Abstrak
Pewarna sintetik banyak digunakan dalam industri, terutama industri tekstil karenamemiliki struktur
kompleks dan limbahnya sulit terdegradasi. Pemakaian pewarna sintetik meningkat setiap tahunnya,
dan berdampak pada peningkatan jumlah bahan pencemar di perairan, menyebabkan terganggunya
ekosistem akuatik, sehinggadibutuhkan perhatian yang serius untuk menurunkan konsentrasi limbah
cair pewarna dengan memanfaatkanmikroorganisme, oleh karenanya penelitian ini bertujuan untuk
menurunkan kadar limbah pewarna melalui optimasi pH pewarna direct blueyang dapat
didegradasioleh enzim ligninolitik jamur pelapuk kayu. Variasi pH direct blue yang digunakan
adalah3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9. Rasio ekstrak enzim dan direct blue yang digunakan pada proses
degradasi adalah 3:1 dengan konsentrasi 50 ppm, dikontakkan selama180 menit pada suhu 50oC.
Sisa direct bluehasil degradasi diukur menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 621,80 nm. Hasil penelitian diperoleh bahwa direct blue terdegradasi secara optimum
pada pH 8 dengan efisiensi sebesar 53,45% dengan konsentrasi sisa 23,2714 ppm dan konsentrasi
terdegradasi 26,7286 ppm. Kemampuan ini disebabkan adanya enzim ligninolitik yang dihasilkan
oleh jamur P. flabellatus yang dapat memutus ikatan azo melalui mekanisme oksidasi.
Abstract
Synthetic dyes are widely used in industries, especially in textile industry, because it hasa complex
structure and it waste is difficult to degraded. The using of synthetic dyestuffs increaseby year to
year, and its impacting ison improvement the amount of contaminants in thewater, causing disrupted
of aquaticecosystems,so automatically it is needed the serious attention to reducethe concentration
of the liquid waste dye be utilizingmicroorganism. Therefore, this research aims to reduce the levels
of dye waste based on optimalization of pH thatcan be degraded by enzymes ligninolytic of wood
rot fungi (Pleurotusflabellatus). The variations pH were3, 4, 5, 6, 7, 8 and 9. The ratio of enzyme
extract and dye used was 3:1 with concentration of 50 ppm, contacted for 180 minutest 50oC. The
remaining degradaed of direct blue were measured using a Spectrofotometer UV-Vis at 621,80 nm.
The result of reasearch show that direct blue was degraded optimally at pH 8 with an efficiency of
53,45%, residual concentration of 23,2714 ppm and degraded concentration of 26,7286 ppm. The
ability is due to the ligninolytic enzyme produced by P. flabellatus fungus that can break the azo
bond through the oxidation mechanism.
seperti industri pangan, tekstil dan industri Enzim ligninolitik yang dihasilkan jamur
kertas. Zat warna untuk tekstil dapat pendegradasi kayu ideal digunakan untuk
dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan biodegradasi organopolutan di lingkungan
sumbernya, yaitu zat warna alami dan (Christian, 2005). Berdasarkanhasil kajian
sintetik. Zat warna alami dapat diperoleh Singh (2013), diketahui bahwa jamur
dari ekstrak tumbuh-tumbuhan, namun Pleurotus flabellatus dapat digunakan
dengan variasi yang semakin sedikit dan dalam bioremediasi zat warna azo yang
cenderung tidak stabil, maka dibuat terkontaminasi dalam suatu ekosistem.
berbagai zat warna sintetik yang hingga Kemampuan jamur dalam bioremediasi
saat ini sering digunakan pada industri disebabkan adanya enzim yang secara
(Yahdiana, 2011).Beberapa pewarna azo efektif dapat menurunkan pewarna toksik.
yang sering digunakan dalam industri Pleurotus flabellatus dilaporkan telah
tekstil antara lain direct blue, congo red, mendekolorisasi zat warna direct blue14
dan acid orange (Herlina, 2016). dalam 8 hari.
Pembuangan air limbah tekstil secara Faktor-faktoryang mempengaruhi
langsung ke lingkungan disamping aktivitas enzim di antaranya adalah
menimbulkan persoalan estetika juga konsentrasi enzim, konsentrasi substrat,
dapat mengancam kelestarian ekosistem pH, suhu, dan keberadaan inhibitor
akuatik karena dapat menghambat (Murni, 2011). Ditinjau dari kerja enzim
penetrasi sinar matahari ke dalam air ligninolitik, enzim ini bekerja secara
sehingga mengganggu aktivitas optimum pada pH 3 – 4 dan terus menurun
fotosintesis dari mikroalga (Montano, seiring peningkatan nilai pH buffer
2007). Zat warna tekstil umumnya dibuat (Dinatha, 2013). Hasil penelitian Asih
dari senyawa azo (R–N=N–R) dan (2016) juga melaporkan bahwa aktivitas
turunannya, yang apabila senyawa azo optimum enzim lakase berada pada pH 3 –
terlalu berada di lingkungan akan menjadi 4 dan suhu 35 OC.
