OLEH:
I PUTU SUDARSA
NIM: PO7120017251
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2018
i
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya penyusun masih diberi kesehatan sehingga Poposal ini dapat
Kecemasan Pada Penderita Daibetes Mellitus ” ini disusun untuk memenuhi tugas
Kesehatan Denpasar
Kami menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
proposal ini.
Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
5. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 46
6. Metode Analisa Data ....................................................................................................... 47
a. Reduksi Data ............................................................................................................... 47
b. Penyajian Data............................................................................................................. 47
c. Verifikasi Data ............................................................................................................ 48
7. Etika ............................................................................................................................ 48
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan mahkluk yang paling komplek yang hidup di bumi. Masalah -
masalah yang terjadi adalah masalah fisiologis dan masalah psikologis. Masalah
untuk membuat manusia belajar meningkatkan rasa aman dan nyaman. Masalah
psikologis yang paling banyak terjadi yaitu kecemasan atau anxietas. Demikian juga
jika seseorang menderita Diabetes Melitus maka akan timbul kecemasan dan ketidak
berdayaan terhadap penyakit tersebut. Oleh Karena itu memerlukan perawatan yang
2016)
2017)
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit kelainan metabolik yang mempunyai ciri
1
lemak dan protein yang diakibatkan oleh pengeluaran hormon insulin, kerja insulin
Diabetes Mellitus merupakan masalah nasional, dengan kutipan data menurut WHO
mempunyai penderita diabetes mellitus setelah China, India dan Amerika Serikat, WHO
ancaman kesehatan global. Dari data WHO kenaikan jumlah penderita Diabetes Melitus
di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi 21,3 Juta pada tahun 2030,
disebutkan juga akan terjadi peningkatan 2-3 kali lipat pada tahun 2035. Sedangkan IDF
9,1 Juta pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada tahun 2035.(PERKENI 2015)
mellitus di Jawa dan Bali pada usia penduduk 25 – 64 tahun sebesar 7,5 %, sedangkan
Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2007 dan 2013, telah melakukan wawancara
pada penduduk usia 15 tahun keatas, dimana data yang dihasilkan pada tahun 2013
sebesar 2 kali lipat dari tahun 2007 yaitu dihitung jika jumlah estimasi penduduk
indonesia yang berusia 15 tahun ke atas adalah 176.689.336 jiwa maka jumlah penderita
Dari hasil study kasus pendahuluan yang dilakukan di UPT Puskesmas Kintamani IV
pada tahun 2016 pasien diabetes yang berobat terdapat 21 kasus, dan meningkat
2
Diabetes Melitus merupakan penyakit yang memerlukan perawatan atau intervesi
yang terus menerus secara konstan selama seumur hidup. Penyakit ini hanya dapat
dikatakan sembuh bila koreksi gula darah tetap dalam batas normal. Penykit ini akan
terutama mempengaruhi tingkat kecemasan baik secara fisik, psikologis, sosial dan
Kecemasan pada pasien Diabetes Mellitus terjadi disebabkan oleh karena penyakit
ini dianggap merupakan penyakit yang sangat menakutkan dimana mempunyai dampak
negative yang komplek terhadap kecemasan pasien itu sendiri. Kecemasan terjadi
pertahanan fisiologis dan mekanisme koping terhadap ancaman rasa aman dan nyaman
yang diterima oleh individu. Keaadaan individu tergantu dari ego individu itu sendiri.
