Anda di halaman 1dari 17

“ SKENARIO”

OPENING :
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Kami dari kelompok 5 akan menampilkan roleplay mengenai “Aplikasi prilaku
caring, etika dan komunikasi dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi”. Sebelumnya kami ingin mengucapkan
rasa terima kasih yang tak terhingga kepada Ibu Ns.Marisca Agustina, S.Kep, M.Kes selaku
dosen pembimbing Ilmu Keperawatan Dasar II di kelompok 5. Selanjutnya saya akan
memperkenalkan anggota dan peran masing-masing anggota :
1. Meilany Julva Sera : Narator
2. Dewi Puspa Cipta Utami : Nn. D
3. Sri Haryati : Ibu Pasien
4. Gita Rosalina : Ketua tim perawat ( CI)
5. Annisa Pudjiana Pratiwi : Perawat 1
6. Panji Sheka Putra : Perawat 2
KASUS
Pada tanggal 28 oktober 2015 Nn.D 22 tahun sudah dua hari dirawat di RS.Mahapati
dengan diagnosa medis Thypoid. Keadaan umum klien lemah, kesadaran compos mentis.
Hasil TTV didapatkan data TD = 120/80 mmHg, N = 90x/menit, Rr = 20x/menit, S = 37,7°C.
BB sebelum sakit 50 kg, BB saat ini = 46kg dan TB = 162 cm. warna bibir klien tampak
merah muda, bibir tampak stomatitis, mukosa mulut kering, warna gigi putih, jumlah gigi 32
buah, tidak ada karies, terdapat bercak putih dibagian lidah atas, klien mengeluh mual dan
muntah saat makan, bising usus 14x/menit, klien mengeluh nyeri perut dibagian ulu hati,
nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk dan nyeri pun tidak menyebar pada daerah lain.
Tekstur kulit klien halus, warna putih langsat, turgor kulit kurang elastis. Berdasarkan
pemeriksaan laboratorium, didapati terjadi penurunan pada nilai Hb & albumin. Hb klien
11gr/dL dan kadar albumin klien 2,8 gr/ dL. Diit yang diberikan adalah TKTP 2000 Kkal
dalam bentuk bubur nasi dan snack (crackers & teh manis). Klien diberikan therapy antibiotik
kloramfenikol 250 3 x 1 kapsul, paracetamol 500 mg 3x1 tablet dan berlosid syrup 3x1
sendok makan.
ROLEPLAY
Pada pukul 08.00 pagi Zr.Gita selaku ketua tim mendapatkan operan dari shift
malam. Zr.Gita berkewajiban untuk memantau semua perkembangan pasien di ruang
melati sekaligus mengontrol mutu pelayanan yang diberikan oleh perawat dibawah
pimpinannya. Zr. Gita menjelaskan dengan penuh percaya diri kepada perawat lainnya
mengenai perkembangan semua pasien di ruang melati.
Zr.Gita : “ Assalmu’alaikum Wr.Wb"
Zr. Yang lainnya : “ Wa’alaikumsallam Wr.Wb”
: “ Baik langsung saja. Saya akan menyampaikan informasi dari perawat shift malam terkait
semua perkembangan pasien di ruang melati.”
“Pasien kita ada 3. Yang pertama Ny. Indah di kamar IA. Ia
masih harus dipantau intake + output urinenya. Jika intake + output belum normal. Tolong
hubungi dr. Tigor untuk kolaborasi Pemberian obat yang lebih efektif. Ini hasil TTV +
catatan perkembangan Ny.Indah (sambil memperlihatkan buku status Ny. Indah).”
“Yang kedua, Tn. Amir yang berada di kamar 3B, sudah membaik. Hari ini ada rencana
pemulangan. Tolong di cek persediaan botol infusnya masih sisa atau tidak, kalau masih sisa,
tolong di retur ke bagian farmasi.”
”Yang ketiga, Nn. Dewi yang baru masuk pada tanggal 14
April. Masih nyeri di daerah ulu hati, mual (+), muntah (+),
dapat diet TKTP 2000 Kkal dalam bentuk bubur nasi & snack (crackers + teh manis),
makanan hanya habis ¼ Porsi. Hasil TTVnya TD :120/80 mmHg, N : 90 x/ menit, Rr: 20x /
menit, S: 37,70c. untuk therapy obatnya, ia mendapatkan antibiotik kloramfenikol 250 mg 3 x
1 kapsul, paracetamol 500 mg 3 x 1 tablet dan berlosid syrup 3x1 sendok makan . Apa ada
yang perlu ditanyakan kembali? Siapa tahu ada yang belum jelas?
Zr. Yang lainnya : “ Tidak. Sudah jelas.”
a : “ Baiklah, saya akhiri saja. Terima kasih atas kerja samanya,
semoga Allah menguatkan kita semua untuk merawat pasien.”
ng lainnya : “amin”

TAHAP PRA INTERAKSI


Pada tahapan ini semua suster mulai membaca buku status pasien, kemudian
membuat rencana keperawatan apa saja yang akan dilakukan pada hari ini, dan tak
lupa mereka juga menyiapkan obat, baik oral maupun injeksi sesuai dengan terapi obat
yang tercatat di buku status pasien.
Pada pukul 08.30 Zr.Annisa berniat untuk melakukan kontrak perawatan
berupa mengukur TTV Nn.Dewi. Sebelum masuk ke kamar Nn. Dewi, Zr. Annisa
menilai sikapnya terlebih dahulu.
Zr. Annisa : “ Apakah saya sanggup membuat klien merasa nyaman terhadap
Keberadaan saya?” (dalam hati)
“ Apakah saya sanggup menghadapi kemarahan klien? (Dalam
hati)
“ Apakah klien mampu mengekspresikan perasaannya
dihadapan saya?” (Dalam hati).
Di tempat yang sama, Brud.Panji tengah menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakannya, yakni berupa : tensi air raksa, termometer, stetoskop, jam arloji,
handskun, bengkok, secarik kertas, pulpen dan 3 bungkus alkohol soap. Bukan hanya
itu, Zr.Annisa dan Brud.Panji juga memperhatikan penampilannya. Mereka tidak
ingin terlihat lesu dan tidak rapi dalam berpakaian, karena professionalisme dari
seorang perawat tercermin dari penampilannya yang rapi dan murah senyum.

TAHAP ORIENTASI
. Annisa : “ Selamat pagi mba Dewi ” (tersenyum ramah, sambil mencocokan identitas yang tertera di
gelang pasien)
Nn. Dewi : “ Selamat pagi suster”
Zr. Annisa : “ Perkenalkan nama saya Zr. Diana dan rekan saya Zr.Dwi. Oh ya, Mba Dewi kalau
dirumah biasa dipanggil apa?” (dengan suara ramah)
Nn. Dewi : “Kalau di rumah, saya biasa dipanggil teh Dewi sus”
Zr. Annisa : “ Berarti saya panggil teh Dewi juga ya?” (sambil tersenyum)
Nn. Dewi : “Boleh sus”
Zr. Annisa : “Oh ya, Bagaimana tidurnya semalam? Apakah nyenyak?” (dengan suara ramah dan menjaga
kontak mata)
Nn. Dewi : “Nggak bisa tidur sus.”
Zr. Annisa : “Mengapa tidak bisa tidur?” (menyentuh lengan klien dengan ekspresi wajah empati)
n. Dewi : “Kepikiran sama KTI nih sus, takut kelamaan di rawat trus nanti KTInya terbengkalai. Padahal
aku harus sering-sering konsul sama pembimbing.”
Zr. Annisa : “ Kalau mau cepat pulang, makanan yang sudah disediakan harus
Dihabiskan ya!” ( menggunakan teknik persuasif)
Nn. Dewi : “iya sus”

FASE KEJA
Zr.Annisa : “Teh Dewi, pagi ini saya dan Zr.Annisa akan melakukan tindakan pengukuran tanda-tanda
vital yang terdiri dari tekanan darah, suhu, nadi dan pernapasan. Tempatnya di sini saja,
waktunya + 15 menit, tujuannya supaya saya bisa mengetahui kondisi teh Dewi. Apakah the
Dewi bersedia?” (dengan suara jelas dan ramah)
Nn. Dewi : “ Bersedia suster”
Zr. Annisa : “Baik, kalau teh Dewi bersedia langsung saja saya ukur TTV teh Dewi ya.
------ Setelah TTV -----
Zr. Annisa : “Tekanan darah teh Dewi 130 / 90 mmHg, Nadi : 85 x/m, Suhu : 37,7oC, Rr : 20x/m.
Nn. Dewi : “Kok tekanan darah saya meningkat sus? Saya juga ngerasa pusing?”
r.Annisa : “ Ini karena mba semalam tidak bisa tidur karena memikirkan KTI mba. saat mba mengalami
sedikit saja stress maka pembuluh darah mba akan mengalami penyempitan, padahal tekanan
darah mba meningkat. Sehingga pembuluh darah di jantung harus bekerja keras untuk
memompa darah dan menyemprotkannya ke seluruh tubuh. Akibat pembuluh darah
menyempit, maka darah yang disemprotkan hanya sedikit, sehingga O2 tidak sampai
maksimal ke sel-sel otak. Itulah yang membuat mba merasa pusing” (dengan suara jelas dan
nada ramah)
Nn.Dewi :” Oh gitu ya sus, makasih ya sus atas penjelasannya”
Zr. Dwi : “ Iya sama-sama”

