Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh suatu
organisme melalui proses digesti, absorbsi, metabolisme, pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan, serta menghasilkan energi (Proverwati, A., & Wati, E,K., 2011:1). Sedangkan
gizi seimbang nutrisi dan zat gizi yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh, tidak
berlebihan, dan tidak kekurangan (samisshare.com, 2016).
Kebutuhan gizi bayi berbeda dengan kebutuhan anak dan orang dewasa. Bayi
memerlukan karbohidrat dengan bantuan amilase untuk mencerna bahan makanan yang
berasal dari zat pati. Protein yang diperlukan berasal dari ASI ibu sedangkan lemak
berasal dari susu matur. Mineral yang diperlukan terdiri atas kalsium, pospor, klor,
kalium dan natrium untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan bayi. Untuk
vitamin yang dibutuhkan bervariasi sesuai dengan diet ibu. Gizi ibu yang kurang pada
waktu konsepsi atau sedang hamil muda dapat berpengaruh pada pertumbuhan anak
semasa balita (Proverwati, A., & Wati, E,K., 2011:51-52).
Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat
badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada
keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau
dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat
(KMS). Agar kebutuhan gizi pada balita terpenuhi maka makanan yang dimakan anak
beraneka ragam dan harus mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur
(Proverwati, A., & Wati, E,K., 2011:64).
Setelah bayi berumur 6 bulan, maka untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya diperlukan
makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI). Makanan pendamping ASI yang baik
adalah terbuat dari bahan makanan segar. Jenis-jenis MP-ASI yang dapat diberikan dapat
berupa makanan saring, makanan lunak, dan makanan padat. Masa balita adalah periode
perkembangan fisik dan mental yang pesat sehingga kebutuhan gizi yang diperlukan
berbeda dengan bayi maupun orang dewasa. Balita membutuhkan lebih banyak lemak
dan sedikit serat, untuk itu menu seimbang yang diperlukan harus memperhatikan
jumlah gula dan garam, porsi makan, kebutuhan energi dan nutrisi, serta susu
pertumbuhan Proverwati, A., & Wati, E,K., 2011:53).
Pengelolaan makanan untuk bayi dan balita harus disesuaikan dengan umurnya. Ini
dikarenakan dalam masa perkembangan kemampuan sistem pencernaannya berbeda-beda.
Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam dan pembentukan pola makanan
perlu diterapkan sesuai pola makanan keluarga. Peranan orang tua sangat dibutuhkan
untuk membentuk perilaku makan yang sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus
mengetahui dan mampu menerapkan makan yang seimbang atau sehat dalam keluarga
(klinikgizi.com, 2014)
Pertumbuhan merupakan dasar untuk menilai kecukupan gizi bayi dan balita. Indikator
pertumbuhan yang sering digunakan adalah berat badan dan pertambahan berat,
meskipun pertumbuhan panjang juga digunakan. Faktor yang memengaruhi tumbuh
kembang anak terdiri atas sebab langsung dan tak langsung. Sebab langsung meliputi
kecukupan pangan dan keadaan kesehatan, sedangkan sebab tak langsung meliputi
ketahanan pangan keluarga, pola asuh anak, pemanfaatan pelayanan kesehatan, dan
sanitasi lingkungan (Proverwati, A., & Wati, E,K., 2011:69-76).
Perbedaan status gizi baduta memiliki pengaruh yang berbeda pada setiap perkembangan
anak, apabila gizi seimbang yang dikomsumsi tidak terpenuhi, pencapaian pertumbuhan
dan perkembangan anak terutama perkembangan motorik yang baik akan terhambat
(Gunawan, G., Fadlyana, E., & Rusmil, K., 2011).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, berikut ini
rumusan masalah makalah.
1. Apa yang dimaksud dengan gizi dan gizi seimbang?
2. Bagaimana prinsip gizi untuk bayi dan balita?
3. Bagaimana kebutuhan gizi yang cukup pada balita?
4. Apa sajakah macam-macam makanan untuk bayi dan menu seimbang untuk
balita?
5. Bagaimana cara pengelolaan makanan untuk bayi dan balita?
6. Apa sajakah faktor yang memengaruhi pemberian makanan, pertumbuhan, dan
perkembangan untuk bayi dan balita?
7. Bagaimana pengaruh status gizi terhadap perkembangan dan pertumbuhan balita?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, berikut ini tujuan penulisan
makalah.
1. Untuk mengetahui pengertian gizi dan gizi seimbang
2. Untuk mengetahui prinsip gizi untuk bayi dan balita
3. Untuk mengetahui kebutuhan gizi yang cukup pada balita
4. Untuk mengetahui macam-macam makanan untuk bayi dan menu seimbang
untuk balita

