Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

HHD

I. Definisi
Hipertensi Heart Disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk
menyebutkan penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle
hyperthrophy (LVH), aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung
kronis, yang disebabkan karena peningkatan tekanan darah, baik secara langsung
maupun tidak langsung. (Morton, 2012).
Hypertensi Heart Disease adalah penyakit jantung hipertensif ditegakan bila
diketahui ventikel, kiri sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap-tahap,
pertahanan pembuluh perifer dan beban akhir ventrikel kiri. Faktor yang menentukan
hipertensi ventrikel kiri adalah derajat dan lamanya
peningkatan diastol. Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas, fungsi –fungsi
pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertropi
dan terjadinya arterosklerosis coroner (Adnil, 2003).

II. Etiologi
Tekanan darah tinggi meningkatkan beban kerja jantung, dan seiring dengan
berjalannya waktu hal ini dapat menyebabkan penebalan otot jantung. Karena jantung
memompa darah melawan tekanan yang meningkat pada pembuluh darah yang
meningkat, ventrikel kiri membesar dan jumlah darah yang dipompa jantung setiap
menitnya (cardiac output) berkurang. Tanpa terapi, gejala gagal jantung akan makin
terlihat.
Tekanan darah tinggi adalah faktor resiko utama bagi penyakit jantung dan
stroke. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan penyakit jantung iskemik (
menurunnya suplai darah untuk otot jantung sehingga menyebabkan nyeri dada atau
angina dan serangan jantung) dari peningkatan suplai oksigen yang dibutuhkan oleh
otot jantung yang menebal.
Tekanan darah tinggi juga berpenaruh terhadap penebalan dinding pembuluh
darah yang akan mendorong terjadinya aterosklerosis (peningkatan kolesterol yang
akan terakumulasi pada dinding pembuluh darah). Hal ini juga meningkatkan resiko
seangan jantung dan stroke. Penyakit jantung hipertensi adalah penyebab utama
penyakit dan kematian akibat hipertensi (Miller, 2008).

III. Manifestasi Klinis


Pada tahap awal, seperti hipertensi pada urmumnya kebanyakan pasien tidak ada
keluhan. Bila simtomatik, maka binasanya disebabkan oleh:
1. Peninggian tekanan darah itu sendiri. Seperti berdebar-debar, rasa melayang
(dizzy) dan impoten.
2. Penyakit jantung/hipertensi vaskular seperti cepat capek, sesak
napas, sakit dada (iskemia miokard atau diseksi aorta), bengkak kedua
kaki atau perut. Gangguan vaskular lainnya adalah epistaksis, hematuria,
pandangan kabur karena perdarahan retina, transient serebral
ischemic.
3. Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder: polidipsia, poliuria, dan
kelemahan otot pada aldosteronisme primer, peningkatfin BB dengan emosi
yang labil pada sindrom Cushing. Feokromositoma dapat muncul dengan
keluhan episode sakit kepala, palpitasi, banyak keringat dan rasa melayang
saat berdiri (postural dizzy) (Marulam, 2006).

Menurut Alsagaff (2008), manifestasi klinis pada hipertensi dibedakan menjadi dua,
yaitu :
a. Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal
ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri
tidak terukur.
b. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis.
IV. Patofisiologi
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel
kiri yang terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan
pembuluh darah perifer dan beban akhir ventrikel kiri. Faktor yang menentukan
hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan lamanya peningkatan diastole. Pengaruh
beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-adrenal yang meningkat dan
peningkatan aktivasi system renin-angiotensin-aldosteron (RAA) belum diketahui,
mungkin sebagai penunjang saja. Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi
berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi dan terjadinya aterosklerosis primer.
Pada stadium permulaan hipertensi, hipertrofi yang terjadi adalah difus
(konsentrik). Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri meningkat tanpa
perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri. Pada stadium
selanjutnya, karena penyakir berlanjut terus, hipertrofi menjadi tak teratur, dan
akhirnya eksentrik, akibat terbatasnya aliran darah koroner. Khas pada jantung
dengan hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan
volume, oleh karena meningkatnya volume diastolik akhir. Hal ini diperlihatkan
sebagai penurunan secara menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi),
peningkatan tegangan dinding ventrikel pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot
jantung. Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik ventrikel kiri berhubungan erat
bila disertai dengan penyakit jantung koroner.
Walaupun tekanan perfusi koroner meningkat, tahanan pembuluh koroner
juga meningkat. Jadi cadangan aliran darah koroner berkurang. Perubahan-
perubahan hemodinamik sirkulasi koroner pada hipertensi berhubungan erat dengan
derajat hipertrofi otot jantung. Ada 2 faktor utama penyebab penurunan cadangan
aliran darah koroner, yaitu :
a. Penebalan arteriol koroner, yaitu bagian dari hipertrofi umum otot polos
pembuluh darah resistensi arteriol (arteriolar resistance vessels) seluruh badan.
Kemudian terjadi retensi garam dan air yang mengakibatkan berkurangnya
compliance pembuluh-pembuluh ini dan mengakibatkan tahanan perifer;
b. Hipertrofi yang meningkat mengakibatkan kurangnya kepadatan kepiler per unit
otot jantung bila timbul hipertrofi eksentrik. Peningkatan jarak difusi antara
kapiler dan serat otot yang hipertrofik menjadi factor utama pada stadium lanjut
dari gambaran hemodinamik ini.
Jadi, faktor koroner pada hipertensi berkembang menjadi akibat penyakit, meskipun
tampak sebagai penyebab patologis yang utama dari gangguan aktifitas mekanik
ventrikel kiri. (Chang, 2009).
V. Gambar

