Anda di halaman 1dari 3

GASTRITIS

No Dokumen
No Revisi
SPO
Tanggal Terbit
Halaman 1/3
Pemerintah Puskesmas
Kabupaten Pangenan
Cirebon dr. Atih Andriyantie Fauzi
NIP. 19781204 200701 2 007

1. Pengertian Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa
lambung sebagai mekanisme proteksi mukosa apabila terdapat
akumulasi bakteri atau bahan iritan lain. Proses inflamasi dapat bersifat
akut, kronis, difus, atau lokal.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam menentukan diagosis dan
penatalaksanaan pasien gastritis
3. Kebijakan Keputusan kepala Puskesmas Nomor…........tentang……………………
4. Referensi 1. Kepmenkes No.514 Tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
2. No ICPC-2 : D07 Dyspepsia/indigestion
3. No ICD-10 : K29.7 Gastritis, unspecified
5. Prosedur 1. Melakukan Anamnesis (Subjective)
Pasien datang ke dokter karena rasa nyeri dan panas seperti
terbakar pada perut bagian atas. Keluhan mereda atau memburuk
bila diikuti dengan makan, mual, muntah dan kembung.

2. Mencari Faktor Risiko


1. Pola makan yang tidak baik: waktu makan terlambat, jenis
makanan pedas, porsi makan yang besar
2. Sering minum kopi dan teh
3. Infeksi bakteri atau parasit
4. Pengunaan obat analgetik dan steroid
5. Usia lanjut
6. Alkoholisme
7. Stress
8. Penyakit lainnya, seperti: penyakit refluks empedu, penyakit
autoimun, HIV/AIDS, Chron disease

3. Melakukan Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana


(Objective)
Pemeriksaan Fisik Patognomonis
1. Nyeri tekan epigastrium dan bising usus meningkat.
2. Bila terjadi proses inflamasi berat, dapat ditemukan pendarahan
saluran cerna berupa hematemesis dan melena.
3. Biasanya pada pasien dengan gastritis kronis, konjungtiva
tampak anemis.
Pemeriksaan Penunjang:
Tidak diperlukan, kecuali pada gastritis kronis dengan melakukan
pemeriksaan:
1. Darah rutin.
GASTRITIS
No Dokumen
Puskesmas
No Revisi Nama Kepala
Pangenan SPO
Tanggal Terbit Puskesmas
Halaman 2/3
2. Untuk mengetahui infeksi Helicobacter pylori:
pemeriksaanUreabreath test dan feses.
3. Rontgen dengan barium enema.
4. Endoskopi

4.Melakukan penegakan diagnosis (Assessment)


a. Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
b. Untuk diagnosis definitif dilakukan pemeriksaan penunjang.

5. Mencari diagnosis banding


a. Kolesistitis
b. Kolelitiasis
c. Chron disease
d. Kanker lambung
e. Gastroenteritis
f. Limfoma
g. Ulkus peptikum
h. Sarkoidosis
i. GERD

6. Memeriksa adanya komplikasi


a. Pendarahan saluran cerna bagian atas
b. Ulkus peptikum
c. Perforasi lambung
d. Anemia

7. Memberikan penatalaksanaan komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
Terapi diberikan per oral dengan obat, antara lain:
H2 Bloker 2x/hari (Ranitidin 150 mg/kali, Famotidin 20 mg/kali,
Simetidin 400-800 mg/kali), PPI 2x/hari (Omeprazol 20 mg/kali,
Lansoprazol 30 mg/kali), serta Antasida dosis 3 x 500-1000
mg/hari.
Konseling dan Edukasi
Menginformasikan kepada pasien untuk menghindari pemicu
terjadinya keluhan, antara lain dengan makan tepat waktu, makan
sering dengan porsi kecil dan hindari dari makanan yang
meningkatkan asam lambung atau perut kembung seperti kopi, teh,
makanan pedas dan kol.
8. Melakukan rujukan, jika:
a. Bila 5 hari pengobatan belum ada perbaikan.
b. Terjadi komplikasi.
c. terdapat alarm symptoms
GASTRITIS
No Dokumen
Puskesmas
No Revisi Nama Kepala
Pangenan SPO
Tanggal Terbit Puskesmas
Halaman 3/3

Prognosis
Prognosis sangat tergantung pada
kondisi pasien saat datang, komplikasi,
dan pengobatannya. Umumnya
prognosis gastritis adalah bonam,
namun dapat terjadi berulang bila pola
hidup tidak berubah.
6. Diagram Alir
7. Unit Terkait

8. Rekam Historis Perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai