Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

INFEKSI SALURAN KEMIH

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2 - A2 / SEMESTER VI
1. RILLA AYU SUITARI ( 055 STYC 15 )
2. ROZI APRILIANDI (062 STYC 15 )
3. MUH. JEFRI (042 STYC 15 )
4. NURJAITUN (049 STYC 15)
5. RISAWATI (057 STYC 15)
6. ROHMI (061 STYC 15)

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG S1
MATARAM
2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan
nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga sampai sekarang kita bisa beraktivitas
dalam rangka beribadah kepada-Nya dengan salah satu cara menuntut ilmu.
Shalawat serta salam tidak lupa penulis senandungkan kepada tauladan semua
umat Nabi Muhammad SAW, yang telah menyampaikan ilmu pengetahuan
melalui Al-Qur’an dan Sunnah, serta semoga kesejahteraan tetap tercurahkan
kepada keluarga beliau, para sahabat-sahabatnya dan kaum muslimin yang tetap
berpegang teguh kepada agama Islam.
Penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada Dosen Pengampu Mata
Kuliah Sistem Perkemihan yang telah memberikan bimbingan dan masukan
sehingga Makalah “Infeksi Salura Kemih” ini dapat tersusun sesuai dengan waktu
yang telah di tentukan. Semoga amal baik yang beliau berikan akan mendapat
balasan yang setimpal dari Allah S.W.T.
Akhir kata semoga Makalah ini senantiasa bermanfaat pada semua pihak
untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Mataram,10 April 2018

Penulis

(Infeksi Saluran Kemih) ii


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 1
1.3 Tujuan .................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi .................................................................................................. 3
2.2 Etiologi .................................................................................................. 3
2.3 Klasifikasi ............................................................................................. 4
2.4 Manifestasi Klinis ................................................................................. 4
2.5 Patofisiologi .......................................................................................... 5
2.6 WOC ..................................................................................................... 6
2.7 Pemeriksaan Penunjang ........................................................................ 7
2.8 Komplikasi ............................................................................................ 8
2.9 Penatalaksanaan .................................................................................... 8
BAB III KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian ........................................................................................... 10
3.2 Diagnosa Keperawatan ........................................................................ 15
3.3 Intervensi Keperawatan ....................................................................... 15
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan ......................................................................................... 18
4.2 Saran .................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19

(Infeksi Saluran Kemih) iii


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ada beberapa penyakit yang dapat mengganggu pola eliminasi manusia,
diantaranya adalah infeksi saluran kemih.Infeksi saluran kemih terjadi karena
adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Untuk menegakkan
diagnosis ISK harus ditemukan bakteri dalam urin melalui biakan atau kultur
(Tessy, 2001)
Dengan jumlah signifikan (Tingkat signifikansi jumlah bakteri dalam urin
lebih besar dari 100/ml urin. Agen penginfeksi yang paling sering adalah
Eschericia coli, Proteus sp., Klebsiella sp., Serratia, Pseudomonas sp.
Penyebab utama ISK (sekitar 85%) adalah Eschericia coli (Coyle & Prince,
2005).
Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan
dari semua umur baik pada anak-anak, remaja, dewasa maupun pada usia
lanjut. Akan tetapi, wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi
kurang lebih 5-15%.Dibandingkan laki-laki, perempuan ternyata lebih rentan
terkena penyakit ini.Pasalnya, penyebabnya adalah saluran uretra (saluran
yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh) perempuan
lebih pendek (sekitar 3-5 centi meter).Berbeda dengan uretra laki-laki yang
panjang, sepanjang penisnya, sehingga kuman sulit masuk. (Tessy, 2001)
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi ISK ?
2. Bagaimana etiologi ISK ?
3. Bagaimana klasifikasi ISK ?
4. Bagaimana manifestasi klinis ISK ?
5. Bagaimana patofisiologi ISK ?
6. Bagaimana WOC ISK ?
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang ISK ?
8. Bagaimana komplikasi ISK ?
9. Bagaimana penatalaksanaan dari ISK ?
10. Bagaimana Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ISK ?