Genetik Respon neurologi terhdp


stress

Kurang terpajang
Stress lingkungan informasi

Insulin
Kebiasaan hidup Obesitas meningkat Kurang
pengetahuan

Merokok, alkohol, Hipertensi primer


konsumsi garam ANSIETAS
berlebihan

Elastisitas dinding aorta Hipertrofi ventrikel kiri


menurun, katub jantung
menebal dan kaku,
kemampuan memompa Terbatasnya aliran darah
Usia lanjut darah menurun, koroner
hilangnya elastisitas
pembuluh darah,
meningkatnya resistensi Iskemia miokard
pembuluh darah perifer.

PENURUNAN CURAH
Saraf stroke, Hipertensi JANTUNG
ensephalitis, SGB sekunder

Ginjal: glomurulonefritis, Kurangnya suplai oksigen


Peningkatan ke jaringan
piolenefritis, nekrosis
vaskuler serebral
tubular akut, tumor

Kelemahan umum
Vaskular: arteroklerosis, NYERI
hiperplasia, trombosis,
aneurisma, emboli INTOLERANSI
kolesterol, vaskulitis Suplai darah ke
AKTIVITAS
otak menurun

Kelainan, DM,
hipertiroidisme, RESIKO KETIDAKEFEKTIFAN
hipotiroidisme PERFUSI JARINGAN OTAK
VI. Penatalaksanaan
Pengobatan pasien dengan penyakit jantung hipertensi terbagi dalam dua
kategori pengobatan dan pencegahan tekanan darah yang tinggi dan pengobatan
penyakit jantung hipertensi. Tekanan darah ideal adalah kurang dari 140/90 pada
pasien tanpa penyakit diabetes dan penyakit ginjal kronik dan kurang dari 130/90
pada pasien dengan penyakit diatas. Berbagai macam strategi pengobatan penyakit
jantung hipertensi menurut Oman (2008), yaitu :
a. Pengaturan Diet
Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan atau dengan
obat-obatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan bisa memperbaiki
keadaan LVH. Beberapa diet yang dianjurkan, yaitu :
1) Rendah garam,beberapa studi menunjukan bahwa diet rendah garam dapat
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.Dengan pengurangan
komsumsi garam dapat mengurangi stimulasi system renin-angiotensin
sehingga sangat berpotensi sebagai anti hipertensi.Jumlah intake sodium
yang dianjurkan 50–100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.
2) Diet tinggi potassium,dapat menurunkan tekanan darah tapi mekanismenya
belum jelas.Pemberian Potassium secara intravena dapat menyebabkan
vasodilatasi,yang dipercaya dimediasi oleh nitric oxide pada dinding
vascular.
3) Diet kaya buah dan sayur.
4) Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
5) Tidak mengkomsumsi Alkohol.
b. Olahraga Teratur
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah dan dapat memperbaiki keadaan jantung. Olaharaga
isotonik dapat juga bisa meningkatkan fungsi endotel, vasodilatasi perifer, dan
mengurangi katekolamin plasma. Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-
4 kali dalam satu minggu sangat dinjurkan untuk menurunkan tekanan darah.
c. Penurunan Berat Badan
Pada beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian
hipertensi dan LVH. Jadi penurunan berat badan adalah hal yang sangat efektif
untuk menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan (1kg/minggu) sangat
dianjurkan. Penurunan berat badan dengan menggunakan obat-obatan perlu
menjadi perhatian khusus karena umumnya obat penurun berat badan yang
terjual bebas mengandung simpatomimetik, sehingga dapat meningkatan
tekanan darah, memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan terjainya
eksaserbasi aritmia. Menghindari obat-obatan seperti NSAIDs, simpatomimetik,
dan MAO yang dapat meningkatkan tekanan darah atau menggunakannya
dengan obat antihipertensi.
d. Farmakoterapi
Pengobatan hipertensi atau penyakit jantung hipertensi dapat menggunakan
berbagai kelompok obat antihipertensi seperti thiazide, beta-blocker dan
kombinasi alpha dan beta blocker, calcium channel blockers, ACE inhibitor,
angiotensin receptor blocker dan vasodilator seperti hydralazine. Hampir pada
semua pasien memerlukan dua atau lebih obat antihipertensi untuk mencapai
tekanan darah yang diinginkan.

