2018
Pengantar Biokimia Waktu : 13.00-15.00 WIB
PJP : dr. Husnawati M.Si
Asisten : Azra Zahra NI
Sri Novita Sagita
ENZIM PENCERNAAN
UJI BENEDICT, DAN UJI IOD
Kelompok 3
Adam Faisal A.S J3H817102
Adelia Gadis P J3H817091
Kaniska Eko A J3H917164
Leony Putwie M.S J3H917165
Muhammad Sidqi P J3H917171
PROGRAM KEAHLIAN
TEKNOLOGI PRODUKSI DAN MANAJEMEN PERIKANAN BUDI
DAYA
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2018
3
PENDAHULUAN
Enzim adalah polimer biologi yang mengkatalisis reaksi kimia yang berlangsung
dalam tubuh. Sebagian besar enzim merupakan protein grobuler yang terlarut dalam
larutan tubuh seperti sitoplasma atau cairan tubuh lainnya, dengan kemajuan ilmu dan
teknologi telah banyak di identifikasi bahwa banyak molekul RNA yang ternyata juga
berperan sebagai enzim. Tidak semua protein dalam tubuh adalah enzim. Untuk dikatan
sebagai enzim, protein tersebut harus memiliki kemampuan untuk mengkatalisis reaksi
kimia (Santoso, 2010).
International Union Biochemistry and Molecular Biology (IUBMB)
mengklasifikasi enzim berdasarkan tipe reaksi yang dikalisisnya. Berdasarkan reaksi
yang dikatlisis itu, enzim dibagi menjadi enam kelas dan masing-masing jkelas terbagi
lagi menjadi subkelas (4-13 subkelas) dan dari subkelas dibagi lagi menjadi
subsubkelas. Adapun keenam kelas enzim antara lain :
A. Oksidoreduktase
Enzim ini mengkatalisis reaksi oksidasi-reduksi, yang merupakan
pemindahan elektron , hidrogen atau oksigen
B. Transferase
Transferase mengkatalisis pemindahan gugusan molekul dari suatu
molekul ke molekul yang lain.
C. Hidrolase
Enzim ini mengkatalisis reaksi-reaksi hidrolisis.
D. Liase
Enzim ini berfungsi untuk mengkatalisis pengambilan atau penambahan
gugusan dari suatu molekul tanpa melalui proses hidrolisis
E. Isomerase
Isomerase meliputi enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi isomerisasi.
F. Ligase
Enzim ini menggkatalisis reaksi penggabungan dua molakul dengan
dibebaskannya molekul pirofosfat dari nukleosida trifosfat.
Amilase adalalah enzim yang mempunyai kemampuan memecah ikatan glukosida
pada plimer pati. Penggunaan amilase dilaporkan mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Permintaan akan enzim golongan amilase telah mencapai sekurang-
kurangnya 25% dari keseluruhan pasar enzim. Kelompok enzim ini memiliki banyak
variasi dalam aktivitasnya, sangat spesifik, tergantung pada tempatnya bekerja. Seiring
dengan penemuan-penemuan baru mengenai enzim amilase, kelompok dari amilase
semakin bertambah,. Beberapa kelompok dari enzim amilase adalah α-amilase, β-
amilase, dan γ-amilase.
4
METODE
Alat yang digunakan yaitu tabung reaksi, pipet tetes, pipet Mohr 10mL, bulb,
bunsen, kaki tiga, dan pencapit tabung reaksi. Bahan yang digunakan yaitu larutan
benedict, larutan iod, larutan pati 1% pereaksi HCl, pereaksi Na-karbonat, saliva,
akuades, dan es batu.
Prosedur Penelitian
Pengaruh suhu pada aktivvitas amilase saliva. Saliva dan akuades dimasukkan
ke dalam tabung reaksi masing-masing sebanyak 2 mL dan dihomogenkan. Tabung
pertama diletakkan pada pengangas es bersuhu 10˚C, tabung keuda diletakkan pada
pengangas air bersuhu 37˚C, dan tabung ketiga diletakkan pada pengangas air pada suhu
80˚C selama 5 menit. Larutan pati 1% ditambahkan sebanyak 2 mL. Larutan di
homogenkan dan diletakkan masing-masing kondisi suhu selama 10 menit.
Uji Benedict. Pereaksi benedict dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5
mL. Ditambahkan 8 tetes larutan bahan dan di kocok. Larutan dididihkan selama 5 menit.
Amati perubahan warna yang terjadi.
Uji Iod. Larutan bahan dimasukkan ke dalam papan uji sebanyak 0,5 mL. Larutan
di tambahkan 1 tetes iod encer. Amati perubahan warna yan terjadi.
Pengaruh pH pada aktivitas amilase saliva. Pereaksi 2 mL HCl, 2 mL
akkuades, 2 mL Na-karbonat dimasukkan masig-masing kedalam tabung reaksi dengan
masing-masing pH 1, 7, dan 9. Larutan kanji 1% dan saiva ditambahkan setiap tabung
reaksi masing-masing sebanyak 2 mL dan hoomogenkan. Larutan di didihkan selama 5
menit dengan suhu 37˚C.
Uji Benedict. Pereaksi benedict di masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5
mL. Di tambahkan 8 tetes larutan bahan dan di kocok. Larutan di didihkan selama 5
menit. Amati perubahan warna yang terjadi.
Uji Iod. Larutan bahan di masukkan ke dalam papan uji sebanyak 0,5 mL.
Larutan di tambahkan 1 tetes iod encer. Amati perubahan warna yang terjadi.
5
Pengaruh suhu teradap aktivitas enzim amilase dapat dilakukan dengan uji benedict
dan uji iod. Pada uji benedict didapatkan hasil yang negatif untuk seluruh aktivitas suhu.
Seharusnya dalam literatur yang ada pada uji benedict ini menghasilkan hasil yang
positif. Faktor kesalahan diakibatkan tidak bisa menjaga suhu dengan baik dan juga tidak
ada kontrol positif. Pada uji iod didapatkan hasil yang negatif yang artinya enzim amilase
bekerja untuk memecah pati kebentuk gula yang sederhana.
Tabel 1 Pengaruh suhu terhadap aktivitas amilase saliva
Uji Suhu
10°C 37°C 80°C
Benedict
-
(-) (-) (-)
Iod
Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim amilase bisa dilakukan dengan uji benedict
dan uji iod. Pada uji benedict didapatkan hasil yang negatif pada aktivitas pH 1 dan pH 6.
Sedangkan pada aktivitas pH 9 didapatkan hasil yang positif yang artinya sampel tersebut
mengandung gula pereduksi. Pada uji iod didapatkan hasil yang positif pada aktivitas pH
1 yang artinya enzim amilase tidak bekerja. Sedangkan pada aktivitas pH 6 dan pH 9
didapatkan hasil yang negatif yang artinya enzim amilase bekerja untuk memecah pati
menjadi gula yang sederhana.
6
Iod
dan fermentas bir untuk konversi pati menjadi guka terfermentasi. Pada industri tekstil,
amilase digunakan untuk merancang tekstil, kemudian pada industri deterjen, amilase
tercampur dengan enzim protease dan lipase sebagai pencuci noda pakaian dan dalam
industri makanan digunakan untuk pembuatan sirup manis, untuk meningkatkan konten
diastase tepung,untuk modifikasi makanan bayi, dan menghilangkan pati dalam produksi
jelly.
KESIMPULAN
Dari praktikum yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil dari
penelitian enzim amilase yang berkaitan dengan suhu berbeda dengan literatur yang kami
baca, karena hasil yang di dapat negatif. Demikian hasil tersebut adalah dampak dari tida
stabilnya suhu saat praktikum. Namun kami dapat mengetahui suhu optimum untuk
enzim amilase yaitu 37˚C, oleh karena itu suhu yang tinggi akan mengakibatkan
denaturasi.
DAFTAR PUSTAKA
Sivaramakrishnan, S., Dhanya G., Kesavan, M.N., Carlos R.S., Ashok P., (2006), α-
Amylases from microbial sources, Food Technology and Biotechnology, 44, (2) 173–184.