7
hipotensi
4. Evaluasi turgor kulit, 4. Kehilangan/perpindahan
membran mukosa, cairan yang minimal dpt
keadaan fontanel dgn cepat menimbulkan
dehidrasi, terlihat oleh
turgor kulit yang buruk,
membran mukosa kering
5. Kaji lokasi tempat dan fontanel cekung.
masuknya cairan 5. Pembengkakan dpt
IV/jam. menandakan tjd infiltrasi
cairan atau plester terlalu
ketat. Aliran balik darah
disebabkan oleh penurunan
cairan mungkin
6. Pantau pemeriksaan menyumbat jarum
lab. Sesuai indikasi : 6. Dehidrasi meningkatkan
Ht dan kalium serum kadar hematokrit diatas
nilai normal 45%-53%.
Hipokalemia dapat terjadi
karena kehilangan melalui
selang nasogastrik, diare
atau muntah. Kadar kalium
berlebihan (hiperkalemia)
dapat diakibatkan dari
kesalahan penggantian,
perpindahan kalium dari
ruangan intraselular ke
ekstraselular, asidosis atau
7. Berikan infus gagal ginjal.
parenteral. 7. Penggantian cairan
menambah volume darah;
membantu mengembalikan
vasokonstriksi berkenaan
dengan hipoksia, asidosis
dan pirau kanan ke kiri
melalui PDA.
1. Observasi bayi,
PK; hiperbilirubinemia Setelah dilakukan perhatikan sklera 1. Mendeteksi bukti/derajat
22/9 Data Objektif : tindakan perawatan dan mukosa oral, ikterik. Penampilan klinis
DX. 4 - KU lemah diharapkan tidak terjadi kulit menguning dan dari ikterik jelas pada kadar
- Sklera ikterik, hiperbilirubinemia bagian tertentu. bilirubin lebih dari 7-8
kramer V dengan kriteria: mg/dl pada bayi cukup
- Bil Direk 13,38, Bil 1. Sklera unikterik bulan.
Total 24,81 2. Bilirubin total dan 2. Pantau pemeriksaan
- SGOT 248 H/uL, bilirubin direk dbn laboratorium, sesuai 2. Kadar bilirubin untuk
SGPT 253 H/uL indikasi: bilirubin memprediksi potensial
- Anemia hemolitik direk dan indirek, tjdmya kern ikterus.
susp. Hb/Ht, proteinserum Peningkatan kadar Hb/Ht
Incompatibility total. menandakan polisitemia.
darah Kadar Hb rendah mungkin
dihubungkan dgn hidrops
fetalis atau dgn
inkompatibilitis RH yg tjd
dlm uterus serta
menyebabkan hemolisis,
edema dan pucat. Kadar
rendah protein serum
menandakan penurunan
8
kapasitas ikatan thdp
bilirubin.
3. Berikan obat-obatan
sesuai indikasi; a.l: 3. Urdafalk berfungsi sebagai
Urdafalk 2x1/15 tab protektor hepatik
Prednison 2x2 mg sedangkan prednison
bekerja sebagai enzyme
4. Lakukan Light inducer.
therapy sesuai 4. Terapi sinar dapat
indikasi menyebabkan terjadinya
isomerisasi bilirubin.
1. Kaji adanya tanda-
22/9 PK; sepsis Setelah dilakukan tanda septikemia 1. Sebagai deteksi terjadinya
DX. 5 Data Objektif : tindakan perawatan sepsis
- KU lemah diharapkan sepsis tidak
- Dyspnea, retraksi+ terjadi dengan kriteria: 2. Monitor tanda-tanda
- Terpasang O2 via 1. Tidak terdapat vital 2. Tanda-tanda vital akan
ventilator IPPV 70% tanda-tanda mengalami perubahan pada
- AL :13,3 X 103 uL septikemia klien dengan sepsis a.l
(18/9) 2. TTV dbn meningkatnya suhu
- Suhu : 37,7, Nadi 3. AL dbn danmenurunnya tekanan
128x/menit 3. Berikan obat-obatan darah
sesuai indikasi, 3. Amphycilin merupakan
seperti : antibiotik antibitik utnuk bakteri gram
yaitu amphicilin dan positif, sedangkan
Gentamicin genntamicin untuk bakteri
gram negatif.