Untuk mengetahui cara pengelolaan makanan untuk bayi dan balita

Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi pemberian makanan, pertumbuhan, dan


perkembangan untuk bayi dan balita
7. Untuk mengetahui pengaruh status gizi terhadap perkembangan dan pertumbuhan
balita
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gizi dan Gizi Seimbang

Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh
suatu organisme melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme,
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi (Proverwati,
A., & Wati, E,K., 2011:1). Gizi adalah zat-zat sebagai komponen pembangun tubuh
manusia dalam rangka mempertahankan dan memperbaiki jaringan-jaringan agar fungsi
tubuh manusia dapat berjalan sebagaimana mestinya (caramedis.com, 2016). Secara
klasik kata gizi dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk menyeimbangkan
energi, membangun, dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses-proses
kehidupan dalam tubuh (Almatsier, S., 2001:3)

Gizi seimbang adalah nutrisi dan zat gizi yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh,
tidak berlebihan, dan tidak kekurangan. Nutrisi dan gizi yang dibutuhkan harus
memperhatikan berbagai prinsip seperti keberagaman jenis makanan, aktivitas tubuh,
berat badan ideal, serta faktor usia. Susuanan gizi seimbang pada makanan digambarkan
Yayasan Institut Danone Indonesia pada sebuah piramida makanan berbentuk kerucut
dengan bagian utama yang disebut dengan Tri Guna Makanan atau tiga jenis makanan
dengan tiga kegunaan yang berbeda. Urutan dari bawah keatas adalah zat tenaga, zat
pengatur, dan zat pembangun (samisshare.com, 2016)

2.2 Prinsip Gizi untuk Bayi dan Balita


Kebutuhan gizi bayi berbeda dengan kebutuhan anak dan orang dewasa. Bayi
memerlukan karbohidrat dengan bantuan amilase untuk mencerna bahan makanan yang
berasal dari zat pati. Protein yang diperlukan berasal dari ASI ibu dengan kadar 4-5%
dari total kadar kalori dalam ASI. Lemak yang diperlukan 58% dari kalori dalam susu
matur. Mineral yang diperlukan terdiri atas kalsium, pospor, klor, kalium dan natrium
untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan bayi. Untuk vitamin yang dibutuhkan
bervariasi sesuai dengan dietyang dilakukan oleh ibu (Proverwati, A., & Wati, E,K.,
2011:51-52). Setelah umur 6 bulan, setiap bayi membutuhkan makanan lunak yang
bergizi sering disebut Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Pengenalan dan pemberian
MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan
kemampuan pencernaan bayi/anak. Dalam keadaan darurat, bayi dan balita seharusnya
mendapat MP-ASI untuk mencegah kekurangan gizi. Untuk memperolehnya perlu
ditambahkan vitamin dan mineral (variasi bahan makanan) karena tidak ada makanan
yang cukup untuk kebutuhan bayi.
Balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih dari satu
tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan “batita” dan anak usia lebih dari tiga tahun
sampai lima tahun yang dikenal dengan usia “prasekolah”. Batita sering disebut
konsumen pasif, sedangkan usia prasekolah lebih dikenal sebagai konsumen aktif. Anak
dibawah lima tahun merupakan kelompok yang menunjukkan perkembangan yang pesat
namun tersering menderita kekurangan gizi. Gizi ibu yang kurang pada waktu konsepsi
atau sedang hamil dapat berpengaruh pada pertumbuhan semasa balita. Bila gizi buruk
maka perkembangan otaknya kurang dan akan berpengaruh pada kehidupan balita diusia
prasekolah dan sekolah (Proverwati, A., & Wati, E,K., 2011:62-63).
2.3 Kebutuhan Gizi yang Cukup pada Balita
Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat
badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada
keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau
dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat
(KMS).Agar kebutuhan gizi pada balita terpenuhi maka makanan yang dimakan anak
beraneka ragam dan harus mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur
(Proverwati, A., & Wati, E,K., 2011:64).