FASE TERMINASI SEMENTARA


Zr. Annisa : “ Karena sudah selesai pemeriksaanya, maka saya pemisi untuk kembali ke
Nursestation. Nanti pukul 10.00 Brud.Panji akan mengantarkan snack ya.”(dengan nada
ramah)
Nn. Dewi : “ Sekali lagi, makasih ya suster”
Zr. Annisa : “ Iya, sama-sama. Permisi!”
FASE KERJA
Brud.Panji : “ Pagi teh dewi!” (dengan nada ramah)
Nn. Dewi : “ Pagi suster. Ini pasti Brud.Panji?”
Brud.Panji : “ Iya, wah teh Dewi pandai mengingat yah” (Penghargaan terhadap klien)
Nn.Dewi : “hehe.., tadi pagi dikasih tahu sama Zr.Annisa, kalau nanti snacknya dianterin sama
Brud.Panji.”
Brud.Panji : “Ohh..karena sudah dikasih tahu sama suster Annisa, berarti kami tidak perlu
Lagi ya memperkenalkan lagi ya?” (sambil tersenyum)
Nn. Dewi : “Iya sus, langsung saja. Snacknya apa ya sus?”
Brud.Panji :“ snack pagi ini crakers ya teh Dewi. Ini juga ada teh manisnya.”
Nn. Dewi : “ Harus dimakan ya sus? Kalau boleh tahu alasannya apa ya sus?”
Brud.Panji : “ iya harus dimakan crakersnya. Alasannya karena makan siang kan baru dikasih pukul
12.00 sedangkan jarak antara makan pagi ke makan siang + 6 jam, sementara lambung akan
Menggiling makanan selama 4 jam sekali. Untuk itu, diberikanlah crackers supaya ada
makanan yang bisa digiling oleh lambung“ (dengan nada ramah dan sesekali menyentuh
klien)
Nn. Dewi : “ Oh gitu ya sus, tapi sebenarnya saya tidak suka crackers sus.
Ibu Sri : “ Assalamu’alaikum” ( masuk seorang wanita di sela-sela perbincangan
Antara Nn.Dewi dan Brud.Panji)
Eh ada suster ya. (sambil tersenyum ramah ke perawat )
Brud.Panji : “ Iya bu, ini kami mau mengantarkan snack.”( tersenyum ramah)
Ibu Sri : “ Wah, anak saya nggak suka crackers brud.” ( ucap Ibu Sri, ketika melihat
nampan kecil berisi crackers dan segelas teh manis)
Brud.Panji : “ Kenapa tidak suka?” (dengan nada ramah dan sesekali menyentuh klien)
Ibu Sri : “Crackers dari rumah sakit rasanya hambar brud. Makanya anak saya nggak suka. Kalau
misalnya biskuat boleh kan sus?”
Brud.Panji : “ Boleh saja ibu. Tapi lebih baik anak ibu hanya mengkonsumsi makanan yang sudah
disediakan oleh pihak RS, karena menu makanan dan snack anak ibu sudah ditentukan oleh
ahli gizi, dan semua makanan tersebut sudah diukur sesuai dengan kadar kalori yang harus
masuk ke tubuh anak ibu” (tersenyum ramah)
Ibu Sri : “ Oh gitu ya sus. Terima kasih sus atas informasinya.”
rud.Panji : “ Sama-sama ibu.”
rud.Panji : “ Nah, teh Dewi, tadi kan sudah mendengar alasan kenapa teh Dewi harus makan snack ini,
berarti nanti dimakan ya crakersnya!”(teknik persuasif)
n.Dewi : “ Iya sus, nanti saya makan”
Brud.Panji : “ (tersenyum ramah) Oh ya nanti pukul 11.30 Zr. Annisa akan mengantarkan makan siang
untuk teh dewi ya”
Ibu Sri : “ Oh iya sus”
Zr.Annisa : “Baik ibu, kalau tidak ada lagi yang ingin ibu tanyakan, saya permisi dulu ya bu”
(tersenyum ramah lalu meninggalkan klien dan ibunya)
Ibu Sri : “ Iya suster.”
Pada pukul 11.30 Zr. Annisa mengantarkan makan siang + obat oral ke ruangan
Nn. Dewi. Nn.Dewi mendapatkan diet TKTP 2000 kalori dalam bentuk bubur nasi dan
obat oral berupa berlosid syrup 3x1 sendok makan.
FASE KERJA
Zr. Annisa : “ Siang teh Dewi! Siang ibu!” (tersenyum ramah)
Nn. Dewi& ibu Ela : “Siang sus”
Zr. Annisa : “ Ibu ini ada makan siang buat teh Dewi. Makan siangnya berupa
bubur nasi ya ibu”
Ibu Ela : “ Baik sus, nanti saya saja sus yang menyuapi anak saya”
nisa : “Baik ibu. Oh ya bu, ini juga ada obat yang harus diminum sama teh Dewi. Ada berlosid
syrup diminum 3x1 sendok makan fungsinya untuk mengurangi rasa mual. Obat ini diminum
sebelum makan ya ibu.”(nada suara jelas dan ekspresi wajah yang ramah)
:” Baik sus”
nisa : “Kalau begitu saya permisi dulu ya bu. Nanti Brud.Panji akan kembali ke ruangan teh dewi
untuk mengevaluasi makanan dan obat yang dihabiskan”
: “ Makasih banyak sus”
nisa : “ Iya, sama-sama” (tersenyum lalu meninggalkan klien dan ibunya).
Pukul 13.00, Brud.Panji kembali lagu ke ruang Nn. Dewi untuk melakukan