sumber penyakit karena sifatnya Penelitian mengenai degradasi pewarna
karsinogen dan mutagenik, maka perlu azo oleh jamur telah banyak dilakukan,
dicari alternatif efektif untuk menguraikan seperti yang dilakukan oleh Singh (2013)
limbah tersebut (Widjajanti, 2011). yang melakukan optimasi lama inkubasi
Pengolahan limbah cair dapat degradasi direct blue oleh enzim dari
dilakukanmenggunakan cara kimia, fisika jamur P. flabellatus pada pH yang tetap,
dan biologi. Pengolahan air limbah tekstil diperoleh persen dekolorisasi sebesar
dengan cara kimia dan fisika cukup efektif 90,39% pada 6 jam inkubasi. Hal yang
untuk menghilangkan warna, akan tetapi sama juga dilakukan Dinatha (2013) yang
tidak efisien dari segi biaya dan pemakaian menentukan kondisi optimum degradasi
bahan kimia serta menimbulkan limbah tekstil menggunakan jamur
limbahyang banyak. Untuk itu, Daedaleopsis eff. confragosa meliputi pH,
penelusuran metode pengolahan limbah konsentrasi jamur, dan lama inkubasi.
cair tekstil saat ini diarahkan dengan Sejauh penelusuran peneliti, penelitian
memanfaatkan mikroorganisme. Salah tentang pH optimum degradasi pewarna
satu mikroorganisme yang potensial azo seperti direct blue oleh jamur P.
dikembangkan untuk mengolah limbah flabellatus masih belum banyak dikaji.
tekstil adalah jamur pendegradasikayu Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian
(Sastrawidana, 2012). mengenai pH optimum dengan
Jamur pendegradasi kayu pada kondisi memanfaatkan enzim ligninolitiknya
tertentu menghasilkan enzim ligninolitik sebagai agen pendegradasi, agar enzim
ekstraseluler tertentu yaitu lignin dapat mendegradasi pewarna azo secara
peroksidase, mangan peroksidase, lakase optimal dan diharapkan diperoleh hasil
dan lain-lain dalam berbagai kombinasi.
50
terdenaturasi dapat disebabkan oleh
40
perubahan pH yang mungkin terjadi
selama proses produksi enzim. 30
Proses produksi enzim ini dilakukan 20
dengan memasukkan potongan media 10
PDA yang telah ditumbuhi miselium,
0
kemudian dikocok di atas shakeruntuk 0 2 4 6 8 10
mempermudah difusi oksigen ke dalam pH
medium sehingga kontak antara media dan Gambar 2. Efisiensi degradasi pewarna
inokulum semakin banyak dan homogen direct blue pada variasi pH
(Pangesti, 2012). Setelah dikocok,
diperoleh campuran berwarna kuning Optimasi pH ditunjukkan pada Gambar
kecoklatan (Gambar 1). Hal ini 4. Efisiensi degradasi menurun pada pH 3
Daftar Pustaka
Asih, Sri. 2016. Produksi, Purifikasi dan Herlina, Resky. 2016. Adsorpsi Zat
Karakterisasi Lakase dari Pleurotus Pewarna Azo pada Limbah
ostreatus (Ho) dan Schizophyllum Pencelupan Benang Sutera
commune (Sc) pada Fermentasi Padat Menggunakan Dedak Padi di
Limbah Lignoselulosa. Tesis. Bogor: Kabupaten Wajo. Skripsi. Makassar:
Institut Pertanian Bogor. Universitas Negeri Makassar.
Christian V., Rshrivastava, Sukla, D., Montano, J.G. 2007. Combination Of
Modi, M.A dan Vyas, B.R.M. Advanced Oxidation Processes And
2005.Degradation Of Xenobiotic Biological Treatments For
Compounds By Lignin-Degradibg Commercial Reactive Azo Dyes
White-RotFungi: Enzymology And Removal.Tesis. Bellaterra: Universitat
Mechanism Involved. Indian Journal Autonoma De Barcelona.
OfExperimental Biology. Vol. 43:301- Murni, Sri Wahyu., Siti Diyar Kholisoh.,
312. Tanti D.L. dan Petrissia E.M. 2011.
Dinatha, Ngurah Mahendra., James Produksi, Karakterisasi dan Isolasi
Sibarani dan I G. Mahardika. 2013. Lipase dari Aspergillus niger.
Degradasi Limbah Tekstil Prosiding Seminar Nasional Teknik
Menggunakan Jamur Lapuk Putih Kimia “Kejuangan”. ISSN 1693-
Daedaleopsis eff. Confragosa. Jurnal 4393.
Bumi Lestari. Vol. 13 No. 2. Pangesti, Nur Wahyu Indira., Arini
Fessenden, R.J. dan Fessenden J.S. 1982. Pangastuti dan Estu Retnaningtyas N.
Kimia Organik. Jakarta: Penerbit 2012. Pengaruh Penambahan Molase
Erlangga. pada Produksi Enzim Xilanase oleh
Hanung CD., Osmond R., Risdianto H., Fungi Aspergillus niger dengan
Suhardi SH dan Setiadi T. 2013. Substrat Jerami Padi. Bioteknologi.
Optimasi Produksi Enzim Lakase Vol. 9 No. 2 : 41-48.
Pada Fermentasi Kultur Padat Poedjiadi, Anna. 2012. Dasar-Dasar
Menggunakan Jamur Pelapuk Putih Biokimia. Jakarta: Universitas
Marasmiussp. : Pengaruh Ukuran Indonesia Press.
Partikel, Kelembapan dan Konsentrasi
Cu. Jurnal Selulosa. Vol. 3, No. 2.