Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 LETAK GEOGRAFIS DESA RAHTAWU


Desa Rahtawu terletak di Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah dan
berada pada ketinggian ± 1.627 m dari permukaan air laut. Di desa ini terdapat gunung yang
terkenal dengan sebutan Wukir Rahtawu, gunung ini terletak di sebelah Gunung Muria. Di
kawasan itu juga terdapat mata air sungai yang cukup besar di Kudus, yaitu mata air Kali Gelis.

2.2 DESA RAHTAWU SEBAGAI DESA WISATA


2.2.1 POTENSI ALAM
Desa Wisata Rahtawu terdiri dari sebuah lembah hijau yang dikelilingi dengan
bukit-bukit terjal. Ketika memasuki Desa Wisata Rahtawu anda akan disambut
dengan Gapura ucapan selamat datang. Kemudian berikut juga disambut dengan
pemandangan alam yang cukup indah. Di sebelah kiri jalan terdapat tebing-tebing
yang tinggi dan pada kanan jalan terdapat jurang yang cukup curam dan juga
jajaran pegunungan.

Gambar Gapura Selamat Datang Desa Rahtawu

4
Dengan dukungan letak geografis, desa ini memiliki air bersih yang sangat
melimpah, sehingga banyak manfaat yang didapat. Selain untuk saluran irigasi
yang mengairi sawah desa setempat supaya tanaman-nya tetap bisa subur
sepanjang musim, sumber air tersebut juga dimanfaatkan sebagai tempat wisata
air, antara lain:

 Mata Air Kali Gelis


 Pemandian Alami Kedung Gong

 Air Terjun (Kali Banteng; Mpetung)

Destinasi wisata lain yang ada di Desa Rahtawu yaitu Puncak Songo Likur (Puncak
Gunung Wukir), bagi para pecinta alam (penjelajahan alam, hiking, dll.) dapat
menyusuri jalan setapak menjelajahi medan pegunungan Rahtawu untuk
menaklukkan puncak gunung tersebut.

2.2.2 POTENSI BUDAYA


Selain wisata air, di Desa Rahtawu juga berpotensi sebagai wisata budaya yang
unik yaitu budaya tanah jawa yg teramat kental dan masih berbau mistik. Rahtawu
mempunyai daya tarik tersendiri bagi mereka yang suka melakukan ritual ziarah. Di
kawasan Rahtawu banyak menyimpan petilasan dengan nama-nama tokoh
pewayangan leluhur Pandawa. Sebut saja petilasan Eyang Sakri, Lokajaya, Pandu,
Palasara, Abiyoso. Selain itu di sana juga ada kawasan yang diberi nama Jonggring
Saloka dan Puncak Songolikur. Petilasan pertapaan tersebut diyakini dahulu kala
memang benar-benar merupakan tempat bertapanya “para suci” yang “Eyang” oleh
penduduk. Namun, potensi wisata yang sangat besar di desa Rahtawu tersebut
belum sepenuhnya bisa dimanfaatkan dengan optimal. Terbatasnya dana yang
dimiliki oleh baik pemerintah desa maupun pemerintah kabupaten menjadi
hambatan terbesar. Oleh karena itu dibutuhkan investor yang berasal dari pihak
swasta agar mau menanamkan modal di Rahtawu, khususnya sektor pariwisata.

2.2.3 PRASARANA DAN SARANA

Desa Wisata Rahtawu memiliki beberapa fasilitas dan pelayanan di antaranya;


area parkir kendaraan, mushola, kamar mandi/ toilet, tempat istirahat, rumah
makan, penginapan dan lain-lain.

5
Akses jalan yang sudah beraspal dan cukup mulus, sarana transportasi yang
dapat digunakan untuk berkunjung ke destinasi Desa Wisata Rahtawu yaitu
kendaraan pribadi seperti mobil atau motor pribadi. Akan tetapi jika memakai
kendaraan umum seperti bis umum atau angkutan bisa berhenti di Kecamatan
Gebog, setelah itu melanjutkan perjalanan menggunakan ojek ataupun kendaraan
lainnya, karena jalanan terbilang masih sempit dan sangat berkelok, sehingga untuk
kendaraan besar belum bisa masuk di daerah wisata tersebut.

Dengan kemajuan jaman, untuk menuju Desa Wisata Rahtawu bisa meminta
panduan arah di google maps yang terpasang di smartphone. Akan tetapi tetap ada
permasalahannya yaitu jaringan internet yang kurang bagus, sehingga di beberapa
titik daerah desa ini sulit terdeteksi.

Untuk penerangan jalan di malam hari sangatlah kurang, terbatasnya titik


lampu pada jalanan tersebut beresiko pada terjadinya kecelakaan di malam hari,
karena curam dan berkeloknya jalanan yang ada.

