Anda di halaman 1dari 1

Nabilla Aranda Shinta S

15/379141/TK/43083
Laporan Mitigasi Bencana
Kesesuaian Fasilitas Gedung DTSL dengan Standar K3

Mitigasi bencana khususnya pada gedung perkantoran sangat penting untuk dilakukan
untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkan. Salah satu langkah mitigasi yang bisa dilakukan yaitu
langkah teknis atau penyediaan fasilitas fisik untuk penanggulangan bencana pada gedung. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai fasilitas tersebut berdasarkan PMK nomor 48 yaitu
APAR (Alat Pemadam Api Ringan), jalur dan sistem evakuasi, tangga darurat, pintu keluar, dan area
aman berkumpul. Syarat-syarat tersebut harus dipenuhi demi tercapainya mitigasi yang optimal
baik dalam persiapan, penggunaan maupun perawatan fasilitas tersebut. Makadari itu perlu
dilakukannya penilaian mengenai kesesuaian kondisi fasilitas gedung DTSL dengan standar yang
berlaku.
Pada gedung DTSL, APAR yang disediakan sudah cukup kuantitasnya (setiap jarak 15 m) dan
dalam keadaan baik (belum kadaluarsa). Namun peletakan APAR terlalu tinggi dan susah untuk
dijangkau. Seharusnya APAR diletakkan pada ketinggian pemasangan maksimum 125 cm.
Ketinggian tersebut disesuaikan dengan tinggi manusia di Indonesia pada umumnya (ras melayu
mongoloid). Bila APAR susah dijangkau, maka akan menghambat proses pemadaman api.
Untuk jalur evakuasi haruslah aman dan memiliki petunjuk yang jelas. Pada gedung DTSL
rute evakuasi bebas dari barang-barang yang dapat mengganggu dan relatif aman. Koridor dinilai
tidak terlalu licin, cukup terang dan memenuhi lebar minimum yaitu 1,2 meter dan untuk jalan
keluar yaitu 2 meter. Namun petunjuk rute evakuasi dinilai masih kurang dan tidak ada pengarahan
mengenai hal tersebut pada pengguna gedung (tidak ada peta posisi dan jalur evakuasi di setiap
ruangan). Selain itu penerangan masih bersumber pada listrik sehingga bila terjadi pemutusan arus
listrik, jalur evakuasi yang tertutup akan menjadi gelap.
Pintu dinilai bisa dibuka dengan baik dan mengarah ke arus luar serta memiliki jarak yang
cukup satu sama lain. Namun pada ruang 308 terdapat tanda exit di atas pintu yang selalu dalam
tertutup dan terhalang bangku meja. Hal tersebut tentu akan membingungkan dan menghambat
proses evakuasi. Pintu darurat pada gedung DTSL sudah cukup untuk gedung 3 lantai namun pintu
tidak dicat merah dan berbahan kayu yang mudah terbakar. Tangga darurat dinilai cukup (2 buah)
dan dimensinya sesuai dengan standar serta exit discharge dari tangga darurat sudah mengarah ke
halaman luar. Namun pada ruang tangga darurat dinilai terlalu gelap dan kurang penerangan. Pada
gedung DTSL sudah tersedia assembly point atau titik kumpul dengan rambu yang jelas namun letak
titik kumpul dinilai tidak aman karena terlalu dekat dengan gedung-gedung yang bisa menimpa
orang-orang yang bekumpul di titik tersebut bila roboh. Selain itu akses untuk mobil pemadam
kebakaran dan ambulan pada titik kumpul dinilai terbatas. Hal tersebut akan mempersulit proses
evakuasi korban yang terluka serta proses pemadaman bila terjadi kebakaran.

Anda mungkin juga menyukai