PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan terjadinya banjir dan genangan di wilayah kelurahan
Lapadde kecamatan Ujung kota Parepare?
2. Bagaiman kondisi saluran drainase eksistingnya?
3. Solusi apa yang tepat terhadap hasil evaluasi termasuk alternatif-alternatif
setelah saluran drainase direncanakan agar saluran tersebut mampu
mengalirkan debit hujan dengan baik?
1.4 Tujuan
1. Mengetahui penyebab banjir dan genangan di wilayah kelurahan Lapadde
kecamatan Ujung kota Parepare
2. Menganalisa kondisi saluran drainase eksisting di wilayah kelurahan Lapadde
kecamatan Ujung kota Parepare
3. Mencari alternatif penggulangan genangan dan banjir agar saluran tersebut
mampu mengalirkan debit hujan dengan baik
1.5 Manfaat
1. Mengetahui penyebab banjir dan genangan di kelurahan Lapadde
2. Dapat menganalisa kondisi saluran eksisiting di kelurahan lapadde
3. Didapatkan alternatif penanggulangan banjir dan genangan akibat debit hujan
2
BAB II
DASAR TEORI
a. Stasiun pengamat digambar pada peta, dan ditarik garis hubung masing-
masing stasiun.
b. Garis bagi tegak lurus dari garis hubung tersebut membentuk poligon-poligon
mengelilingi tiap–tiap stasiun, dan hindari bentuk poligon segitiga tumpul.
c. Sisi tiap poligon merupakan batas-batas daerah pengamat yang bersangkutan.
d. Hitung luas tiap poligon yang terdapat di dalam DAS dan luas DAS
seluruhnya dengan planimeter dan luas tiap poligon dinyatakan sebagai
persentase dari luas DAS seluruhnya. Selain itu, menghitung luas juga bisa
menggunakan kertas milimeter blok.
e. Faktor bobot dalam menghitung hujan rata–rata daerah di dapat dengan
mengalikan hujan rata–rata area yang didapat dengan mengalikan presipitasi
3
tiap stasiun pengamat dikalikan dengan persentase luas daerah yang
bersangkutan.
Rumus umum :
R =
A R A R ...................... A R
1 1 2 2 n n
1.1
A A .................... A
1 2 n
Keterangan :
A1, A 2,..... ,An = bagian daerah yang mewakili tiap titik pengamatan (km2)
1. Gumbel
4
1
XT= b + yt …………………………………………………………3.6
a
S Yn . S
a = ;b =X -
Sn Sn
T -1
YT= - ln ( - ln ( )) 3.7
T
dimana :
n
( log xi - log x ) 2
Sd =
i 1 n -1
3.9
n
log xi
log x =
i 1 n
3.10
n
n ( log xi - log x ) 3
i 1
Cs = 3.11
( n - 1 ) ( n - 2 ) Sd 3
5
dimana :
Sd = standar deviasi
( Oi - Ei )
i 1
2
X2 h = 3.12
Ei
dimana :
6
2.1.2 Perhiitungan debit banjir rencana
Perhitungan debit banjir rencana dimaksudkan untuk mengingat adanya
hubungan anttara hujan dan aliran sungai dimana besarnya aliran dalam sungai
ditentukan dari besarnya hujan, intensitas hujan, luas daerah, lama waktu hujan dan
cirri-ciri daerah alirannya. Metode perhitungan untuk menentukan banjir rencana
adalah dengan menggunakan metode Hidrograf satuan sintetik Nakayasu. Ditemukan
oleh Nakayasu (dari Jepang) yang telah menyelidiki hidrograf satuan pada beberapa
sungai di Jepang. Langkah–langkah dan rumus yang digunakan dalam pengerjaan
dengan metode Nakayasu adalah sebagai berikut (Soemarto; 1987) :
Untuk L > 15 km
Tg= 0,4 + 0,058 L 4.2
3. Mencari nilai tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak (Tp)
Tp= Tg + 0,8 Tr (jam) 4.4
4. Mencari waktu yang diperlukan oleh penurunan debit dari debit puncak
sampai menjadi 30 % dari debit puncak (T0,3)
T0,3 = α Tg (jam) 4.5
dimana :
Untuk daerah pengaliran biasa, α = 2.
7
Untuk bagian naik hidrograf yang lambat, bagian menurun yang cepat
(terjadi pada daerah yang sangat landai), α = 1,5.
Untuk bagian naik hidrograf yang sangat cepat, bagian menurun yang
lambat (terjadi pada daerah curam), α = 3.
C A Ro
Qp= ( m 3 / dt ) 4.6
3,6 ( 0,3 Tp T0,3 )
dimana :
1 2,4
Qa= Qp ( ) 4.7
Tp
8
0,32 Qp > Qd
(𝑡−𝑇𝑝)+(0,5.𝑇0,3)
( )
Qd = 0,3Qp 2.𝑇0,3 4.10
R 24 t
RT = ( ) ( )2/3 4.11
t T
Rt = T RT – (T – 1) (RT – 1) 4.12
dimana :
Rc= Rt x Rn 4.13
Rn= C R 4.14
dimana :
C = koefisien pengaliran
9
R = hujan rancangan periode ulang
Dimana:
10
2 1
1
V= R3 S 2
n
Dimana :
V = kecepatan rata-rata (m/dt)
n = koef. Manning
R = jari-jari hidrolik
S = kemiringan dari muka air atau gradient energy dari dasar sluran.
