 2 4 8
5 B 3 4 12
6 A 4 3 12
7 B 3 4 12
8 A 4 3 12
9 B 3 3 9
10 C 2 4 8
11 A 4 4 16
12 D 1 4 4
13 B 3 3 9
14 A 4 3 12
15 A 4 4 16
16 E 0 4 0
Jumlah 59 178

Keterangan:
( )
* Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir

hal. 156
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan
skor tertimbang masing-masing butir, ditunjukkan pada Tabel 3 Kolom 5 baris
terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi = 178.
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel
4, kolom 5 pada standar isi.

5. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2 (standar
proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan).
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 4,
kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.

6. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:

Jumlah Skor Tertimbang Perolehan


Nilai Komponen Akreditasi = x Bobot Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum

Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh:


178
Nilai Komponen Akreditasi = x 15
236
= 11,3136

Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma,


sehingga:
Nilai Komponen Akreditasi = 11,31 (setelah dibulatkan)

Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke


dalam Tabel 4, kolom 6 pada standar isi.

7. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai


dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 4, kolom 6, pada
standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.

8. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai


Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen
8 (standar penilaian pendidikan).

k =8
Nilai Akhir Akreditasi = ∑ Nilai
k =1
Komponen Akreditasi

hal. 157
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Nilai Akhir Akreditasi = 11,31 + 13,69 + 8,67 + 13,07 +
14,02 + 8,06 + 8,61 + 8,31
= 85,74

9. Nilai Akhir Akreditasi dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma.
Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut:
a. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1;
b. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan
c. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0.
Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 85,74 dibulatkan menjadi 86 seperti
nampak pada Tabel 4, kolom 6 baris terakhir.

Tabel 4. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMPLB-B

Jumlah Jumlah Nilai


Bobot
No Skor Skor Komponen
Komponen Akreditasi Kompone
. Tertimbang Tertimbang Akreditasi
n ( )
Maksimum Perolehan *
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Standar Isi 15 236 178 11,31
2 Standar Proses 15 172 157 13,69
3 Standar Kompetensi
10 300 260 8,67
Lulusan
4 Standar Pendidik dan
15 280 244 13,07
Tendik
5 Standar Sarana dan
15 428 400 14,02
Prasarana
6 Standar Pengelolaan 10 284 229 8,06
7 Standar Pembiayaan 10 360 310 8,61
8 Standar Penilaian
10 332 276 8,31
Pendidikan
Nilai Akhir Akreditasi 85,74
Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan) 86

Keterangan:
( ) Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
* Nilai Komponen Akreditasi = x Bobot Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum

hal. 158
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan

Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase


capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai
Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut.

1. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:

Nilai Komponen Akreditasi


Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
Bobot Komponen

Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat
tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti
pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan pada standar isi diperoleh:

11,31
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
15
= 75,40

= 75 (dibulatkan)

Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang


diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada standar isi.

2. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai


dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 5,
Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.

hal. 159
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 5. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan

Nilai Nilai Komponen


Bobot
No. Komponen Akreditasi Komponen Akreditasi
Komponen
Akreditasi Skala Ratusan*
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 15 11,31 75
2 Standar Proses 15 13,69 91
3 Standar Kompetensi Lulusan 10 8,67 87
4 Standar Pendidik dan Tendik 15 13,07 87
5 Standar Sarana dan Prasarana 15 14,02 93
6 Standar Pengelolaan 10 8,06 81
7 Standar Pembiayaan 10 8,61 86
8 Standar Penilaian Pendidikan 10 8,31 83

Keterangan:
Nilai Komponen Akreditasi
* Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
Bobot Komponen

II. KRITERIA STATUS AKREDITASI DAN PEMERINGKATAN HASIL


AKREDITASI

A. Kriteria Status Akreditasi

Sekolah/Madrasah dinyatakan Terakreditasi jika memenuhi seluruh kriteria


berikut.
1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56.
3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.
Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kriteria
di atas.

B. Pemeringkatan Hasil Akreditasi

Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status


akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi
sebagai berikut.
1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
(NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.

hal. 160
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar
71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85.
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.

Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 86 (Tabel 4,
kolom 6, baris terakhir) dan seluruh Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada
masing-masing komponen lebih besar dari 56 (Tabel 5, kolom 5), maka SMPLB-B
tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat Akreditasi A (Sangat Baik).
Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan
Peringkat Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan,


Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SMPLB-B

Nilai Akreditasi
No. Komponen Akreditasi
Komponen Skala Ratusan
(1) (2) (3)
1 Standar Isi 75
2 Standar Proses 91
3 Standar Kompetensi Lulusan 87
4 Standar Pendidik dan Tendik 87
5 Standar Sarana dan Prasarana 93
6 Standar Pengelolaan 81
7 Standar Pembiayaan 86
8 Standar Penilaian Pendidikan 83

Nilai Akhir Akreditasi 86


Peringkat Akreditasi A

hal. 161
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI
SMPLB – C dan C1 (TUNAGRAHITA RINGAN dan SEDANG),
D1 (TUNADAKSA SEDANG), G (TUNAGANDA)

I. PENSKORAN AKREDITASI

A. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G

Instrumen Akreditasi SMPLB – C dan C1 (tunagrahita ringan dan sedang), D1


(tunadaksa sedang), dan G (tunaganda) disusun berdasarkan delapan komponen
yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari
162 butir pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah
Butir dan Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G untuk masing-
masing komponen ditunjukkan pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G

Jumlah Bobot
No. Komponen Akreditasi Nomor Butir
Butir Komponen
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 1 ⎯ 16 16 15
2 Standar Proses 17 ⎯ 27 11 15
3 Standar Kompetensi Lulusan 28 ⎯ 48 21 10
4 Standar Pendidik dan Tendik 49 ⎯ 68 20 15
5 Standar Sarana dan Prasarana 69 ⎯ 100 32 15
6 Standar Pengelolaan 101 ⎯ 120 20 10
7 Standar Pembiayaan 121 ⎯ 145 25 10
8 Standar Penilaian Pendidikan 146 ⎯ 162 17 10
Jumlah 162 100

B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G

Instrumen Akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G memuat 162 butir pernyataan, masing-


masing memiliki bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap
pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir
pernyataan tertinggi adalah 4.
Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut.
y Bobot 1 adalah bobot minimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir
dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.

hal. 162
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
y Bobot 2 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang layak.
y Bobot 3 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang baik.
y Bobot 4 adalah bobot maksimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir
dalam proses pembelajaran yang sangat baik.

Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen
akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G seperti tercantum berikut.

1. Standar Isi 2. Standar Proses 3. Standar Kompetensi


Lulusan

No Butir Bobot No Butir Bobot No Butir Bobot Butir


Butir Butir
1 4 17 4 28 3
2 3 18 4 29 3
3 4 19 4 30 3
4 3 20 3 31 3
5 4 21 4 32 3
6 3 22 4 33 4
7 4 23 4 34 3
8 3 24 4 35 3
9 3 25 4 36 3
10 4 26 3 37 4
11 4 27 4 38 4
12 4 Jumlah 42 39 3
13 3 40 4
14 4 41 3
15 4 42 3
16 4 43 3
Jumlah 58 44 3
45 3
46 3
47 3
48 4
Jumlah 68

hal. 163
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan 5. Standar Sarana 6. Standar
Tenaga Kependidikan dan Prasarana Pengelolaan

No Butir Bobot No Butir Bobot No Butir Bobot Butir


Butir Butir
49 4 69 3 101 4
50 3 70 4 102 4
51 4 71 4 103 4
52 4 72 3 104 4
53 4 73 3 105 3
54 4 74 4 106 4
55 4 75 4 107 4
56 4 76 4 108 4
57 4 77 3 109 4
58 3 78 3 110 4
59 4 79 3 111 4
60 3 80 4 112 4
61 4 81 4 113 3
62 3 82 4 114 3
63 3 83 3 115 3
64 3 84 3 116 3
65 3 85 3 117 4
66 3 86 2 118 3
67 3 87 3 119 4
68 3 88 4 120 3
Jumlah 70 89 3 Jumlah 73
90 3
91 3
92 3
93 3
94 3
95 4
96 2
97 4
98 1
99 3
100 3
Jumlah 103

hal. 164
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian
Pendidikan

No Butir Bobot Butir No Butir Bobot Butir


121 3 146 3
122 4 147 4
123 3 148 4
124 4 149 4
125 4 150 4
126 3 151 3
127 4 152 4
128 4 153 4
129 4 154 4
130 4 155 4
131 3 156 3
132 3 157 4
133 4 158 3
134 4 159 4
135 3 160 4
136 4 161 4
137 3 162 4
138 3 Jumlah 64
139 3
140 3
141 3
142 4
143 4
144 4
145 4
Jumlah 89

C. Skor Butir Instrumen Akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G

Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G merupakan


pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan
E. Ketentuan skor setiap opsi jawaban sebagai berikut.

Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4.

Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3.

Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2.

hal. 165
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1.

Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0.

Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.

D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum SMPLB-C,C1,D1,G

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi


diperoleh dengan rumus:

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi,


terlihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen

Jumlah Jumlah Skor


Skor Butir
No. Komponen Akreditasi Bobot Tertimbang
Maksimum
Butir Maksimum (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 4 58 232
2 Standar Proses 4 42 168
3 Standar Kompetensi Lulusan 4 68 272
4 Standar Pendidik dan Tendik 4 70 280
5 Standar Sarana dan Prasarana 4 103 412
6 Standar Pengelolaan 4 73 292
7 Standar Pembiayaan 4 89 356
8 Standar Penilaian Pendidikan 4 64 256

Keterangan:
( )
* Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir

E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G

Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi.

1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir.


Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4),
B=3, C=2, D=1, dan E=0.

hal. 166
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar isi
ditunjukkan pada Tabel 3, kolom 2 dan 3.

2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3, kolom 4.

3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan


rumus:

Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir

Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke
dalam Tabel 3, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 16.

Tabel 3. Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi

I. Standar Isi

Skor Butir Skor Tertimbang


No. Butir Jawaban Bobot Butir
Perolehan Perolehan (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 A 4 4 16
2 D 1 4 4
3 A 4 4 16
4 C 2 4 8
5 B 3 4 12
6 E 0 3 0
7 B 3 4 12
8 B 3 3 9
9 B 3 3 9
10 C 2 4 8
11 A 4 4 16
12 D 1 4 4
13 B 3 3 9
14 C 2 3 6
15 A 4 4 16
16 E 0 4 0
Jumlah 59 145

Keterangan:
( )
* Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir

hal. 167
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan
skor tertimbang masing-masing butir, ditunjukkan pada Tabel 3 Kolom 5 baris
terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi = 145.
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel
4, kolom 5 pada standar isi.

5. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2 (standar
proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan).
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 4,
kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.

6. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:

Jumlah Skor Tertimbang Perolehan


Nilai Komponen Akreditasi = x Bobot Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum

Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh:


145
Nilai Komponen Akreditasi = x 15
232
= 9,375

Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma,


sehingga:
Nilai Komponen Akreditasi = 9,38 (setelah dibulatkan)

Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke


dalam Tabel 4, kolom 6 pada standar isi.

7. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai


dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 4, kolom 6, pada
standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.

8. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai


Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen
8 (standar penilaian pendidikan).

k =8
Nilai Akhir Akreditasi = ∑ Nilai
k =1
Komponen Akreditasi

hal. 168
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Nilai Akhir Akreditasi = 9,38 + 8,75 + 7,79 + 11,14 +
5,72 + 6,78 + 5,90 + 7,62
= 63,08

9. Nilai Akhir Akreditasi dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma.
Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut:
a. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1;
b. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan
c. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0.
Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 63,08 dibulatkan menjadi 63 seperti
nampak pada Tabel 4, kolom 6 baris terakhir.

Tabel 4. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G

Jumlah Jumlah Nilai


Bobot
No Skor Skor Komponen
Komponen Akreditasi Kompone
. Tertimbang Tertimbang Akreditasi
n ( )
Maksimum Perolehan *
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Standar Isi 15 232 145 9,38
2 Standar Proses 15 168 98 8,75
3 Standar Kompetensi
10 272 212 7,79
Lulusan
4 Standar Pendidik dan
15 280 208 11,14
Tendik
5 Standar Sarana dan
15 412 157 5,72
Prasarana
6 Standar Pengelolaan 10 292 198 6,78
7 Standar Pembiayaan 10 356 210 5,90
8 Standar Penilaian
10 256 195 7,62
Pendidikan
Nilai Akhir Akreditasi 63,08
Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan) 63

Keterangan:
( ) Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
* Nilai Komponen Akreditasi = x Bobot Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum

hal. 169
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan

Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase


capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai
Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut.

1. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:

Nilai Komponen Akreditasi


Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
Bobot Komponen

Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat
tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti
pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan pada standar isi diperoleh:

9,38
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
15
= 62,53

= 63 (dibulatkan)

Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang


diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada standar isi.

2. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai


dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 5,
Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.

hal. 170
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 5. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan

Nilai Nilai Komponen


Bobot
No. Komponen Akreditasi Komponen Akreditasi
Komponen
Akreditasi Skala Ratusan*
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 15 9,38 63
2 Standar Proses 15 8,75 58
3 Standar Kompetensi Lulusan 10 7,79 78
4 Standar Pendidik dan Tendik 15 11,14 74
5 Standar Sarana dan Prasarana 15 5,72 38
6 Standar Pengelolaan 10 6,78 68
7 Standar Pembiayaan 10 5,90 59
8 Standar Penilaian Pendidikan 10 7,62 76

Keterangan:
Nilai Komponen Akreditasi
* Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
Bobot Komponen

II. KRITERIA STATUS AKREDITASI DAN PEMERINGKATAN HASIL


AKREDITASI

A. Kriteria Status Akreditasi

Sekolah/Madrasah dinyatakan Terakreditasi jika memenuhi seluruh kriteria


berikut.
1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56.
3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.
Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kriteria
di atas.

B. Pemeringkatan Hasil Akreditasi

Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status


akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi
sebagai berikut.
1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
(NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.

hal. 171
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar
71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85.
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.

Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 63 (Tabel 4,
kolom 6, baris terakhir) tetapi karena Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada
Standar Sarana dan Prasarana adalah 38 atau kurang dari 40 (Tabel 5, kolom 5),
maka SMPLB-C,C1,D1,G tersebut dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT).
Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan
Status Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

hal. 172
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan,
Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G

Nilai Akreditasi
No. Komponen Akreditasi
Komponen Skala Ratusan
(1) (2) (3)
1 Standar Isi 63
2 Standar Proses 58
3 Standar Kompetensi Lulusan 78
4 Standar Pendidik dan Tendik 74
5 Standar Sarana dan Prasarana 38
6 Standar Pengelolaan 68
7 Standar Pembiayaan 59
8 Standar Penilaian Pendidikan 76

Nilai Akhir Akreditasi 63


Status Akreditasi TT

hal. 173
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI
SDLB–A (TUNANETRA), D (TUNADAKSA RINGAN), E (TUNALARAS)

I. PENSKORAN AKREDITASI

A. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SDLB-A,D,E

Instrumen Akreditasi SDLB-A (tunanetra), D (tunadaksa ringan), dan E (tunalaras)


disusun berdasarkan delapan komponen yang mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari 160 butir pernyataan tertutup
masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir dan Bobot Komponen
Instrumen Akreditasi SDLB-A,D,E untuk masing-masing komponen ditunjukkan pada
Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SDLB-A,D,E

Jumlah Bobot
No. Komponen Akreditasi Nomor Butir
Butir Komponen
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 1 ⎯ 15 15 15
2 Standar Proses 16 ⎯ 26 11 15
3 Standar Kompetensi Lulusan 27 ⎯ 44 18 10
4 Standar Pendidik dan Tendik 45 ⎯ 62 18 15
5 Standar Sarana dan Prasarana 63 ⎯ 93 31 15
6 Standar Pengelolaan 94 ⎯ 113 20 10
7 Standar Pembiayaan 114 ⎯ 138 25 10
8 Standar Penilaian Pendidikan 139 ⎯ 160 22 10
Jumlah 160 100

B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi SDLB-A,D,E

Instrumen Akreditasi SDLB-A,D,E memuat 168 butir pernyataan, masing-masing


memiliki bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap
pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir
pernyataan tertinggi adalah 4.
Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut.
y Bobot 1 adalah bobot minimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir
dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
y Bobot 2 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang layak.

hal. 174
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
y Bobot 3 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang baik.
y Bobot 4 adalah bobot maksimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir
dalam proses pembelajaran yang sangat baik.

Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen
akreditasi SDLB-A,D,E seperti tercantum berikut.

1. Standar Isi 2. Standar Proses 3. Standar Kompetensi


Lulusan

No Butir Bobot No Butir Bobot No Butir Bobot Butir


Butir Butir
1 4 16 4 27 3
2 3 17 4 28 4
3 4 18 4 29 3
4 4 19 4 30 4
5 4 20 4 31 3
6 4 21 4 32 4
7 4 22 4 33 4
8 3 23 4 34 4
9 3 24 4 35 4
10 4 25 3 36 4
11 4 26 4 37 4
12 3 Jumlah 43 38 4
13 3 39 3
14 4 40 4
15 4 41 3
Jumlah 55 42 3
43 4
44 4
Jumlah 66

hal. 175
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan 5. Standar Sarana 6. Standar
Tenaga Kependidikan dan Prasarana Pengelolaan

No Butir Bobot No Butir Bobot No Butir Bobot Butir


Butir Butir
45 4 63 3 94 4
46 3 64 4 95 4
47 4 65 4 96 4
48 4 66 3 97 4
49 4 67 3 98 3
50 4 68 4 99 4
51 4 69 3 100 4
52 4 70 4 101 4
53 4 71 4 102 4
54 3 72 3 103 4
55 3 73 3 104 4
56 3 74 4 105 4
57 4 75 3 106 4
58 3 76 4 107 3
59 3 77 3 108 3
60 3 78 3 109 4
61 3 79 3 110 4
62 3 80 3 111 4
Jumlah 63 81 3 112 4
82 3 113 3
83 4 Jumlah 76
84 3
85 3
86 3
87 3
88 3
89 3
90 4
91 3
92 3
93 3
Jumlah 102

hal. 176
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian
Pendidikan

No Butir Bobot Butir No Butir Bobot Butir


114 4 139 3
115 4 140 4
116 3 141 3
117 4 142 4
118 4 143 4
119 3 144 4
120 4 145 4
121 4 146 4
122 4 147 3
123 4 148 3
124 3 149 3
125 3 150 3
126 4 151 4
127 4 152 4
128 3 153 3
129 4 154 4
130 4 155 3
131 3 156 4
132 3 157 4
133 3 158 4
134 3 159 4
135 4 160 3
136 4 Jumlah 79
137 4
138 4
Jumlah 91

C. Skor Butir Instrumen Akreditasi SDLB-A,D,E

Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SDLB-A,D,E merupakan pernyataan


tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan E. Ketentuan
skor setiap opsi jawaban sebagai berikut.

Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4.

Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3.

Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2.

hal. 177
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1.

Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0.

Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.

D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum SDLB-A,D,E

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi


diperoleh dengan rumus:

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi,


terlihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen

Jumlah Jumlah Skor


Skor Butir
No. Komponen Akreditasi Bobot Tertimbang
Maksimum
Butir Maksimum (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 4 55 220
2 Standar Proses 4 43 172
3 Standar Kompetensi Lulusan 4 66 264
4 Standar Pendidik dan Tendik 4 63 252
5 Standar Sarana dan Prasarana 4 102 408
6 Standar Pengelolaan 4 76 304
7 Standar Pembiayaan 4 91 364
8 Standar Penilaian Pendidikan 4 79 316

Keterangan:
( )
* Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir

E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SDLB-A,D,E

Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi.

1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir.


Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4),
B=3, C=2, D=1, dan E=0.

hal. 178
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar isi
ditunjukkan pada Tabel 3, kolom 2 dan 3.

2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3, kolom 4.

3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan


rumus:

Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir

Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke
dalam Tabel 3, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 15.

Tabel 3. Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi

I. Standar Isi

Skor Butir Skor Tertimbang


No. Butir Jawaban Bobot Butir
Perolehan Perolehan (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 4 A 4 16
2 2 C 3 6
3 4 A 4 16
4 4 A 4 16
5 4 A 4 16
6 3 B 4 12
7 4 A 4 16
8 3 B 3 9
9 3 B 3 9
10 3 B 4 12
11 4 A 4 16
12 4 A 3 12
13 1 D 3 3
14 4 A 4 16
15 4 A 4 16
Jumlah 51 191

Keterangan:
( )
* Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir

4. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan


skor tertimbang masing-masing butir, ditunjukkan pada Tabel 3 Kolom 5 baris

hal. 179
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi = 191.
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel
4, kolom 5 pada standar isi.

5. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2 (standar
proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan).
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 4,
kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.

6. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:

Jumlah Skor Tertimbang Perolehan


Nilai Komponen Akreditasi = x Bobot Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum

Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh:


191
Nilai Komponen Akreditasi = x 15
220
= 13,02273

Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma,


sehingga:
Nilai Komponen Akreditasi = 13,02 (setelah dibulatkan)

Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke


dalam Tabel 4, kolom 6 pada standar isi.

7. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai


dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 4, kolom 6, pada
standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.

8. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai


Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen
8 (standar penilaian pendidikan).

k =8
Nilai Akhir Akreditasi = ∑ Nilai
k =1
Komponen Akreditasi

Nilai Akhir Akreditasi = 13,02 + 10,55 + 8,02 + 7,62 +


13,97 + 8,29 + 9,73 + 9,37
= 80,58

hal. 180
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
9. Nilai Akhir Akreditasi dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma.
Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut:
a. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1;
b. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan
c. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0.
Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 80,58 dibulatkan menjadi 81 seperti
nampak pada Tabel 4, kolom 6 baris terakhir.

Tabel 4. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SDLB-A,D,E

Jumlah Jumlah Nilai


Bobot
No Skor Skor Komponen
Komponen Akreditasi Kompone
. Tertimbang Tertimbang Akreditasi
n ( )
Maksimum Perolehan *
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Standar Isi 15 220 191 13,02
2 Standar Proses 15 172 121 10,55
3 Standar Kompetensi
Lulusan 10 264 212 8,03
4 Standar Pendidik dan
15 252 128 7,62
Tendik
5 Standar Sarana dan
Prasarana 15 408 380 13,97
6 Standar Pengelolaan 10 304 252 8,29
7 Standar Pembiayaan 10 364 354 9,73
8 Standar Penilaian
Pendidikan 10 316 296 9,37
Nilai Akhir Akreditasi 80,58
Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan) 81

Keterangan:
( ) Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
* Nilai Komponen Akreditasi = x Bobot Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum

F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan

Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase


capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai
Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut.

hal. 181
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
1. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:

Nilai Komponen Akreditasi


Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
Bobot Komponen

Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat
tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti
pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan pada standar isi diperoleh:

13,02
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
15
= 86,82

= 87 (dibulatkan)

Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang


diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada standar isi.

2. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai


dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 5,
Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.

Tabel 5. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan

Nilai Nilai Komponen


Bobot
No. Komponen Akreditasi Komponen Akreditasi
Komponen
Akreditasi Skala Ratusan*
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 15 13,02 87
2 Standar Proses 15 10,55 70
3 Standar Kompetensi Lulusan 10 8,03 80
4 Standar Pendidik dan Tendik 15 7,62 51
5 Standar Sarana dan Prasarana 15 13,97 93
6 Standar Pengelolaan 10 8,29 83
7 Standar Pembiayaan 10 9,73 97
8 Standar Penilaian Pendidikan 10 9,37 94

Keterangan:
Nilai Komponen Akreditasi
* Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
Bobot Komponen

hal. 182
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
II. KRITERIA STATUS AKREDITASI DAN PEMERINGKATAN HASIL
AKREDITASI

A. Kriteria Status Akreditasi

Sekolah/Madrasah dinyatakan Terakreditasi jika memenuhi seluruh kriteria


berikut.
1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56.
3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.
Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kriteria
di atas.

B. Pemeringkatan Hasil Akreditasi

Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status


akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi
sebagai berikut.
1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
(NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar
71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85.
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.

Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 81 (Tabel 4,
kolom 6, baris terakhir) dan ada satu Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada
masing-masing komponen lebih kecil dari 56 (Tabel 5, kolom 5), maka SDLB-A,D,E
tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat Akreditasi B (Baik). Rekapitulasi
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan Peringkat
Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

hal. 183
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan,
Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SDLB-A,D,E

Nilai Akreditasi
No. Komponen Akreditasi
Komponen Skala Ratusan
(1) (2) (3)
1 Standar Isi 87
2 Standar Proses 70
3 Standar Kompetensi Lulusan 80
4 Standar Pendidik dan Tendik 51
5 Standar Sarana dan Prasarana 93
6 Standar Pengelolaan 83
7 Standar Pembiayaan 97
8 Standar Penilaian Pendidikan 94

Nilai Akhir Akreditasi 81


Peringkat Akreditasi B

hal. 184
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI
SDLB–B (TUNARUNGU)

I. PENSKORAN AKREDITASI

A. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SDLB-B

Instrumen Akreditasi SDLB-B (tunarungu) disusun berdasarkan delapan


komponen yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Instrumen
Akreditasi ini terdiri dari 161 butir pernyataan tertutup masing-masing
dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir dan Bobot Komponen Instrumen
Akreditasi SDLB-B untuk masing-masing komponen ditunjukkan pada Tabel 1
berikut.

Tabel 1. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SDLB-B

Jumlah Bobot
No. Komponen Akreditasi Nomor Butir
Butir Komponen
(1) (2) (3) (4) (5)

1 Standar Isi 1 ⎯ 15 15 15
2 Standar Proses 16 ⎯ 26 11 15
3 Standar Kompetensi Lulusan 27 ⎯ 44 18 10
4 Standar Pendidik dan Tendik 45 ⎯ 62 18 15
5 Standar Sarana dan Prasarana 63 ⎯ 94 32 10
6 Standar Pengelolaan 95 ⎯ 114 20 15
7 Standar Pembiayaan 115 ⎯ 139 25 10
8 Standar Penilaian Pendidikan 140 ⎯ 161 22 10
Jumlah 161 100

B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi SDLB-B

Instrumen Akreditasi SDLB-B memuat 161 butir pernyataan, masing-masing


memiliki bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap
pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot
butir pernyataan tertinggi adalah 4.
Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut.
y Bobot 1 adalah bobot minimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan
butir dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.

hal. 185
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
y Bobot 2 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam
proses pembelajaran yang layak.
y Bobot 3 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam
proses pembelajaran yang baik.
y Bobot 4 adalah bobot maksimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan
butir dalam proses pembelajaran yang sangat baik.

Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan


komponen akreditasi SDLB-B seperti tercantum berikut.

1. Standar Isi 2. Standar Proses 3. Standar


Kompetensi
Lulusan

No Bobot No Bobot No Bobot


Butir Butir Butir Butir Butir Butir
1 4 16 4 27 3
2 3 17 4 28 4
3 4 18 4 29 3
4 4 19 4 30 4
5 4 20 4 31 3
6 4 21 4 32 4
7 4 22 4 33 4
8 3 23 4 34 4
9 3 24 4 35 4
10 4 25 3 36 4
11 4 26 4 37 4
12 3 Jumlah 43 38 4
13 3 39 3
14 4 40 4
15 4 41 3
Jumlah 55 42 3
43 4
44 4
Jumlah 66

hal. 186
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan 5. Standar Sarana 6. Standar
Tenaga Kependidikan dan Prasarana Pengelolaan

No Bobot No Bobot No Bobot


Butir Butir Butir Butir Butir Butir
45 4 63 3 95 4
46 3 64 4 96 4
47 4 65 4 97 4
48 4 66 3 98 4
49 4 67 3 99 3
50 4 68 4 100 4
51 4 69 3 101 4
52 4 70 4 102 4
53 4 71 4 103 4
54 3 72 3 104 4
55 3 73 3 105 4
56 3 74 4 106 4
57 4 75 3 107 4
58 3 76 4 108 3
59 3 77 3 109 3
60 3 78 3 110 4
61 3 79 3 111 4
62 3 80 3 112 4
Jumlah 63 81 3 113 4
82 3 114 3
83 4 Jumlah 76
84 4
85 3
86 3
87 3
88 3
89 3
90 3
91 4
92 3
93 3
94 3
Jumlah 106

hal. 187
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian
Pendidikan

No Bobot No Bobot
Butir Butir Butir Butir
115 4 140 3
116 4 141 4
117 3 142 3
118 4 143 4
119 4 144 4
120 3 145 4
121 4 146 4
122 4 147 4
123 4 148 3
124 4 149 3
125 3 150 3
126 3 151 3
127 4 152 4
128 4 153 4
129 3 154 3
130 4 155 4
131 4 156 3
132 3 157 4
133 3 158 4
134 3 159 4
135 3 160 4
136 4 161 3
137 4 Jumlah 79
138 4
139 4
Jumlah 91

C. Skor Butir Instrumen Akreditasi SDLB-B

Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SDLB-B merupakan


pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C,
D, dan E. Ketentuan skor setiap opsi jawaban sebagai berikut.

hal. 188
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4.

Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3.

Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2.

Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1.

Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0.

Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.

D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum SDLB-B

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen


akreditasi diperoleh dengan rumus:

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen


akreditasi, terlihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen

Jumlah Jumlah Skor


Skor Butir
No. Komponen Akreditasi Bobot Tertimbang
Maksimum
Butir Maksimum (*)
(1) (2) (3) (4) (5)

1 Standar Isi 4 55 220


2 Standar Proses 4 43 172
3 Standar Kompetensi Lulusan 4 66 264
4 Standar Pendidik dan Tendik 4 63 252
5 Standar Sarana dan Prasarana 4 106 424
6 Standar Pengelolaan 4 76 304
7 Standar Pembiayaan 4 91 364
8 Standar Penilaian Pendidikan 4 79 316

Keterangan:
( )
* Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir

hal. 189
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SDLB-B

Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi.

1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor


butir. Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor
butir 4 (A=4), B=3, C=2, D=1, dan E=0.

Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk


standar isi ditunjukkan pada Tabel 3, kolom 2 dan 3.

2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3, kolom 4.

3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir


dengan rumus:

Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir

Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang


diperoleh ke dalam Tabel 3, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan
15.

hal. 190
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 3. Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi

I. Standar Isi

Skor Butir Skor Tertimbang


No. Butir Jawaban Bobot Butir
Perolehan Perolehan (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 2 C 4 8
2 2 C 3 6
3 4 A 4 16
4 2 C 4 8
5 4 A 4 16
6 1 D 4 4
7 4 A 4 16
8 4 A 3 12
9 3 B 3 9
10 3 B 4 12
11 4 A 4 16
12 3 B 3 9
13 1 D 3 3
14 4 A 4 16
15 4 A 4 16
Jumlah 55 167

Keterangan:
( )
* Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir

4. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara


menjumlahkan skor tertimbang masing-masing butir, ditunjukkan pada
Tabel 3 Kolom 5 baris terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
untuk standar isi = 167. Selanjutnya masukkan Jumlah Skor
Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel 4, kolom 5 pada standar isi.

5. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2


(standar proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian
pendidikan). Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
ke dalam Tabel 4, kolom 5 pada standar proses sampai dengan
standar penilaian pendidikan.

hal. 191
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
6. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:

Jumlah Skor Tertimbang Perolehan


Nilai Komponen Akreditasi = x Bobot Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum

Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi


diperoleh:
167
Nilai Komponen Akreditasi = x 15
220
= 11,38636

Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang


koma, sehingga:
Nilai Komponen Akreditasi = 11,39 (setelah dibulatkan)

Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini


ke dalam Tabel 4, kolom 6 pada standar isi.

7. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses)


sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan).
Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke
dalam Tabel 4, kolom 6, pada standar proses sampai dengan standar
penilaian pendidikan.

8. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh


Nilai Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai
dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan).

k =8
Nilai Akhir Akreditasi = ∑ Nilai
k =1
Komponen Akreditasi

Nilai Akhir Akreditasi = 11,39 + 7,94 + 5,49 + 10,54 +


7,55 + 12,29 + 7,42 + 6,77
= 69,37

hal. 192
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
9. Nilai Akhir Akreditasi dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa
koma. Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai
berikut:
a. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1;
b. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan
c. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0.
Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 69,37 dibulatkan menjadi 69
seperti nampak pada Tabel 4, kolom 6 baris terakhir.

Tabel 4. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SDLB-B

Jumlah Skor Jumlah Skor Nilai


Bobot
No. Komponen Akreditasi Tertimbang Tertimbang Komponen
Komponen
Maksimum Perolehan Akreditasi (*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Standar Isi 15 220 167 11,39


2 Standar Proses 15 172 91 7,94
3 Standar Kompetensi Lulusan 10 264 145 5,49
4 Standar Pendidik dan Tendik 15 252 177 10,54
5 Standar Sarana dan Prasarana 10 424 320 7,55
6 Standar Pengelolaan 15 304 249 12,29
7 Standar Pembiayaan 10 364 270 7,42
8 Standar Penilaian Pendidikan 10 316 214 6,77
Nilai Akhir Akreditasi 69,37
Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan) 69

Keterangan:
( ) Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
* Nilai Komponen Akreditasi = x Bobot Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum

F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan

Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai


persentase capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah
untuk menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai
berikut.

hal. 193
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
1. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:

Nilai Komponen Akreditasi


Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
Bobot Komponen

Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk


bilangan bulat tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen
Akreditasi sama seperti pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan
demikian, Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada standar isi
diperoleh:

11,39
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
15
= 75,91

= 76 (dibulatkan)

Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang


diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada standar isi.

2. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses)


sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan).
Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang
diperoleh ke dalam Tabel 5, Kolom 5 pada standar proses sampai
dengan standar penilaian pendidikan.

hal. 194
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 5. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan

Nilai Nilai Komponen


Bobot
No. Komponen Akreditasi Komponen Akreditasi
Komponen
Akreditasi Skala Ratusan*
(1) (2) (3) (4) (5)

1 Standar Isi 15 11,39 76


2 Standar Proses 15 7,94 53
3 Standar Kompetensi Lulusan 10 5,49 55
4 Standar Pendidik dan Tendik 15 10,54 70
5 Standar Sarana dan Prasarana 10 7,55 75
6 Standar Pengelolaan 15 12,29 82
7 Standar Pembiayaan 10 7,42 74
8 Standar Penilaian Pendidikan 10 6,77 68

Keterangan:
Nilai Komponen Akreditasi
* Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
Bobot Komponen

II. KRITERIA STATUS AKREDITASI DAN PEMERINGKATAN HASIL


AKREDITASI

A. Kriteria Status Akreditasi

Sekolah/Madrasah dinyatakan Terakreditasi jika memenuhi seluruh kriteria


berikut.
1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang
dari 56.
3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.
Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi
kriteria di atas.

B. Pemeringkatan Hasil Akreditasi

Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria


status akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat
akreditasi sebagai berikut.

hal. 195
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir
Akreditasi (NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
sebesar 71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85.
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir
Akreditasi sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.

Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 69
(Tabel 4, kolom 6, baris terakhir) dan ada dua Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan pada masing-masing komponen lebih kecil dari 56 (Tabel 5,
kolom 5), maka SDLB-B tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat
Akreditasi C. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai
Akhir Akreditasi dan Peringkat Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan,


Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SDLB-B

Nilai Akreditasi
No. Komponen Akreditasi
Komponen Skala Ratusan
(1) (2) (3)

1 Standar Isi 76
2 Standar Proses 53
3 Standar Kompetensi Lulusan 55
4 Standar Pendidik dan Tendik 70
5 Standar Sarana dan Prasarana 75
6 Standar Pengelolaan 82
7 Standar Pembiayaan 74
8 Standar Penilaian Pendidikan 68

Nilai Akhir Akreditasi 69


Peringkat Akreditasi C

hal. 196
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI
SDLB–C dan C1 (TUNAGRAHITA RINGAN dan SEDANG),
D1 (TUNADAKSA SEDANG), G (TUNAGANDA)

I. PENSKORAN AKREDITASI

A. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SDLB-C,C1,D1,G

Instrumen Akreditasi SDLB–C dan C1 (tunagrahita ringan dan sedang), D1


(tunadaksa sedang), dan G (tunaganda) disusun berdasarkan delapan komponen
yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari
162 butir pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah
Butir dan Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SDLB-C,C1,D1,G untuk masing-
masing komponen ditunjukkan pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SDLB-C,C1,D1,G

Jumlah Bobot
No. Komponen Akreditasi Nomor Butir
Butir Komponen
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 1 ⎯ 15 15 15
2 Standar Proses 16 ⎯ 26 11 15
3 Standar Kompetensi Lulusan 27 ⎯ 44 18 10
4 Standar Pendidik dan Tendik 45 ⎯ 62 18 15
5 Standar Sarana dan Prasarana 63 ⎯ 92 30 15
6 Standar Pengelolaan 93 ⎯ 112 20 10
7 Standar Pembiayaan 113 ⎯ 137 25 10
8 Standar Penilaian Pendidikan 138 ⎯ 155 18 10
Jumlah 155 100

B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi SDLB-C,C1,D1,G

Instrumen Akreditasi SDLB-C,C1,D1,G memuat 155 butir pernyataan, masing-masing


memiliki bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap
pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir
pernyataan tertinggi adalah 4.
Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut.
y Bobot 1 adalah bobot minimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir
dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.

hal. 197
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
y Bobot 2 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang layak.
y Bobot 3 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang baik.
y Bobot 4 adalah bobot maksimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir
dalam proses pembelajaran yang sangat baik.

Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen
akreditasi SDLB-C,C1,D1,G seperti tercantum berikut.

1. Standar Isi 2. Standar Proses 3. Standar Kompetensi


Lulusan

No Butir Bobot No Butir Bobot No Butir Bobot Butir


Butir Butir
1 4 16 4 27 4
2 3 17 4 28 3
3 4 18 4 29 3
4 3 19 4 30 3
5 3 20 4 31 3
6 3 21 4 32 4
7 4 22 4 33 3
8 4 23 4 34 4
9 3 24 4 35 4
10 4 25 3 36 4
11 4 26 4 37 4
12 3 Jumlah 43 38 4
13 3 39 3
14 4 40 3
15 4 41 3
Jumlah 53 42 3
43 3
44 4
Jumlah 62

hal. 198
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan 5. Standar Sarana 6. Standar
Tenaga Kependidikan dan Prasarana Pengelolaan

No Butir Bobot No Butir Bobot No Butir Bobot Butir


Butir Butir

45 4 63 3 93 4
46 3 64 4 94 4
47 4 65 4 95 4
48 4 66 3 96 3
49 4 67 3 97 3
50 4 68 4 98 4
51 4 69 4 99 3
52 4 70 4 100 4
53 4 71 4 101 4
54 3 72 3 102 4
55 4 73 3 103 4
56 3 74 4 104 4
57 4 75 4 105 3
58 3 76 3 106 3
59 3 77 4 107 3
60 3 78 4 108 3
61 3 79 3 109 4
62 3 80 3 110 3
Jumlah 64 81 3 111 3
82 4 112 3
83 3 Jumlah 70
84 3
85 3
86 3
87 3
88 3
89 4
90 2
91 3
92 3
Jumlah 101

hal. 199
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian
Pendidikan

No Butir Bobot Butir No Butir Bobot Butir


113 3 138 3
114 4 139 4
115 4 140 4
116 4 141 4
117 4 142 4
118 3 143 3
119 4 144 4
120 4 145 4
121 4 146 4
122 4 147 4
123 3 148 3
124 3 149 3
125 4 150 4
126 4 151 3
127 3 152 4
128 4 153 4
129 4 154 4
130 3 155 3
131 3 Jumlah 66
132 3
133 3
134 4
135 3
136 4
137 4
Jumlah 90

C. Skor Butir Instrumen Akreditasi SDLB-C,C1,D1,G

Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SDLB-C,C1,D1,G merupakan


pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan
E. Ketentuan skor setiap opsi jawaban sebagai berikut.

Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4.

Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3.

hal. 200
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2.

Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1.

Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0.

Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.

D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum SDLB-C,C1,D1,G

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi


diperoleh dengan rumus:

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi,


terlihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen

Jumlah Jumlah Skor


Skor Butir
No. Komponen Akreditasi Bobot Tertimbang
Maksimum
Butir Maksimum (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 4 53 212
2 Standar Proses 4 43 172
3 Standar Kompetensi Lulusan 4 62 248
4 Standar Pendidik dan Tendik 4 64 256
5 Standar Sarana dan Prasarana 4 101 404
6 Standar Pengelolaan 4 70 280
7 Standar Pembiayaan 4 90 360
8 Standar Penilaian Pendidikan 4 66 264

Keterangan:
( )
* Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir

E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SDLB-C,C1,D1,G

Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi.

1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir.


Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4),
B=3, C=2, D=1, dan E=0.

hal. 201
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar
isi ditunjukkan pada Tabel 3, kolom 2 dan 3.

2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3, kolom 4.

3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan


rumus:

Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir

Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke
dalam Tabel 3, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 15.

Tabel 3. Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi

I. Standar Isi

Skor Butir Skor Tertimbang


No. Butir Jawaban Bobot Butir
Perolehan Perolehan (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 2 c 4 8
2 4 a 3 12
3 3 b 4 12
4 3 b 3 9
5 4 a 3 12
6 3 b 3 9
7 4 a 4 16
8 3 b 4 12
9 3 b 3 9
10 2 c 4 8
11 4 a 4 16
12 4 a 3 12
13 1 d 3 3
14 4 a 4 16
15 4 a 4 16
Jumlah 53 170

Keterangan:
( )
* Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir

4. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan


skor tertimbang masing-masing butir, ditunjukkan pada Tabel 3 Kolom 5 baris

hal. 202
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi = 170.
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel
4, kolom 5 pada standar isi.

5. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2 (standar
proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan).
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 4,
kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.

6. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:

Jumlah Skor Tertimbang Perolehan


Nilai Komponen Akreditasi = x Bobot Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum

Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh:


170
Nilai Komponen Akreditasi = x 15
212
= 12,0283

Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma,


sehingga:
Nilai Komponen Akreditasi = 12,03 (setelah dibulatkan)

Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke


dalam Tabel 4, kolom 6 pada standar isi.

7. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai


dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 4, kolom 6, pada
standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.

8. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai


Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen
8 (standar penilaian pendidikan).

k =8
Nilai Akhir Akreditasi = ∑ Nilai
k =1
Komponen Akreditasi

Nilai Akhir Akreditasi = 12,03 + 9,59 + 5,32 + 8,67 +


11,36 + 8,89 + 7,75 + 7,12
= 70,74

hal. 203
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
9. Nilai Akhir Akreditasi dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma.
Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut:
a. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1;
b. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan
c. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0.
Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 70,74 dibulatkan menjadi 71 seperti
nampak pada Tabel 4, kolom 6 baris terakhir.

Tabel 4. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SDLB-C,C1,D1,G

Jumlah Jumlah Nilai


Bobot
No Skor Skor Komponen
Komponen Akreditasi Kompone
. Tertimbang Tertimbang Akreditasi
n ( )
Maksimum Perolehan *
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Standar Isi 15 212 170 12,03
2 Standar Proses 15 172 110 9,59
3 Standar Kompetensi
Lulusan 10 248 132 5,32
4 Standar Pendidik dan
15 256 148 8,67
Tendik
5 Standar Sarana dan
Prasarana 15 404 306 11,36
6 Standar Pengelolaan 10 280 249 8,89
7 Standar Pembiayaan 10 360 279 7,75
8 Standar Penilaian
Pendidikan 10 264 188 7,12
Nilai Akhir Akreditasi 70,74
Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan) 71

Keterangan:
( ) Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
* Nilai Komponen Akreditasi = x Bobot Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum

F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan

Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase


capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai
Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut.

hal. 204
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
1. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:

Nilai Komponen Akreditasi


Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
Bobot Komponen

Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat
tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti
pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan pada standar isi diperoleh:

12,08
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
15
= 80,19

= 80 (dibulatkan)

Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang


diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada standar isi.

2. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai


dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 5,
Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.

Tabel 5. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan

Nilai Nilai Komponen


Bobot
No. Komponen Akreditasi Komponen Akreditasi
Komponen
Akreditasi Skala Ratusan*
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 15 12,03 80
2 Standar Proses 15 9,59 64
3 Standar Kompetensi Lulusan 10 5,32 53
4 Standar Pendidik dan Tendik 15 8,67 58
5 Standar Sarana dan Prasarana 15 11,36 76
6 Standar Pengelolaan 10 8,89 89
7 Standar Pembiayaan 10 7,75 78
8 Standar Penilaian Pendidikan 10 7,12 71

Keterangan:
Nilai Komponen Akreditasi
* Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
Bobot Komponen

hal. 205
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
II. KRITERIA STATUS AKREDITASI DAN PEMERINGKATAN HASIL
AKREDITASI

A. Kriteria Status Akreditasi

Sekolah/Madrasah dinyatakan Terakreditasi jika memenuhi seluruh kriteria


berikut.
1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56.
3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.
Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kriteria
di atas.

B. Pemeringkatan Hasil Akreditasi

Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status


akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi
sebagai berikut.
1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
(NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar
71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85.
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.

Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 71 (Tabel 4,
kolom 6, baris terakhir) dan ada satu Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada
masing-masing komponen lebih kecil dari 56 (Tabel 5, kolom 5), maka SDLB-
C,C1,D1,G tersebut dinyatakan Terakreditasi B. Rekapitulasi Nilai Komponen
Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan Status Akreditasi dapat dilihat
pada Tabel 6 berikut.

hal. 206
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan,
Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SDLB-C,C1,D1,G

Nilai Akreditasi
No. Komponen Akreditasi
Komponen Skala Ratusan
(1) (2) (3)
1 Standar Isi 80
2 Standar Proses 64
3 Standar Kompetensi Lulusan 53
4 Standar Pendidik dan Tendik 58
5 Standar Sarana dan Prasarana 76
6 Standar Pengelolaan 89
7 Standar Pembiayaan 78
8 Standar Penilaian Pendidikan 71

Nilai Akhir Akreditasi 71


Status Akreditasi B

hal. 207
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI
TAMAN KANAK-KANAK LUAR BIASA (TKLB)

I. PENSKORAN AKREDITASI

A. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi TKLB

Instrumen Akreditasi TKLB terdiri dari 8 komponen akreditasi dengan 138 butir
pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir dan
Bobot Komponen Instrumen Akreditasi untuk masing-masing komponen ditunjukkan
pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi TKLB

Jumlah Bobot
No. Komponen Akreditasi Nomor Butir
Butir Komponen
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 1 ⎯ 13 13 15
2 Standar Proses 14 ⎯ 24 10 15
3 Standar Kompetensi Lulusan 25 ⎯ 30 6 10
4 Standar Pendidik dan Tendik 31 ⎯ 50 20 15
5 Standar Sarana dan Prasarana 51 ⎯ 79 29 15
6 Standar Pengelolaan 80 ⎯ 99 20 10
7 Standar Pembiayaan 100 ⎯ 124 25 10
8 Standar Penilaian Pendidikan 125 ⎯ 138 14 10
Jumlah 138 100

B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi TKLB

Instrumen Akreditasi TKLB memuat 138 butir pernyataan, masing-masing memiliki


bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap pembelajaran
bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir pernyataan
tertinggi adalah 4.
Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut.
y Bobot 1 adalah bobot minimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir
dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
y Bobot 2 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang layak.
y Bobot 3 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses
pembelajaran yang baik.

hal. 208
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
y Bobot 4 adalah bobot maksimal untuk menunjukkan pernyataan butir dalam
proses pembelajaran yang sangat baik.

Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen
akreditasi TKLB seperti tercantum berikut.

1. Standar Isi 2. Standar Proses 3. Standar Kompetensi


Lulusan

No Butir Bobot No Bobot No Butir Bobot Butir


Butir Butir Butir
1 4 14 4 25 4
2 4 15 4 26 4
3 4 16 4 27 4
4 4 17 4 28 4
5 4 18 4 29 4
6 4 19 4 30 4
7 4 20 4 Jumlah 24
8 4 21 4
9 4 22 4
10 3 23 3
11 3 24 3
12 3 Jumlah 42
13 3
Jumlah 48

hal. 209
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan 5. Standar Sarana 6. Standar
Tenaga Kependidikan dan Prasarana Pengelolaan

No Butir Bobot No Butir Bobot No Butir Bobot Butir


Butir Butir
31 4 51 4 80 3
32 4 52 4 81 3
33 4 53 4 82 3
34 4 54 4 83 4
35 3 55 4 84 4
36 3 56 4 85 4
37 4 57 4 86 4
38 4 58 4 87 4
39 4 59 4 88 4
40 4 60 4 89 4
41 3 61 4 90 4
42 3 62 4 91 4
43 4 63 4 92 4
44 3 64 4 93 4
45 3 65 4 94 4
46 3 66 4 95 4
47 3 67 3 96 4
48 2 68 3 97 4
49 4 69 4 98 4
50 4 70 3 99 3
Jumlah 70 71 3 Jumlah 76
72 4
73 4
74 3
75 4
76 3
77 1
78 3
79 4
Jumlah 106

hal. 210
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian
Pendidikan

No Butir Bobot No Butir Bobot


Butir Butir
100 3 125 4
101 4 126 4
102 3 127 4
103 3 128 4
104 3 129 4
105 3 130 4
106 4 131 4
107 4 132 4
108 4 133 4
109 4 134 4
110 4 135 4
111 4 136 4
112 4 137 4
113 4 138 3
114 4 Jumlah 55
115 4
116 4
117 4
118 4
119 4
120 4
121 4
122 4
123 4
124 4
Jumlah 95

hal. 211
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
C. Skor Butir Instrumen Akreditasi TKLB

Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi TKLB merupakan pernyataan tertutup


masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan E. Ketentuan skor
setiap opsi jawaban sebagai berikut.

Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4.

Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3.

Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2.

Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1.

Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0.

Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.

D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum TKLB

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi


diperoleh dengan rumus:

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir

Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi,


terlihat pada Tabel 2 berikut.

hal. 212
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 2. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen

Jumlah Jumlah Skor


Skor Butir
No. Komponen Akreditasi Bobot Tertimbang
Maksimum
Butir Maksimum (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 4 48 192
2 Standar Proses 4 42 168
3 Standar Kompetensi Lulusan 4 24 96
4 Standar Pendidik dan Tendik 4 70 280
5 Standar Sarana dan Prasarana 4 106 424
6 Standar Pengelolaan 4 76 304
7 Standar Pembiayaan 4 95 380
8 Standar Penilaian Pendidikan 4 55 220

Keterangan:
( )
* Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir

E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi TKLB

Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi.

1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir.


Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4),
B=3, C=2, D=1, dan E=0.

Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar
isi ditunjukkan pada Tabel 3, kolom 2 dan 3.

2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3, kolom 4.

3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan


rumus:

Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir

Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke
dalam Tabel 3, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 16.

hal. 213
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 3. Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi

I. Standar Isi

Skor Butir Skor Tertimbang


No. Butir Jawaban Bobot Butir
Perolehan Perolehan (*)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 A 4 4 16
2 A 4 4 16
3 A 4 4 16
4 C 2 4 8
5 B 3 4 12
6 A 4 4 16
7 B 3 4 12
8 B 3 4 12
9 B 3 4 12
10 C 2 3 6
11 A 4 3 12
12 D 1 3 3
13 B 3 3 9

Jumlah 150

Keterangan:
( )
* Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir

4. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan


skor tertimbang masing-masing butir, ditunjukkan pada Tabel 3 Kolom 5 baris
terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi = 150.
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel
4, kolom 5 pada standar isi.

5. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2 (standar
proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan).
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 4,
kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.

hal. 214
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
6. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:

Jumlah Skor Tertimbang Perolehan


Nilai Komponen Akreditasi = x Bobot Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum

Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh:


150
Nilai Komponen Akreditasi = x 15
192
= 11,7188

Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma,


sehingga:
Nilai Komponen Akreditasi = 11,72 (setelah dibulatkan)

Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke


dalam Tabel 4, kolom 6 pada standar isi.

7. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai


dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 4, kolom 6, pada
standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.

8. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai


Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen
8 (standar penilaian pendidikan).

k =8
Nilai Akhir Akreditasi = ∑ Nilai
k =1
Komponen Akreditasi

Nilai Akhir Akreditasi = 11,72 + 13,04 + 9,17 + 13,29 +


11,64 + 8,29 + 8,84 + 8,91
= 84,89

9. Nilai Akhir Akreditasi dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma.
Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut:
a. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1;
b. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan
c. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0.
Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 84,89 dibulatkan menjadi 85 seperti
nampak pada Tabel 4, kolom 6 baris terakhir.

hal. 215
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 4. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi TKLB

Jumlah Jumlah Nilai


Bobot
No Skor Skor Komponen
Komponen Akreditasi Kompone
. Tertimbang Tertimbang Akreditasi
n ( )
Maksimum Perolehan *
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Standar Isi 15 192 150 11,72
2 Standar Proses 15 168 146 13,04
3 Standar Kompetensi
10 96 88 9,17
Lulusan
4 Standar Pendidik dan
15 280 248 13,29
Tendik
5 Standar Sarana dan
15 424 329 11,64
Prasarana
6 Standar Pengelolaan 10 304 252 8,29
7 Standar Pembiayaan 10 380 336 8,84
8 Standar Penilaian
10 220 196 8,91
Pendidikan
Nilai Akhir Akreditasi 84,89
Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan) 85

Keterangan:
( ) Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
* Nilai Komponen Akreditasi = x Bobot Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum

F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan

Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase


capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai
Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut.

1. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:

Nilai Komponen Akreditasi


Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
Bobot Komponen

Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat
tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti

hal. 216
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi
Skala Ratusan pada standar isi diperoleh:

11,72
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
15
= 78,13

= 78 (dibulatkan)

Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang


diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada standar isi.

2. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai


dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 5,
Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.

Tabel 5. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan

Nilai Nilai Komponen


Bobot
No. Komponen Akreditasi Komponen Akreditasi
Komponen
Akreditasi Skala Ratusan*
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Standar Isi 15 11,72 78
2 Standar Proses 15 13,04 87
3 Standar Kompetensi Lulusan 10 9,17 92
4 Standar Pendidik dan Tendik 15 13,29 89
5 Standar Sarana dan Prasarana 15 11,64 78
6 Standar Pengelolaan 10 8,29 83
7 Standar Pembiayaan 10 8,84 88
8 Standar Penilaian Pendidikan 10 8,91 89

Keterangan:
Nilai Komponen Akreditasi
* Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan = x 100
Bobot Komponen

hal. 217
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
II. KRITERIA STATUS AKREDITASI DAN PEMERINGKATAN HASIL
AKREDITASI

A. Kriteria Status Akreditasi

Sekolah/Madrasah dinyatakan Terakreditasi jika memenuhi seluruh kriteria


berikut.
1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56.
3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.
Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kriteria
di atas.

B. Pemeringkatan Hasil Akreditasi

Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status


akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi
sebagai berikut.
1. eringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
(NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar
71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85.
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi
sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.

Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 85 (Tabel 4,
kolom 6, baris terakhir) dan seluruh Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada
masing-masing komponen lebih besar dari 56 (Tabel 5, kolom 5), maka TKLB
tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat Akreditasi B (Baik). Rekapitulasi
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan Peringkat
Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

hal. 218
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan,
Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi TKLB

Nilai Akreditasi
No. Komponen Akreditasi
Komponen Skala Ratusan
(1) (2) (3)
1 Standar Isi 78
2 Standar Proses 87
3 Standar Kompetensi Lulusan 92
4 Standar Pendidik dan Tendik 89
5 Standar Sarana dan Prasarana 78
6 Standar Pengelolaan 83
7 Standar Pembiayaan 88
8 Standar Penilaian Pendidikan 89

Nilai Akhir Akreditasi 85


Peringkat Akreditasi B

hal. 219
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Untuk menjamin pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah sesuai yang diharapkan
dan untuk mengetahui hasil yang dicapai pada setiap tahap pelaksanaan akreditasi
diperlukan monitoring dan evaluasi. Monitoring dilakukan untuk mengetahui apakah
proses pelaksanaan akreditasi dilakukan sesuai prosedur. Evaluasi pada saat
monitoring bertujuan untuk melihat hasil sementara, sedangkan evaluasi akhir
dimaksudkan untuk mengetahui hasil pelaksanaan akreditasi secara menyeluruh.

Untuk mencapai tujuan tersebut, BAN-S/M melakukan monitoring dan evaluasi


kegiatan akreditasi sekolah/madrasah di lingkungan BAP-S/M seusai dengan
kewenangannya [Permendiknas Nomor 29 Tahun 2005, Pasal 7 ayat 2.d].

A. Tujuan Monitoring dan Evaluasi

Tujuan monitoring dan evaluasi pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah di


lingkungan BAP-S/M adalah sebagai berikut.
1. Memperoleh gambaran pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah yang
dilakukan BAP-S/M.
2. Memperoleh informasi tentang berbagai kendala yang dihadapi BAP-S/M dalam
pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah beserta solusi yang ditempuh.
3. Memperoleh informasi penggunaan dana bantuan sosial untuk operasional BAP-
S/M dan pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah, termasuk dana APBD yang
digunakan BAP-S/M untuk pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah, dan
4. Memberi masukan dan rekomendasi bagi pihak-pihak terkait dalam program
akreditasi sekolah/madrasah.

B. Sasaran Monitoring dan Evaluasi

Sasaran monitoring dan evaluasi adalah sebagai berikut.


1. BAP-S/M yang telah ditetapkan dengan Keputusan Gubernur;

hal. 220
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
2. Sekolah/Madrasah negeri maupun swasta yang telah diakreditasi untuk tingkat
TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan SLB (TKLB, SDLB, SMPLB,
dan SMALB) yang berada di masing-masing provinsi.
C. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dari tahap persiapan sampai tahap pelaporan
hasil (pemberian umpan balik) dimulai tiga bulan setelah dana bantuan sosial
diterima hingga November tahun berjalan.

D. Aspek dan Indikator

Aspek dan indikator yang diperhatikan dalam kegiatan monitoring dan evaluasi dapat
dilihat pada Tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1: Aspek dan Indikator Monitoring dan Evaluasi untuk BAP-S/M

Aspek Indikator
Persiapan akreditasi Profil lembaga
Sekretariat
Sarana dan prasarana
Ketenagaan
Program BAP-S/M Program kerja
Sosialisasi
Pelatihan asesor
Pelatihan SIA-S/M
Rapat kerja BAP-S/M
Visitasi
Produk BAP-S/M Asesor
Pencapaian hasil akreditasi
Hubungan kerja Pelaporan kegiatan
Koordinasi dan konsultasi dengan BAN-S/M
Hubungan BAP-S/M dengan pihak lain
Pendanaan Sumber dana
Jumlah anggaran
Jumlah dana dari Kab/Kota
Dana untuk sekolah/madrasah
Dana untuk asesor
Dana untuk kesekretariatan
Permasalahan/kendala Rekrutmen asesor
Kinerja
Hubungan kerja

hal. 221
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Aspek Indikator
Pendanaan
Pelaksanaan akreditasi
Saran Saran dari BAP-S/M

E. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam monitoring dan evaluasi berupa data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh responden dan hasil wawancara
dengan informan (sumber data). Data sekunder berasal dari dokumen dan arsip yang
dimiliki oleh BAP-S/M maupun sekolah/madrasah. Sumber data primer bersumber
dari Ketua, Sekretaris, Anggota BAP-S/M, dan pihak sekolah/madrasah antara lain
Kepala Sekolah/Madrasah, Guru, Komite Sekolah/Madrasah, Tata Usaha (TU), dan
siswa, khususnya sekolah/madrasah yang telah ditetapkan peringkat akreditasinya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilaksanakan melalui kuesioner. Selain itu, untuk


menambah akurasi data dilakukan pengamatan langsung, wawancara, focused group
discussion dan studi dokumentasi.

G. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan analisis, yakni


kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan analisis deskriptif
persentase, sedangkan data kualitatif dianalisis sesuai dengan tema-tema yang
disampaikan.

H. Petugas

Petugas monitoring terdiri dari: (1). anggota BAN-S/M; (2). tim teknis BAN-S/M; dan
(3). pegawai sekretariat BAN-S/M.

I. Pembiayaan

Biaya pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan akreditasi sekolah/


madrasah dibebankan kepada anggaran yang tercantum dalam DIPA Balitbang
Depdiknas.

J. Pelaporan

Laporan pelaksanaan monitoring dan evaluasi selambat–lambatnya satu minggu


setelah kegiatan selesai dilaksanakan. Laporan pelaksanaan monitoring dan evaluasi

hal. 222
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
disampaikan kepada Ketua BAP-S/M dan Pejabat Pembuat Komitmen Penyelenggara
Kegiatan Akreditasi Sekolah/Madrasah.

hal. 223
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
A. Pelaporan

Laporan pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah disusun oleh BAP-S/M sebagai


bentuk pertanggungjawaban BAP-S/M kepada BAN-S/M dan pemangku kepentingan.
Laporan pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah meliputi tiga jenis laporan,yaitu:

1. Laporan Setiap Kegiatan

Penyusunan laporan setiap kegiatan disusun berdasarkan kegiatan yang telah


disetujui dalam proposal dana bantuan sosial pelaksanaan akreditasi sekolah/
madrasah dan dana bantuan operasional BAP-S/M. Laporan tersebut disusun
paling lambat 7 hari setelah kegiatan dilaksanakan dan dikirimkan ke BAN-S/M.