Bila ego manusia tidak bisa menerima dan membuat mekanisme yang baik maka
Menurut Penelitian Yusra (2010), menyatakan bahwa hasil wawancara dengan lima
orang pasien DM tipe 2, dua orang diantaranya mengatakan sudah bosan dengan
penyakitnya dan merasa telah membebani keluarga, sedangkan tiga pasien lainnya
merasa sulit melakukan ibadah dan kurang diperhatikan keluarganya. Oleh sebab itu,
kondisi penyakit DM tipe 2 menimbulkan masalah psikologis dan fisik yang berfokus
3
Menurut penelitian Wiyadi (2012) yang dilakukan di Ruang Flamboyan Rumah Sakit
konflik emosional melainkan oleh karena penyakit fisik atau keabnormalan. Pada
penelitian itu juga 40 % responden memiliki komplikasi penyakit DM lebih dari satu,
peneliti juga memberikan fakta bahwa kecemasan pada pasien DM yang diteliti
seminar sehari Peringatan Hari Kesehatan Jiwa tanggal 14 Oktober 2009 di jakarta,
masalah kesehatan jiwa adalah masalah yang sangat mempengaruhi produktifitas dan
oleh satu sektor saja, tetapi perlu kerja sama multi sektor. Menurut Direktur Bina
Kesehatan Jiwa, dr. H.M. Aminullah bahwa pelayanan kesehatan jiwa di pelayanan
prioritas.(Http://www.depkes.go.id 2009)
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data diatas penulis merumuskan suatu masalah dalam penelitian ini
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
penderita Diabetes Mellitus baik yang baru terdeteksi maupun yang sudah
2. Tujuan Khusus
Diabetes Meliltus
D. Manfaat
a. Bagi penderita
5
b. Bagi Keluarga
penderita maupun anggota keluarga yang lain dengan disadari bahwa salah
2. Bagi Penulis
3. Bagi Intitusi
4. Bagi Masyarakat
Mellitus.
6
Sebagai bahan pertimbangan dan tambahan bagi ilmu pengetahuan
7
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Diabetes Mellitus
Diabetes melitus adalah penyakit dengan tingginya kadar gula dalam tubuh
(hyperglikemia) yang ditandai dengan yang ditandai oleh tidak adanya insulin secara
2007)
glukosa darah sebagai akibat dari adanya gangguan penggunaan insulin, Pengeluaran
Insulin adalah hormon yang disekresi dari pankreas dan dibutuhkan dalam
proses metabolisme glukosa. Saat insulin tidak bekerja sebagaimana fungsinya maka
2006)
Diabetes Melitus (DM) atau yang disebut juga kencing manis Adalah penyakit
yang disebabkan oleh tingginya kadar gula dalam darah akibat gangguan
8
pengeluaran (sekresi) insulin. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, definisi kencing
manis adalah penyakit yang menyebabkan air kencing yang diproduksi bercampur
zat gula. Adanya kadar gula yang tinggi dalam air kencing dapat menjadi tanda-tanda
1) Kelainan Genetika
mengakibatkan tubuh tak dapat menghasilkan insulin dengan baik, dimana gen
tersebut dapat menurun dari silsilah keluarga yang mengidap Diabetes Mellitus.
a) Usia
fisiologi yang secara drastis menurun dengan cepat. Terutama setelah memasuki
usia 45 tahun Diabetes sering muncul terutama pada mereka yang berat
lemak seretonin otak. Seretonin ini mempunyai efek penenang sementara untuk
meredakan stresnya. Tetapi gula dan lemak itulah yang berbahaya bagi mereka
9
c) Pola makan yang salah
Pada masa kehamilan, masa anak-anak, dan pada usia dewasa pada
keadaan kurang gizi akibat diet ketat berlebih. Sedangkan kurang gizi pada janin
hamilnya.
tergolong gemuk. Obesitas bukan karena makanan yang manis atau kaya lemak,
- Terjadi pada segala usia, tetapi biasanya usia muda (< 30 tahun)
Bare, 2001)
10
2) Non insulin dependent diabetes mellitus (Diabetes tipe II)
3) Diabetes Gestational
glukosa darah di atas normal) (CDA, 2013 dan WHO, 2014). Wanita dengan
melahirkan, serta memiliki risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi di masa
depan.(Idf 2014)
adanya kerusakan pada pankreas yang memproduksi insulin dan mutasi gen
2015)
11
d. Gejala Diabetes Melitus
4) Lemas
5) Kesemutan
7) Mata kabur
Penyakit Diabetes Mellitus bila tidak ditangani secara cepat dan tepat maka
akan menimbulkan berbagai penyakit lain yang dapat menyerang penderita itu
12
Ketoasedosis diabetik merupakan defisiensi insulin berat dan akut
disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin
c) Hypoglikemia
mg/dl. Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian preparat insulin atau
13
Kebocoran protei darah pada urine disebabkan oleh mekanisme
filtrasi ginjal yang mengalami stres akibat dari perubahan struktur dan
ketika kadar glukosa dalam darah naik ( Brunner & Suddarth (2002)
P.1271)
(3) Neuropati
14
Perubahan aterosklerosis dalam pembuluh darah besar pada
ekstermitas bawah. Tanda dan gejala penyakit ini adalah nyeri pada
Suddarth,(2002) p.1268)
1) Diet
15
2) Latihan
optimal.
4) Terapi insulin
derajat.
5) Pendidikan
Mellitus.
2. Kecemasan
a. Pengertian Kecemasan
Cemas merupakan sistem tubuh untuk melindungi diri dari ancaman yang
Kecemasan adalah tanggapan emosi tanpa obyek yang khusus yang secara
16
kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang
tidak jelas dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya
(Suliswati, 2005)
berbagai gejala sumatif, yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial
atau pekerjaan atau penderitaan yang jelas bagi pasien. (Mansjoer, 1999)
Menurut hawari (2002), gejala gejala yang merupakan keluhan yang dikemukakan
1) Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung.
6) Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran
c. Tingkat Kecemasan
Menurut Stuart dan Sundeen (2002), ada empat tingkat kecemasan yang dialami
17
persepsinya. Kecemasan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan
perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak
dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi
orang yang mengalmi panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan
1) Faktor Predisposisi
timbulnya kecemasan:
dengan krisis yang dialami individu baik krisis perkembangan atau situasional.
18
b) Konflik emosional, yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik.
Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan kenyataan dapat
f) Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani stress akan
2) Faktor Presiptasi
timbulnya kecemasan:
19
(1) Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun
(2) Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri,
tempat tinggal.
e. Teori Kecemasan
Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang kecemasan menurut stuart (2007)
antara lain :
1) Teori Psikoanalisis
terkjadi antara dua unsur elemen kepribadian yaitu Id dan superego. Id mewakili
berfungsi untuk menengahi tuntutan antara dua elemen yang bertentangan dan
2) Teori Interpersonal
20
Dalam pandangan interpersonal cemas timbul dari perasaan takut terhadap
kecemasan berat.
3) Teori Perilaku
Cemas merupakan hasil dari frustasi yaitu gejala sesuatu yang menggangu
4) Teori Keluarga
Kecemasan merupakan hal yang biasa ditemukan dalam keluarga yang merupakan
5) Teori Biologi
dengan endorphin. Selain itu juga elah dibuktikan dengan kesehatan umum
21
Respon Kecemasan
Menurut Videbeck (2008) respon kecemasan pada setiap tingkatan kecemasan adalah
sebagai berikut :
(5) Rajin
22
(1) Perilaku otomatis
(4) Terstimulasi
(5) Tenang
(7) Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung
23
(2) Mudah tersinggung
(5) Gembira
(2) Hiperventilasi
24
(8) Egosentris
(2) Agitasi
(3) Takut
(4) Bingung
(7) Penyangkalan
4) Respons Panik
a) Respon Fisik
b) Respon Kognitif
25
(5) Fokus pada pikiran sendiri
c) Respon Emosional
(8) Lelah
g. Sumber Koping
masalah, dukungan social budaya yang diyakini. Dengan gabungan sumber sumber
h. Mekanisme Koping
Untuk mengatasi kecemasan sedang, berat dan panik menurut Suliswati (2005),
mekanisme koping yang dapat dilakukan ada dua jenis, antara lain :
26
Tujuan yang ingin dicapai dengan melakukan koping ini adalah individu mencoba
menghadapi kenyataan tuntutan stress dengan menilai secara objektif ditujukan untuk
mengatasi masalah
pemenuhan masalah
b) Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik maupun psikologi untuk
2) Ego Oriented Reaction (reaksi yang berorientasi pada ego). Koping ini tidak selalu
mekanisme ini tidak membantu untuk mengatasi masalah secara realita. Untuk
klien.
klien.
i. Penatalaksanaan Ansietas
27
Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan asietas pada tahap pencegahaan dan
c) Cukup olahraga.
d) Tidak merokok.
2) Terapi psikofarmaka.
(sinyal penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi
psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolytic), yaitu
3) Terapi somatik.