VII. Pemeriksaan Diagnostik


Menurut Somantri (2008), pemeriksaan penunjang untuk pasien Hipertensi Heart
Disease (HHD), yaitu :
a. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.
b. Pemeriksaan retina.
c. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan
jantung.
d. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri.
e. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa.
f. Pemeriksaan; renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan
fungsi.
g. Ginjal terpisah dan penentuan kadar urin.
h. Foto dada dan CT scan

VIII. Asuhan Keperawatan


a. Data fokus pengkajian
Adapun pengkajian pada pasien hipertensi menurut Doengoes, et al (2001)
adalah:
1. Aktivitas istirahat
Gejala
 Kelelahan umum, kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup
Tanda :
 Frekuensi jantung meningkat
 Perubahan trauma jantung (takipnea)

2. Sirkulasi
Gejala
 Riwayat hipertensi ateros klerosis, penyakit jantung koroner / katup
dan penyakit screbiovakuolar, episode palpitasi, perpirasi.
Tanda
 Kenaikan TD (pengukuran serial dan kenaikan TD diperlukan untuk
menaikkan diagnosis
 Hipotensi postural (mungkin berhubungan dengan regimen otak)
 Nada denyutan jelas dari karotis, juguralis, radialis
 Denyut apical : Pm, kemungkinan bergeser dan sangat kuat
 Frekuensi/irama : Tarikardia berbagai distrimia
 Bunyi, jantung terdengar S2 pada dasar S3 (CHF dini) S4 (pengerasan
vertikel kiri / hipertrofi vertical kiri).

3. Integritas ego
Gejala
 Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi eufuria atau jarah
kronis (dapat mengidentifikasi kerusakan serebral ) faktor-faktor
inulhfel, hubungan keuangan yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda
 Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontiniu perhatian,
tangisan yang meledak, gerak tangan empeti otot muka tegang
(khususnya sekitar mata) gerakkan fisik cepat, pernafasan mengelam
peningkatan pola bicara.

4. Eliminasi
Gejala
 Gangguan ginjal sakit ini atau yang lalu

5. Makanan/Cairan
Gejala
 Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam,
tinggi lemak, tinggi kolestrol, mual, muntah, perubahan berat badan
(meningkatkan/menurun) riwayat pengguna diuretik.
Tanda
 Berat badan normal atau obesitas
 Adanya edema (mungkin umum atau tertentu)
 Kongestiva
 Glikosuria (hampir 10% hipertensi adalah diabetik).

6. Neurosensori
Gejala
 Keluhan pening/pusing
 Berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan
menghilang secara spontan setelah beberapa jam)
 Episode kebas dan kelemahan pada satu sisi tubuh
 Gangguan penglihatan
 Episode epistaksis
Tanda
 Status mental perubahan keterjagaan orientasi, pola isi bicara, efek,
proses fikir atau memori.

7. Nyeri/Ketidak nyamanan
Gejala
 Angma (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung)
 Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikasi
 Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya
 Nyeri abdomen / massa

8. Pernapasan
Gejala
 Dispenea yang berkaitan dengan aktivitas kerja
 Riwayat merokok, batuk dengan / tanpa seputum
Tanda
 Distres respirasi
 Bunyi nafas tambahan
 Sianosis

9. Keamanan
Gejala
 Gangguan koordinas / cara berjalan
 Hipotesia pastural
Tanda
 Frekuensi jantung meningkat
 Perubahan trauma jantung (takipnea)

10. Pembelajaran/Penyebab
Gejala
 Faktor resiko keluarga : hipertensi, aterosporosis, penyakit jantung,
DM

b. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 Ds: Genetik Penurunan
- Pasien ↓ curah jantung
mengatakan Respon neurologi terhadap
merasa pusing. stress
- Pasien ↓
mengatakan Hipertensi primer
merasa ↓
kelelahan. Hipertrofi ventrikel kiri
- Klien ↓
mengatakan Terbatasnya aliran darah
kesulitan koroner
bernafas ↓
Do: Iskemia miokard
- Pasien tampak ↓
lemah Penurunan curah jantung
- Pada abdomen
adanya edema
- Turgor kulit
buruk
- Tanda-tanda
vital
TD: 140/90
N: 90x
S: 36,7
RR: 28x
2 Ds: Hipertensi Primer Resiko
- Pasien ↑ ketidakefektifan
mengatakan Hipertensi sekunder perfusi jaringan
merasa pusing. ↓ otak
Do: Peningkatan vaskuler serebral
- Tanda-tanda ↓
vital Nyeri
TD: 140/90 ↓
N: 90x Suplai darah ke otak menurun
S: 36,7 ↓
RR: 28x Resiko ketidakefektifan
perfusi jaringan otak
3 Ds: Kurang terpajan informasi Kurang
- Pasien ↓ pengetahuan
mengatakan Kurang pengetahuan
belum tahu
cara perawatan
terhadap
penyakitnya
Do:
- Pasien
bertanya cara
perawatan
terhadap
penyakitnya

c. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload, vasokontriksi,
iskemia miokard, hipertropi ventricular
2. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b.d hipertensi
3. Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses
penyakit
d. Intervensi Keperawatan
N Dx Perencanaan
o Keperawata Tujuan Intervensi Rasional
n
1 Penurunan Tupan: 1. Monitor 1. Agar tanda-
curah Penurunan tanda- tanda vital
jantung b.d curah jantung tanda vital pasien
peningkatan teratasi terpantau
afterload, Tupen: 2. Catat 2. Agar tidak
vasokontriksi Setelah adanya terjadi
, iskemia dilakukan tanda dan penurunan
miokard, tindakan gejala cardiac
hipertropi keperawatan penurunan output yang
ventricular selam 3 x 24 cardiac lebih parah
jam penurunan putput
curah jantung 3. Agar status
3. Monitor
teratasi cairan
balance
dengan pasien
cairan
kriteria hasil: terpantau
- TTV
dalam
rentan
g
normal
- Tidak
ada
edema
paru,
perifer,
tidak
ada
asites
2 Resiko Tupan: 1. Monitor 1. Agar tanda-
ketidakefekti Keefektifan tanda- tanda vital
fan perfusi perfusi tanda vital pasien
jaringan otak jaringan terkontrol
b.d hipertensi Tupen: 2. Dapat
Setelah mengurangi
dilakukan kerusakan
tidakan 2. Pantau dan otak lebih
keperawatan catat status lanjut
selama 3 x 24 neurologis
jam, dan 3. Menurunka
diharapkan bandingka n tekanan
suplai aliran n dengan arteri
darah ke otak keadaan dengan
lancar dengan normalnya meningkatk
kriteria hasil: 3. Tinggikan an drainase
- Tidak posisi dan
ada kepala 30- meningkatk
keluha 45 derajat an sirkulasi
n nyeri dalam atau perfusi
kepala posisi cerebral.
- TTV anatomis
4. Menurunka
dalam 4. Kolaborasi
n hipoksia
batas dalam
yang dapat
normal pemberian
menyebabka
oksigen
n
sesuai
vasodilatasi
indikasi
cerebral dan
tekanan
meningkat
atau
terbentukny
a edema
3 Kurangnya Tupan: 1. Kaji 1. Untuk
pengetahuan Pengetahuan tingkat mengetahu
b.d pasien penegetah tingkat
kurangnya bertambah uan pasien pengetahuan
informasi Tupen: pasien
tentang Setelah 2. Berikan 2. Agar
proses dilakukan penkes pasieen
penyakit tindakan mengenai mengetahui
keperawatan hipertensi tentang
selama 3 x 24 hipertensi
jam 3. Jelaskan 3. Agar pasien
pengetahuan mengenai tahu
pasien penyebab penyebab
bertambah dari dari
dengan hipertensi hipertensi
kriteria hasil: 4. Agar pasien
4. Jelaskan
- Pasien tahu
cara
dapat perawatan
perawatan
menget hipertensi
hipertensi
ahui
penyeb
ab dari
penyeb
ab dari
penyak
itnya
- Pasien
dapat
menget
ahui
cara
perawa
tan
terhada
p
penyak
itnya

IX. Daftar Pustaka

Morton,et al. (2012). Volume 1 Keperawatan kritis pendekatan asuhan holistik


Jakarta: kedokteran EGC

Adnil Basha.2003.Penyakit Jantung Hipertensif.Buku Ajar Kardiologi.Balai


Penerbit:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Marulam M. Panggabean; Penyakit Jantung Hipertensi; Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam Jilid III Edisi Keempat; Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2006

Miller. Hypertensive heart disease-treatment. (Serial Online: Desember 2008)

Alsagaff, H dan Mukty, 2008. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru.Jakarta: Airlangga


University Perss
MAKALAH LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.D

DENGAN HHD

FRESIA II

Disusun Oleh

KELOMPOK 1

FRESIA II

PROGRAM PROFESI NERS

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG

2017
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK

FRESIA 11

1. Ikhsannudin Yadi Guntara


2. Revi Suhaya
3. Meiga Murti
4. Fikri
5. Desy Wulandari
6. Landyos Ozazi
7. Dian Rahaeni

Anda mungkin juga menyukai