evaluasi sebelum ia operan dengan perawat shift siang.
Brud.Panji : “Siang semua”
Ibu Sri & Nn. Dewi : “Siang sus!”
anji : “Bagaimana makan siangnya teh Dewi? Apakah dihabiskan semua?”
Ibu Sri : “ Cuma 2 sendok sus”
aji : “ Kenapa Cuma 2 sendok ?” (menyentuh klien dengan ramah sebagai bentuk perhatian)
Nn. Dewi :“ Makanannya nggak enak sus, hambar! boleh nggak si brud beli
makanan di luar?”
Brud.Panji : “ Memangnya teh Dewi mau makan apa?”
Nn. Dewi : “ Aku lagi kepengen makan gulai brud”
nji : “ Wah kalau gulai tidak boleh teh Dewi. Gulai kan pedas dan juga mengandung lemak yang
tinggi.” (menjelaskan dengan ramah)
wi : “ Kenapa Aku nggak boleh makan pedas ya brud?”
nji : “ Karena makanan pedas dapat memperparah kondisi usus teh Dewi. Usus teh Dewikan
sudah luka akibat dari bakteri Salmonella typosa. Kalau teh Dewi makan pedas atau asam,
nanti usus teh Dewi akan mengalami pembengkakan atau yang lebih parahnya lagi bisa
menyebabkan perdarahan.” (menjelaskan dengan ramah dan menjaga kontak mata dengan
klien)
wi : “ Oh gitu ya brud, pantas saja makanan yang disediakan dari RS tidak pernah pedas.
Padahal saya di rumah suka banget makan pedas. Iya kan bu?” (Nn.Dewi menatap ibu Sri)
: “iya brud, di rumah saya biasa masak makanan pedas. Kalau sambal itu brud, di rumah saya
itu sudah menjadi menu pelengkap makanan wajib” (Sambil tersenyum kepada Brud.Panji)
nji : “ Wah, kalau kondisi lambung dan ususnya lagi baik mugkin tidak ada masalah bu bila
mengkonsumsi makanan pedas, tapi kalau lagi sakit tifus, itu justru memperparah kondisi
ususnya.”
: “Oh ya Brud, Kalau makanan yang berlemak kenapa tidak boleh sus?”
nji : “ Karena proses penyerapan makanan berlemak terjadi di usus. Berbeda dengan karbohidrat
dan protein yang penyerapannya dilakukan di lambung. Bila teh Dewi, makan makanan yang
berlemak, otomatis usus akan bekerja lebih keras untuk menyerap makanan tersebut
sementara usus teh dewi kan lagi luka, itu akan memperburuk kondisi teh dewi.” (tersenyum
ramah dan sesekali menyentuh klien)
: “Wah..saya jadi banyak ilmu nih dari Brudernya. Oh ya brud, selain makanan pedas, asam
dan berlemak apakah ada lagi yang harus dihindari brud?”
nji : “ Ada ibu, yakni hindari untuk minum kopi dan soda. Karena kedua minuman tersebut dapat
meningkatkan asam lambung. Kalau asam lambung naik, maka hal tersebut bisa
menyebabkan pasien mengalami mual dan muntah” (dengan ramah)
: “ Oh gitu ya brud”
wi : “ maaf ya brud, ibu saya banyak bertanya. Ibu saya memang agak kritis kalau soal
kesehatan”
: “ biarin atuh teh, sekalian belajar. Ya kan brud?”
nji :“ Iya ibu, nggak papa. Semua pasien dan keluarganya berhak tahu kok dari setiap alasan
tindakan keperawatan yang kami lakukan” (tersenyum ramah)
: “ Terima kasih brud”
nji : “Sama-sama. Nah, sekarang ibu dan teh Dewi sudah tahu kan mengenai makanan apa saja
yang harus dihindari?”
i & ibu Sri : “Sudah brud.”
nji : “ Apa saja?”
wi : “ Makanan asam, pedas dan berlemak”
: “ Kopi dan soda juga brud” (ujar Ibu Sri menambahkan)
nji : Benar sekali. Oh ya, nanti sore akan diberikan makan sore yang akan diantarkan oleh
perawat shift sore. Teh Dewi harus habiskan ya makanan sorenya! Supaya nutrisi teh Dewi
terpenuhi dan teh Dewi bisa cepat sembuh.”
: “ Tuh teh! Di habisin makanannya. Walaupun nggak enak, harus tetap masuk”
nji : “ Nah benar sekali tuh kata ibunya. Oh ya, tadi teh Dewi merasa mual tidak saat makan atau
muntah mungkin?”
wi : “ Iya brud mual, tapi nggak separah kemarin.”
nji : “ Kalau obat yang diminum setelah makan seperti antibiotik dan obat paracetamolnya ikut
dimuntahkan tidak?”
wi : “ Alhamdulillah tidak brud. Tadi setelah makan aku berhenti sebentar sambil ngilangin rasa
mual.Terus baru minum obat deh.
nji : “ Oh gitu. Ya sudah kalau teh Dewi masih mual, nanti saat operan dinas saya akan
menginformasikan kepada teman saya untuk menghubungi ke bagian gizi, supaya teh Dewi
mendapatkan makanan dalam porsi sedikit tapi sering, untuk menghindari rasa mual.”