Air Susu Ibu merupakan minuman sekaligus makanan yang mengandung banyak
nutrisi yang baik dan sempurna jika dikonsumsi semenjak bayi lahir hingga mencapai
usia 6 bulan. Kandungan nutrisi yang dimiliki oleh ASI diantaranya yaitu lectalbumin,
lemak sehat juga zat antibody yang bermanfaat melindungi bayi dari berbagai penyakit.
Disarankan sekali kepada wanita yang baru melahirkan agar memberikan sang bayi ASI
secara eksklusif selama 6 bulan. ASI eksklusif ini baik bagi daya tahan tubuh si kecil agar
tidak terserang penyakit. (bidanku.com, 2016)

Pada usia 6-24 bulan angat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan anak
sehingga semua kebutuhan gizinya harus terpenuhi. Anak juga baru diperkenalkan pada
makanan pendamping ASI (MP-ASI). Zat gizi yang mereka perlukan adalah:

· Energi berfungsi untuk menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan anak.


· Protein berfungsi untuk membentuk sel-sel baru yang akan menunjang proses
pertumbuhan seluruh organ tubuh, pertumbuhan dan perkembangan otak, perbaikan
jaringan tubuh, serta untuk membuat enzim pencernaan dan zat kekebalan.
· Lemak berperan penting dalam proses tumbuh kembang sel-sel saraf otak untuk
kecerdasan anak.
· Vitamin A berfungsi untuk menjaga kesehatan mata, menjaga kelembutan kulit, dan
pertumbuhan optimal anak.
· Vitamin C berfungsi untuk pembentukkan kolagen (tulang rawan), meningkatkan
daya tahan tubuh, dan penyerapan kalsium yang diperlukan untuk pembentukkan tulang
dan gigi yang kuat.
· Iodium/yodium berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh sehingga
tidak mengalami hambatan seperti kretinisme/ kerdil.
· Kalsium penting dalam pembentukkan tulang dan gigi.
· Zinc/zat seng untuk pertumbuhan, fungsi otak dan mempengaruhi respon tingkah
laku dan emosi anak.
· Zat besi diperlukan untuk pertumbuhan fisik dan mempengaruhi penggunaan energi
yang diperlukan tubuh.
· Asam folat sangat penting pada masa pertumbuhan anak, memproduksi sel darah
merah dan sel darah putih dalam sumsum tulang (klinikgizi.com, 2016)
2.4 Macam-macam Makanan untuk Bayi dan Menu Seimbang untuk Balita

Setelah bayi berumur 6 bulan, maka untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya


diperlukan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI). Makanan pendamping ASI yang
baik adalah terbuat dari bahan makanan segar. Jenis-jenis MP-ASI yang dapat diberikan
dapat berupa makanan saring, makanan lunak, dan makanan padat. Macam-macam
makanan untuk bayi:

a. ASI (Air Susu Ibu)


ASI eksklusif selama 6 bulan memberikan banyak manfaat bagi ibu dan bayinya. Yang
utama adalah perlindungan terhadap infeksi saluran cerna. Inisiasi menyusu dini, dalam
waktu satu jam setelah lahir, melindungi bayi baru lahir dari infeksi sehingga
menurunkan angka kematian bayi baru lahir. ASI mempunyai keunggulan baik ditinjau
segi gizi, daya kekebalan tubuh, psikologi, ekonomi, dan sebagainya (doktersehat.com,
2016).

b. MP-ASI (Makanan Pendamping ASI)


Makanan pendamping ASI (MP-ASI) diberikan setelah bayi berumur 6 bulan.

Jenis MP-ASI diantaranya :

o Makanan Saring adalah makanan yang dihancurkan atau disaring tampak kurang
merata dan bentuknya lebih kasar dari makanan lumat halus, contoh: bubur susu,
bubur sumsum, pisang saring, pepaya saring, tomat saring, dan lain-lain.
o Makanan Lunak adalah makanan yang dimasak dengan banyak air dan tampak
berair, contoh: bubur nasi, nasi tim, kentang puri, dan lain-lain.
o Makanan Padat adalah makanan lunak yang tidak nampak berair dan biasanya
disebut makanan keluarga, contoh: lontong, kentang rebus, biskuit, dan lain-lain
(Proverwati, A., & Wati, E,K., 2011:53).
Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat sehingga
kebutuhan gizi yang diperlukan berbeda dengan bayi maupun orang dewasa. Balita
membutuhkan lebih banyak lemak dan sedikit serat, untuk itu menu seimbang yang
diperlukan harus memperhatikan jumlah gula dan garam, porsi makan, kebutuhan energi
dan nutrisi, serta susu pertumbuhan. Menu seimbang yang harus terpenuhi adalah

a) Karbohidrat seperti nasi, roti, sereal, kentang, atau mie.