1. Timbang BB sesuai
23/9 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan indikasi 1. Kelebihan atau
DX. 6 nutrisi kurang dari tindakan perawatan penurunan BB menetap
kebutuhan tubuh b.d. diharapkan nutrisi bayi dpt mendapatkan bahwa
gangguan absorbsi seimbang dengan masukan kalori tidak
Data Objektif : kriteria : adekuat dgn jumlah yang
- K 1. penurunan BB kurg diberikan.
U lemah, kesadaran dr 10% dr BB lahir 2. Kaji kongesti nasal
menurun reflek 2. Secara adekuat oral atau bersin pada 2. Membersihkan parese
hisap-, hepar terhidrasi dg bayi, hisap sblm pernafasan dari mukus
membesar, lien haluaran urine pemberian makan berlebihan, mungkin bayi
membesar normal baru lahir bernafas lebih
- B 3. turgor kulit rendah saat makan yg
B lahir 2600 gr BB membaik. memperbaiki masukan
sekarang 2100 gr oral
- S 3. Observasi keadaan
tatus gizi buruk sonde 3. Untuk mempertahankan
- H posisi dlm keadaan baik
ematokrit :23,8% 4. Lakukan aspirasi
(19 Sept) pada sonde sblm 4. Untuk mengetahui
- H pemberian makan adanya residu
emoglobin 8,3 g/dl 5. Posisikan bayi
(19Sept) miring kanan, 5. Memudahkan
- G jangan mengganggu pengosongan lambung,
lukosa sewaktu 59 stlh pemberian meningkatkan absorbsi.
mg/dl makan. Gangguan dpt
- A meningkatkan
lbumin 2,6 g/dl kemungkinan regurgitasi.
(18/9) 6. Pantau masukan dan
haluaran bayi 6. Mengidentifikasi
termasuk frek dan ketidakseimbangan,
konsistensi defekasi memungkinkan intervensi
dini. Kepekaan GI
9
dihubungkan dgn sering
defekasi atau faeces cair
muntah dan regurgitasi
dg akibat dehidrasi dan
malnutrisi.
7. Berikan nutrisi
parenteral sesuai 7. Nutrisi parenteral
indikasi memenuhi kebutuhan
kalori dan zat lain yg
diperlukan tbh sehg
tercapai keseimbangan
nutrisi
10
CATATAN PERKEMBANGAN
22 Sept 2003
DX 2 22 Sept 2003 1. Proteksi infeksi : S :-
mencuci tangan O:
sebelum dan sesudah - KU lemah
merawat klien - Daerah & verband penutup IV line
Jam 13.00 2. Kontrol infeksi : bersih: Dextrose 10%;11tpm
WIB Monitor tanda-tanda - Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
infeksi dan tanda-tanda (R,C,D,T dan F) pada IV line
vital - Suhu : 36,6 c RR : ventilator
11
3. IV line site care : - Lingkungan bersih
mempertahankan
terpasangnya spalk A: Masalah teratasi
4. Self care : mengganti P: Pertahankan kondisi
popok, menjaga
lingkungan sekitar
klien tetap bersih.
23 Sept 2003
23 Sept 2003 1. Proteksi infeksi : S :-
mencuci tangan O:
sebelum dan sesudah - KU lemah
merawat klien - Daerah & verband penutup IV line
Jam 07.35 2. Kontrol infeksi : bersih: Dextrose 10%;11tpm
Monitor tanda-tanda - Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
infeksi dan tanda-tanda (R,C,D,T dan F) pada IV line
vital - Suhu : 37,2 c, Nadi:110x/mnt, RR :
3. IV line site care : ventilator
mempertahankan - Lingkungan bersih
terpasangnya spalk
4. Self care : mengganti A: Masalah teratasi
popok, menjaga P: Pertahankan kondisi
lingkungan sekitar
klien tetap bersih.