2. Laporan Akhir Kegiatan Akreditasi

Laporan akhir kegiatan akreditasi sekolah/madrasah disusun berdasarkan


kelompok atau jenis kegiatan yang sudah disepakati dalam proposal dana
bantuan sosial pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah dan dana bantuan
operasional BAP-S/M. Penyusunan laporan akhir sesuai jenis kegiatan akan
memudahkan pemeriksaan oleh pihak yang berkepentingan. Bentuk format
Laporan Akhir Kegiatan Akreditasi merujuk pada Surat Kepala Balitbang Nomor
0885/G/KU/2009 Tanggal 25 Maret 2009 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan
Subsidi/Bantuan Sosial Pelaksanaan Akreditasi Sekolah/Madrasah. Laporan
akhir ini disampaikan BAP-S/M kepada pihak-pihak terkait sebagai berikut.

a. Kepala Balitbang, Depdiknas, Up. Penanggung Jawab Kegiatan Akreditasi


Sekolah/Madrasah Jakarta (BAN-S/M) dengan alamat Komplek
Perkantoran Depdiknas, Gedung E, Lantai 2, Jl. Jenderal Sudirman
Senayan, Jakarta.

b. Ketua BAN-S/M dengan alamat Kompleks Ditjen Mandikdasmen,


Depdiknas, Gedung F, Lantai 2, Jl. RS. Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan
12001.

c. Gubernur provinsi yang bersangkutan.

hal. 224
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
d. Pemangku kepentingan sesuai lingkup tugas instansi yang bersangkutan
disertai dengan rekomendasi.

3. Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah laporan pertanggungjawaban penggunaan dana


subsidi/bantuan sosial yang berisi rekapitulasi alokasi dana, realisasi
penggunaan dana, sisa dana, dan pajak yang dipungut dan disetor ke kas
negara disertai bukti-bukti pengeluaran yang berkaitan dengan pelaksanaan
kegiatan, dengan susunan sebagai berikut.

a. Rekapitulasi Penggunaan Dana Bantuan Sosial.

b. Formulir SPTB berisi daftar penerima uang dan jumlah uang yang
digunakan untuk pembayaran kegiatan yang dilampiri bukti fisik kwitansi
penggunaan uang yang sudah disahkan/ditandatangani oleh Ketua BAP-
S/M dan Bendahara BAP-S/M, serta sudah tertera tanggal lunas bayar.

c. Daftar Penerimaan dan Penyetoran Pajak dilampiri bukti setor pajak (SSP).

d. Bukti Setor Jasa Giro/Bunga Bank.

e. Bukti Setor Sisa dana ke Kas Negara apabila terdapat sisa dana yang tidak
digunakan.

f. Fotocopy Buku Kas Umum, Buku Pajak, dan Buku Bank.

Laporan keuangan minimal dibuat dua rangkap.

a. Lembar asli dikirimkan ke Kepala Balitbang, Depdiknas, Up. Penanggung


Jawab Kegiatan Akreditasi Sekolah/Madrasah Jakarta (BAN-S/M) dengan
alamat Komplek Perkantoran Depdiknas, Gedung E Lantai 2, Jl. Jenderal
Sudirman Senayan, Jakarta.

b. Lembar kedua dikirimkan ke Ketua BAN-S/M dengan alamat Komplek


Mandikdasmen Gedung F Lantai 2, Jl. RS. Fatmawati, Cipete, Jakarta
Selatan.

B. Rekomendasi Tindak Lanjut

Rekomendasi tindak lanjut berisi saran-saran perbaikan untuk setiap komponen


akreditasi yang belum memenuhi kriteria standar yang ditentukan. Rekomendasi ini
disusun oleh BAP-S/M berdasarkan hasil akreditasi sekolah/madrasah. Rekomendasi
disampaikan kepada pemangku kepentingan antara lain:
1. Sekolah/Madrasah yang diakreditasi;

hal. 225
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
2. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Kandepag, disertai laporan rekapitulasi
hasil akreditasi;
3. Dinas Pendidikan Provinsi dan Kanwil Depag, disertai laporan rekapitulasi hasil
akreditasi; dan
4. LPMP yang disertai juga dengan laporan rekapitulasi hasil akreditasi.

Usulan rekomendasi BAP-S/M digunakan oleh BAN-S/M sebagai bahan rekomendasi


yang akan disampaikan kepada Direktorat terkait seperti:
1. Direktorat Pembinaan TK/SD, Ditjen Mandikdasmen.
2. Direktorat Pembinaan SMP, Ditjen Mandikdasmen.
3. Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen Mandikdasmen.
4. Direktorat Pembinaan SMK, Ditjen Mandikdasmen.
5. Direktorat Pembinaan SLB, Ditjen Mandikdasmen.
6. Direktorat Bindiklat, Ditjen PMPTK.
7. Direktorat Profesi Guru, Ditjen PMPTK.
8. Direktorat Tenaga Kependidikan, Ditjen Direktorat PMPTK.
9. Direktorat Pendidikan Madrasah, Ditjen Pendis.

Rekomendasi yang disusun oleh BAP-S/M bermanfaat baik bagi sekolah/madrasah


maupun pemangku kepentingan.

1. Bagi sekolah/madrasah, bermanfaat untuk melihat kekuatan dan kelemahan


sehingga berdasarkan informasi tersebut sekolah/madrasah mampu melakukan
perbaikan kualitas layanan maupun kinerjanya.

2. Bagi pemangku kepentingan, bermanfaat untuk memetakan mutu dan


kelayakan guna mempermudah usaha-usaha pembinaan dan pemberdayaan
serta sebagai sumber informasi yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
penentuan kebijakan pembangunan pendidikan.

C. Pengumuman Hasil Akreditasi Sekolah/Madrasah

Pengumuman hasil akreditasi sekolah/madrasah dilakukan baik oleh BAP-S/M


maupun BAN-S/M.

1. Pengumuman Hasil Akreditasi oleh BAP-S/M

Setelah melaksanakan seluruh proses akreditasi sekolah/madrasah, BAP-S/M


wajib mengumumkan hasil akreditasi paling lambat 30 hari setelah rapat pleno

hal. 226
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
penetapan hasil dan peringkat akreditasi sekolah/madrasah yang dihadiri oleh
anggota BAN-S/M.

2. Pengumuman Hasil Akreditasi oleh BAN-S/M

Sesuai Permendiknas Nomor 29 Tahun 2005 Pasal 7 ayat (2) huruf (f) BAN-S/M
mempunyai fungsi mengumumkan hasil akreditasi sekolah/madrasah secara
nasional. Pengumuman hasil akreditasi sekolah/madrasah ini dipublikasikan
melalui website dengan alamat situs http://www.ban-sm.or.id yang dapat
diakses oleh masyarakat luas termasuk sekolah/madrasah. Pengumuman
melalui website ditujukan dalam rangka melaksanakan layanan publik dalam
bidang informasi akreditasi sekolah/madrasah.

Pengumuman hasil akreditasi sekolah/madrasah meliputi profil nama sekolah/


madrasah, alamat sekolah/madrasah, nilai komponen, nilai akhir akreditasi,
dan peringkat akreditasi, termasuk berbagai data tambahan esensial lainnya.
Berdasarkan profil sekolah/madrasah tersebut, selanjutnya akan dapat dikaji
profil pendidikan daerah tertentu maupun profil pendidikan secara nasional.
Berikut ditunjukkan tampilan website seperti nampak pada Gambar 5.1 tentang
tampilan halaman depan website ban-sm.or.id; Gambar 5.2 tentang tampilan
halaman hasil akreditasi pada tingkat provinsi; dan Gambar 5.3 tentang
tampilan detail hasil akreditasi suatu sekolah/madrasah.

hal. 227
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Gambar 5.1: Tampilan halaman depan website ban-sm.or.id

hal. 228
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Gambar 5.2: Tampilan halaman hasil akreditasi pada tingkat provinsi

hal. 229
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Gambar 5.3: Tampilan detail hasil akreditasi suatu sekolah/madrasah

hal. 230
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Proses penyusunan rekomendasi dapat dilakukan melalui dua cara yaitu teknik
problem solving (pemecahan masalah), dan gap analysis (analisis kesenjangan).
Terkait rekomendasi ini BAP-S/M dapat memilih salah satu dari kedua teknik
tersebut.

A. Teknik Pemecahan Masalah

1. Langkah-langkah Penyusunan Rekomendasi

Tahapan penyusunan rekomendasi menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.

(a) Buatlah rekapitulasi tabel distribusi frekuensi berdasarkan pilihan jawaban


dari butir-butir item instrumen akreditasi.

(b) Mengacu pada tabel frekuensi di atas, lakukanlah identifikasi setiap opsi
jawaban dari setiap butir instrumen sesuai masing-masing komponen standar
yang mengandung masalah, kemudian gunakan Instrumen Akreditasi dengan
Petunjuk Teknisnya untuk merumuskan masalah yang telah diidentifikasi dari
tabel frekuensi di atas.

(c) Berikanlah analisis terhadap masalah-masalah yang telah dirumuskan tersebut.

(d) Atas dasar analisis tersebut, susunlah rekomendasi sebagai solusi untuk tindak
lanjut yang dapat dijadikan masukan berharga bagi pemangku kepentingan
dalam menyusun kebijakan untuk memperbaiki kualitas pendidikan pada satuan
pendidikan yang telah diakreditasi.

2. Contoh-contoh Cara Penyusunan Rekomendasi

Untuk lebih memahami bagaimana cara menyusun rekomendasi, berikut


diberikan beberapa contoh rekomendasi dari tiga provinsi, yaitu: Banten, NTB,
dan Riau.

Contoh (1):

Nama Provinsi : Banten


Satuan Pendidikan : SMA
Komponen : Standard Isi
Pelaksanaan Akreditasi : Tahun 2008

hal. 231
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Langkah 1: Penyusunan tabel rekapitulasi distribusi frekuensi

Tabel 6.1: Rekapitulasi Distribusi Frekuensi Standard Isi

Persentase opsi jawaban


No
Butir A B C D E
1 35,71% 45,24% 9,52% 9,52% 0,00%
2 50,00% 19,05% 16,67% 7,14% 7,14%
3 30,95% 30,95% 28,57% 4,76% 4,76%
4 30,95% 26,19% 35,71% 2,38% 4,76%
5 9,52% 26,19% 33,33% 23,81% 7,14%
6 64,29% 16,67% 9,52% 7,14% 2,38%
7 73,81% 16,67% 7,14% 2,38% 0,00%
8 69,05% 21,43% 7,14% 2,38% 0,00%
9 28,57% 38,10% 23,81% 9,52% 0,00%
10 26,19% 40,48% 21,43% 11,90% 0,00%
11 54,76% 7,14% 16,67% 2,38% 19,05%
12 35,71% 30,95% 11,90% 9,52% 11,90%
13 73,81% 16,67% 7,14% 2,38% 0,00%
14 61,90% 16,67% 9,52% 7,14% 4,76%
15 95,24% 2,38% 2,38% 0,00% 0,00%

Langkah 2: Identifikasi dan rumusan masalah pokok

Berdasarkan tabel frekuensi butir-butir instrumen untuk setiap komponen,


masalah-masalah pokok yang dapat didentifikasi tercantum dalam butir-butir
nomor: 2, 5, 11, dan 12.

Merujuk pada Instrumen Akreditasi dan Petunjuk Teknis, masalah-masalah yang


terjadi dapat dirumuskan sebagai berikut.

(a) Belum seluruh SMA di Banten mengembangkan kurikulum bersama-sama


pihak terkait dan masih cukup besar jumlah sekolah yang belum
mengikutsertakan seluruh guru mata pelajaran, guru bimbingan konseling,
dan komite sekolah/madrasah atau penyelenggara lembaga pendidikan.
(b) Dalam proses penyusunan kurikulum muatan lokal, seluruh unsur penting
seperti: guru, komite sekolah/madrasah atau penyelenggara lembaga
pendidikan, dinas pendidikan, dan instansi terkait di daerah tidak dilibatkan
bahkan sebagian besar sekolah hanya melibatkan guru saja.

hal. 232
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
(c) Masih cukup banyak sekolah memiliki dokumen KTSP yang tidak disahkan
oleh dinas pendidikan.
(d) Masih cukup besar persentase sekolah yang dalam proses penyusunan
silabus mata pelajaran tidak dikembangkan oleh guru secara mandiri.