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
12
3.2.2 Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalah data primer dan data skunder. Pada studi ini
lebih banyak mengacu atau dipengaruhi oleh data skunder. Dat tersebut
antara lain sebagai berikut :
1. Data saluran eksisting
13
2. Data curah hujan
14
15
16
17
18
19
3. Data banjir
4. Peta tofografi, antara lain:
Kedalaman saluran yang dianalisa
Kontur tanah
Mengetahui luas daerah DAS
20
1. Analisa data curah hujan selama beberapa tahun dari stasiun pencatat curah
hujan
Data curah hujan 2012-2017 Dihitung menggunakan metode aljabar,
sebagai berikut:
P1 + P2 + P3 + ⋯ + PN
𝑝=
N
𝑝 2012
160 + 323 + 242 + 272 + 125 + 101 + 98 + 22 + 20 + 158 + 105 + 250
=
1
=1871 mm
𝑝 2014
411 + 112 + 142 + 149 + 135 + 207 + 104 + 14 + 0 + 0 + 40 + 397
=
1
=1711 mm
𝑝 2016
156 + 219 + 260 + 228 + 147 + 58 + 125 + 0 + 138 + 223 + 150 + 111
=
1
=1815 mm
21
Data curah hujan maksimum setiap tahun, sebagai berikut:
𝑅 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 29 2/3
I 2012 = ( 𝑡𝑐 )
29
323 29 2/3
= (240)
29
= 11,13 (0,120)2/3
= 11,13 (0,24)
= 2,68 mm/jam
𝑅 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 31 2/3
I 2013 = ( 𝑡𝑐 )
31
456 31 2/3
= (240)
31
= 14,70 (0,13)2/3
= 14,70 (0,26)
= 3,82 mm/jam
22
𝑅 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 31 2/3
I 2014 = ( 𝑡𝑐 )
31
411 31 2/3
= (240)
31
= 13,26 (0,10)2/3
= 13,26 (0,21)
= 2,79mm/jam
𝑅 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 31 2/3
I 2015 = ( 𝑡𝑐 )
31
354 31 2/3
= (360)
31
= 17,88 (0,09)2/3
= 17,88 (0,20)
= 3,58 mm/jam
𝑅 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 31 2/3
I 2016 = ( 𝑡𝑐 )
31
260 31 2/3
= (192)
31
= 8,39 (0,17)2/3
= 8,39 (0,30)
= 2,51 mm/jam
23
𝑅 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 28 2/3
I 2017 = ( 𝑡𝑐 )
28
328 28 2/3
= (192)
28
= 11,71 (0,14)2/3
= 1171 (0,27)
= 3,17 mm/jam
= 0,405 m2
C = 0,70
Cs = 0,80
Q 2012 = Cs . CIA
= 0,608 m3/det
Q 2013 = Cs . CIA
= 0,866 m3/det
24
Q 2014 = Cs . CIA
= 0,633 m3/det
Q 2015 = Cs . CIA
= 0,812 m3/det
Q 2016 = Cs . CIA
= 0,569 m3/det
Q 2017 = Cs . CIA
= 0,719 m3/det
25
Jumlah data (N) =6
Rata-Rata ( x ) = 0,701
Varian ( R ) = 0,866
( 𝑅−𝑥)1/2 ( 0,866−0,701)1/2
Durasi standar (s)= =
( 𝑛−1) ( 6−1)
( 0,165)1/2
=
( 5)
0,406
= 5
= 0,081 m3/det
Qn = x + Kr.S
26
Jumlah data ( N ) = 6
Varian ( R ) = 0,866
(0.112)1/2
= 5
0,844
= 5
= 0,169 m3/det
Dari rumus persamaan dan data variable reduksi guuss dapat di hitung debit
banjir puncak dengan periode ulang 2 dan 5 tahun :
Yn = y+kt.s
Dari data debit banjir tahunan pada data tersebut,di konversi ke bentuk
logaritma ( y = log x )
27
( 𝑙𝑜𝑔 −𝑙𝑜𝑔 𝑥 )3
Koefisien dari varian log x , 6 = (𝑛−1)(𝑛−2)53
(−0,062 −0,701)3
= (6−1)(6−2)0,1693
−0,7633
= (20)0,1693
−0,44
= 0,096
= -4,58
Log XE = log x + k – s
T = 2 tahun
Log X2 = 0,768
X2 = 5,87
28
P T = 5 tahun
X5 = 6,43
-‘/Berdasarkan data diatas terlihat bahwa distribusi log. Normal memiliki nilai
rata-rata presentase dan devisiasi yang lebih kecil. sehingga curah hujan
rencana periode ulang 5 tahun yang digunakan yaitu curah hujan distribusi
log. Normal dengan nilai 0,296 mm/hari.
Perhitungan kapasitas saluran drainase eksisting:
0,9 M
0,6 M
0,45 M
29
0,9+ 0,45
A= x 0,6 = 0,405 𝑚2
2
𝐴
R= 𝑃
0,405
= 1,65
= 0,245
1
V = 𝑛 . 𝑅 2⁄3 . 𝑠 1⁄2
1
= 0,011 . 0,2452⁄3 . 0,00151⁄2
Q=V.A
= 4,36 x 0,405
= 1,766 𝑚3 /det
= 0,076
30
= 2,4 menit
Perhitungan koefisien Cs
2 𝑇𝑐 4,8
Cs = 2 𝑇𝑐+𝑇𝑑 = 4,87 = 0,80
Kesimpulan
Dari penelitian yang kami lakukan pada drainase jalan raya yang bertempat di
jln. Lassiming, penampang drainase tersebut masih memiliki daya tamping yang
cukup untuk debit hujan puncak. Akan tetapi masalah yang menyebabkan air yang
tertampung drainase ini sering terjadi banjir atau naik menggenangi permukaan jalan
adalah adanya beberapa tumpukan sampah yang berada dalam drainase dan juga
terjadinya pendangkalan kedalaman drainase yang di sebabkan oleh adanya tadi
sampah maupun lumpur yang sudah telalu banyak di permukaan drainase namun
belum dilakukan pengerukan.
31