FASE TERMINASI
Brud.Panji : “ Baik, kalau tidak ada yang ditanyakan lagi. Saya permisi dulu ya.”
Nn. Dewi : “ Oh ya bruder panji, brud. bentar lagi mau operan dinas ya?”
Brud.Panji : “ Iya, nanti sekitar jam 14.00”
Nn. Dewi : “ Besok Brud. masuk pagi lagi kan?”
Brud.Panji : “Iya”
wi : “ ok deh.”
:“Oh ya, sebelumnya makasih banyak ya brud, sudah seharian merawat anak saya. Oh iya,
sampaikan rasa terima kasih saya juga ya sus buat suster yang lainnya.”
nji : “Sama-sama. Iya ibu, insyaallah nanti saya sampaikan. Saya permisi dulu ya bu.” (sambil
tersenyum, kemudian pergi meninggalkan Ibu Sri & Nn. Dewi).
Roleplay Komunikasi Terapeutik
Pasien dengan Pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit

Nama-nama pemeran:

1. Reka Aprilia Dianti : Perawat Junior

2. Harian Gusti : Perawat senior

3. Octa Dian Sari : Keluarga pasien (Adik)

4. Dempo Peringgono : Pasien

Setting 1

Di ruang keperawatan terdapat sebuah meja dan dua buah kursi dengan tumpukan buku di atas meja.
Diruang tersebut terdapat seorang perawat Yuli berusia 45 tahun sedang menulis dibuku catatan
keperawatan, kemudian seorang perawat praktek dengan name take yang berwarna merah datang
dengan wajah lugunya sesaat keduanya bercakap-cakap.

Perawat Reka : Assalamu’alaikum.... (Tersenyum kearah perawat senior)

Perawat Harian : Wa’alaikumsalam. (Dengan suara ketus) Dek, kamu lagi ada tugas?

Perawat Reka : Kebetulan tidak ada mbak.

Perawat Harian : Kalau begitu sekarang kamu masuk ke ruang melati, disana ada pasien yang harus
diberi obat karena jadwalnya dia di beri infus.
Perawat Reka : Iya mbak. (Sambil ngangguk)

Perawat Harian : Bisa dek? (Ketus) Sekalian belajar (Mengangkat alis)

Perawat Reka : Iya mbak. (Mengangguk)

Perawat Harian : Kamu tahu, dimana mengambil peralatan?

Perawat Reka : Iya mbak saya tahu.

Perawat Harian : Kamu lihat dulu status pasien di ruang keperawatan.(Jari telunjuk

menunjukkan disebuah lemari) Dan ingat jangan sampai keliru, paham

kamu!

Perawat Reka : Paham mbak.

Perawat Harian : Berani dek.

Perawat Reka : Iya mbak.

Perawat Harian : Ya, sudah cepat sekarang!


Perawat Reka : Ya, mbak permisi.

Perawat Harian : Iya.

Dengan wajah mengkerut perawat junior pergi meninggalkan perawat seniornya dan mulai
mempersiapkan peralatan, kemudian menuju ruang melati.

Setting 2.

1. Pra interaksi

Pasien bernama Tn D umur 18 tahun, pekerjaan sebagai pelajar masuk rumah sakit Dr. M. Yunus pada
tanggal 26 Maret 2014, jam 10.00 WIB dirawat diruang melati dengan diagnosa medis gangguan
kebutuhan cairan dan elektrolit, dengan keluhan lemah, haus. Pada saat dilakukan pengkajian pada
tanggal 26 Maret 2014, jam 11.00 WIB didapatkan mukosa mulut kering, turgor kulit menurun,
kesadaran Compos Mentis, kulit dingin dan lembab, mata cekung. Dirawat oleh seorang mahasiswi
Akademik Keperawatan Provinsi Bengkulu bernama Reka Aprilia Dianti.

2. Fase orientasi

Diruangan melati terdapat sederet tempat tidur dengan salah satunya berbaring pasien yang bernama
Dempo Peringgono dengan diagnosa kekurangan kebutuhan cairan dan elektrolit. Terlihat Adiknya Octa
Dian Sari sedang menemani kakaknya yang terbaring ditempat tidur.
Perawat Reka : Selamat pagi dek! (Tersenyum kearah adik Octa)
Adik Octa : Selamat pagi, mbak! (Tersenyum kearah perawat)

Perawat Reka : perkenalkan, nama saya perawat Reka Aprilia Dianti dari Akper Poltekkes Provinsi
Bengkulu yang bertugas diruangan ini. Apa benar ini dengan Adik Dempo?