(Infeksi Saluran Kemih) 1


1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Dibuatnya makalah ini bertujuan agar para mahasiswa keperawatan
memahami tentang konsep dasar penyakit dan konsep keperawatan
tumor kulit.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tentang definisi ISK
2. Untuk mengetahui tentang etiologi dari ISK
3. Untuk mengetahui tentang klasifikasi dari ISK
4. Untuk mengetahui tentang manifestasi klinis ISK
5. Untuk mengetahui tentang patofisiologi dari ISK
6. Untuk mengetahui tentang WOC dari ISK
7. Untuk mengetahui tentang pemeriksaan penunjang dari ISK
8. Untuk mengetahui tentang komplikasi ISK
9. Untuk mengetahui tentang penatalaksanaan ISK
10. Untuk mengathui tentang asuhan keperawatan secara teoritis dari
ISK

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat makalah “Infeksi Saluran Kemih” ini untuk memudahkan para
pembaca khususnya mahasiswa perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan yang benar sesuai dengan tanda dan gejala yang di perlihatkan
oleh seseorang agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian tindakan
keperawatankepada pasien.

(Infeksi Saluran Kemih) 2


BAB II
PEMBAHASAN
(KONSEP DASAR TEORI)
2.1 DEFINISI
ISK adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme dedalam
saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung
bakteri, virus, mikroorganisme lain. (Nanda Nic- Noc, 2015).
Infeksi saluran kemih atau infeksi traktus urinarius adalah infeksi yang
disebabkan oleh mikroorganisme patogenik dalam traktus urinarius, dengan
atau tanpa disertai dengan gejala, (Smeltzer, Suzanne C. 2001).
Infeksi saluran kemih atau infeksi traktus urinarius merupakan suatu
keadaan dimana terdapat bakteriuria yaitu mikroorganisme pathogen 105/ml
pada urine pancarann tengah yang dikumpulkan secara benar (Price and
Wilson, 2005.).

2.2 ETIOLOGI
Faktor Resiko
a. Wanita lebih beresiko dibandingkan dengan pria.
b. Memiliki riwayat penyakit menular seksual
c. Kateterisasi
Faktor Predisposisi
a. Bakteri Escherichia coli, Proteus, Klebsiella, Enterobacter, Pseudomonas,
dan Staphylococcus saprophyticus.
b. Terganggunya glikosaminoglikan
c. Obstruksi aliran urin
Faktor Presipitasi
a. Hygiene buruk.
b. Cara membasuh alat kelamin yang salah
c. Sering menahan kencing
(Price, Sylvia Andrson. 2010)

(Infeksi Saluran Kemih) 3


2.3 KLASIFIKASI
Klasifikasi infeksi saluran kemih sebagai berikut :

a. Kandung kemih (sistitis)


Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh
menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran
balik urin dari uretra kedalam kandung kemih (refluks urtovesikal),
kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistoskop.
b. Uretra (uretritis)
Uretritis adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang di golongkan
sebagai gonoreal atau non gonoreal. Uretritis gonoreal disebabkan oleh
niesseria gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual. Uretritis non
gonoreal adalah uretritis yang tidak berhubungan dengan niesseria
gonorhoeae biasanya disebabkan oleh klamidia frakomatik atau urea
plasma urelytikum.
c. Prostat (prostatitis)
Pembengkakan / peradangan yang terjadi pada kelenjar berukuran kenari
kecil (prostat) yang menghasilkan cairan sperma.
d. Ginjal (pielonefritis)
Pielonefritis infeksi traktus urinarius atas merupakan infeksi bakteri pada
ginjal,tubulus dan jaringan intertisial dari salah satu atau kedua ginjal.

(M. Clevo Rendy , 2012)

2.4 MANIFESTASI KLINIS


Tanda dan gejala pada infeksi saluran kemih sangat bervariasi bahkan
tidak menimbukan gejala apapun. Pada infeksi saluran kemih bagian bawah
(sistisis) mencakup:
a. Nyeri yang sering
b. Rasa panas ketika berkemih
c. Kadang-kadang disertai spasme pada kandung kemih dan area
suprapubis

(Infeksi Saluran Kemih) 4


d. Hematuria
e. Nyeri punggung
f. Peningkatan frekuensi berkemih
g. Perasaan ingin berkemih
h. Adanya sel-sel darah putih dalam urin
i. Demam yang disertai adanya darah dalam urin pada kasus yang parah.
(Smeltzer, Suzanne C. 2001).

2.5 PATOFISIOLOGI
Infeksi saluran kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme
patogenik dalam traktus urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui: kontak
langsung dari tempat infeksi terdekat, hematogen, limfogen.
Ada dua jalur utama terjadi ISK yaitu :
a. Secara asending :
Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain : faktor
anatomi dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek dari pada
laki-laki sehingga insiden terjadinya ISK lebih tinggi, faktor tekanan urin
saat miksi, kontaminasi fekal, Pemasangan alat kedalam traktus urinarius
(pemeriksaan sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang
terinfeksi.
b. Secara hematogen :
Sering terjadi pada pasien yang sistem imunnya rendah sehingga
mempermudah penyebaran infeksi secara Hematogen. Ada beberapa hal
yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah
penyebaran hematogen, yaitu adanya bendungan total urin yang yang
mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat
jaringan. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat tersebut
mengakibatkan distensi yang berlebihan sehingga menimbulkan nyeri,
keadaan ini mengakibatkan penurunan resistensi terhadap invasi bakteri
dan residu kemih menjadi media pertumbuhan bakteri yang selanjutnya
akan mengakibatkan gangguan fungsi gunjal sendiri, kemudian keadaan
ini secara hematogen menyebar keseluruh traktus urinarius. Selain itu

(Infeksi Saluran Kemih) 5


beberapa hal yang menjadi predisposisi ISK, antara lain adanya obstruksi
aliran kemih proksimal yang mengakibatkan penimbunan cairan
bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter yang disebt sebagai
hidronefroses. (Smeltzer, Suzanne C. 2001).

2.6 WOC

(Infeksi Saluran Kemih) 6


2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Urinalisis
1. Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting
adanya ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5
leukosit/lapang pandang besar (LPB) sediment air kemih
2. Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB
sediment air kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan
patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.
b. Bakteriologis
1. Mikroskopis
2. Biakan bakteri
3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik
c. Hitung koloni
Hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin tampung
aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai criteria
utama adanya infeksi.
d. Metode tes
1. Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit
(tes Griess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif:
maka pasien mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess
positif jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin normal
menjadi nitrit.
2. Tes Penyakit Menular Seksual (PMS)
Uretritia akut akibat organisme menular secara seksual (misal,
klamidia trakomatis, neisseria gonorrhoeae, herpes simplek).
3. Tes-tes tambahan :
Urogram intravena (IVU), Pielografi (IVP), msistografi, dan
ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah
infeksi akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu,
massa renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate.
Urogram IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur

(Infeksi Saluran Kemih) 7


urodinamik dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab
kambuhnya infeksi yang resisten. (Smeltzer, Suzanne C. 2001).

2.8 KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih antara lain:
1. Pyelonefritis
Infeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux urethrovesikal dan
jaringan intestinal yang terjadi pada satu atau kedua ginjal.
2. Gagal Ginjal
Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang atau tidak
diobati dengan tuntas sehingga menyebabkan kerusakan ginjal baik secara
akut dan kronik.
Menurut (Smeltzer, Suzanne C. 2001).

2.9 PENATALAKSANAAN
Tatalaksana umum : atasi demam, muntah, dehidrasi dan lain-lain.
Pasien dilanjutkan banyak minum dan jangan membiasakan menahan
kencing untuk mengatasi disuria dapat diberikan fenazopiridin (pyriduin) 7-
10 mg/kg BB hari. Faktor predisposisi dicari dan dihilangkan. Tatalaksana
khusus ditujukan terhadap 3 hal, yaitu pengobatan infeksi akut, pengobatan
dan pencegahan infeksi berulang serta deteksi dan koreksi bedah terhadap
kelamin anatamis saluran kemih.
a. Pengobatan infeksi akut : pada keadaan berat/demam tinggi dan
keadaan umum lemah segera berikan antibiotik tanpa menunggu
hasil biakan urin dan uji resistensi kuman. Obat pilihan pertama
adalah ampisilin, katrimoksazol, sulfisoksazol asam nalidiksat,
nitrofurantoin dan sefaleksin. Sebagai pilihan kedua adalah
aminoshikosida (gentamisin, amikasin, dan lain-lain), sefatoksin,
karbenisilin, doksisiklin dan lain-lain, Tx diberikan selama 7 hari.
b. Pengobatan dan penegahan infeksi berulang : 30-50% akan
mengalami infeksi berulang dan sekitar 50% diantaranya tanpa
gejala. Maka, perlu dilakukan biakan ulang pada minggu pertama

(Infeksi Saluran Kemih) 8


sesudah selesai pengobatan fase akut, kemudian 1 bulan, 3 bulan dan
seterusnya setiap 3 bulan selama 2 tahun. Setiap infeksi berulang
harus diobati seperti pengobatan ada fase akut. Bila relaps/infeksi
terjadi lebih dari 2 kali, pengobatan dilanjutkan dengan terapi
profiloksis menggunakan obat antiseptis saluran kemih yaitu
nitrofurantorin, kotrimoksazol, sefaleksi atau asam mandelamin.
Umumnya diberikan ¼ dosis normal, satu kali sehari pada malam
hari selama 3 bulan. Bisa ISK disertai dengan kalainan anatomis,
pemberian obat disesuaikan dengan hasil uji resistensi dan Tx
profilaksis dilanjutkan selama 6 bulan, bila perlu sampai 2 tahun.
c. Koreksi bedah : bila pada pemeriksaan radiologis ditemukan
obstruksi, perlu dilakukan koreksi bedah. Penanganan terhadap
refluks tergantung dari stadium. Refluks stadium I sampai III
bisanya akan menghilang dengan pengobatan terhadap infeksi pada
stadium IV dan V perlu dilakukan koreksi bedah dengan
reimplantasi ureter pada kandung kemih (ureteruneosistostomi).
Pada pionefrosis atau pielonefritis atsopik kronik, nefrektami
kadang-kadang perlu dilakukan

(Infeksi Saluran Kemih) 9


BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Pengkajian focus yang biasa dilakukan untuk mengkaji keluhan pasien dengan
ISK antara lain:
3.1.1 Identitas Pasien
Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Suku, Bangsa, Pekerjaan,
Pendidikan, Status Perkawinan, Alamat, Tanggal Masuk Rumah Sakit.
3.1.2 Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama :
Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan
pasien, biasanya jika klien mengalami ISK bagian bawah keluhan klien
biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing
dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit tidak enak di
suprapubik. Dan biasanya jika klien mengalami ISK bagian atas
keluhan klien biasanya sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam,
menggigil, rasa tidak enak atau nyeri pinggang.
RKS :
Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan
pasien, biasanya jika klien mengalami ISK bagian bawah keluhan klien
biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing
dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit tidak enak di
suprapubik. Dan biasanya jika klien mengalami ISK bagian atas
keluhan klien biasanya sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam,
menggigil, rasa tidak enak atau nyeri pinggang.
RKD :
Pada pengkajian biasanya ditemukan kemungkinan penyebab
infeksi saluran kemih dan memberi petunjuk berapa lama infeksi sudah
di alami klien. Biasanya klien dengan ISK pada waktu dulu pernah
mengalami penyankit infeksi saluran kemih sebelumnya atau penyakit
ginjal polikistik atau batu saluran kemih, atau memiliki riwayat

(Infeksi Saluran Kemih) 10


penyakit DM dan pemakaian obat analgetik atau estrogen, atau pernah
di rawat di rumah sakit dengan dipasangkan kateter.
RKK :
Merupakan riwayat kesehatan keluarga yang biasanya dapat
meperburuk keadaan klien akibat adanya gen yang membawa penyakit
turunan seperti DM, hipertensi dll. ISK bukanlah penyakit turunan
karena penyakit ini lebih disebabkan dari anatomi reproduksi, higiene
seseorang dan gaya hidup seseorang, namun jika ada penyakit turunan
di curigai dapat memperburuk atau memperparah keadan klien.

3.1.3 Pola Fungsi Kesehatan Menururt Gordon


a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
1) Riwayat penyakit yang berhubungan dengan kandung
kemih, trauma kandung kemih, infeksi saluran kemih
berulang
2) Personal hygiene yang salah
3) Kebiasaan menahan BAK
4) Riwayat penyakit DM
b. Pola Nutrisi Metabolik
1) Intake minum yang kurang
2) Mual, Muntah
3) Anoreksia
4) Demam, peningkatan suhu
c. Pola Eliminasi
1) Sering berkemih
2) Warna urine keruh
3) Ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih
4) Hematuri (urine bercampur darah)
5) Diare
d. Pola Aktivitas dan Latihan
1) Bekerja di ruang ber AC
2) Banyak duduk

(Infeksi Saluran Kemih) 11


3) Kurang beraktivitas
4) Malaise
e. Pola Tidur dan Istirahat
Tidur terganggu karena nocturia
f. Pola Persepsi dan Kognitif
1) Nyeri Supra pubik
2) Dysuria
3) Rasa terbakar saat berkemih
4) Spasme kandung kemih
5) Low back pain
g. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Merasa rendah diri
h. Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama.
1) Perasaan terasing
2) Gangguan interaksi sosial
i. Pola Reproduksi dan Seksualitas
Menopause
j. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress.
Stress tergantung individu
k. Pola Sistem Kepercayaan.
Keyakinan yang dianut oleh pasien

3.1.4 Pemeriksaan Fisik


1. Kesadaran : kesadaran menurun
2. Tanda – tanda vital
 Tekanan darah : meningkat
 Nadi : meningkat
 Pernapasan : meningkat
 Suhu : meningkat

3. Pemeriksaan fisik head to toe


No. Bagian Tubuh Pemeriksaan Fisik

(Infeksi Saluran Kemih) 12


1. Rambut keadaan kepala klien ISK biasanya baik
(tergantung klien): distibusi rambut merata,
warna rambut normal (hitam), rambut tidak
bercabang, rambut bersih. pada saat di
palpasi keadaan rambut klien ISK biasanya
lembut, tidak berminyak, rambut halus.
2. Mata keadaan mata penderita ISK biasanya
normal. Mata simetris, tidak udema di sekita
mata, sklera tidak ikterik, konjugtiva anemis,
pandangan tidak kabur.
3. Hidung normal. Simetris tidak ada pembengkakan
,tidak ada secret, hidung bersih
4. Telinga Normal. telinga simetris kiri dan kanan,
bentuk daun teling normal, tidak terdapat
serumenm,keberihan telinga baik.
6. Mulut mukosa bibir kering, keadaan dalam mulut
bersih(lidah,gigi,gusi).
7. Leher biasanya pada klien ISK Normal
I : leher simetris,tidak ada penonjolan
JVP,terlihat pulsasi
Pa: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
tidak ada pembesaran nodus limfa
7. Thoraks I : dada simetris kiri dan kanan, pergerakan
 Paru dada sama, pernapasan cepat dan dangkal,
tidak ada penonjolan rusuk.
Pa : Normal.tulang rusuk lengkap, tidak ada
nyeri tekan dan nyeri lepas serta edema atau
massa.tractil fremitus positif kiri dan kanan.
Pe: suara dullness pada daerah payudara, dan
suara resonan pada intercosta.
Au: Normal.tidak terdengar suara tambah
pada pernapasan (ronchi,whezing)

(Infeksi Saluran Kemih) 13


 Jantung biasanya klien dengan ISK Normal. Yaitu
Tidak ada terjadi ganguan pada jantung klien
(kecuali klien memilki riwayat sakit
jantung).teraba pulsasi pada daerah jantung
klien pada intercosta 2 dan pada intercosta 3-
5 tidak teraba, pada garis mid klavikula
teraba vibrasi lembut ketukan jantung.suara
jantung S1 dan s2 terdengar dan seimbang
pada intercosta ke 3 dan pada intercosta ke 5
bunyi s1 lebih dominan dari pada s2.
8. Abdomen I : perut rata, tidak ada pembesaran hepar
yang di tandai dengan perut buncit, tidak ada
pembuluh darah yang menonjol pada
abdomen, tidak ada selulit.
Pa : ada nyeri tekan pada abdomen bagian
bawah akibat penekanan oleh infeksi
Pe : bunyi yang di hasilkan timpani
Au : bising usus terdengar
9. Ekstermitas kekuatan eks.atas dan eks.bawah baik, dapat
melakukan pergerakan sesuai perintah, tidak
ada nyeri tekan atau lepas pada ekstermitas,
tidak ada bunyi krepitus pasa ekstermitas

3.1.5 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan yang dapat dilakukan baik untuk penegakkan diagnosa atau
pengobatan antara lain adalah :
1. Laboratorium
a. Analisa urine : terdapat leukosit, eritrosit, crystal, pus, bakteri dan
pH meningkat.
b. Urine kultur :
 Untuk menentukan jenis kuman atau penyebab infeksi saluran
kemih misalnya : streptococcus, E. Coli, dll

(Infeksi Saluran Kemih) 14


 Untuk menentukan jenis antibiotik yang akan diberikan
c. Darah : terdapat peningkatan leukosit, ureum dan kreatinin.
2. Blass Nier Ophage – Intra Venous Pyelogram ( BNO – IVP )

a. Menunjukkan konfirmasi yang cepat tentang penyebab nyeri


abdominal, panggul.
b. Menunjukkan abnormalitas anatomi saluran perkemihan.
3. Cystoscopy : Mengetahui kerusakan dari serabut-serabut otot pada
kandung kemih.
(Smeltzer, Suzanne C. 2001).

3.2 Diagnosa
1. Nyeri akut pada daerah kandung kemih dan sekitarnya sehubungan
dengan akibat adanya peradangan.
2. Perubahan pola eliminasi urine disuria, sehubungan dengan adanya akibat
peradangan
3. Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya
sehubungan dengan kuranganya informasi.

3.3 Intervensi
1. Nyeri berhubungan dengan akibat adanya peradangan.
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 Jam nyeri
berkurang
KH:
1. Rasa nyeri berkurang
2. Pasien tampak rileks
3. Ekspresi wajah tidak meringis
4. Pasien dapat menyebutkan penyebab dan cara mengatasi nyeri.
5. Skala nyeri 1-3
Intervensi Rasional
1) Kaji skala nyari Agar dapat mangetahui tingkat nyeripada
pasien

(Infeksi Saluran Kemih) 15


2) Mengatur posisi tidur yang nyaman Akan mengurangi nyeri dan meningkatkan
keinginan tidur pasien
3) Mengajarkan cara mengurangi rasa Tehnik relaksasi dapat megalihkan perhatian
nyeri (relaksasi ) dan memberikan pasien dari perasaan nyeri sehingga klien
kegiatan positif. merasa nyaman
4) Ciptakan lingkungan terapiutik Lingkungan terapeutik yang tenang dan
yang nyaman nyaman dapat mengurangi stress terhadap
pasien
5) Beri penjelasan tentang penyebab rasa Menjelasan tentang penyebab rasa nyeri dapat
nyeri memberikan informasi positif kepada klien dan
keluarga sehingga dapat menurunkan
kecemasan dan turut aktif dalam tindakan
pengobatan
6) Kolaborasi Analgetik dapat mengurangi nyeri dan
Pemberian Analgetik dan antibiotic. antibiotic mengurangi dan menghilangkan
factor penyebab nyeri