b) Buah dan sayur seperti pisang, pepaya, apel, jeruk, tomat, dan tomat.
c) Susu dan produk olahan susu.
d) Protein seperti ikan, susu, daging, telur, kacang-kacangan.
e) Lemak dan gula seperti yang terdapat dalam minyak, santan, mentega, roti,
dan kue mengandung omega 3 dan omega 6 yang penting untuk
perkembangan otak (Proverwati, A., & Wati, E,K., 2011:78-79).
2.5 Cara Pengelolaan Makanan untuk Bayi dan Balita

Pengelolaan makanan untuk bayi dan balita harus disesuaikan dengan umurnya.
Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam dan pembentukan pola makanan
perlu diterapkan sesuai pola makanan keluarga. Untuk bayi umur 6-9 bulan perlu
dikenalkan dengan MP-ASI lumat 2 kali sehari dan menambahkan sedikit demi sedikit
lemak seperti santan atau minyak kelapa untuk mempertinggi nilai gizi makanan. Untuk
bayi umur 9-12 bulan mulai diberikan makanan selingan 1 kali sehari seperti pisang atau
bubur kacang hijau. Bayi berumur 12-24 bulan mulai diberikan variasi makanan dan
melatih menyapih dengan bertahap.

Untuk balita, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah

1) Karbohidrat
Anak dibiasakan untuk mengonsumsi beragam sumber karbohidarat, seperti nasi, beras
merah, kentang, ubi, singkong, mie, bihun maupun jagung.

2) Protein
Bisa didapat dari daging-dagingan, ikan-ikanan, hati, udang, kerang, tempe dan tahu.
Pilih sumber protein yang mudah, murah, enak maupun berkualitas tinggi seperti telur.

3) Lemak
Anak-anak membutuhkan lebih banyak lemak dibandingkan orang dewasa karena tubuh
mereka menggunakan energi yang lebih secara proposional selama masa pertumbuhan
dan perkembangan mereka. Sumber lemak dalam dalam makanan bisa di dapat dalam :
mentega, susu, daging, ikan, minyak nabati.

4) Vitamin Dan Mineral


Banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan. Semakin hijau waran sayuran, makin
banyak vitaminnya. Semakin kuning, merah, atau biru warna daging buah,
vitaminnya semakin kaya. (klinikgizi.com, 2014)
2.6 Faktor yang Memengaruhi Pemberian Makanan, Pertumbuhan, dan
Perkembangan untuk Bayi dan Balita

Faktor yang memengaruhi pemberian makanan pada bayi dan balita:

a) Kerjasama ibu dan anak.

Dimulai pada saat kelahiran bayi dilanjutkan sampai dengan anak mampu makan sendiri.
Makanan hendaknya menyenangkan bagi anak dan ibu. Ibu yang tegang, cemas, mudah
marah merupakan suatu kecenderungan untuk menimbulkan kesulitan makan pada anak.

b) Memulai pemberian makan sedini mungkin.

Pemberian makan sedini mungkin mempunyai tujuan menunjang proses metabolisme


yang normal, untuk pertumbuhan, menciptakan hubungan lekat ibu dan anak, mengurangi
resiko terjadinya hipoglikemia, hiperkalemi, hiperbilirubinemia dan azotemia.

c) Mengatur sendiri.

Pada awal kehidupannya, seharusnya bayi sendiri yang mengatur keperluan akan
makanan. Keuntungannya untuk mengatur dirinya sendiri akan kebutuhan zat gizi yang
diperlukan.

d) Peran ayah dan anggota keluarga lain.

e) Menentukan jadwal pemberian makanan bayi

f) Umur

g) Berat badan.

h) Diagnosis dari penyakit dan stadium (keadaan).

i) Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan.

j) Kebiasaan makan (kesukaan, ketidaksukaan dan acceptability dari jenis makanan dan
toleransi daripada anak terhadap makanan yang diberikan) (infogizi.com, 2016)

Faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan balita:
Indikator pertumbuhan yang sering digunakan adalah berat badan dan pertambahan
berat, meskipun pertumbuhan panjang juga digunakan. Faktor yang memengaruhi
tumbuh kembang anak terdiri atas sebab langsung dan tak langsung. Sebab langsung
meliputi kecukupan pangan dan keadaan kesehatan, sedangkan sebab tak langsung
meliputi ketahanan pangan keluarga, pola asuh anak, pemanfaatan pelayanan kesehatan,
dan sanitasi lingkungan. Sepuluh faktor memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
bayi dan balita:

a. Genetik
b. Saraf
c. Hormon
d. Gizi
e. Kecenderungan sekuler
f. Status sosial ekonomi
g. Cuaca dan iklim
h. Tingkat aktivitas
i. Penyakit
j. Cacat lahir (Proverwati, A., & Wati, E,K., 2011:69-76).
2.7 Pengaruh Status Gizi Terhadap Perkembangan dan Pertumbuhan Balita

Status gizi pada masa balita perlu mendapatkan perhatian yang serius dari orang tua,
karena kekuragan gizi pada masa ini akan menyebabkan kerusakan yang irreversibel
(tidak dapat dipulihkan) (Proverwati, A., & Wati, E,K., 2011:76). Keadaan kurang gizi
juga berasosiasi dengan keterlambatan perkembangan motorik. Tidak hanya kekurangan
gizi, kelebihan gizi pun akan mengakibatkan obesitas dan terganggunya proses
pertumbuhan dan perkembangan (catursaptaningwilujeng.lecture.ub.ac.id, 2016). Status
gizi dan balita dapat diketahui dengan cara mencocokkan umur anak dengan berat badan
standar dengan mengguakan pedoman WHO-NCHS. Sedangkan parameter yang cocok
digunakan untuk balita adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala (Proverwati,
A., & Wati, E,K., 2011:77).
Zat-zat gizi yang dikonsumi balita akan berpengaruh pada status gizi balita tersebut.
Perbedaan status gizi baduta memiliki pengaruh yang berbeda pada setiap perkembangan
anak, apabila gizi seimbang yang dikomsumsi tidak terpenuhi, pencapaian pertumbuhan
dan perkembangan anak terutama perkembangan motorik yang baik akan terhambat
(Gunawan, G., Fadlyana, E., & Rusmil, K., 2011).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan, berikut kesimpulan yang dapat diambil.

1. Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh
suatu organisme sedangkan gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari dalam
jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
2. Pemberian makanan pada bayi dan balita harus disesuaikan oleh umurnya. Bayi dan
balita memerlukan beraneka ragam variasi makanan terutama mencakup pemberian
karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin.
3. Agar kebutuhan gizi pada balita terpenuhi maka makanan yang dimakan anak
beraneka ragam dan harus mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.
4. Makanan yang baik bagi bayi adalah ASI, namun setelah 6 bulan dapat diberikan
MP-ASI. Bagi balita menu seimbang yang dapat diperoleh dari karbohidrat, protein,
sayur dan buah, serta susu dan olahannya.
5. Pengelolaan makanan untuk bayi dan balita harus disesuaikan dengan umurnya.
6. Indikator pertumbuhan yang sering digunakan adalah berat badan dan pertambahan
berat. Banyak faktor yang memengaruhinya yaitu sebab langsung dan tidak langsung.
7. Perbedaan status gizi baduta memiliki pengaruh yang berbeda pada setiap
perkembangan anak, apabila gizi seimbang yang dikomsumsi tidak terpenuhi,
pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak terutama perkembangan motorik
yang baik akan terhambat.BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan, berikut kesimpulan yang dapat diambil.

1. Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh
suatu organisme sedangkan gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari dalam
jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
2. Pemberian makanan pada bayi dan balita harus disesuaikan oleh umurnya. Bayi dan
balita memerlukan beraneka ragam variasi makanan terutama mencakup pemberian
karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin.

3. Agar kebutuhan gizi pada balita terpenuhi maka makanan yang dimakan anak
beraneka ragam dan harus mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.

