Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Halaman Persembahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
BAB.1 PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Petrografi
1.2 Ruang Lingkup Petrografi
1.3 Tujuan Pembelajaran Petrografi
BAB.2 PETROGRAFI BATUAN BEKU
2.1 Pengertian Batuan Beku
2.2 Tekstur
2.3 Tekstur Khusus
2.4 Klasifikasi
BAB.3 PETROGRAFI BATUAN GUNUNG API
3.1 Pengertian Batuan Gunung Api
3.2 Komponen Penyusun Batuan Gunung Api
3.3 Macam-macam Batuan Gunung Api Dan Mekanisme Pembentukannya
3.4 Tekstur
3.5 Klasifikasi
BAB.4 PEMBAHASAN
Petrografi adalah cabang petrologi yang berfokus pada deskripsi rinci dari batuan. Seseorang yang
mempelajari petrografi disebut petrografer. Kandungan mineral dan hubungan tekstur dalam batuan
dijelaskan secara rinci. Klasifikasi batuan didasarkan pada informasi yang diperoleh selamaanalisis
petrografi. Deskripsi petrografi dimulai dengan catatan lapangan di singkapan dan mencakup
deskripsi makroskopik spesimen tangan. Namun, alat yang paling penting bagi petrografer
adalahmikroskop petrografi. Analisis rinci dari mineral dengan mineralogi optik dari sayatan tipis dan
mikro-tekstur dan struktur sangat penting untuk memahami asal-usul batuan
Ruang lingkup petrografi diamati secara mikroskopis dalam pemeriannya sangat bervariasi
tergantung kepentingannya.Tetapi pada umumnya untuk standar semua batuan dipakai standar
untuk batuan beku (sebagai contoh umumnya)sehingga batuan yang lainnya mengikuti.Adapun ciri
ciri tersebut meliputi :
A.Warna
-Keadaan PPL
-Keadaan XPL
B.Tekstur
-Bentuk Butir
-Ukuran Butir
C.Struktur
-Vesikuler
-Aliran
-Perlapisan
b. Relasi
Merupakan hubungan antar kristal satu dengan yang lain dalam suatu batuan dari ukuran
dikenal :
1. Granularitas atau Equigranular,apabila mineral mempunyai ukuran butir yang relatif
seragam,terdiri dari :
-panidiomorfik granular,yaitu sebagian besar mineral berukuran seragam dan
euhedral.Bentuk butir euhedral merupakan penciri mineral-mineral yang terbentuk
paling awal,hal ini dimungkinkan mengingat ruangan yang tersedia masih sangat luas
sehingga mineral-mineral tersebut sampai membentuk kristal secara sempurna.
-hipiodiomorfik granular,yaitu sebagian besar mineralnya berukuran relatif seragam
dan subhedral. Bentuk butiran penyusun subhedral atau kurang sempurna yang
merupakan penciri bahwa pada saat mineral terbentuk,maka rongga atau ruangan
yang tersedia sudah tidak memadai untuk dapat membentuk kristal secara sempurna.
-allotiomorfik granular,yaitu sebagian besar mineralnya berukuran relatif seragam
dan anhedral. Bentuk anhedral atau tidak beraturan sama sekali merupakan pertanda
bahwa pada saat mineral-mineral penyusun ini terbentuk hanya dapat mengisi rongga
yang tersedia saja. Sehingga dapat ditafsirkan bahwa mineral-mineral anhedral
tersebut terbentuk paling akhir dari rangkaian proses pembentukan batuan beku.
2. Inequigranular,apabila mineralnya mempunyai ukuran butir tidak sama,antara lain
Terdiri dari:
-porifiritik,adalah tekstur batuan beku dimana kristal besar (fenokris) tertanam dalam
Massa dasar kristal yang lebih halus
-vitrovirik,apabila fenokris tertanam dalam massa dasar berupa gelas
2.3 Tekstur Khusus
Vulkanik Plutonik. Lain-lain
Mikrolitik subofitik Poikilitik Adkumulat Zoning
Sferulitik Ofitik Grafik Simplektik Korona
Vitrofirik Diktitaksitik Ofitik Mirmekitik Kelphytic rim
Intersertal Glomeroporfiritik Subofitik Seriate Rapikivi
Intergranular Piroklastik Diabasik Trasitoidal Epitaksial
Felty Seriate Ortokumulat Granofirik
Pilotaksitik Spinifex Mesokumulat
Trasitik
2.5 Klasifikasi
A.Klasifikasi Batuan Beku Plutonik
Klasifikasi ini dipakai untuk batuan fanerik dengan ukuran>3 mm, dan untuk batuan intrusi yang
berukuran halus.
1.Jika M (indeks mineral Mafik) kurang dari 90% maka batuan diklasifikasi dengan mineral
FELSIK ya,yaitu dengan QAPF
2.Jika M lebih besar atau sama dengan 90%,maka batuan diklasifikasikan sebagai Ultramafik
3.Untuk Gabriella dan diorit,dibedakan berdasarkan indeks M. Gabriella mempunyai nilai M
> 35%.
B.Klasifikasi batuan beku Vulkanik
Klasifikasi QAPF-vulkanik hanya dipakai untuk batuan dengan tekstur teridentifikasi sebagai
batuan vulkanik, dan jika mineral telah teridentifikasi kehadirannya. Untuk kolom basalt dan andesit,
maka penamaan dibedakan berdasarkan indeks warna dan presentase.
Bomb adalah gumpalan –gumpalan lava yang mempunyaiukuran lebih besar dari 64 mm dan
sebagian atau semuanya plastis pada waktu tererupsi. Beberapa bom mempunyai ukuran yang
sangat besar sebagai contoh bom yang mempunyai diameter 5meter dengan berat 200 kg dengan
hembusan setinggi 600 meter selama erupsi di gunung api Asama Jepang pada tahun 1935.
Bom ini dapat dibagi atas 3 macam:
· Bomb pita (ribbon bomb), yaitu bomb yang memanjang seperti suling dan sebagian besar
bergelembung – gelembung memanjang dengan arah sama. Bomb ini sangat kental mempunyai
bentuk menyudut serta retakan kulitnya tidak teratur.
· Bomb teras (cored bomb), yaitu bomb yang mempunyai inti dan material yang terkonsolidasi lebih
dahulu, mungkin dari fragmen- fragmen sisa erupsi terdahulu pada gunung api yang sama.
· Bomb kerak roti (bread crust bomb), yaitu bomb yang bagian luarnya retak – retak persegi seperti
nampak pada kulir roti yang mekar, hal ini disebabkan oleh bagian kulitnya cepat mendingin dan
menyusut.
Merupakan batuan piroklastik yang dihasilkan oleh erupsi eksplosif daru fragmen batuan yang sudah
memadat lebih dahulu dengan ukuranlebih besar dari 64 mm. Block – block ini selalu menyudut
bentuknya atau eguidimensional.
3. Lapilli
Berasal dari bahasa Latin yaitu lapillus, nama untuk hasil erupsi eksplosif gunung api yang berukuran
2 mm – 64 mm. Selain dari fragmen batuan kadang – kadang terdiri dari mineral – mineral augit,
olivin dan plagioklas.Bentuk khusus lapili yang terdiri dari jatuhan lava diinjeksi dalam keadaan
sangat cair, dan membeku di udara, mempunyai bentuk membola atau memanjang dan berakhir
dengan meruncing.
Adalah batuan piroklastik yang berukuran 2 mm – 1/256 mm yang dihasilkan oleh pelemparan dari
magma akibat eksplosif, namun ada juga debu gunung api yang terjadi karena proses penggesekan
pada waktu erupsi gunung api. Debu gunung api masih dalam keadaan belum terkonsolidasi.
B.gelass
Merupakan magma yang mengalami proses pendinginan yang sangat cepat sehingga tidak sempat
mengkristal tidak sempat mengalami proses kristalisasi
C.Mineral
Mineral Utama :
1. Kuarsa (SiO2), ditemukan hanya pada batuan gunung api yang kaya kandungan silika atau
bersifat asam.
2. Feldspar, baik alkali maupun kalsium feldspar (Ca)
3. Feldspatoid, merupakan kelompok mineral yang terjadi jika kondisi lautan magma dalam
keadaan tidak atau kurang jenuh silika.
Mineral Ubahan :
Dalam batuan piroklastik mineral ubahan sering muncul saat batuan terlapukan atau terkena
alterasi hidrotermal. Mineral tersebut seperti : klorit, epidot, serisit, limonit, montmorolonit
dan lempung, kalsit
· Bomb pita (ribbon bomb), yaitu bomb yang memanjang seperti suling dan sebagian besar
bergelembung – gelembung memanjang dengan arah sama. Bomb ini sangat kental mempunyai
bentuk menyudut serta retakan kulitnya tidak teratur.
· Bomb teras (cored bomb), yaitu bomb yang mempunyai inti dan material yang terkonsolidasi
lebih dahulu, mungkin dari fragmen- fragmen sisa erupsi terdahulu pada gunung api yang sama.
· Bomb kerak roti (bread crust bomb), yaitu bomb yang bagian luarnya retak – retak persegi
seperti nampak pada kulir roti yang mekar, hal ini disebabkan oleh bagian kulitnya cepat
mendingin dan menyusut.
3. Lapilli
Berasal dari bahasa Latin yaitu lapillus, nama untuk hasil erupsi eksplosif gunung api yang
berukuran 2 mm – 64 mm. Selain dari fragmen batuan kadang – kadang terdiri dari mineral –
mineral augit, olivin dan plagioklas.Bentuk khusus lapili yang terdiri dari jatuhan lava diinjeksi
dalam keadaan sangat cair, dan membeku di udara, mempunyai bentuk membola atau
memanjang dan berakhir dengan meruncing.
Batuan ini berasal dari material gunung api yang sangat halus berupa debu atau abu yang
terbawa angin dan jatuh di suatu tempat, setelah itu akan mengalami proses kompaksi. Contoh
batuan adalah tuff
3.4 Tekstur
Cara pendiskripsian tekstur batuan piroklastik hampir sama dengan batuan sedimen
klastik, tetapi yang membedakan adalah Ukuran Butir yang disesuaikan untuk mencari nama
Membulat
Bom
256 – 64mm
Blok Meruncing
64 – 2mm Lapilus
Kasar
2 – 0,04mm Debu
Halus
Ukuran butir pada piroklastika tersebut merupakan salah satu criteria untuk menamai
dengan. Jenis piroklastik ini biasanya terjadi disetiap gunung api. Struktur dan
Ø Piroklastik aliran dan piroklastik hembusan adalah : kelompok piroklastik yang lain
adalah.
2. Derajat pembundaran
Kebundaran adalah nilai membulat atau meruncingnya bagian tepi butiran pada batuan
memmbundar.
e. Menyudut (angular), permukaan kasar dengan ujung-ujung butir runcing dan tajam.
Pemilahan adalah keseragaman ukuran besar butir penyusun batuan endapan / sedimen.
a. Terpilah baik (well sorted). Kenampakan ini diperlihatkan oleh ukuran besar butir yang
b. Terpilah buruk (poorly sorted). Merupakan kenampakan pada batuan sedimen yang
memiliki besar butir yang beragam dimulai dari lempung hingga kerikil atau bahkan
bongkah.
c. Selain dua pengelompokan tersebut adakalanya seorang peneliti menggunakan
4. Kemas (Fabric)
3.5 Klasifikasi
BAB.4 PEMBAHASAN
Kaki Mikroskop
mikroskop digunakan sebagai tempat lampu halogen. Lampu halogen ini berfungsi
sebagai sumber cahaya. Pada tipe Bausch & Lomb, kaki mikroskop digunakan untuk
menempatkan cermin.
Substage Unit
Polarisator adalah bagian mikroskop yang terdiri dari suatu lembaran polaroid yang
berfungsi sebagai penyerap cahaya secara terpilih (selective absorbtion) sehingga
cahaya yang diteruskan akan bergetar dan merambat pada satu arah rambatan atau
getaran. Lembaran ini diletakkan sedemikian rupi hingga arah getaran sinarnya
sejajar dengan salah satu benang silang pada arah N-S atau E-W.
2. Diafragma Iris
Fungsi lain dari diafragma iris adalah untuk menetapkan luasnya daerah pada peraga
yang ingin diberikan penerangan.
3. Meja Objek
4. Kondensor
Tubus Mikroskop
Tubus mikroskop merupakan bagian besar dari suatu mikroskop yang terletak di atas
meja objek. Tubus mikroskop berfungsi sebagai unit teropong. Tubus mikroskop ini
secara lebih detail terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Lensa Objektif
Lensa objektif berfungsi sebagai penangkap dan pembesar bayangan sayatan
mineral dari meja objek. Lensa objektif terletak pada bagian paling bawah tubus dan
biasanya terdapat tiga buah lensa objektif dengan perbesaran yang berbeda, mulai
dari 4x, 10x dan 40x. Ada pula yang memiliki perbesaran hingga 100x.
2. Lubang Kompensator
3. Analisator
Analisator ini memiliki fungsi yang hampir sama dengan polarisator dan terbuat dari
bahan yang sama juga, namun arah getarannya bisa dibuat searah getaran polarisator
untuk nikol sejajar atau tegak lurus arah getaran polarisator untuk nikol bersilang.
4. Lensa Amici-Bertrand
5. Lensa Okuler
Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan objek. Dengan lensa inilah
bayangan akhir akan dihasilkan sehingga kita dapat mengamatinya secara
jelas. Pada lensa okuler biasanya terdapat benang silang yang berfungsi sebagai
penanda pusat objek pengamatan.
Lengan Mikroskop
Lengan mikroskop merupakan bagian yang berfungsi sebagai pegangan pada saat
kita ingin memindahkan mikroskop. Selain itu juga sebagai penghubung antara
bagian tubus dengan kaki mikroskop.
Cermin
Cermin pada mikroskop polarisator biasanya terdiri dari cermin datar dan cermin
cekung berfungsi sebagai penangkap dan penerus cahaya menuju sistem optik dalam
mikroskop. Cermin cekung berfungsi sebagai pemusat cahaya dengan hasil yang
tidak simetris (assymetrical cone of illumination), dan cermin datar berfungsi
sebagai pemantul cahaya yang sesuai cahaya yang diterima.
PPL
Observasi dasar :
XPL
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki bentuk teratur
(sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral termasuk tidak hanya
bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam
komposisiunsur murni dan garam sederhana sampaisilikat yang sangat kompleks dengan
ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Ilmu yang
mempelajari mineral disebut mineralogi.
4.4.1 Mineral Mafik