DISUSUN OLEH
NIM : P05150017026
TINGKAT : 1A
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini di susun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Hidrolisis
Sukrosa”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di
susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan
dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliski kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik
dan saran dari pembaca yang membangu. Terimakasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini
termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki
peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen
penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat
dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa
nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Hal
inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih
kompleks (Colome, 2001).
Uji biokimia merupakan salah uji yang digunakan untuk menentukan spesies kuman yang
tidak diketahui sebelumnya. Setiap kuman memiliki sifat biokimia yang berbeda sehingga
tahapan uji biokimia ini sangat membantu proses identifikasi. Setelah sampel diinokulasikan
pada media differensial atau selektif, kemudian koloni kuman diinokulasikan pada media uji
biokimia. Ada 12 jenis uji yang sering digunakan dalam uji biokimia walaupun sebenarnya
masih banyak lagi media yang dapat digunakan (Adam, 2001). Pentingnya dilakukan praktikum
ini adalah untuk melakukan teknik identifikasi dan karakterisasi jenis bakteri melalui uji
biokimia.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam praktikum ini adalah :
• Bagaimana cara melakukan identifikasi bakteri melalui uji biokimia?
• Jenis bakteri apakah yang terkarakterisasi dalam uji biokimia yang di lakukan dalam praktikum
ini ?
C. Tujuan
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengetahui, teknik melakukan identifikasi
dan karakterisasi bakteri melalui uji biokimia.
1
D. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dalam praktikum ini adalah mahasiswa biologi mampu
melakukan melakukan identifikasi dan karakterisasi bakteri melalui uji biokimia. Selain itu uji
biokimia ini dapat digunakan untuk mencari bakteri yang mampu menguraikan misalnya limbah
urea, nitrat, asam-asam kuat dan basa kuat hal tersebut dapat dimanfaatkan dalam bidang industri
sebagai pengolahan limbah yang dihasilkan oleh pabrik
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
B. Uji Indol
Media yang dipakai adalah pepton 1%. Uji indol digunakan untuk mengetahui apakah
kuman mempunyai enzim triptophanase sehingga kuman tersebut mampu mengoksidasi asam
amino triptophan membentuk indol. Adanya indol dapat diketahui dengan penambahan reagen
Ehrlich/Kovac’s yang berisi paradimetil amino bensaldehid. Interpretasi hasil : negatif (-) : Tidak
terbentuk lapisan cincin berwarna merah pada permukaan biakan, artinya bakteri ini tidak
membentuk indol dari triptophan sebagai sumber karbon. Positif (+) : Terbentuk lapisan cincin
berwarna merah pada permukaan biakan, artinya bakteri ini membentuk indol dari triptophan
sebagai sumber karbon(Cowan, 2004).
3
Gambar 1.Uji Indol
C. Uji MR
Media yang digunakan adalah pepton glukosa phosphat. Uji ini digunakan untuk mengetahui
adanya fermentasi asam campuran (metilen glikon). Interpretasi hasil : negatif (-) : Tidak terjadi
perubahan warna media menjadi merah setelah ditambah methyl red 1%. Positif (+) : Terjadi
perubahan warna media menjadi merah setelah ditambahkan methyl red 1%. Artinya bakteri
menghasilkan asam campuran (metilen glikon) dari proses fermentasi glukosa yang terkandung
dalam media MR (Cowan, 2004).
4
Gambar 2.Uji MR
D. Uji VP
Media yang dipakai adalah pepton glukosa phosphat. Uji ini digunakan untuk mengetahui
pembentukan asetil metil karbinol (asetoin) dari hasil fermentasi glukosa. Interpretasi hasil :
negatif (-) : tidak terjadi perubahan warna media menjadi merah setelah ditambahkan α naphtol
5% dan KOH 40%. Positif (+) : terjadi perubahan warna media menjadi merah setelah
ditambahkan α naphtol 5% dan KOH 40%, artinya hasil akhir fermentasi bakteri adalah asetil
metil karbinol (asetoin) (Colome, 2001).
5
Gambar 3Uji VP
E. Uji Citrat
Media yang dipakai adalah Simons citrat. Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui
apakah kuman menggunakan sitrat sebagai sumber karbon. Pada media Simons citrat berisi
indikator BTB (Brom Tymol Blue). Apabila bakteri menggunakan sitrat sebagai sumber karbon
maka media berubah menjadi basa dan berubah warna menjadi biru. Interpretasi hasil : negatif (-
) : tidak terjadinya perubahan warna media dari hijau menjadi biru. Artinya bakteri ini tidak
mempunyai enzim sitrat permease yaitu enzim spesifik yang membawa sitrat ke dalam sel.
Sehingga kuman tidak menggunakan citra sebagai salah satu/satu-satunya sumber karbon.
Positif (+) : terjadinya perubahan warna media dari hijau menjadi biru, artinya kuman
menggunakan citrat sebagai salah satu/satu-satunya sumber karbon (Ratna, 2012).
6
Gambar 4Uji Citrat
7
BAB III METODE PENELITIAN
B. Fermentasi Karbohidrat
Pertama, tabung yang berisi media karbohidrat Phenol Red yang telah disiapkan, diinokulasi
dengan satu ose biakan isolate, kemudian di inkubasi pada suhu ruang selam 24 jam, lalu diamati
perubahan warna indikator Phenol red dan terbentuknya gas.
C. Reduksi Nitrat
Pertama, diinokulasi isolat ke dalam medium nitrat cair, kemudian diinkubasi selama 24-48
jam dalam suhu ruang, kemudian dituang setengah bagian biakan ke tabung reaksi kosong lain
dan ditambahkan 2-3 tetes larutan asam sulfanilat dan 2-3 tetes larutan naftilamin.
D. Uji Oksidase
Pertama, bakteri dalam cawan tersebut digenangi oleh reagen uji dan diamati hasilnya. Uji
positif ditandai dengan berubahnya koloni menjadi merah muda, kemudian merah tua, merah
gelap dan akhirnya hitam.
8
E. Produksi Katalase
Pertama, 2 tetes hidrogen peroksida 3% diletakkan pada tengah-tengah gelas obyek bersih.
Kedua, secara aseptis dipindahkan satu ose biakan ke atas larutan hidrogen peroksida dan
dicampur dengan hati-hati. Reaksi dikatakan positif jika terbentuk gelembung oksigen yang
menunjukkan isolat tersebut menghasilkan enzim katalse yang mengubah hidrogen peroksida
menjadi air dan oksigen.
H. Uji Motilitas
Pertama, jarum enten disterilkan kemudian disentuhkan koloni bakteri dengan ujung jarum
enten, lalu enten ditusukkan ke dalam agar hingga ke dasar tabung dan diinkubasi kemudian
diamati pola bakteri.
9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Hasil
A. Tabel Hasil Pengamatan
Sitrat – Tidak
tumbuh
bakteri di
daerah
goresan dan
tidak
berubah
warna
Glukosa + Terdapat
gelembung
di tabung
durham dan
berubah
warna
Laktosa + Terjadi
perubahan
warna
10
Sukrosa + Terjadi
perubahan
warna
Manosa + Terjadi
perubahan
warna
Manitol + Terjadi
perubahan
warna
MR + Terjadi
perubahan
warna
VP – Tidak terjadi
perubahan
warna
Urea – Tidak
tumbuh
bakteri di
daerah
goresan dan
tidak
berubah
warna
Acid – Tidak
tumbuh
bakteri di
daerah
goresan dan
11
tidak
berubah
warna
KIA + Terdapat
bakteri di
daerah
goresan dan
berubah
warna
Sitrat – Tidak
tumbuh
bakteri di
daerah
goresan dan
tidak
berubah
warna
Glukosa + Ada
gelembung
di tabung
durham dan
berubah
warna
12
Sukrosa – Tidak terjadi
perubahan
warna
MR – Tidak terjadi
perubahan
warna
VP Tidak terjadi
perubahan
– warna
Urea – Tidak
tumbuh
bakteri di
daerah
goresan dan
tidak
berubah
warna
Acid Tidak
tumbuh
– bakteri di
daerah
13
goresan dan
tidak
berubah
warna
KIA – Tidak
tumbuh
bakteri di
daerah
goresan dan
tidak
berubah
warna
Tabel 1 HASIL PENGUJIAN KATALASE BAKTERI
B. Intepretasi Data
Pada bakteri yang menggunakan perbenihan gula-gula didapat pada media glukosa terjadi
pembentukan asam yang ditandai dengan perubahan warna dari merah menjadi kuning pada
media glukosa, artinya bakteri ini membentuk asam dari fermentasi glukosa. Pada media glukosa
juga terbentuk gelembung pada tabung durham yang diletakkan terbalik didalam tabung media
artinya hasil fermentasi berbentuk gas. Sedangkan pada medium sukrosa, laktosa, maltosa dan
manitol didapat tidak adanya pembentukan gas yang ditandai dengan tidak berubahnya warna
pada medium dan juga tidak terjadi pembentukan gas yang ditandai dengan tidak adanya
gelembung pada tabung durham (Fardiaz, 2002). Pada hasil uji dalam praktikum ini yaitu uji
fermentasi karbohidrat semuanya + dan berwarna kuning namun pada laktosa tetap berwarna
merah dan bersifat negatif. Pada uji metil ret menghasilkan negatif dan tetap berwarna kuning.
Jika uji tersebut positif maka yaitu adanya perubahan warna kuning keemasan menjadi warna
kuning muda, hal ini menandakan bahwa bakteri membentuk asam dari fermentasi metil red.
Komposisi dari medium metil red adalah media kaldu yang mengandung pepton, buffer, dan
glukosa. Dari kandungan inilah bakteri mengurai metil red untuk proses metabolismenya. Hal
tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium MR untuk jenis bakteri (Cowan,
2004). Pada uji Voges-Proskauer hasilnya negatif dan ditunjukkan warnanya tetap kuning. Hal
14
ini dikarenakan oleh bakteri membentuk basa dari fermentasi Voges-Proskauer. Komposisi dari
medium Voges-Proskauer adalah media kaldu yang mengandung pepton, buffer, dan glukosa.
Dari kandungan inilah mengapa bakteri tidak dapat mengurai Voges-Proskauer untuk proses
metabolismenya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium Voges-
Proskauer untuk jenis bakteri (Cappuccino, 2000). Pada uji reduksi nitrat diperoleh hasil yang
positif karena terdapat gumpalan warna merah. Uji reduksi nitrat ditandai dengan terbentuknya
warna merah atau merah muda setelah menambahkan reagen uji yang menunjukkan nitrat telah
tereduksi menjadi nitrit (Burrows, 2004). Pada uji oksidase diperoleh hasil negative yang
ditandai dengan tidak berwarna gelap. Pada uji oksidase digunakan p-amino
dimethylaniline,perubahan koloni menjadi merah menujukkan tes positif sedangkan perubahan
warnakoloni menjadi ungu menunjukkan tes negatif. Pada awal oksidasi suatu substratoleh jasad
renik, hidrogen dipindahkan dari substrat itu oleh enzim khususyaitu dehidrogenase. Melalui
kerja enzim pernafasan, kemudian atom hidrogen itudibawa ke penerima terakhir. Sebagai
penerima atom H dan elektron terakhiradalah zat warna atau indikator oksidasi-reduksi. Zat
warna akan tereduksi danberubah warna (Adam, 2001). Pada uji katalase didapatkan hasil yang
negatif dan tidak terbentuk gelembung karena pada bakteri tidak mengandung hidrogen
peroksida yang diurai oleh enzim katalase. Pada uji hidrolisis protein menghasilkan nilai +
karena terbentuk zona bening. Pada uji asam aminotriptofan bersifat negatif karena berwarna
tidak merah. Pada uji hidrolisis pati menghasilkan uji nilai positif karena ada zona bening, Pada
uji hidrolisis pati, hasil positif ditandai dengan terbentuknya zona bening berwarna kuning
disekitar daerah pertumbuhan bakteri atau mikroorganisme dan tidak terjadi perubahan warna
medium setelah penambahan larutan lugol. Hal ini menunjukkan amilum/pati telah terhidrolisis
menjadi sakarida yang lebih sederhana(Buchanan,2003). Pada uji simmon sitrat menunjukkan
hasil negatif karena warnanya tetap hijau. Media yang dipakai adalah Simons citrat. Tujuan dari
uji ini adalah untuk mengetahui apakah kuman menggunakan sitrat sebagai sumber karbon. Pada
media Simons citrat berisi indikator BTB (Brom Tymol Blue). Apabila bakteri menggunakan
sitrat sebagai sumber karbon maka media berubah menjadi basa dan berubah warna menjadi biru.
Pada uji KIA dan LIA tetap ungu dan merah hal tersebut menunjukkan bahwa hasil dari uji
tersebut negatif kemudian pada uji motilitas menunjukkan pertumbuhan tidak menyebar dan
hasilnya negatif dan pada uji urea menunjukkan hasil yang negatif dan tetap berwarna ungu.
15
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil praktikum yang telah di dapatkan bahwa dalam uji biokimia yang
digunakan untuk mengidentifikasi bakteri dapat dilihat bahwa tiap jenis bakteri dapat
mengekspresikan atau menunjukkan karakternya tersendiri jika dilakukan berbagai macam uji
misalnya dalam uji reduksi nitrat yang menghasilkan warna merah dan terbentuknya gumpalan
jadi bakteri tersebut dapat mereduksi nitrat.
B. Saran
Perlu dijelaskan kembali mengenai uji-uji yang dilakukan dan aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari karena masih belum jelas.
16
DAFTAR PUSTAKA
17