Anda di halaman 1dari 15

Gambar slide 1

ENGINEERING ETHICS (Etika Enjiniring) Sumber Utama: Charles B. Fleddermann

Gambar slide 2
…..Memiliki pengetahuan, kemampuan, kreativitas dan keberanian untuk membuat
perubahan yang lebih baik bagi kehidupan dan kesejahteraan umat manusia – baik skala kecil
maupun skala besar. Engineer Engineer (Insinyur)

Gambar slide 3
Profesi Enjiniring Enjiniring adalah: “ Profesi yang menerapkan ilmu pengetahuan &
teknologi berbasis matematika dan ilmu pengetahuan alam, yang diperoleh dari pendidikan,
pengalaman dan pelatihan/ praktek, untuk memanfaatkan dan mengembangkan sumber-
sumber yang ada demi kesejahteraan manusia ” Accreditation Board for Engineering and
Technology (ABET)

Gambar slide 4
Etika Enjiniring Enjiniring adalah sebuah profesi, seperti halnya hukum, kedokteran, farmasi
dan lain-lainnya Profesional biasanya memiliki pendidikan tinggi Masyarakat pengguna
sering kali kurang pengetahuan tentang apa yang dikerjakan engineer Engineer memiliki
kewajiban dan tanggungjawab etika, yang merupakan bagian dari etika enjiniring

Gambar slide 5
EnjiniringSebagai Profesi Enjiniring Sebagai Profesi Menjunjung tinggi kejujuran, ketekunan
dan kepatuhanMengedepankan keadilan dan kebijaksanaanMengutamakan kepentingan
masyarakat Dengan sadar mempromosikan pengetahuan, ide profesional dan pelayanan
publik Memiliki status hukum Bekerja dengan standar operasional yang jelas Mentaati kode
etik yang berlaku

Gambar slide 6
Prinsip Etika Enjiniring Melindungi keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
Melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensinya Berlaku benar, obyektif dan menjaga
rahasia pekerjaan Bekerja keras, jujur dan bertanggungjaw ab T erus belajar meningkatkan
kemampuan/ keahlian Menjaga pelestarian lingkungan Tidak menerima hadiah atau suap
yang akan mempengaruhi keputusan enjiniring

Gambar slide 7
Contoh Kasus Contoh kasus berikut diharapkan dapat memberikan gambaran akan
pentingnya pengetahuan tentang Etika Enjiniring

Gambar slide 8
Kasus Ford Pinto (1978) 7 tahun peluncuran  50 tuntutan hukum terkait tubrukan dari
belakang Tangki bensin pecah, meledak dan terbakar  luka dan meninggal Pengabaian
norma yang cukup parah Tuntutan Hukum & Kriminal Pengabaian keselamatan penumpang
Para insinyur & manajer Ford terancam hukuman penjara
Gambar slide 9
Kasus Ford Pinto (1978) Titik berat kasus: FORD telah tahu adanya cacat pada tangki
tersebut Di Persidangan terbukti: para insinyur sudah mengingatkan bahaya desainnya
“Manajemen” mengabaikan, karena ingin segera menjual ke pasaran dengan harga kompetitif
Anggota manajemen ada insinyurnya Dilema para Insinyur: “Keselamatan & Penghematan”

Gambar slide 10
Kasus Ford Pinto (1978) FORD ingin menghemat biaya produksi beberapa dolar, akhirnya
harus mengeluarkan JUTAAN dolar untuk membayar TUNTUTAN pemakai + publisitas
BURUK + kepercayaan masyarakat TURUN (Maunya UNTUNG jadinya BUNTUNG)
FORD dianggap tidak mendesain mobil yang aman

Gambar slide 11
Kasus Lain Jumat, 18/02/2011 16:51 WIB/detikoto Ini Dia Penyebab Honda Jazz, Freed dan
City Ditarik Produsen mobil Honda menarik kembali 3 mobil andalannya yakni Jazz, Freed,
dan City, sejumlah 40.000an unit. Penyebab ketiga mobil populer ini harus masuk bengkel
Honda, karena masalah mesin Komponen Lost Motion Spring, yang berfungsi menekan
rocker arm (lengan penggerak) pada putaran mesin rendah, setelah kurun waktu tertentu
dapat melengkung dan patah sehingga menimbulkan bunyi mesin yang tidak normal

Gambar slide 12
Kasus Lain JUM'AT, 25 FEBRUARI 2011 | 10:44 WIB | TEMPO Toyota Motor Corp
Kembali Tarik Dua Jutaan Produknya Ditengarai, pedal gas produknya bermasalah karena
tersangkut karpet lantai sehingga menyebabkan mobil bisa melesat tak terkendali. Mobil yang
ditarik terdiri dari 761 ribu Toyota RAV4 model 2006 – 2010, Toyota 4Runner model 2003 –
2009 sebanyak 603 ribu, Lexus LX570 model 2008 – 2011 sebanyak 17 ribu unit. Selain itu,
Toyota juga menarik 372 ribu unit Toyota Highlander dan Highlander HV yang terdiri dari
RX330, RX350, dan RX400H.

Gambar slide 13
Masalah Etika Enjiniring Keselamatan masyarakat Gratifikasi/ penyuapan Kecurangan
Perlindungan lingkungan Keadilan Kejujuran dalam riset/pengkajian Konflik kepentingan

Gambar slide 14
Masalah (calon) Engineers CUKUP mendapatkan ilmu yang terkait dengan: dasar enjiniring,
metode penyelesaian masalah, serta desain dan perancangan KURANG mendapatkan ilmu
yang terkait dengan: praktek bisnis, keselamatan dan kesehatan kerja, serta etika profesi

Gambar slide 15
Dasar Perilaku Engineers
Gambar slide 16
ETIKET ETIKET (Etiquette) Penghormatan kepada masyarakat pengguna HUKUM
HUKUM (Law) Jelas aturan dan sangsinya MORAL MORAL (Morals) Perilaku yang
diterima secara umum berdasar agama/budaya ETIKA ETIKA (Ethics) Gambaran dari
keseluruhan yang ada di atas Dasar Perilaku Engineers Dasar Perilaku Engineers
(menghindari konfik)

Gambar slide 17
Etiket Etiket (Etiquette) Adab perilaku dan sopan santun saat berinteraksi dengan sesama,
dalam konteks sosial kemasyarakatan Tata cara makan, dress codes, pengaturan posisi duduk,
ladies first, dan lain-lainnya Pelanggaran etiket tidak menyebabkan masuk penjara, tetapi
dapat me”lukai” profesionalisme

Gambar slide 18
Hukum Hukum (Laws) Suatu sistem aturan dan hukuman yang terdefinisi dengan jelas untuk
memelihara keamanan dan keteraturan dalam masyarakat Dibuat/disusun oleh penguasa,
masyarakat atau adat Pelanggaran akan mendapat hukuman sampai ke penjara Semua
manusia sama kedudukannya dalam hukum dan berhak memperoleh perlakuan hukum yang
sama sebagaimana diatur dalam konstitusi

Gambar slide 19
Moral Moral (Morals) Norma individu yang terkait dengan perilaku salah atau benar, serta
baik atau buruk berdasarkan latar belakang kehidupan, keyakinan agama serta pengaruh
lingkungan Budaya atau agama: judi, sabung ayam, minum alkohol, mabuk, merokok, dan
lain-lain Kontraversi terkait isu moral, misalnya: perawatan kesehatan adalah hak setiap
orang, atau aborsi demi menyelamatkan sang ibu

Gambar slide 20
Etika Etika (Ethics) Suatu kode atau sistem norma yang mendefinisikan perilaku moral pada
kelompok masyarakat tertentu Etika adalah studi terkait moralitas dalam segala tindakan atau
tingkah laku manusia Etika profesi memberi arah bagi dilakukannya tindakan/kegiatan
profesional Kebanyakan masyarakat profesi memiliki kode etik

Gambar slide 21
Teori Moral UtilitarianismeEtika Moralitas Etika Kewajiban ETIKA berbasis Konsep
MORAL dan Etika Hak Fr-p.44

Gambar slide 22
Utilitarianisme
Gambar slide 23
Etika Kewajiban & Etika Hak Suatu tindakan dianggap BAIK, jika menghormati hak-hak
individu Kewajiban kita melindungi hak-hak orang lain. Hak dasar kita harus juga dilindungi
orang lain. Kelemahannya, tidak begitu memperhitungkan kepentingan orang banyak
Ilustrasi: pembangunan bendungan untuk PLTA (jika salah satu pemilik tanah menolak
melepaskannya, sudah cukup untuk menghentikan proyek)

Gambar slide 24
Etika Moralitas Suatu tindakan dianggap BAIK, hanya jika mendukung perilaku yang baik
(bermoral) Merupakan penerapan karakter pribadi pada diri sendiri maupun orang lain
Cenderung kurang kongkrit dan agak sulit digambarkan pada entitas di luar manusia
(perusahaan atau pemerintahan misalnya) Banyak kasus  dipermukaan tampak bermoral, tapi
sebenarnya tidak (apa contohnya?)

Gambar slide 25
Teori mana yang digunakan? Pada setiap masalah, kita bisa memanfaatkan keempat teori
tersebut untuk melihat solusinya Kita tentukan pilihannya sesuai dengan situasi faktual yang
berkembang (I) dengan teori yang berbeda, didapatkan hasil/solusi yang sama, atau (II)
teorinya berbeda, hasil/solusinya-pun berbeda Ilustrasi: Kasus kebocoran BHOPAL, atau
penggusuran pemukiman dekat ril KA

ETIKA ENJINIRING

Etika adalah studi karakteristik moral. Etika juga berhubungan dengan


pilihan moral yang di buat tiap orang dalam hubungannya dengan orang
lain. Etika Enjiniring adalah studi tentang keputusan moral yang harus di
buat oleh insinyur dalam praktek Enjiniringnya. Dengan memahami Etika
Enjiniring dan menerapkannya, insinyur akan berjalan dalam koridor aturan
dan standar yang mengatur peran profesionalnya. Karakteristik sebuah
profesi adalah persyaratan bahwa professional harus menjaga informasi
tertentu tentang rahasia atau kepentingan klien. Kerahasiaan di sebutkan
dalam kode Etik Enjiniring.
Adapun atribut profesi meliputi :
1. Pekerjaan yang memerlukan ketrampilan ahli, penggunaan penilaian dan
penerapan kebijaksanaan
2. Keanggotaan dalam profesi memerlukan pendidikan formal yang tinggi
bukan hanya pelatihan praktis.
3. Publik mengijinkan kalangan atau organisasi khusus yang di kendalikan oleh
anggota profesi untuk menetapkan standar pengakuan profesi.
Dalam hal ini Enjiniring perlu mengatakan adanya kewaspadaannya
atas pekerjaan yang mempunyai dampak paling luas pada masyarakat
pekerjaan insinyur dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan public,
dan seorang insinyur harus dapat memahami masalah Etika.Karena entuk
menentukan mana yang harus kita selesaikan ketika ada masalah Etika.
Penyelesaian masalah tidak spendek dan sekering penyelesaian masalah
dalam pelajaran eksakta. Adapun hak dan kewajiban insinyur adalah :
Menyangkut tanggung jawab professional, yang menyangkut :

1. Informasi pribadi dan rahasia


2. Konflik kepentingan
3. Etika Lingkungan
4. Etika Komputer

Selain menyangkut tanggung jawab tersebut insinyur juga harus


memperhatikan resiko, keselamatan dan kecelakaan. Adapun tugas
terpenting insinyur adalah menjamin keselamatan orang yang akan
menerima dampak dari produk yang di rancangnya. Karena tidak ada produk
yang 100% aman, tetapi paling tidak insinyur di haruskan untuk membuat produk
rancangannya seaman mungkin. Karena itu keselamatan harus
menjadi bagian integral dari semua desain Enjiniring.

Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata „etika‟
yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai
banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang,
kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan
arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah
Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi,
secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang
apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens,
2000).
Biasanya bila kita mengalami kesulitan untuk memahami arti sebuah kata
maka kita akan mencari arti kata tersebut dalam kamus. Tetapi ternyata
tidak semua kamus mencantumkan arti dari sebuah kata secara lengkap.
Hal tersebut dapat kita lihat dari perbandingan yang dilakukan oleh K.
Bertens terhadap arti kata „etika‟ yang terdapat dalam Kamus Bahasa
Indonesia yang lama dengan Kamus Bahasa Indonesia yang baru. Dalam
Kamus Bahasa Indonesia yang lama (Poerwadarminta, sejak 1953 –
mengutip dari Bertens,2000), etika mempunyai arti sebagai : “ilmu
pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral)”. Sedangkan kata „etika‟
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 1988 – mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :
1. ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak);
2. kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
3. nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.
Dari perbadingan kedua kamus tersebut terlihat bahwa dalam Kamus
Bahasa Indonesia yang lama hanya terdapat satu arti saja yaitu etika
sebagai ilmu. Sedangkan Kamus Bahasa Indonesia yang baru memuat
beberapa arti. Kalau kita misalnya sedang membaca sebuah kalimat di
berita surat kabar “Dalam dunia bisnis etika merosot terus” maka kata
„etika‟ di sini bila dikaitkan dengan arti yang terdapat dalam Kamus Bahasa
Indonesia yang lama tersebut tidak cocok karena maksud dari kata „etika‟
dalam kalimat tersebut bukan etika sebagai ilmu melainkan „nilai mengenai benar dan salah
yang dianut suatu golongan atau masyarakat‟. Jadi arti kata
„etika‟ dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama tidak lengkap.
K. Bertens berpendapat bahwa arti kata „etika‟ dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia tersebut dapat lebih dipertajam dan susunan atau urutannya lebih
baik dibalik, karena arti kata ke-3 lebih mendasar daripada arti kata ke-1.
Sehingga arti dan susunannya menjadi seperti berikut :
1. nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang Jawa, etika agama
Budha, etika Protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika di
sini bukan etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem
nilai ini bisaberfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf
sosial.
2. kumpulan asas atau nilai moral.
Yang dimaksud di sini adalah kode etik. Contoh : Kode Etik Jurnalistik
3. ilmu tentang yang baik atau buruk.
Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan
nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima
dalam suatu masyarakat dan sering kali tanpa disadari menjadi bahan
refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis. Etika di sini sama
artinya dengan filsafat moral.
PENGERTIAN MORAL
Istilah Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata „moral‟ yaitu
mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing
mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan, adat. Bila kita membandingkan
dengan arti kata „etika‟, maka secara etimologis, kata ‟etika‟ sama dengan
kata „moral‟ karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu
kebiasaan,adat. Dengan kata lain, kalau arti kata ‟moral‟ sama dengan kata
„etika‟, maka rumusan arti kata „moral‟ adalah nilai-nilai dan norma-norma
yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya. Sedangkan yang membedakan hanya bahasa
asalnya saja yaitu „etika‟ dari bahasa Yunani dan „moral‟ dari bahasa Latin.
Jadi bila kita mengatakan bahwa perbuatan pengedar narkotika itu tidak
bermoral, maka kita menganggap perbuatan orang itu melanggar nilai-nilai
dan norma-norma etis yang berlaku dalam masyarakat. Atau bila kita
mengatakan bahwa pemerkosa itu bermoral bejat, artinya orang tersebut
berpegang pada nilai-nilai dan norma-norma yang tidak baik. „Moralitas‟ (dari kata sifat
Latin moralis) mempunyai arti yang pada dasarnya
sama dengan „moral‟, hanya ada nada lebih abstrak. Berbicara tentang
“moralitas suatu perbuatan”, artinya segi moral suatu perbuatan atau baik
buruknya perbuatan tersebut. Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan
asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.
Pengertian Etiket
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diberikan beberapa arti dari kata
“etiket”, yaitu :
1. Etiket (Belanda) secarik kertas yang ditempelkan pada kemasan barang-
barang (dagang) yang bertuliskan nama, isi, dan sebagainya tentang barang
itu.
2. Etiket (Perancis) adat sopan santun atau tata krama yang perlu selalu
diperhatikan dalam pergaulan agar hubungan selalu baik.
Perbedaan Etiket dengan Etika
K. Bertens dalam bukunya yang berjudul “Etika” (2000) memberikan 4
(empat) macam perbedaan etiket dengan etika, yaitu :

1. Etiket menyangkut cara (tata acara) suatu perbuatan harus dilakukan


manusia. Misal : Ketika saya menyerahkan sesuatu kepada orang lain, saya
harus menyerahkannya dengan menggunakan tangan kanan. Jika saya
menyerahkannya dengan tangan kiri, maka saya dianggap melanggar etiket.
Etika menyangkut cara dilakukannya suatu perbuatan sekaligus memberi
norma dari perbuatan itu sendiri. Misal : Dilarang mengambil barang milik
orang lain tanpa izin karena mengambil barang milik orang lain tanpa izin
sama artinya dengan mencuri. “Jangan mencuri” merupakan suatu norma
etika. Di sini tidak dipersoalkan apakah pencuri tersebut mencuri dengan
tangan kanan atau tangan kiri.

2. Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana kita tidak seorang diri (ada
orang lain di sekitar kita). Bila tidak ada orang lain di sekitar kita atau tidak
ada saksi mata, maka etiket tidak berlaku. Misal : Saya sedang makan
bersama bersama teman sambil meletakkan kaki saya di atas meja makan,
maka saya dianggap melanggat etiket. Tetapi kalau saya sedang makan
sendirian (tidak ada orang lain), maka saya tidak melanggar etiket jika saya
makan dengan cara demikian.
Etika selalu berlaku, baik kita sedang sendiri atau bersama orang lain. Misal:
Larangan mencuri selalu berlaku, baik sedang sendiri atau ada orang lain. Atau barang yang
dipinjam selalu harus dikembalikan meskipun si empunya
barang sudah lupa.
3. Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam satu kebudayaan,
bisa saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Misal : makan dengan
tangan atau bersendawa waktu makan.
Etika bersifat absolut. “Jangan mencuri”, “Jangan membunuh” merupakan
prinsip-prinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar.

4.. Etiket memandang manusia dari segi lahiriah saja. Orang yang
berpegang pada etiket bisa juga bersifat munafik. Misal : Bisa saja orang
tampi sebagai “manusia berbulu ayam”, dari luar sangan sopan dan halus,
tapi di dalam penuh kebusukan.
Etika memandang manusia dari segi dalam. Orang yang etis tidak mungkin bersifat munafik,
sebab orang yang bersikap etis pasti orang yang sungguh- sungguh baik.
ENGINEERING ETHICS(EtikaEnjiniring)
SumberUtama: Charles B. Fleddermann

Engineer(Insinyur)

…..Memiliki pengetahuan, kemampuan, kreativitas dan keberanian untuk membuat


perubahan yang lebih baik bagi kehidupan dan kesejahteraan umat manusia – baik skala kecil
maupun skala besar.

ProfesiEnjiniring

Enjiniringadalah:

“Profesi yang menerapkanilmupengetahuan &


teknologiberbasismatematikadanilmupengetahuanalam, yang diperolehdaripendidikan,
pengalamandanpelatihan/ praktek, untukmemanfaatkandanmengembangkansumber-sumber
yang adademikesejahteraanmanusia”

Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET)

EtikaEnjiniring
EnjiniringSebagaiProfesi

PrinsipEtikaEnjiniring

ContohKasus

Contohkasusberikutdiharapkandapatmemberikangambaranakanpentingnyapengetahuantentan
gEtikaEnjiniring

Kasus Ford Pinto (1978)

 7 tahunpeluncuran 50 tuntutanhukumterkaittubrukandaribelakang
 Tangkibensinpecah, meledakdanterbakar lukadanmeninggal
 Pengabaiannorma yang cukupparah
 TuntutanHukum & Kriminal
 Pengabaiankeselamatanpenumpang
 Para insinyur & manajer Ford terancamhukumanpenjara
Kasus Ford Pinto (1978)

 Titik berat kasus: FORD telah tahu adanya cacat pada tangki tersebut
 Di Persidangan terbukti: para insinyur sudah mengingatkan bahaya desainnya
 “Manajemen” mengabaikan, karena ingin segera menjual ke pasaran dengan harga
kompetitif
 Anggota manajemen ada insinyurnya
 Dilema para Insinyur: “Keselamatan & Penghematan”

Kasus Ford Pinto (1978)

FORD inginmenghematbiayaproduksibeberapadolar,
akhirnyaharusmengeluarkanJUTAANdolaruntukmembayarTUNTUTANpemakai +
publisitasBURUK + kepercayaanmasyarakatTURUN(MaunyaUNTUNGjadinyaBUNTUNG)