Langkah 3: Analisis masalah

Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah-masalah pokok di atas ternyata,


SMA di Banten menghadapi berbagai masalah dalam kaitannya dengan
penyusunan KTSP, mulai pelibatan berbagai pihak dalam proses penyusunan
KTSP, pelibatan berbagai pihak dalam penyusunan kurikulum muatan lokal,
pengesahan dokumen KTSP, hingga langkah-langkah penyusunan silabus mata
pelajaran. Keseluruhan aspek-aspek penting di atas belum dilaksanakan dengan
optimal, karena masih cukup besar jumlah sekolah yang belum sepenuhnya
berpegang teguh kepada standar penyusunan KTSP seperti yang dicantumkan
dalam Panduan Penyusunan KTSP.

Langkah 4: Rekomendasi

Pemantauan, pembinaan, review, dan evaluasi yang terus menerus terhadap


seluruh sekolah/madrasah di Banten perlu dilakukan sebagai upaya pengendalian
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan kurikulum pada tingkat
satuan pendidikan tidak hanya untuk menghasilkan dokumen KTSP yang
berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan, tetapi juga berkualitas dan dapat
dipertanggungjawabkan dalam proses implementasinya.

Contoh (2):

Nama Provinsi : NTB


Satuan Pendidikan : SMA
Komponen : Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Akreditasi dilaksanakan : Tahun 2008

hal. 233
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Langkah 1: Penyusunan tabel rekapitulasi distribusi frekuensi

Tabel 6.2: Rekapitulasi Distribusi Frekuensi Standar Pendidik


dan Tenaga Kependidikan

Persentase opsi jawaban


No
Butir A B C D E
51 93,75% 0,00% 0,00% 0,00% 6,25%
52 62,50% 31,25% 0,00% 0,00% 6,25%
53 87,50% 6,25% 0,00% 0,00% 6,25%
54 37,50% 56,25% 0,00% 0,00% 6,25%
55 93,75% 0,00% 0,00% 0,00% 6,25%
56 43,75% 43,75% 6,25% 0,00% 6,25%
57 0,00% 56,25% 31,25% 6,25% 6,25%
58 75,00% 18,75% 0,00% 0,00% 6,25%
59 81,25% 6,25% 6,25% 0,00% 6,25%
60 93,75% 0,00% 0,00% 0,00% 6,25%
61 18,75% 37,50% 18,75% 18,75% 6,25%
62 6,25% 25,00% 18,75% 18,75% 31,25%
63 6,25% 31,25% 18,75% 25,00% 18,75%
64 87,50% 0,00% 6,25% 0,00% 6,25%
65 12,50% 18,75% 18,75% 31,25% 18,75%
66 18,75% 0,00% 12,50% 25,00% 43,75%
67 12,50% 6,25% 6,25% 25,00% 50,00%
68 6,25% 6,25% 18,75% 0,00% 68,75%
69 0,00% 0,00% 18,75% 12,50% 68,75%
70 12,50% 25,00% 18,75% 37,50% 6,25%

Langkah 2: Identifikasi dan rumusan masalah

Dengan merujuk kepada tabel distribusi frekuensi, ternyata terdapat sejumlah


butir yang memunculkan berbagai masalah penting yaitu butir nomor: 62, 63, 65,
66, 67, 68, dan 69. Secara rinci masalah-masalah tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut.
(a) Terdapat sejumlah kepala sekolah SMA di NTB yang belum memiliki
kemampuan kewirausahaan.
(b) Terdapat sejumlah kepala sekolah SMA di NTB yang belum melakukan
supervisi dan monitoring secara terencana dalam RKAS.

hal. 234
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
(c) Sebagian besar SMA di NTB, tidak memiliki tenaga administrasi yang sesuai
dengan latar belakang pendidikan.
(d) Hanya sebagian kecil SMA di NTB yang memiliki, tenaga perpustakaan yang
memenuhi persyaratan minimum dan memiliki kualifikasi yang sesuai
dengan tugasnya
(e) Hanya sebagian kecil SMA di NTB yang memiliki, tenaga laboran yang
memenuhi persyaratan minimum dan memiliki kualifikasi yang sesuai
dengan tugasnya

Langkah 3: Analisis masalah

Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah tersebut, ternyata pada SMA di


NTB, masih banyak kepala sekolah yang tidak memiliki kemampuan
kewirausahaan. Masalah lain yang dihadapi kepala sekolah adalah kesulitan
dalam merancang dan melaksanakan superivisi dan monitoring secara terencana,
sistematik, dan teratur terhadap para guru dalam upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah masing-masing. Begitu juga, masih banyak sekolah
yang kesulitan mendapatkan tenaga administrasi, perpustakaan, dan laboran
yang sesuai dengan kualifikasi pendidikan yang dipersyaratkan.

Langkah 4: Rekomendasi

(a) Melaksanakan program pengembangan kemampuan kewirausahaan kepala


sekolah, sehingga setiap kepala sekolah memiliki naluri kewirausahaan
dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sebagai sumber belajar siswa.
(b) Melaksanakan program pengembangan kemampuan kepala sekolah yang
mencakup kemampuan supervisi dan monitoring sehingga mempunyai
kemampuan dalam merancang dan melaksanakan superivisi dan monitoring
secara terencana dan sistematik.
(c) Memberikan kesempatan kepada staf administrasi, tenaga pustakawan dan
laboran untuk studi lanjut guna memenuhi persyaratan kualifikasi minimal
dan memenuhi kesesuaian antara kualifikasi pendidikan dan tugas yang
diberikan sehingga mismatch dikalangan staf non-guru dapat diatasi.

Contoh (3):
Nama Provinsi : Riau
Satuan Pendidikan : SMA
Komponen : Sarana dan Prasarana
Akreditasi dilaksanakan : Tahun 2008

hal. 235
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Langkah 1: Penyusunan tabel rekapitulasi distribusi frekuensi

Tabel 6.3: Rekapitulasi Distribusi Frekuensi Sarana dan Prasarana

Persentase opsi jawaban


No
Butir A B C D E
71 61,54% 28,21% 7,69% 2,56% 0,00%
72 69,23% 23,08% 5,13% 0,00% 2,56%
73 64,10% 30,77% 0,00% 5,13% 0,00%
74 84,62% 2,56% 5,13% 0,00% 7,69%
75 61,54% 25,64% 10,26% 0,00% 2,56%
76 25,64% 66,67% 7,69% 0,00% 0,00%
77 46,15% 33,33% 12,82% 5,13% 2,56%
78 89,74% 0,00% 5,13% 5,13% 0,00%
79 51,28% 15,38% 7,69% 2,56% 23,08%
80 51,28% 20,51% 2,56% 7,69% 17,95%
81 58,97% 12,82% 20,51% 7,69% 0,00%
82 12,82% 33,33% 30,77% 20,51% 2,56%
83 28,21% 17,95% 20,51% 25,64% 7,69%
84 30,77% 10,26% 23,08% 15,38% 20,51%
85 7,69% 17,95% 17,95% 12,82% 43,59%
86 10,26% 10,26% 17,95% 12,82% 48,72%
87 12,82% 5,13% 10,26% 12,82% 58,97%
88 20,51% 7,69% 15,38% 20,51% 35,90%
89 12,82% 12,82% 0,00% 10,26% 64,10%
90 58,97% 12,82% 5,13% 15,38% 7,69%
91 38,46% 15,38% 23,08% 20,51% 2,56%
92 30,77% 12,82% 28,21% 15,38% 12,82%
93 25,64% 10,26% 0,00% 20,51% 43,59%
94 17,95% 12,82% 5,13% 23,08% 41,03%
95 15,38% 2,56% 17,95% 25,64% 38,46%
96 20,51% 10,26% 10,26% 30,77% 28,21%
97 43,59% 23,08% 12,82% 20,51% 0,00%
98 10,26% 17,95% 12,82% 25,64% 33,33%
99 41,03% 10,26% 10,26% 5,13% 33,33%
100 48,72% 15,38% 20,51% 12,82% 2,56%

hal. 236
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Langkah 2: Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan tabel frekuensi yang telah disusun ditemukan sejumlah butir yang
memunculkan berbagai permasalahan pokok yang perlu dicari solusinya yaitu
butir nomor: 79, 84, 85, 86.87, 88, 89, 93, 94, 95, dan 96. Permasalahan
tersebut secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut.
(a) Masih banyak sekolah yang tidak memiliki instalasi listrik dengan daya
minimum 1300 watt.
(b) Masih banyak sekolah yang memiliki perpustakaan tapi belum secara
lengkap memenuhi persyaratan sesuai ketentuan.
(c) Masih banyak sekolah yang memiliki laboratorium (biologi, fisika, kimia,
bahasa dan komputer) tetapi belum secara penuh memenuhi ketentuan.
(d) Masih banyak sekolah yang tidak memiliki laboratorium fisika, kimia, dan
bahasa.
(e) Masih banyak sekolah yang memiliki ruang tata usaha tidak sesuai
ketentuan
(f) Masih banyak sekolah yang memiliki tempat ibadah, ruang konseling,
kesehatan sekolah, organisasi kesiswaan, yang belum memenuhi
persyaratan sesuai ketentuan.

Langkah 3: Analisis masalah

Merujuk kepada fakta yang diungkap dalam permasalahan di atas, ternyata di


Riau, masih banyak SMA yang belum memiliki instalasi listrik dengan daya
minimum 1300. Masih banyak SMA yang belum memiliki sarana dan prasarana
yang sesuai ketentuan untuk menunjang proses pembelajaran yang berkualitas.
Sarana tersebut seperti perpustakaan, laboratorium, ruang tata usaha, tempat
ibadah, ruang konseling, dan UKS. Sulit dibayangkan sebuah SMA yang tidak
memiliki sama sekali laboratorium Fisika, laboratorium Kimia dan laboratorium
Bahasa, bagiamana proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik tanpa
dukungan sarana yang begitu penting itu.

Langkah 4: Rekomendasi

(a) Mengalokasikan dana yang memadai untuk membangun dan atau


melengkapi sarana prasarana utama untuk mendukung proses pembelajaran
yang baik dan berkualitas seperti instalasi listrik, perpustakaan, dan
berbagai jenis laboratorium tempat praktikum siswa.

hal. 237
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
(b) Membangun/menyediakan/melengkapi ruang tata usaha, sehingga motivasi
tata usaha untuk bekerja dengan baik tetap terjaga.
(c) Membangun/memperbaiki/melengkapi sarana pendukung lainnya seperti
tempat ibadah, ruang kesehatan, ruang konseling, ruang organisasi
kesiswaan tempat siswa mengatur dan merencanakan, untuk berkreasi, dan
mengembangkan minat.

B. Teknik Analisis Kesenjangan

Penyusunan rekomendasi dengan teknik analisis kesenjangan merupakan cara untuk


memecahkan masalah dengan membandingkan keadaan saat ini dengan keadaan
yang diinginkan atau diidealkan. Teknik ini dapat digunakan untuk proses perbaikan
suatu kondisi melalui pemahaman keadaan yang terjadi saat ini. Sebagai contoh,
implementasi proses perbaikan mutu sekolah.

Dalam metode ini, terlebih dahulu diperlukan langkah identifikasi kondisi saat ini.
Beberapa perangkat atau alat ukur untuk identifikasi kondisi saat ini dapat digunakan
instrumen akreditasi. Tahap berikutnya, menentukan kondisi yang diinginkan.
Kesenjangan yang terjadi antara kondisi saat ini dengan kondisi yang semestinya
merupakan kesenjangan. Kesenjangan ini merupakan titik awal untuk menyatakan
permasalahan (problem statement) dan mengidentifikasi akar permasalahan (root
cause analysis). Tahap selanjutnya, melakukan rencana perbaikan (improvement
plan), misalnya rencana pengembangan sekolah.

1. Langkah-langkah Penyusunan Rekomendasi

(a) Identifikasi kondisi saat ini


Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi saat ini
adalah:
(1) menggunakan instrumen akreditasi;
(2) membuat tabel frekuensi untuk setiap butir pernyataan untuk
masing-masing komponen atau standar;
(3) menentukan masalah yang muncul; dan
(4) menginventarisir masalah yang ditemukan.

(b) Identifikasi kondisi yang diinginkan


Proses mengidentifikasi kondisi yang diinginkan dapat dilakukan dengan
menggunakan standar mutu yang telah ditentukan

hal. 238
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
(c) Identifikasi kesenjangan
Proses mengidentifikasi kesenjangan dapat dilakukan dengan: (1)
membandingkan kondisi saat ini dengan kondisi yang diinginkan dengan
menggunakan butir pernyataan yang ada dalam instrumen akreditasi, (2)
membandingkan dengan jawaban pernyataan yang paling baik.