Pasien Dempo : iya benar sus..

Adik Octa : iya suster ini kakak saya Dempo.

Perawat Reka : Bagaimana kabar adik hari ini?

Pasien Dempo : iya beginilah sus.

Perawat Reka : Begini dik agar kulit dan bibir adik tidak jelek lagi, maka kita perlu melakukan
tindakan pemasangan infus dan ini juga akan membantu kesembuhan adik, bagaimana dik apa adik
setuju.

Pasien Dempo : iya sus.

Adek Octa : ooh pemasangan infus iya sus, sakit nggak rasanya sus?

Perawat Reka : memang sakit rasanya, tapi tindakan ini harus dilakukan agar kakak mu cepat
sembuh.
Adek Octa : Iya mbak, silahkan.

Perawat Reka : baiklah dik Dempo, sebelum pemasangan infus, saya akan melakukan pemeriksaan
TTV terlebih dahulu yaitu, tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu adik.

Pasien : iya sus.

Perawat Reka : sebentar ya dik, saya mempersiapkan alatnya terlebih dahulu. Permisi iya dik.

Pasien Dempo : iya sus.

Perawat keluar ruangan untuk mempersiapkan peralatan

3. Fase kerja

Perawat masuk membawa peralatan. Kemudian perawat melakukan tindakan pemeriksaan TTV.
Perawat cuci tangan dan pasang sarung tangan.

Perawat Reka : baiklah dek, sebelum melakukan tindakan apa ada yang adik ingin lakukan.

Pasien Dempo : tidak ada sus.

Perawat mengambil kapas.


Perawat Reka : baiklah, apakah adik bisa mengelap ketiaknya sendiri.

Pasien Dempo : iya sus, bisa

Perawat Reka : baiklah dik, saya akan pasang termometernya ke ketiak adik, tolong angkat
tangannya. (selesai) tolong silangkan tangannya dan tahan.

Perawat Reka : baiklah, sekarang mengukur tekanan darah, setelah itu nadi dan pernapasan.

Perawat melakukan tindakan mengukur tekanan darah, nadi dan pernapasan pasien.

Setelah selesai.

Perawat Reka : baiklah saya akan ambil termometernya diketiak adik.

Setelah melakukan pemeriksaan fisik, kemudian perawat Reka melakukan tindakan pemasangan infus.

Perawat Reka : baiklah sekarang kita akan melakukan pemasangan infusnya, tangan mana dik yang
akan dipasang infusnya.

Pasien Dempo : tangan sebelah kiri saja sus.


Perawat Reka : oh iya, sebentar saya ambil kapasnya.

Perawat memasang perlak dibawah tangan Pasien,

Perawat : maaf dek kita pasang perlak dibawah tangan yang akan dipasang infus.

Lalu Perawat melakukan desinfeksi menggunakan kapas alkohol secara melingkar dari dalam keluar
didaerah vena radialis. Perawat melakukan penusukan dengan sudut 15 .

Perawat Reka : tolong tahan iya dik, ini akan terasa sakit

Setelah selesai perawat kemudian menyambungkan dengan set infus dan digantung. Lalu perawat
mengatur tetes infus sesuai kebutuhan pasien.

4. Fase Terminasi

Perawat Reka sudah melakukan tindakan pemerikasaan TTV dan pemasangan infus kepada pasien.
Perawat lepas sarung tangan dan cuci tangan.
Perawat Reka : Baiklah dik saya sudah melakukan pemasangan infus dan pemeriksaan TTV di
dapatkan TD : 100/60 mmHg, N: 140 x/menit, P: 24 x/menit, dan T: 37 c. Baiklah dik terimakasih atas
waktu yang adik berikan kepada saya serta kerja samanya, apabila nanti ada keluhan dan memerlukan
bantuan anggota keluarga bisa panggil saya diruang perawat, saya permisi dulu ya dik.

Passien Dempo : iya sus

Adik Octa : terima kasih iya sus, atas bantuannya.

Perawat Reka : iya sama-sama.

Perawat membereskan alat dan mendokumentasikan tindakan.

Anda mungkin juga menyukai