ELEMEN MESIN
(PERANCANGAN PASAK)
DISUSUN OLEH :
NAMA : HARZAMI AHADI
NRP : 0121703502
PRODI : TEKNIK MESIN OTOMOTIF
DOSEN PEMBIMBING : MATSUANI S.Pd, M.Pd
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik, adapun makalah ini merupakan tugas mata kuliah Elemen Mesin
dengan tema Perencanaan Pasak.
Penulis menyadari bahwa mungkin ada banyak kekurangan dari makalah
ini, dari segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik sangat di
harapkan guna untuk membangun dan tidak lain sebagai penyempurnaan makalah
ini. Saya berharap makalah ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan
menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi saya pribadi.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk memenuhi Tugas yang diberikan oleh Bapak Matsuani S.Pd,
M.Pd, selaku dosen mata kuliah Elemen Mesin.
1.2.2 Tujuan khusus
Untuk mengetahui dan mampu melakukan suatu perencanaan pasak
pada suatu konstruksi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pasak
2.1.1 Pengertian Pasak
d
b=t=
4
b = d/4
t = 2/3 b=
d/6
F’
F
F
F’ L
H
4.T
Sc =
W .L.D
Supaya pasak Aman maka syarat yang harus dipenuhi adalah
Scyp
Sc
N
Dimana :
Scyp = tegangan kompresi bahan = tegangan tarik (Syp)
N = faktor keamanan
4.T
L=
Sc.W .D
e = 1 – 0,2 w –1,1 h
dimana : e = kekuatan relatif
w = rasio antara lebar pasak dengan diameter poros
h = rasio antara kedalaman pasak dengan diameter poros
W H
w= h=
D D
1. Tegangan geser
2.T
Ss
W .L.D
Dengan mengambil bahan pasak yang sesuai, diperoleh harga :
7) 𝐾 t = 2, Cb = 2
8) 𝑑 s = [ 5,1
4,83
x 2 x 2 x 7792 ]
1/3
= 32 mm
9) F = 7.792/(32/2) = 487 kg
10) Penampang pasak 10 x 8
Kedalaman alur pasak pada poros t1 = 5 mm
Kedalaman alur pasak pada naf t2 = 4 mm
11) Jika bahan pasak S45C dicelup dingin dan di lunakkan, maka 𝜎B = 70
kg.mm2, Sf k1 = 6, Sfk2 = 3, Sf k1 . Sfk2 = 6 x 3 = 18
14) l = 9,1 mm
15) lk = 26 mm
16) b/ds = 10/32 = 0,312, 0,25 < 0,312 < 0,31. baik
lk/ds = 26/32 = 0,812, 0,75 < 0,794 < 1,5. Baik
17) ukuran pasak: 10 x 8 (Standard)
panjang pasak yang aktif 25mm
bahan pasak : S45C, di celup dingin dan di lunakkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pasak digunakan untuk menyambung dua bagian batang (poros) atau
memasang roda, roda gigi, roda rantai dan lain-lain pada poros sehingga
terjamin tidak berputar pada poros. Seperti perencanaan lainnya pada elemen
mesin, Pemilihan jenis pasak tergantung pada besar kecilnya daya yang bekerja
dan kestabilan bagian-bagian yang disambung. Dan untuk perencanaan pasak
untuk daya yang kecil, antara naf roda dan poros cukup dengan baut tanam (set
screw).
Selain itu, perencanaan pasak juga memiliki perhitungan yang bertujuan agar
pasak sesuai ukuran atau sesuai dengan yang di butuhkan, dengan perhitungan
yang tepat akan menjaga kualitas material yang berhubungan dengan pasak,
seperti poros. Selain perhitungan dimensi, pasak juga harus di sesuaikan fungsi
dan bahan materialnya. Peremcanaan pasak yang baik. Yakni memperhatikan
sampai dengan bahan material pasak yang tidak lebih kuat dari porosnya.
Karena pasak lebih mudah penggantian komponennya dan jika berhubungan
dengan cost jauh lebih murah untuk di ganti daripada poros itu sendiri.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Sularso, dan Suga K, 1991: Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin PT.
Padnya Paramita, Jakarta