2.3 PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


Menurut American Public Works Association (Stone, 1974 Dalam Kodoatie,R.J.,2005)
Infrastruktur adalah fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan atau dibutuhkan oleh agen-agen
publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan
limbah, transportasi dan pelayanan-pelayanan similar untuk memfasilitasi tujuan-tujuan sosial
dan ekonomi. Jadi infrastruktur merupakan sistem fisik yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi.
Pengembangan infrastruktur adalah suatu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan teknis, toritis, konseptual dll. dari infrastruktur tersebut agar berjalan sesuai
dengan rencananya.

2.3.1 PENGEMBANGAN INFRASRTUKTUR JALAN DAN JEMBATAN


Menurut Adji Adisasmita (2011:79), “Jalan merupakan prasarana
transportasi darat yang meliputi bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan
tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah atau air serta di atas
permukaan air”. Artinya jalan merupakan sarana transportasi darat yang meliputi
rambu lalu lintas, lampu penerangan jalan, pagar pembatas jalan, penghubung jalan
seperti jembatan, dan lain sebagainya.

6
Dengan melaksanaan program untuk pengembangan infrastruktur jalan
dapat menunjang jaringan transportasi di daerah tersebut, karena transpotasi yang
paling dominan digunakan oleh penduduk untuk beraktivitas. Pengembangan
infrasrtruktur jalan ini akan sangat berpengaruh dalam kehidupan dari berbagai sisi
dan aspek, masyarakat akan mendapatkan berbagai keuntungan dalam
pembangunan jalan ini, karena setiap aktivitas masyarakat tidak lepas dari jalan.
Pengembangan Infrastruktur Jalan di Desa Rahtawu dapat dirincikan
sebagai berikut :
a. Pelebaran jalan, merubah betuk fisik dari kondisi awal jalan di desa
tersebut. Dengan pelebaran jalan ini mendatangkan banyak manfaat
antara lain, transportasi umum seperti bis bisa memasuki daerah
tersebut, karena jalanan sudah mendukung untuk dilewati. Mengurangi
ketajaman dari tikungan, karena tikungan juga diperlebar, sehingga
akan mengurangi resiko terjadinya kecelakaan.
b. Perbaikan jembatan, untuk memperkuat konstruksi dari jembatan-
jembatan yang ada di desa tersebut. Melihat dari tujuan pelebaran
jalan, yang nantinya akan dilewati bis sehingga beban yang diterima
oleh jembatan tersebut menjadi lebih besar, sehingga perlu
diadakannya renovasi jembatan.
c. Pembuatan jalur alternatif dari Desa Rahtawu dengan Desa Soco
(Kecamatan Dawe).
Pada program ini harus disosialisasikan sejak awal, karena harus
ada pembebasan lahan dari masyarakat setempat kepada Pemerintah.
Rencana pembukaan jalan itu pasti menuai respon dari beberapa pihak.
Namun keputusan tersebut perlu kajian mendalam, karena
bersinggungan perubahan bentang alam di kawasan Muria. Sebelum
proses pengambilan tersebut ada kajian yang mendalam dari aspek
ekonomi, lingkungan, hukum, sosial, dan budaya.
Kegiatan perekonomian masyarakat akan mengalami perubahan.
Karena perubahan pola taman. Alih profesi dimungkinkan bisa terjadi.
Lokasi yang akan dibuat jalan sekarang masih berupa perkebunan kopi,
jengkol, jagung dan randu. Jika nanti benar direalisasikan, Rahtawu
harus siap kehilangan hasil-hasil alam yang tentunya menjadi sumber
pendapatan masyarakat.
Sisi positif dari pembuatan jalur alternatif ini yaitu bisa menjadi
sarana mitigasi bencana yang baik. Pola tanam dari tanaman semusim

7
ke pola tanam tumbuhan tahunan akan berdampak baik. Jika hal
tersebut bisa dilakukan sangat baik untuk mitigasi bencana. Mengingat
Rahtawu merupakan desa yang rawan bencana.
Camat Gebog Arif Suwanto sepakat pembangunan jalan tersebut harus
memperhitungkan kelestarian lingkungan. ”Desa Rahtawu merupakan
kawasan konservasi, pemukiman penduduk banyak. Jadi dalam
pengembangan desa tersebut harus memperhatikan aspek lingkungan.
Membangun tapi jangan sampai merusak,” katanya.