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan
28
4) Psikoterapi
dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan
faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga
5) Terapi psikoreligius
1) Pengkajian
29
Pengkajian ditujukan pada fungsi fisiologis dan perubahan perilaku melalui
Stuart dan Sundeen (1995), data fokus yang perlu dikaji pada klien yang mengalami
a) Perilaku
dan perilaku yang secara tidak langunsg melalui timbulnya gejala atau
b) Faktor predisposisi
c) Faktor presipitasi
d) Sumber koping
e) Mekanisme koping
2) Diagnosa Keperawatan
berhubungan :
a) Terpapar racun
b) Konflik yang tidak disadari tentang nilai-nilai utama atau tujuan hidup.
e) Transmisi interpersonal
g) Ancaman kematian
30
h) Ancaman terhadap konsep diri
i) Stress
j) Substance abuse
l) Fungsi peran
mengambil keputusan.
b) Penyakit akut
c) Hospitalisasi
d) Rencana Operasi
f) Penyakit neurologis
3) Intervensi
31
Untuk menetukan intervensi keperawatan, maka terlebih dahulu disusun NOC
Nursing Outcome Classification (NOC) pada ansietas terdiri dari ansietas kontrol
(1) Kontrol Kecemasan, dengan ketentuan (1-5; tidak pernah, jarang, kadang-
(2) Koping, dengan ketentuan (1-5; tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering,
32
b) NIC (Nursing Intervensi Classification)
terdiri dari penurunan kecemasan dan peningkatan koping, seperti pada uraian
berikut :
(d) Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan.
(f) Temani pasien untuk mendukung keamanan dan penurunan rasa takut
(l) Berikan pengobatan untuk menurunkan cemas dengan cara yang tepat
(e) Sediakan pilihan yang realistis tentang aspek perawatan saat ini
33
(f) Dukung penggunaan mekanisme defensive yang tepat
4) Evaluasi
d) Melakukan teknik pengalihan situasi, yaitu tarik nafas dalam, relaksasi otot dan
teknik lima jari.(Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, Hanik Endang Nihayati 2014)
Anxiety), yang terdiri dari 14 kelompok gejala dimana masing masing kelompok
1) Perasaan cemas
a) Firasat Buruk
c) Mudah tersinggung
2) Ketegangan
a) Merasa kaku
b) Lesu
c) Mudah terkejut
34
e) Mudah menangis
f) Gemetar
g) Gelisah
3) Ketakutan
a) Pada gelap
b) Ditinggal sendiri
4) Gangguan tidur
c) Tidak pulas
d) Mimpi buruk
5) Gangguan kecerdasan
b) Sulit berkonsentrasi
c) Sering bingung
6) Perasaan depresi
a) Kehilangan minat
b) Sedih
c) Bangundini hari
35
d) Berkurang kesukaan pada hobi
7) Gejala somatik
a) Nyeri otot
b) Kaku
c) Kedutan otot
d) Gigi gemertak
8) Gejala sensorik
a) Telinga berdengung
b) Penglihatan kabur
d) Merasa lemah
9) Gejala kardiovaskuler
b) Berdebar debar
c) Nyeri dada
36
b) Perasaan tercekik
a) Sulit menelan
b) Mual muntah
d) Konstipasi
e) Perut melilit
f) Gangguan pencernaan
a) Sering kencing
c) Frigiditas
a) Mulut kering
b) Muka kering
c) Mudah berkeringat
37
14) Perilaku sewaktu wawancara
c) Muka tegang
Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item 1-14 dengan
hasil:
a. Pengertian
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons (penyebab tidak spesifik
38
atau tidak diketahui oleh individu). Perasaan takut dan tidak menentu sebagai sinyal
yang menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya akan datang dan memperkuat
stabilitas emosionalnya, maka disini perlu bantuan psikolog untuk memberikan psiko
terapi yang terakhir sebagai umat Tuhan hendaknya senantiasa berdoa agar dapat
b. Etiologi
pemotongan (amputasi) kaki bagian bawah. Komplikasi pada diabetes mellitus sering
pula merupakan dari penyakit-penyakit lain yaitu jantung, ginjal, tekanan darah
tinggi, kolesterol, dan lain-lain. Komplikasi diabetes dapat menyerang seluruh tubuh,
mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki, termasuk semua alat tubuh di dalamnya.
dan membuat perasaan penderita menjadi cemas akan masa depan dirinya serta
39
Seseorang tidak akan mungkin terhindar sama sekali dari sumber kecemasan,
oleh karena itu cara yang terbaik adalah belajar bagaimana mengatasi kejadian cemas
mengalami kejadian yang serupa cenderung lebih dapat mengerti sehingga kita
mengikuti pertemuan kelompok diabetes mellitus secara rutin akan dapat lebih
2) Meditasi
tenang. Tujuannya adalah untuk melepaskan perasaan dan segala fikiran yang
3) Olah raga
Olah raga yang teratur dapat melemaskan otot-otot yang kejang yang
4) Hobby
40
Upayakan selalu berfikir pada hal-hal yang baik dan masuk akal, karena dapat
6) Auto-suggestion
melitus tampak pucat, terkesan malas, mudah lelah, kurang bergairah dan cepat
mengantuk ada kalanya tampak seolah seperti mabuk, ada pula yang tidak terkontrol
menjadi orang yang mudah tersinggung bahkan cenderung agresif. Bebrapa ada pula
yang menjadi mudah menangis dan depresif. Hal-hal emosional ini dapat timbul
karena penderita belum atau tidak siap untuk menerima kenyataan bahwa penderita
41
BAB III
KERANGKA KONSEP
1. Kerangka Konsep
Faktor Predisposisi
Mekanisme Koping
42
2. Definisi Variabel
a. Variabel Bebas
Diabetes Melitus (DM) atau yang disebut juga kencing manis Adalah penyakit
yang disebabkan oleh tingginya kadar gula dalam darah akibat gangguan
kencing manis adalah penyakit yang menyebabkan air kencing yang diproduksi
bercampur zat gula. Adanya kadar gula yang tinggi dalam air kencing dapat
b. Variabel Terikat
43
BAB IV
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan
metode deskriptif non analitik tanpa melakukan intervensi, sedang dari segi waktu
Tempat yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah UPT Puskesmas
a. Jumlah Pasien Diabetes Melitus yang rawat jalam di UPT Puskesmas Kintamani
IV pada tahun 2016 sebanyak 21 kasus dan pada tahun 2017 sebanyak 29 kasus.
3. Subyek Penelitian
a. Populasi
Penelitian dilakukan pada seluruh penderita Diabetes Melitus yang melakukan rawat
b. Sampel
44
Yang juga mempunyai kriteria sebagai berikut:
1) Kriteria Inklusi
a) Semua penderita yang melakukan rawat jalan dan telah didiagnosa oleh
b) Semua Penderita yang telah melakukan rawat inap di rumah sakit dan telah
c) Semua penderita yang telah menderita Diabetes Mellitus lebih dari 3 tahun
2) Kriteria Eklusi
4. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini yang menajdi fokus penelitian adalah tingkat kecemasan pada
perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
45
c. Kecemasan berat, sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang
cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak
dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi
orang yang mengalmi panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan
kuisioner, alat tulis serta pengolahan data dengan menggunakan Komputer. Data yang
Hars-A
46
a. Data Identitas respondes : nama , umur , jenis kelamin, pekerjaan, alamat diperoleh
dengan wawancara
Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat. Seluruh data
a. Reduksi Data
data yang di peroleh menjadi satu bentuk tulisan (script) yang akan di analisis
(Herdiansyah, 2014). Data hasil wawancara yang tekumpul dalam bentuk catatan
lapangan di jadikan satu dalam bentuk transkip dan di kelompokan menjadi data
b. Penyajian Data
lakukan penyajian data dengan menggunakan tabel dan teks naratif. Kerahasiaan dari
klien di jamin dengan jalan mengaburkan identitas dari responden (Milles dan
Huberman 1992)
47
3) Data tentang gejala disajikan dalam bentuk deskriptif dengan menjumlahkan nilai
b) 6 – 15 kecemasan ringan
c) 15 – 27 kecemasan sedang
c. Verifikasi Data
Proses verifikasi data untuk meyakinkan peneliti terhadap mutu data yang akan
diolah. Secanggih apapun teknik statistik yang digunakan bila datanya tidak bermutu,
maka hasil olahannya tidak akan bermutu. data di bahas dan di bandingan dengan hasil-
hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku kesehatan penarikan
7. Etika
tujuan dan manfaat penelitian yang dilakukan. Apabila klien bersedia untuk diteliti
maka klien harus menandatangani lembar persetujuan tersebut, dan jika klien
menolak untuk diteliti maka peneliti tidak boleh memaksa dan tetap
menghormatinya.
Untuk menjaga kerahasiaan klien, peneliti tidak mecantumkan nama klien dalam
pengolahan data penelitian. Peneliti akan menggunakan nomor atau kode klien.
c. Confidentiality (Kerahasiaan)
48
Informasi yang diberikan oleh klien serta semua data yamg terkumpul dijamin
49