24 Sept 2003 24 Sept 2003
1. Proteksi infeksi : S :-
mencuci tangan O:
sebelum dan sesudah - KU lemah
merawat klien - Daerah & verband penutup IV line
Jam 07.35 2. Kontrol infeksi : bersih: Dextrose 10%;11tpm
Monitor tanda-tanda - Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
infeksi dan tanda- (R,C,D,T dan F) pada IV line
tanda vital - Suhu : 37 c, Nadi:120x/mnt, RR :
3. IV line site care : ventilator
mempertahankan - Lingkungan bersih
terpasangnya spalk
4. Self care : mengganti A: Masalah teratasi
popok, menjaga P: Pertahankan kondisi
lingkungan sekitar
klien tetap bersih.
12
23 Sept 2003 23 Sept 2003
Jam.07.35 1. Mengkaji lokasi S:
WIB tempat masuknya O:
cairan IV/jam - KU lemah
2. Mengevaluasi turgor - Turgor kulit kembali lamban, kulit agak
kulit, membran keriput, mukosa bibir lembab
mukosa - Infus terpasang Dextrose 10% : 11 tpm
3. Memonitor intake - Intake : 225
dan output cairan/24 - Output + Iwl : 170
jam. - Balance : +55 cc
4. Memonitor infus - Nadi : 110 x/menit
parenteral Dextrose
10%;11tpm
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
13
Hb/Ht, proteinserum A : Masalah belum teratasi
total. P : Lanjutkan intervensi
3. Memberikan obat-
Jam 11.00 obatan sesuai
WIB indikasi; a.l: Urdafalk
1/15 tab dan
Prednison 2 mg
23 Sept 2003
Jam 07.35 1. Memonitor tanda-
WIB tanda vital 23 Sept 2003
Jam 08.05 2. Mengkaji adanya S:
WIB tanda-tanda O:
septikemia - KU Lemah, kesadaran sopor
Jam 11.00 3. Memberikan obat- - Suhu : 37,2 c Nadi 110x/menit
WIB obatan sesuai - RR ventilator
indikasi, Yaitu : - AL : 13,3 x103 uL (18 sept)
antibiotik Gentamicin
5 mg A : Masalah teratasi sebagian
Jam 12.00 WI 4. Memberikan injeksi P : Lanjutkan intervensi
Ampicilin 150 mg
24 Sept 2003
Jam 07.30 1. Mengkaji adanya
WIB tanda-tanda 24 Sept 2003
septikemia S:
Jam 07.35 2. Memonitor tanda- O:
14
WIB tanda vital - KU Lemah, kesadaran sopor
Jam 11.00 3. Memberikan obat- - Suhu : 37 c Nadi 120 x/menit
WIB obatan sesuai - RR ventilator
indikasi, Yaitu : - AL : 13,3 x103 uL (18 sept)
Jam 12.00 antibiotik Gentamicin
WIB 5 mg A : Masalah teratasi sebagian
4. Memberikan injeksi P : Lanjutkan intervensi
Amphicilin 150 mg
24 Sept 2003
1. Mengobservasi
Jam. 07.30 keadaan sonde 24 Sept 2003
WIB 2. Mengkaji kongesti
Jam 09.00 nasal oral atau bersin S:
WIB pada bayi, hisap sblm O:
pemberian makan - KU lemah, kesadaran sopor
3. Melakukan aspirasi - Turgor kulit jelek, kulit keriput, reflek
pada sonde sblm hisap-, aspirasi cairan lambung dbn
pemberian makan - Asupan nutrisi oral 5 cc susu LLM/ 2
Jam 09.30 4. Mengatur posisi bayi jam, masih terpasang NGT
WIB miring kanan, jangan - Balance cairan 0 cc/7 jam
mengganggu stlh
Jam 14.00 pemberian makan.
WIB 5. Memantau masukan A : Masalah teratasi sebagian
dan haluaran bayi P : Lanjutkan intervensi
termasuk frek dan
konsistensi defekasi
6. Memberikan nutrisi
parenteral sesuai
indikasi, Infus
Dextrose 10%;11tpm
danNP Primen 1/3
botol/hari
15