2. Perubahan pola eliminasi urine ; disuria, berhubungan dengan adanya


akibat peradangan .
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam pola eliminasi
kembali normal
KH: 1) Pola eliminasi urine kembali normal
2) Keluhan bak tidak ada lagi.
Intervensi Rasional
1) Kaji keluhan buang air kacil Untuk mengetahui masalah eliminasi
dan menentukan tindakan yang tepat

2) Kosongkan kandung kemih tiap Untuk mencegah perkembangan bakteri


2-3 jam
3) Tampung urine 24 jam untuk Untuk mengetahui agen penyebab
pemeriksaan dan kaji pengeluaran gangguan ISK

(Infeksi Saluran Kemih) 16


urine ( jmulah, waran, bau)
4) Jelaskan penyebab perubahan Untuk mengurangi kecemasan klien
pola eliminasi
5) Anjurkan pasien untuk minum Untuk rehidrasi cairan dan untuk
cukup bila tidak ada kontra indikasi pengeluaran bakteri dan
mikroorganisme lainnya
6) sedini mungkin tanda-tanda Untuk mencegah terjadinya komplikasi
gagal ginjal

3. Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya ber


hubungan dengan kuranganya informasi tentang proses penyakit, metode
pencegahan, dan binstruksi perawatan di rumah.
Tujuan : setelah dilakukan 1 x 24 di harapkan pasien mengerti dengan sakit
yang di derita nya.
KH: Pengetahuan pasien tentang penyakitnya meningkat
Intervensi Rasional
1) Kaji tingkat pengetahuan pasien Untuk mengetahui kesiapan pasien dan
tentang penyakit yang di derita keluarga serta untuk mengetahui tingkat
pengetahuan pasien dan keluarga tentang
penyakit yang diderita

2) Jelaskan secara singkat tentang Untuk menambah pengetahuan klien dan


keluarga tentang penyakit,

(Infeksi Saluran Kemih) 17


BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan
dari semua umur baik pada anak-anak, remaja, dewasa maupun pada usia
lanjut. Akan tetapi, wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi
kurang lebih 5-15%.Dibandingkan laki-laki, perempuan ternyata lebih rentan
terkena penyakit ini.Pasalnya, penyebabnya adalah saluran uretra (saluran
yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh) perempuan
lebih pendek (sekitar 3-5 centi meter).Berbeda dengan uretra laki-laki yang
panjang, sepanjang penisnya, sehingga kuman sulit masuk
4.2 Saran
Kita sebagai seorang perawat harus memahami dan mempelejari tentang
penyakit ISK supaya kita sebagai seorang perawat mampu memberikan
asuhan keperawatan dengan baik dan profesinal kepada pasien yang
mengalami ISK dan dapat memberikan edukasi kepada pasien untuk
mencegah terjadinya ISK.
Makalah ini masih jauh dari sempurna dan penulis mengharapkan
pembaca dapat memberikan kritik dan saran kepada penulis untuk
kesempurnaan makalah selanjutnya
.

(Infeksi Saluran Kemih) 18


DAFTAR PUSTAKA
Huda Amin, Kusua Hardi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & Nanda Nic Noc. Jogjakarta : MediActioon

M. Rendy Clevo, Margareth TH. (2012 ). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah


dan Penyakit Dalam. Jakarta : Nuha Medika.

Price, Sylvia A. & Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis


Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume 2. Jakarta : EGC.

Price, Sylvia Andrson. (2010). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses


penyakit: pathophysiologi clinical concept of disease processes. Alih
Bahasa: Peter Anugrah. Edisi: 4. Jakarta: EGC.

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &


Suddarth Edisi 8 Volume 2. Jakarta: EGC

Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi
Saluran Kemih. Edisi: 3 Jakarta: FKUI

Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis


NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Edisi 10. Jakarta: EGC

(Infeksi Saluran Kemih) 19

Anda mungkin juga menyukai