4. Makanan yang baik bagi bayi adalah ASI, namun setelah 6 bulan dapat diberikan
MP-ASI. Bagi balita menu seimbang yang dapat diperoleh dari karbohidrat, protein,
sayur dan buah, serta susu dan olahannya.

5. Pengelolaan makanan untuk bayi dan balita harus disesuaikan dengan umurnya.

6. Indikator pertumbuhan yang sering digunakan adalah berat badan dan pertambahan
berat. Banyak faktor yang memengaruhinya yaitu sebab langsung dan tidak langsung.

7. Perbedaan status gizi baduta memiliki pengaruh yang berbeda pada setiap
perkembangan anak, apabila gizi seimbang yang dikomsumsi tidak terpenuhi,
pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak terutama perkembangan motorik
yang baik akan terhambat.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan, berikut kesimpulan yang dapat diambil.

1. Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh
suatu organisme sedangkan gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari dalam
jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.

2. Pemberian makanan pada bayi dan balita harus disesuaikan oleh umurnya. Bayi dan
balita memerlukan beraneka ragam variasi makanan terutama mencakup pemberian
karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin.

3. Agar kebutuhan gizi pada balita terpenuhi maka makanan yang dimakan anak
beraneka ragam dan harus mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.
4. Makanan yang baik bagi bayi adalah ASI, namun setelah 6 bulan dapat diberikan
MP-ASI. Bagi balita menu seimbang yang dapat diperoleh dari karbohidrat, protein,
sayur dan buah, serta susu dan olahannya.

5. Pengelolaan makanan untuk bayi dan balita harus disesuaikan dengan umurnya.

6. Indikator pertumbuhan yang sering digunakan adalah berat badan dan pertambahan
berat. Banyak faktor yang memengaruhinya yaitu sebab langsung dan tidak langsung.

7. Perbedaan status gizi baduta memiliki pengaruh yang berbeda pada setiap
perkembangan anak, apabila gizi seimbang yang dikomsumsi tidak terpenuhi,
pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak terutama perkembangan motorik
yang baik akan terhambat.

3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat ditarik saran berikut ini.

1. Untuk ibu rumah tangga, setelah membaca makalah ini diharapkan untuk
mengetahui lebih lanjut tentang gizi seimbang untuk bayi dan balitanya.

2. Untuk pembaca, setelah membaca makalah ini diharapkan untuk


menyebarluaskan pengetahuan kepada masyarakat terutama ibu rumah tangga
tentang gizi seimbang untuk bayi dan balita.
DAFTAR RUJUKAN

Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
bidanku.com. Waktu yang Tepat dalam Memberikan Asi (http://bidanku.com/
waktu-yang-tepat-dalam-memberikan-asi) diakses pada 22 November 2016
caramedis.com. Pengertian gizi dan manfaatnya bagi tubuh manusia
(http://www .caramedis.com/pengertian-gizi-dan-manfaatnya-bagi-tubuh-manus
ia/) diakses pada 20 November 2016
catursaptaningwilujeng.lecture.ub.ac.id. Gizi dan Balita (http://catursaptaningwilu
jeng.lecture.ub.ac.id/files/2013/02/GIZI-BAYI-DAN-BALITA_2_CSW. pdf)
diakses pada 20 November 2016
doktersehat.com.K e b u t u h a n Nutrisi bagi Bayi dan
B a l i t a , (http://doktersehat.com/kebutuhan-nutrisi-bagi-bayi-dan-balita/),
diakses pada 24 Oktober 2016.
Gunawan, G., Fadlyana, E., & Rusmil, K. 2011. Hubungan status gizi dan
perkembangan anak usia 1-2 tahun. Sari Pediatri, 13(2), 142-6.
infogizi.com. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian Makanan pada Bayi.
(http://www.infogizi.com/68/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pemberi
an-makanan-pada-bayi.html) diakses pada 21 November 2016
klinikgizi.com. 2014. Kebutuhan Gizi dan Nutrisi Anak Usia Di Bawah 5 tahun,
(https://klinikgizi.com/2014/10/02/kebutuhan-gizi-dan-nutrisi-anak-usia-di-baw
ah-5-tahun/), diakses pada 23 Oktober 2016.
Proverwati, A., & Wati, E,K. 2011. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan & Gizi Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
samishare.com. Pengertian Makanan Gizi Seimbang, (www.samiss hare.com
/pengertian-makanan-gizi-seimbang-3144), diakses pada 25 Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai