Cara penilaian
Nilai ambang kinerja puskesmas untuk mutu pelayanan dan manajemen puskesmas :
7. Ada ibu hamil ke Puskesmas apa yang perlu dilakukan untuknya (sebutkan dan jelaskan)
ibu hamil yang datang ke puskesmas akan melalui proses-proses dibawah ini :
10. Menurut anda apa yang paling sulit dilakukan di puskesmas? Kenapa? Jelaskan jawaban
anda
Yang paling sulit adalah manajeman manusia, dimana setiap staf dan pegawai memiliki
karakter masing-masing. Untuk manajeman administrasi dan manajeman keuangan dapat
dipelajari dan berkembang sesuai dengan kemampuan belajar kita yang terus menerus,
tetapi untuk manajemen manusia diperlukan proses pendekatan yang berbeda untuk
setiap orangnya. Dan menurut saya hal ini adalah hal yang terpenting karena dengan
berhasilnya kita melakukan bonding yang baik dengan tiap orang semakin mudah kita
mengkoordinasikan dan mengatur masing-masing staff dan pegawai untuk mencapai
tujuan.
1. Dalam gambar struktur organisasi puskesmas jelaskan tugas pokok dan tugas lainnya dari
kepala puskesmas yang anda ketahui dan lihat.
Tugas pokok dari kepala puskesmas adalah pimpinan struktural yang harus memimpin
bawahannya di puskesmas. Kepala puskesmas akan menjadi pemimpin rapat saat micro
planning, mini loka karya rutin (tiap bulan di puskesmas) dan menjadi pemimpin rapat bersama
camat saat loka karya mini triwulan. Kepala puskesmas juga harus bertanggung jawab kepada
kepala dinas kesehatan berkaitan dengan kegiatan dan segala sesuatu yang ada pada puskesmas.
2. Bagaimana penyelenggaraan kegiatan posyandu jelaskan yang kamu ketahui tentang 5 service
apa tujuan masing-masing tabel.
5 table service merupakan 5 meja yang wajib disediakan di setiap posyandu. Adapun fungsi dari
masing-masing meja adalah :
a. Meja 1, berfungsi sebagai meja registrasi atau pendaftaran bayi, balita, dan ibu hamil
b. Meja 2, adalah meja penimbangan BB dan pengukuran tinggi badan
c. Meja 3 adalah meja untuk menuliskan hasil timbangan bayi/balita pada buku KMS
d. Meja 4 adalah meja untuk konsultasikan gizi bayi/balita
e. Meja 5, berfungsi sebagai meja konsultasi ibu hamil
3. Dari pengalaman anda di posyandu apa masalah terutama yang sering di hadapu posyandu ?
bagaiamana solusinya menurut anda, jelaskan?
Masalah terutama yang saya dapatkan selama saya mengikuti posyandu adalah tidak teraturnya
fungsi 5 meja pada kegiatan posyandu. Banyak posyandu bahkan tidak menyediakan 5 meja pada
saat kegiatan posyandu ini dilakukan, akibatnya banyak terjadi penumpukan di pos-pos tertentu
diposyandu. Pos yang paling sering tidak ada di posyandu adalah meja konseling untuk ibu
hamil. Selain masalah utama ini, masalah yang saya temukan juga adalah kurang aktifnya para
kader pada saat kegiatan posyandu diadakan, bahakan ada yang para kadernya tidak ikut saat
posyandu yang akhirnya mengakibatkan keterlamabtan pelayanan posyandu.
Solusi menurut saya adalah memberikan edukasi lebih giat lagi kepada kader tetntang manfaat
dari program 5 meja di posyandu sehingga para kader dapat lebih giat untuk mengadakan 5 meja
tersebut, dan berkaitan dengan edukasi ini juga bermanfaat untuk mengajak para kader lebih aktif
dalam kegiatan posyandu. Selain itu, diharapkan peran dari puskesmas dan dinas kesehatan
untuk lebih mengontrol lebih baik berkaitan ketersediaan meja yang dibutuhkan saat posyandu,
karena pada beberapa posyandu, para kadernya mengaku bahwa tidak lengkapnya meja karena
tidak diberikan oleh puskesmas atau dinas kesehatan.
4. Bagaiamana kegiatan micro planning di Puskesmas, ceritakan apa yang kamu ketahui,
bagaimana cara buat micro palnning?
Pada kegiatan micro planning akan dipaparkan lewat presentasi power point mengenai hasil
kinerja dari puskesmas yang telah dicapai umumnya per 1 bulan atau per 3 bulan, kemudian hasil
yang dicapai puskesmas tersebut akan dibandingkan dengan target yang seharusnya di capai oleh
puskesmas. Dari kesenjangan antara hasil dan target inilah yang akan dijadikan acuan untuk
rencana program atau kegiatan puskesmas untuk jangka waktu berkutnya. Pada saat
microplanning akan dipimpin oleh kepala puskesmas dan dihadiri oleh semua pegawai
puskesmas termasuk dari pustu-pustu, kegiatan ini sangat berguna untuk mengevaluasi kegiatan
sebelumnya dan dapat merencanakan kegiatan untuk selanjutnya.
Cara membuat microplanning adalah dengan acuan menggunakan 5W1H, yaitu tentukan terlebih
dahulu apa masalah yang dihadapi, siapa yang menjadi sasaran dari masalah itu, kapan masalah
itu terjadi, dimana terjadinya masalah tersebut, mengapa sampai masalah itu terjadi dan
bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut. Karena banyaknya masalah yang ada di
puskesmas maka akan dibuat diagram tulang ikan untuk dapat mengetahui apa akar masalah
yang dihadapi sehingga pemecahan masalah yang diberikan adalah yang efektif dan efisien.
– Mengetahui kebijakan yang telah ditetapkan baik oleh pusat maupun daerah
– Pengumpulan data
– Analisis data
– Perumusan masalah
• Penyusunan Rencana
– Perumusan kegiatan
Pada puskesmas sikumana tidak terdapat klinik sanitasi. Namun, klinik sanitasi ini sebenarnya
merupakan salah satu program yang sebaiknya disediakan di puskesmas, meskipun klinik
sanitasi tidak termasuk dalam 6 program kerja utama puskesmas.
Klinik sanitasi adalah klinik yang sediakan untuk konsultasi mengenai penyakit-panyakit yang
kejadiannya diakibatkan karena sanitasi lingkungan yang tidak bersih dan sehat, misalnya
penyakit diare dan TBC. Pada klinik ini bukan dokter yang akan mendengar konsultasi,
melainkan para lulusan FKM lingkungan yang akan menjadi konsuler. Klinik sanitasi berbeda
dengan pelayanan di poli, yang datang pada klinik sanitasi akan disebut sebagai klien. Klien ini
dapat langsung datang sendiri ke klinik sanitasi jika memang klien memiliki keluhan mengenail
sanitasi di lingkungannya yang telah menyebabkan terjadinya suatu penyakit. Namun, bisa juga
klien diarahkan dari ruangan poli, ketika klien ini sudah mendapatkan pengobatan di poli
berkaitan dengan penyakit yang disebabkan sanitasi lingkungan yang buruk. Pada saat di klinik
sanitasi ini kline akan menceritakan mengenai penyakitnya atau penyakit dilingkungannya dan
juga keadaan sanitasi lingkungan disana, maka setelah mendapatkan pengaduan dati kline,
orang-orang yang bertugas di klinik sanitasi akan membentuk tim untul berdisikusi yang
selanjutanya akan turun langsung ke lapangan baik perorangan atau berkelompok untuk emncari
tahu masalah sanitasi apa yang terjadi dimasyarakat. Setelah selesai konsultasi maka klien ini
dapat langsung pulang.
ibu hamil yang datang ke puskesmas akan melalui proses-proses dibawah ini :
Jika pasien datang dengan diare, maka yang akan dilakukan adalah memeriksa keadaan TTV
dari pasien, hal ini untuk mengetahui apakah diare yang dialami pasien sudah menyebabkan
gejala syok atau tidak pada pasien. Jika pasiennya adalah anak, maka penimbangan berat badan
harus dilakukan, hal ini berkaitan dengan dosis obat yang akan diberikan. Selanjutnya dilakukan
anamnesis lebih dalam mengenai keluhan diare pasien, apakah diare tersebut hanya cair, ataukan
disertai lendir dan darah. Penting juga ditanyakan mengenai riwayat makan pasien
sebelumnya,kebersihan dilingkungan rumah pasien, sumber air yang digunakan di rumah pasien,
hal ini berguna untuk mengetahui penyebab dari diare pada pasien. Setelah melakukan
anamnesis maka dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan
fisik akan ditegakkan diagnose yang selanjutnya akan diberikan terapi farmakologi seperti
pemberian oralit, tablet zink dan antibiotic jika dibutuhkan. Selain terapi farmakologi, dokter
juga akan memberikn edukasi mengenai PHBS yang diperlukan untuk mencegah kejadian diare
ini, seperti menjaga kebersihan makanan, kebersihan air yng diminum yaitu air harus dimasak
sampai mendidih.
Karena diare adalah adalah penyakit yang umumnya muncul karena sanitasi lingkungan yang
kurang bersih, maka jika puskesmas menyediakan…..
8. program imunisasi apa saja, macamnya dan tujuannya, kapan diberikan, cara berikan, kapan
pengulangannya?
Ada 5 macam program wajib imunisasi yaitu Hepatitis B, BCG, DPT, polio dan campak.
f. Hepatitis B pertama diberikan adalah saat bayi lahir. Tujuan dari vaksin ini adalah untuk
membentuk antibody terhadap virus hepatitis B. cara memberikannya adalah dengan
menyuntikkan intramuscular dipaha bayi umumnya paha sebelah kanan. Pengulangan
pemberian imunisasi ini adalah saat bayi berusia 1 bulan dan saat usia 6 bulan.
g. BCG, imunisasi ini diberikan hanya 1 kali yaitu saat usia bayi 0 bulan-2 bulan.
Penyuntikannya adalah secara intrakutan pada lengan bayi. Tujuan dari imunisasi ini
adalah membentuk antibody untu melawan kuman mycobacterium tuberculosis yaitu
kuman penyebab penyakit TBC.
h. DPT, imunisasi ini diberikan untuk membentuk antibody terhadap penyakit difteri,
pertusis dan tetanus. Cara pemberian imunisasi DPT ini adalah dengan menyuntikkan
intramuscular dipaha bayi. Imunisasi ini diberikan saat bayi berusia 2 bulan, 6 bulan,
i. Polio, imunisasi ini berguna untuk mencegah penyakit polio. Pada program posyandu
polio akan diberikan 4 kali yaitu saat berusia 0 bulan, 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Cara
pemberiannya adalah dengan ditetesi ke dalam mulut bayi
j. Campak, imunisasi ini diberikan untuk mencegah penyakit campak. Diberikan saat usia
bayi 9 bulan. Diberikan melalui penyuntikan intramuscular di lengan bayi.
9.bagaimana hubungan kerja anatara puskesmas dan dinas kesehtaan yang dkatehaui?
Puskesmas merupakan bagian dari dinas kesehatan, yang mana puskesmas bertanggung jawab
kepada dinas kesehatan. Segela rencana, kebutuhan, program/kegiatan yang dibutuhkan oleh
puskesmas harus didiskusikan bersama dinas kesehatan. Dan sebaliknya dinas kesehatan yang
sini merupakan perpanjangan tangan pemerintah mempunyai kewajiban untuk bisa memenuhi
kebutuhan yang dibutuhkan puskesmas. Anggaran dana yang dibutuhkan dan ketersedian obat di
puskesmas juga akan dilaporkan kepada dinas kesehatan, yang nantinya dinas kesehatan
kabupaten akan mengajukan anggaran tersebut ke dinas kesehatan provinsi.
10. Menurut anda sebagai kepala puskesmas apa yang paling sulit dilakukan di puskesmas
kenapa? Jelaskan jawaban anda
Hal yang paling sulit dilakukan di Puskesmas adalah menurunkan angka kesakitan dan terus
meningkatkan angka kesehatan warga puskesmas. Dokter keluarga yang dicanangkan sekarang
pada puskesmas yang mana dokter keluarga juga turun ke rumah-rumah warga untuk mencari
tahu faktor risiko penyakit yang ada pada keluarga adalah sangat sulit dilakukan. Hal ini karena
wilayah cakupan dari puskemas adalah sangat luas sehingga menyulitkan dokter untuk turun
langsung, hal ini mengakibatkan angka kunjungan pasien di puskesmas masih sangat tinggi.
Selain itu, kesulitan lainnya adalah menurunkan angka rujukan non spesialistik. Banyak pasien
yang datang ke puskesmas untuk meminta rujukan dikarenakan dari pihak rumah sakit juga
meminta rujukan agar pasien ini dapat ditangani di RS sementara pasien sendiri menderita
penyakit yang sebenarnya bisa ditangani di fasilitas kesehatan tingkat pertama. Hal seperti ini
mengakibatkan peningkatan angka rujukan non spesialistik yang akhirnya dapat menurunkan
penilaian kinerja puskesmas.