BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. HOSPITALISASI
Hospitalisasi pada anak adalah keadaan krisis pada anak saat anak
sakit dan dirawat di Rumah Sakit, sehingga harus beradaptasi dengan
lingkungan Rumah Sakit.
8
9
2.1.3.1.1. Privasi
2.1.3.1.2. Peran
2.1.3.2.1. Otonomi
2.1.5.1.1. Perubahan
Akibat penyakit yang di derita atau tindakan
seperti pembedahan, pengaruh citra tubuh,
perubahan citra tubuh dapat menyebabkan
perubahan peran , idial diri, harga diri dan
identitasnya.
2.1.5.1.2. Menolak makan
2.1.5.1.3. Sering bertanya
2.1.5.1.4. Cemas bila ditinggal keluarga
2.1.5.1.5. Menangis secara perlahan
2.1.5.1.6. Tidak kooperatif
2.1.4.2.1.1. Denial/disbelief
Tidak percaya akan penyakit
anaknya
2.1.4.2.1.2. Marah/merasa bersalah
Merasa tidak mampu merawat
anaknya
2.1.4.2.1.3. Ketakutan, cemas dan frustasi
Orangtua pada umumnya akan
merasa takut, cemas dan frustasi
terhadap tingkat keseriusan
penyakit, prosedur tindakan
medis, dan ketidak tahuan akan
penyakit yang diderita anaknya
12
2.1.4.2.1.4. Depresi
Terjadi setelah masa krisis
anaknya, merasa lelah fisik,
khawatir memikirkan anaknya
yang lai dirumah, berhubungan
dengan efek samping
pengobatan, berhubungan dengan
biaya pengobatan dan perawatan.
2.2. CEMAS
Cemas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung
oleh situasi. Ketika merasa cemas, individu merasa tidak nyaman
atau takut atau mungkin memiliki firasat akan ditimpa malapetaka
padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut
terjadi (Murwani, 2008). Sedangkan menurut Struart (2007),
ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar yang
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Tidak ada
objek yang dapat diidentifikasi sebagai stimulus cemas.
Cemas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek
membahayakan, yang bergantung dengan tingkat cemas, lama cemas
yang dialami, dan seberapa baik individu melakukan koping
terhadap cemas. Cemas dapat dilihat dalam rentang ringan, sedang,
dan berat. Setiap tingkat menyebabkan perubahan emosional dan
fisiologis pada individu (Videbeck, 2008).
2.2.2.1. Keluarga
2.2.2.2. Protektif
2.2.4.4. Panik
2.2.6.1. Gagap
2.2.6.2. Pendiam
2.2.6.3. Fobia
2.2.6.4. Obsesi-Kompulsi
2.3.1. Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan
dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama
lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2010).
Dukungan Keluarga
Hospitalisasi
Respon Kecemasan
2.6. Hipotesa/Hipotesis
Istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu
“hupo” yang berarti sementara dan “thesis” yang berati pernyataan atau
teori. Karena hipotesis adalah pernyataan sementara yang masih lemah
kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya. Menurut Kerlinger (Riduan,
2010:35) hipotesis ditafsirkan sebagai dugaan terhadap hubungan antara
dua variabel atau lebih. Sedangkan Surdjana (Riduan, 2010:35) mengartikan
hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk
menjelaskan hal itu yang sering dutuntut untuk melakukan pengecekannya.
hipotesis berasal dari bahasa Inggris, yaitu Hypothesis. Hipotesa berasal dari
ejaan Belanda, yaitu Hypotese. Hipotesis atau hipotesa menurut KBBI
adalah sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat
(teori, proposisi, dan sebagainya) meskipun hal tersebut masih perlu
dibuktikan kebnarannya.