FORD dianggaptidakmendesainmobil yang aman

Kasus Lain

Jumat, 18/02/2011 16:51 WIB/detikoto

IniDiaPenyebab Honda Jazz, Freed dan City Ditarik


Produsenmobil Honda menarikkembali 3 mobilandalannyayakni Jazz, Freed, dan City,
sejumlah 40.000an unit. Penyebabketigamobilpopuleriniharusmasukbengkel Honda,
karenamasalahmesin

Komponen Lost Motion Spring, yang berfungsimenekanrocker arm (lenganpenggerak)


padaputaranmesinrendah,
setelahkurunwaktutertentudapatmelengkungdanpatahsehinggamenimbulkanbunyimesin yang
tidak normal

Kasus Lain

Jum'at, 25 Februari 2011 | 10:44 WIB | Tempo

Toyota Motor Corp KembaliTarikDuaJutaanProduknya

Ditengarai, pedal gas


produknyabermasalahkarenatersangkutkarpetlantaisehinggamenyebabkanmobilbisamelesatta
kterkendali.

Mobil yang ditarikterdiridari 761 ribu Toyota RAV4 model 2006 – 2010, Toyota 4Runner
model 2003 – 2009 sebanyak 603 ribu, Lexus LX570 model 2008 – 2011 sebanyak 17 ribu
unit. Selainitu, Toyota jugamenarik 372 ribu unit Toyota Highlander dan Highlander HV
yang terdiridari RX330, RX350, dan RX400H.

Masalah Etika Enjiniring


Masalah (calon) Engineers

Dasar Perilaku Engineers

DasarPerilakuEngineers(menghindarikonfik)

ETIKET(Etiquette)

 Penghormatankepadamasyarakatpengguna

HUKUM(Law)

 Jelasaturandansangsinya

MORAL(Morals)

 Perilaku yang diterimasecaraumumberdasar agama/budaya

ETIKA(Ethics)

 Gambarandarikeseluruhan yang adadiatas


Etiket(Etiquette)

 Adabperilakudansopansantunsaatberinteraksidengansesama,
dalamkontekssosialkemasyarakatan
 Tata caramakan, dress codes, pengaturanposisiduduk, ladies first, dan lain-lainnya
 Pelanggaranetikettidakmenyebabkanmasukpenjara, tetapidapatme”lukai” profesionalisme

Hukum(Laws)

 Suatusistematurandanhukuman yang
terdefinisidenganjelasuntukmemeliharakeamanandanketeraturandalammasyarakat
 Dibuat/disusunolehpenguasa, masyarakatatauadat
 Pelanggaranakanmendapathukumansampaikepenjara
 Semuamanusiasamakedudukannyadalamhukumdanberhakmemperolehperlakuanhukum
yang samasebagaimanadiaturdalamkonstitusi

Moral(Morals)

 Norma individu yang terkaitdenganperilakusalahataubenar,


sertabaikatauburukberdasarkanlatarbelakangkehidupan, keyakinan agama
sertapengaruhlingkungan
 Budayaatau agama: judi, sabungayam, minumalkohol, mabuk, merokok, dan lain-lain
 Kontraversiterkaitisu moral, misalnya: perawatankesehatanadalahhaksetiaporang,
atauaborsidemimenyelamatkan sang ibu
Etika(Ethics)

 Suatukodeatausistemnorma yang mendefinisikanperilaku moral


padakelompokmasyarakattertentu
 Etikaadalahstuditerkaitmoralitasdalamsegalatindakanatautingkahlakumanusia
 Etikaprofesimemberiarahbagidilakukannyatindakan/kegiatanprofesional
 Kebanyakanmasyarakatprofesimemilikikodeetik

ETIKA

berbasis

Konsep MORAL

Etika Kewajiban

Utilitarianisme

Etika Moralitas

Teori Moral

dan Etika Hak

Fr-p.44
Utilitarianisme

EtikaKewajiban & EtikaHak

EtikaMoralitas

Teorimana yang digunakan?

 Padasetiapmasalah, kitabisamemanfaatkankeempatteoritersebutuntukmelihatsolusinya
 Kita tentukanpilihannyasesuaidengansituasifaktual yang berkembang
 (I) denganteori yang berbeda, didapatkanhasil/solusi yang sama, atau (II) teorinyaberbeda,
hasil/solusinya-pun berbeda
 Ilustrasi: KasuskebocoranBHOPAL, ataupenggusuranpemukimandekatril KA

Anda mungkin juga menyukai