(d) Rencana Tindakan atau Rencana Perbaikan


Sesuai butir masalah yang ditemukan, susunlah solusi perbaikan. Solusi
perbaikan dapat berupa perbaikan dari seluruh standar, atau berupa
kegiatan investasi sarana dan prasarana, pelatihan, dan lain-lain.

2. Contoh Cara Penyusunan Rekomendasi

Rekomendasi merupakan pernyataan solusi yang tertuang dalam Rencana Tindakan


yang dapat dirumuskan dalam pernyataan yang bersifat umum, dan dapat digunakan
sebagai tema program kegiatan seperti nampak pada Tabel 6.4.

Contoh:

Nama Provinsi : Sulawesi Tenggara


Satuan Pendidikan : SMA
Komponen : Standar Isi s.d. Standar Penilaian Pendidikan
Akreditasi dilaksanakan : Tahun 2008

Tabel 6.4: Rekomendasi Tindak Lanjut Hasil Akreditasi

Keadaan saat Keadaan Rencana


No. Komponen Kesenjangan
ini diinginkan Tindakan
1 Standar Isi Hanya 35% guru Semua guru Masih terdapat 1. Pelatihan
dilibatkan dalam dilibatkan dalam sekitar 65% guru penyusunan
penyusunan penyusunan yang harus kurikulum bagi
kurikulum kurikulum dalam dilibatkan dalam guru
kurun waktu yang penyusunan 2. Penyusunan
yang tidak lama kurikulum panduan
penyusunan
kurikulum SMA
3. Pelatihan
pengembangan
kurikulum SMA

hal. 239
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Keadaan saat Keadaan Rencana
No. Komponen Kesenjangan
ini diinginkan Tindakan
2 Standar Hanya 6% SMA Semua SMA Masih ada 93% 1. Pelatihan
Proses yang menyusun menyusun silabus, SMA tidak penyusunan
silabus, melaksanakan proses menyusun silabus mata
persyaratan pembelajaran sesuai silabus, pelajaran bagi
pelaksanaan dengan langkah- persyaratan guru-guru
proses langkah pelaksanaan 2. Pelatihan
pembelajaran, pembelajaran, proses strategi
melaksanakan melakukan supervisi, pembelajaran, pelaksanaan
proses proses evaluasi, dan melaksanakan proses
pembelajaran menindaklanjuti hasil proses pembelajaran
sesuai dengan pengawasan pembelajaran di SMA
langkah-langkah sesuai dengan 3. Pelatihan
pembelajaran, langkah-langkah pemantauan,
melakukan pembelajaran, supervisi, dan
pemantauan, melakukan evaluasi
supervisi, proses pemantauan, pelaksanaan
evaluasi, dan supervisi, proses proses
menindaklanjuti evaluasi, dan,
pembelajaran
hasil pengawasan menindaklanjuti
hasil 4. Pelatihan
pengawasan tindak lanjut

3 Standar Tak satu pun SMA Semua SMA Semua SMA 1. Pelatihan teknik
Kompetensi menyediakan menyediakan belum katalog dan
Lulusan kumpulan karya kumpulan karya tulis menyediakan penataan karya
tulis siswa baik siswa baik dari kumpulan karya tulis
dari penugasan penugasan maupun tulis siswa baik 2. Pelatihan
maupun lomba, lomba, laporan hasil dari penugasan teknik
laporan hasil kunjungan karya maupun lomba, pembuatan
kunjungan karya wisata/studi laporan hasil majalah
wisata/studi lapangan, majalah kunjungan karya dinding
lapangan, majalah dinding, dan buletin wisata/studi 3. Pelatihan
dinding, dan siswa internal lapangan, pembuatan
buletin siswa sekolah majalah dinding,
buletin siswa
internal sekolah dan buletin siswa
4 Standar 1. Sebanyak 40% 1. Semua SMA harus 1. Masih ada 1. Pengalokasian
Pendidik dan SMA memiliki memiliki tenaga sekitar 60% formasi PNS
Tendik tenaga perpustakaan dan SMA belum tenaga
laboratorium laboratorium memiliki pustakawan dan
tenaga lab teknisi lab untuk
dan 65% SMA SMA secara
belum bertahap hingga
memiliki terpenuhi semua
tenaga kebutuhan
perpustakan
2. Hanya sekitar 2. Seluruh SMA 2. Masih sekitar 2. Penyediaan
24% SMA memiliki tenaga 76% SMA tenaga
memiliki tenaga perpustakaan belum perpustakaan
perpustakaan memiliki melalui formasi
tenaga PNS
perpustakaan
3. Hanya sekitar 3. Semua kepala 3. Masih 3. Pelatihan
24% kepala sekolah mampu terdapat strategi
sekolah yang mengelola siswa sekitar 76% optimalisasi
mampu dengan 76%- kepala sekolah lulusan bagi
mengelola siswa 100% lulus yang mampu kepala sekolah
dengan 76%- diterima di mengelola
100% lulus perguruan tinggi siswa dengan
diterima di terakreditasi pada 76%-100%
perguruan tinggi dua tahun terakhir lulus diterima
terakreditasi di perguruan
pada dua tahun tinggi
terakhir terakreditasi
pada dua
tahun terakhir

hal. 240
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Keadaan saat Keadaan Rencana
No. Komponen Kesenjangan
ini diinginkan Tindakan
5 Standar 1. Sekitar 30% 1. Semua SMA harus 1. Masih 1. Pengadaan
Sarana dan SMA tidak memiliki terdapat Laboratorium
Prasarana memiliki laboratorium sekitar 70% komputer untuk
laboratorium komputer SMA belum SMA
komputer memiliki
laboratorium
komputer
2. Sebanyak 24% 2. Semua SMA harus 2. Masih 2. Pengadaan
SMA memiliki memiliki terdapat 76% laboratorium
laboratorium laboratorium SMA belum bahasa untuk
bahasa bahasa memiliki SMA
laboratorium
bahasa
3. Hampir 47% 3. Semua SMA 3. Masih 3. Pengadaan
SMA telah memiliki terdapat Perpustakaan
memiliki perpustakaan sekitar 53% untuk SMA
perpustakaan sesuai ketentuan SMA memiliki sesuai ketentuan
sesuai perpustakaan
ketentuan tetapi tidak
sesuai
ketentuan
6 Standar Terdapat sekitar Semua SMA sudah Masih ada Pembangunan
Pengelolaan 24% SMA yang memiliki sistem sekitar 76% SMA sistem informasi
memiliki sistem informasi belum memiliki bagi SMA yang
informasi sistem informasi belum memiliki
sistem informasi
7 Standar 1. Hampir 47% 1. Semua SMA 1. Masih 1. Pemerintah
Pembiayaan SMA melakukan melakukan subsidi terdapat menyediakan
subsidi silang silang untuk sekitar 53% program
untuk membantu siswa SMA yang menggratiskan
membantu kurang mampu belum SPP bagi siswa
siswa kurang melakukan tak mampu
mampu subsidi silang
untuk
membantu
siswa kurang
mampu
2. Terdapat sekitar 2. Semua SMA 2. Masih 2. SMA
35% SMA membelanjakan terdapat menyiapkan
membelanjakan biaya sebanyak sekitar 65% program anak
biaya sebanyak 1%-25% dari SMA belum duafa dari
1%-25% dari anggaran membelanjak zakat
anggaran pengembangan an biaya pendapatan
pengembangan pendidikan dan sebanyak para guru dan
pendidikan dan tenaga 1%-25% dari pendapatan
tenaga kependidikan anggaran sekolah
kependidikan dalam RKAS pengembangan
dalam RKAS pendidikan
dalam RKAS
8 Standar 1. Hanya sekitar 1. Semua SMA 1. Masih sekitar 1. Program
Penilaian 18% SMA yang melaksanakan 82% SMA Peningkatan
menyelenggara ujian sekolah dan belum mutu guru dan
Pendidikan
kan ujian menentukan melakukan kepala sekolah
sekolah dan kelulusan siswa ujian sekolah berstrata dan
menentukan lebih tinggi dari dan non strata
kelulusan siswa 1,1 atau lebih di menentukan
lebih tinggi dari atas kriteria yang kelulusan
1,1 atau lebih berlaku siswa lebih
di atas kriteria tinggi dari
yang berlaku 1,1 atau
lebih di atas
kriteria yang
berlaku

hal. 241
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Keadaan saat Keadaan Rencana
No. Komponen Kesenjangan
ini diinginkan Tindakan
2. Terdapat 2. Semua SMA 2. Masih sekitar 2. Program
sekitar 12% melaporkan 88% SMA Peningkatan
SMA yang pencapaian hasil belum kualitas lulusan
melaporkan belajar tingkat melaporkan SMP
pencapaian satuan pencapaian
hasil belajar pendidikan hasil belajar
tingkat satuan kepada Diknas kepada
pendidikan Kab/Kota lebih Diknas
kepada Diknas dari satu Kab/Kota
Kab/Kota lebih semester lebih dari
dari satu satu
semester semester
3. Terdapat sekitar 3. Semua guru 3. Masih ada 3. Penyiapan
12% guru yang memanfaatkan sekitar 88% aturan yang
memanfaatkan hasil penilaian guru yang mengingat untuk
hasil penilaian untuk perbaikan belum penyampaian
untuk perbaikan pembelajaran memanfaatkan laporan
pembelajaran hasil penilaian pencapaian hasil
untuk belajar
perbaikan
pembelajaran

Rekomendasi:
1. Degree dan non-degree training bagi guru-guru secara bertahap.
2. Pelatihan manajemen sekolah untuk para kepala sekolah.
3. Pengadaan sarana perpustakaan yang dilengkapi dengan sistem teknologi,
informasi, dan komunikasi (TIK).
4. Penyediaan formasi PNS tenaga pustakawan.
5. Penyediaan formasi PNS tenaga teknisi TIK.
6. Pengadaan laboratorium bahasa beserta peralatannya.
7. Penyediaan formasi PNS tenaga pengelola laboratorium bahasa.
8. Pengadaan laboratorium IPA beserta peralatannya.
9. Penyediaan formasi PNS teknisi laboratorium.
10. Pelatihan peningkatan mutu pembelajaran bagi guru-guru SMA.
11. Pelatihan penelitian tindakan kelas (PTK) bagi guru-guru.
12. Magang guru-guru ke sekolah yang sudah mapan.

hal. 242
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
A. Klarifikasi

Sekolah/Madrasah dapat meminta penjelasan tentang hasil akreditasi yang diperoleh


kepada BAP-S/M. BAP-S/M berkewajiban melakukan klarifikasi atas permintaan
sekolah/madrasah yang merasa berkeberatan terhadap proses dan hasil akreditasi.

B. Pengaduan

Apabila sekolah/madrasah tidak puas terhadap klarifikasi yang diberikan oleh BAP-
S/M atas proses dan hasil akreditasi, maka sekolah/madrasah dapat menyampaikan
keberatan melalui mekanisme pengaduan sebagai berikut.

a. Permasalahan yang diadukan disertai dengan bukti-bukti yang lengkap.

b. Pengaduan disampaikan secara tertulis kepada BAP-S/M.

c. Waktu pengajuan keberatan terhadap proses dan/atau hasil akreditasi sekolah/


madrasah selambat-lambatnya 14 hari kerja setelah pengumuman hasil
akreditasi diterima oleh sekolah/madrasah yang bersangkutan.

BAP-S/M melakukan tindak lanjut terhadap pengaduan yang disampaikan oleh


sekolah/madrasah atas proses dan hasil akreditasi, dengan langkah-langkah
penyelesaian sebagai berikut.

a. BAP-S/M mempelajari dan meneliti permasalahan yang diadukan oleh sekolah/


madrasah.

b. Apabila permasalahan tersebut hanya terkait kesalahan ketik atau kesalahan


kecil lain yang terjadi tanpa ada unsur kesengajaan, maka dapat dilakukan
pembetulan. Namun, apabila permasalahan tersebut dinilai perlu tindak lanjut,
maka BAP-S/M dapat mengirimkan dua orang asesor, selain asesor yang
ditugaskan pada visitasi pertama. Kedua asesor tersebut melakukan visitasi
ulang. Hasil visitasi ulang diputuskan melalui rapat pleno BAP-S/M.

c. Waktu penanganan kasus aduan oleh BAP-S/M dilakukan selambat-lambatnya


28 hari kerja sejak pengaduan.

Apabila terdapat pengaduan yang bersifat perdata atau pidana dapat diselesaikan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

hal. 243
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah

Anda mungkin juga menyukai