Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FOTOGRAMETRI
FOTOGRAMETRI
(Individu)
(Individu)
..........................................
............................
Di Susun Oleh
SEKOLAH VOKASI
YOGYAKARTA
2018
I. TUJUAN
Mahasiswa dapat membuat rencana jalur terbang otomatis menggunakan
beberapasoftware
II. PELAKSANAAN
Praktikum ini dilaksanakan pada :
Hari : Jum’at, 25 Mei 2018
Waktu : 07.30-10.20
Tempat : Laboratorium Fotogrametri, Departemen Teknik Geodesi, Fakultas
Teknik, Universitas Gadjah Mada
III. DASAR TEORI
Hal-hal yang perlu dilakukan pada pekerjaan foto udara adalah sebagai berikut:
1. Titik pemotretan yang dipasang pada area harus kelihatan saat difoto.
2. Memperhatikan tipe-tipe jalur terbang, misalnya:
- Linear coverage: untuk jalur pemotrtean seperti saluran pipa, jalan raya,
ataupun sungai.
- Block coverage: untuk area yang berbentuk luasan.
3. Permintaan skala peta oleh pengguna, maka bisa menentukan tinggi
terbang, dan memilih fokus kamera yang akan digunakan.
4. Interval kontur.
Teknologi yang digunakan pada sensor kamera medium format adalah CCD
(Charge Couple Device). Hal ini berbeda dengan sensor pada kamera format kecil
yang umumnya menggunakan CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor).
Kebanyakan kamera digital medium format merupakan kamera berkualitas tinggi
yang awalnya digunakan untuk keperluan profesional baik di studio ataupun di luar
ruangan. Beberapa kamera pada kategori ini meliputi Hasselblad, Contax, Applanix
DSS yang dimodifikasi dengan mengganti film magazine dengan sensor digital
(digital back) dari Mega Vision (AS), PhaseOne (Denmark), dan Imacom (Swedia)
(Petrie & Smillie, 2008). Kamera yang digunakan dalam proyek ini seluruhnya
menggunakan produk dari PhaseOne yaitu lensa, body dan digital back PhaseOne.
Skema sistem kamera yang dipakai dapat dilihat pada bagan dibawah.
a. Lensa kamera, pada bagian ini terdiri dari susunan lensa, diafragma dan filter.
Pada pekerjaan ini lensa yang digunakan adalah PhaseOne Digital AF 45mm
f/2.8
b. Tubuh kamera, bagian ini digunakan untuk menempatkan mekanisme
penggerak kamera dan tombol untuk mengatur kamera pada saat pemotretan.
Pada pekerjaan ini kamera yang digunakan adalah Phase One 645 AF
c. Digital back, terdapat sensor kamera yaitu CCD yang menangkap cahaya dan
mengubahnya menjadi sinyal elektrik.. Pada pekerjaan ini digital back yang
digunakan adalah PhaseOne P45+ (39 MP)
2. Geometri Foto Udara
Konsep dasar fotogrametri menyatakan bahwa setiap titik di foto bersesuaian
dengan titik tertentu di tanah. Titik di foto berada dalam sistem koordinat dua
dimensi, sementara titik di tanah mempunyai sistem koordinat tiga dimensi. Untuk
menyatakan hubungan antara posisi spasial relatif titik di foto dengan titik di tanah
dapat digunakan suatu hubungan geometri. (Wong, KW. 1980)
a. Foto Udara Tegak
Suatu foto udara dapat dikatakan sebagai foto udara tegak dilihat dari bentuk
geometrinya yaitu bila sumbu kamera berada dalam posisi vertikal. Posisi sumbu
kamera yang vertikal merupakan suatu kondisi ideal dalam foto udara. Pada
kenyataannya, kondisi yang benar – benar vertikal adalah tidak mungkin. Oleh
karena itu, selanjutnya yang dimaksud dengan foto udara tegak adalah foto udara
dimana kamera yang digunakan berada dalam posisi yang mendekati vertikal.
b. Skala Foto
Skala foto merupakan skala rata – rata yang digunakan dalam suatu pekerjaan
pemotretan udara. Skala foto menunjukkan perbandingan antara panjang fokus
kamera dengan tinggi terbang pesawat. Dalam prakteknya, skala foto setiap foto pasti
berbeda karena ketinggian pesawat pada setiap eksposure tidak sama. Hal tersebut
dikarenakan berbagai pengaruh seperti bentuk permukaan tanah yang tidak rata
maupun karena pesawat tidak dapat mempertahankan ketinggiannya secara konstan
akibat mengalami bumpy. Namun variasi skala foto tersebut harus tetap mendekati
skala foto rata – rata yang sudah ditetapkan.
Panjang basis adalah jarak antara pusat perspektif dua foto udara yang
saling bertampalan. Panjang basis dihitung untuk menentukan jarak antar
eksposure kamera pada saat pelaksanaan pemotretan udara. Panjang basis
tergantung pada besar nilai Endlap sehingga panjang basis yang benar
memberikan nilai persentase Endlap yang diinginkan (Livingston, Robert G. et
al. 1980).
PB = Panjang Basis
w = Lebar sensor kamera (Lebar CCD)
Sp = Bilangan pembagi pada skala foto (photo scale denominator)
Endlap = Nilai Endlap dalam persen
d. Hitungan Paralaks
Dua buah foto udara yang bertampalan juga dapat menampilkan pandangan
stereoskopis. Hal ini terjadi karena struktur kamera yang mirip dengan mata manusia.
Dengan kata lain, foto udara yang bertampalan memiliki kesan tiga dimensional dan
dapat digunakan untuk mengukur tinggi (Wolf, 1993).
Gambar 5.PandanganStereoskopik
Dalam gambar diatas, titik A dan B digambarkan sebagai a1 dan b1 pada foto
kiri dan a2 dan b2 pada foto kanan. Kesan kedalaman muncul akibat paralaks antara
titik A dan B berbeda.
Asas tanda apung (floating mark) dapat digunakan untuk mengukur paralaks
secara stereoskopik. Asas tanda apung menggunakan dua tanda tengahan kanan dan
kiri yang masing – masing diletakkan pada foto kanan dan kiri. Dua tanda tengahan
ini dapat digerakkan saling mendekati atau menjauhi. Bila mendekat maka paralaks
tanda tengahan menjadi lebih besar dan tampak lebih tinggi, bila menjauhi maka
sebaliknya. Asas ini digunakan untuk menempatkan tanda apung pada model
mendarat tepat di tanah (Wolf, 1993).
Dalam era fotogrametri digital, dikenal suatu terminologi baru yaitu Ground
Sampling Distance (GSD). GSD menentukan resolusi spasial suatu foto udara digital.
Nilai GSD tergantung ukuran piksel dari sensor digital kamera (CCD atau CMOS)
dan skala foto yang dipakai. Semakin kecil ukuran pikselnya, bila skala foto tetap,
maka nilai GSD akan semakin kecil. Nilai GSD yang semakin kecil berarti bahwa
foto udara digital tersebut memiliki tingkat ketelitian yang semakin tinggi. Nilai GSD
dapat dinyatakan sebagai berikut:
Peta jalur terbang (flight plan) merupakan peta yang meliputi seluruh wilayah
yang menjadi objek pemotretan yang menjadi pedoman arah jalur pemotretan. Flight
Plan adalah bagan jalur lengkap dengan letak dan koordinat tiap titik exposure selama
pemotretan. Flight plan dibuat dengan memplot pada peta topografi atau peta lain
yang sesuai.
Maksud dan tujuan pembuatan peta jalur terbang ini adalah :
a. Mengetahui dan dapat membuat peta jalur terbang secara baik dan benar.
b. Menentukan perimeter dan luas wilayah obyek pemotretan.
c. Menentukan data parameter perencanaan yang meliputi jarak antar basis (B), jarak
antar jalur (Q), dan luas model.
d. Menentukan jumlah exposure baik secara hitungan (n).
e. Menentukan/menghitung koordinat titik-titik exposure.
Software Mission Planner untuk mengatur waypoint yang harus dilalui wahana
serta memantau data-data terbang wahana. Mission Planner dapat menampilkan jalur
terbang dan attitude wahana secara visual, serta menampilkan secara numerik enam data
terbang yang dianggap penting oleh pengguna yang dapat dipilih dan antara banyak data
terbang yang tersedia.
Penerbangan otonom:
6. Tentukan titik awal poligon kemudian membuat poligon mengitari area yang
ingin dipetakan
7. Setelah poligon selesai dibuat maka langkah selanjutnya yaitu klik kanan pada
area kerja auto WP survey Grid
2. kemudian tambah kan plan . klik icon + >> pilih Plan a Map Flight
3. cari daerah yang akan di petakkan. Seperti daerah Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
Gambar di atas merupakan jalur terbang dengan menggunakan software Mission Planner
Dari hasil yang diperoleh, beberapa parameter yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
VI. KESIMPULAN
Pembuatanjalurterbangmerupakantahapdalampelaksanaanpemotretanudaradala
mhalinitahapperencanaan.Penentuanjalurterbangdidasaridenganlokasiatau area
yang akandipetakan. Penentuanjalurterbangjugamengikutikondisi yang
misalkontur, arahdatangnyasinar, awan ,cuacadan lain-lain.