Inti mempunyai massa dan muatan. Dalam beberapa inti, muatan ini berputar
pada sumbu inti dan akibat perputaran Inti menghasilkan medan magnit sepasang
sumbu yang mempunyai momen magnit ( μ ).
Perputaran muatan inti 1H akan menghasilknn medan magnit yang mempunyai
momen magnit ( μ ) dan ini dapat dianalogkan sebagai magnit yang sangat kecil. Bila
medan magnit luar (Ho) dikenakan terhadapnya maka magnit kecil tersebut berusaha
untuk menyesuaikan momen magnitnya sepanjang arah medan magnit yang diberikan.
Proton, 1H mempunyai bilangan kuantum putaran 1 , kedudukan spinnya 2, jadi
2
kemungkinan orientasinya yaitu paralel ( ) dan anti paralel ( ) terhadap medan magnit
luar. Apabila tidak ada pengaruh medan magnit, setiap proton mempunyai tenaga
putaran yang sama dan putaran-putarannya mempunyai arah orientasi seimbang. Oleh
karena ada medan magnit, putaran-putaran proton diarahkan baik paralel atau anti
paralel terhadap medan dan perbedaan tenaga diantara dua orientasi ini sebanding
dengan medan magnit luar:
4. Penyerapan tenaga
Dengan adanya perbedaan energi akibat proton diletakkan pada medan magnit Ho,
maka perbedaan energi disebut ΔE . Makin besar kuat medan diperlukan energi makin
tinggi ΔE adalah energi yang diperlukan untuk mengadakan jungkir balik (“flip”) (dari
kedudukan energi rendah ke kedudukan energi tinggi). Energi ini diberikan oleh radiasi
elektromagnetik (gelombang radio) pada suatu daerah frekuensi (diperhikan 14092 gauss =
radiasi elektromagnetik 60 x 106 cycles per detik atau 60 Mhz) ada juga 90 Mhz; 200 Mhz;
tentu saja dengan radiasi elektromagnetik yang sesuai. Hubungan antara frekuensi dan
radiasi dengan kuat medan magnit (Ho) adalah:
Peralihan dan paralel ke anti paralel (flip) dapat ditimbulkan melalui penyerapan
energi oleh momen magnit dan sebagian proton paralel, bila dikenai gelombang radio (sinar
- kuantum elektromagnetik) yang frekuensinya sesuai dengan tenaga ho. Banyaknya tenaga
yang diperlukan tergantung dan pada besamya harga Ho. Bila Ho besar maka diperlukan
radiasi berfrekuensi lebih tinggi (berenergi lebih tinggi). Perpindahan dan paralel ke
antiparalel (flip), dikatakan proton itu beresonansi. Istilah resonansi magnit inti (NMR) adalah
inti-inti beresonansi dalam medan magnit.
Elektron pi yang beredar dalam beazena atau aldehida, mengimbas suatu medan magnetik
yang menyebabkan proton-proton di dekatnya tak terperisai (keenam proton beuzena itu
menjadi tak.-terperisai).
Hb akan nampak sebagai doublet karena efek dan Ha, sedangkan Ha akan
nampak sebagai kuartet karena efek dan 3 Hb yang dilukiskan kemungkinan sebagai
berikut:
Garis besar yang diperlukan untuk menunjukkan signal resonansi magnit inti bagi
proton, diperlukan:
a. alat pemancar frekuensi radio
b. medan magnit homogen
c. alat penerima frekuensi radio (gelombang radio).
Soal :
1. Carilah struktur C10H14 bila pada „H NMR terlihat :
a. singlet, 8,70, 9 Ha
singlet, 2,72, 5 Hb
b. doublet, 9,12 , 6 Ha
multiplet, 8,14, 1 Hb
doublet, 7,55 , 2 Hc
Singlet, 2,88 ,5 H4
2. Carilah struktur dua isomer -klorostirena dan para-klorostirena apabila ada data
sebagai berikut dalam 1H NMR:
a. Ha = 5,28 (triplet)
Hb = 5,73 (triplet)
Hc = 6,696
Hd dan Ha = 7,32 (singlet)
Jawab :