2.3.2 PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR JARINGAN LISTRIK


Terbatasnya pasokan listrik yang masuk ke desa Rahtawu sangat
mempengaruhi kondisi ekonomi, karena berdampak pada keberlangsungan
kegiatan ekonominya. Oleh karena itu pemerintah daerah yang memiliki peran
peran penting untuk segera mendukung kelancaran pasokan listrik tersebut.
Dengan pasokan listrik yang mencukupi bisa medongkrak munculnya
kegiatan industri desa setempat dan lebih menunjang wisata yang sudah ada.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk pengembangan infrastruktur jaringan
listrik di desa Rahtawu, sbb:
a. Mengupayakan untuk penambahan pasokan listrik di desa tersebut,
dengan mengajukan proposal penambahan pasokan listrik kepada
Pemda setempat.
b. Penambahan titik lampu penerangan di sepanjang jalan, karena
penerangan saat ini sangatlah minim yang sangat beresiko pada
terjadinya kecelakaan di malam hari. Dengan penerangan yang
mencukupi akan mengurangi resiko kecelakaan tersebut.
c. Mengembangan wisata dengan potensi listrik, misalnya dengan
menambah arena wisata dengan kereta gantung gondola karena
melihat kondisi alam sekitar desa yang sangat mendukung.
Kereta gantung gondola (Detachable Gondola) merupakan jenis
kereta gantung yang paling populer dan banyak digunakan. Kelebihan
dari jenis kereta gantung ini adalah anggaran biayanya yang relatif lebih
rendah dari sistem lain, konstruksi ringan, dengan tower-tower yang
relatif kecil. Sistem ini terdiri dari sejumlah kabin (gondola) dengan
kapasitas 4 s.d 16 penumpang tiap kabin yang digantungkan pada kabel
yang berputar secara terus-menerus.

8
Gambar Kereta Gantung Gondola

Pada setiap stasiun gondola dilepaskan dari kabel dan diperlambat


kecepatannya agar nyaman untuk menaikkan dan menurunkan
penumpang. Kecepatan rata-rata yang dapat ditempuh antara 4 s.d 6
m/s. Kapasitas penumpang dapat disesuaikan dengan kebutuhan,
dengan kapasitas maksimum hingga 3.500 penumpang/ jam.
Normalnya jalur dibuat lurus, dengan kemungkinan membuat stasiun
antara untuk naik-turun penumpang atau untuk belok dengan sudut
yang terbatas.

2.3.3 PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR JARINGAN TELEKOMUNIKASI


Kondisi jaringan telekomunikasi di desa Rahtawu yang kurang mencukupi,
ditandai dengan ketidak-stabilan signal jaringan telepon apabila sudah memasuki di
daerah tersebut. Salah satunya disebabkan oleh kondisi geografis desa yang cukup
terpencil mengakibatkan terbatasnya jangkauan pelayanan akan jaringan
telekomunikasi dari pemerintah ke daerah tersebut.
Keadaan yang seperti itu dengan terus-menerus akan mempengaruhi pada
potensi wisata yang ada di Desa Rahtawu yang dinilai kurang berkembang. Karena
juga menghambat kedatangan para wisatawan yang menggunakan GPS untuk
membantu perjalanannya ke desa ini terganggu karena signal yg kurang bagus.
Untuk itu perlu dikembangkan ifrastruktur jaringan telekomunikasi di desa
Rahtawu, dengan rincian sebagai berikut :
a. Masyarakat daerah harus meminta dukungan penuh kepada
pemerintah untuk pengembangan infrastruktur jaringan
telekomunikasi di daerahnya. Dengan itu akan mendorong berbagai

9
perusahaan operator seluler untuk segera membangun segala
infrastruktur telekomunikasi yang dibutuhkan di desa Rahtawu.
Perusahaan operator pun akan berkontribusi positif terhadap
pembangunan nasional khususnya dalam ketahanan nasional di bidang
telekomunikasi dan cyber untuk Negara.
b. Mengembangan wisata dengan jaringan telekomunikasi yang sudah
bagus dengan memberikan layanan WIFI gratis kepada pengunjung
wisata.
Saat ini, sosial media menjadi sarana promosi yang cukup efektif,
tidak terkecuali untuk promosi suatu destinasi wisata. Namun
pemanfaatan sosial media akan menjadi tidak efektif ketika akses
internet yang tidak optimal. Kondisi ini yang menjadi salah satu kendala
promosi di tempat wisata yang terpencil.
“Zaman sekarang di manapun berada orang tinggal foto-foto pakai
ponsel lalu bisa upload di sosial media, lalu dilihat banyak orang, ini
promosi wisata yang efektif sekali,” kata Kabid Pemasaran Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah. Oleh karena itu,
pemerintah daerah didorong untuk berupaya memberikan layanan
internet gratis secara WIFI tanpa password di lokasi destinasi wisata dan
di obyek wisata vital lainnya. Sehingga peningkatan tidak hanya fisik
saja, tetapi juga memanfaatkan teknologi, yang diharapkan akan
mampu mendongkrak potensi wisata, tujuannya tidak lain agar
pengunjung merasa nyaman, terpuaskan dengan fasilitas yang ada dan
mereka akan datang kembali ke obyek wisata itu.

10

Anda mungkin juga menyukai