Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DI
Disusun Oleh :
DWIE RHAMADHANIE
112110035
SEPONG
2015
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur hanya kepada Allah Yang Maha Esa atas
Lindungan dan bimbingan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja
Praktek. Penulisan Laporan Kerja Praktek ini dilakukan dalam rangka memenuhi
salah satu syarat untuk menempuh gelar sarjana – S1 Program Studi Teknik Mesin
dan sebagai bukti mahasiswa Institut Teknologi Indonesia melaksanakan kerja
praktek. Kerja Praktek dimaksudkan untuk menggali kompetensi mahasiswa
dalam dunia kerja, sehingga mahasiswa mampu mengembangkan ilmu yang telah
didapat di Perguruan Tinggi. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan
laporan Kerja Praktek ini, sangat sulit bagi penulis untuk menyelesaikan laporan
kerja praktek ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Dr. Ir. Dwita Suastiyanti, M.Sc selaku Ketua Jurusan Program Studi
Teknik Mesin Institut Teknologi Indonesia serta Pembimbing Akademik
yang telah memberikan izin untuk dapat melaksanakan kerja praktek di PT
Pertamina Geothermal Energy area Kamojang.
2. Ibu Dra. Detin A.S. Dento Gani,M.Si selaku dosen Pembimbing kerja
praktek atas nasihat dan bimbingannya sehingga kerja praktek ini dapat
penulis selesaikan dengan sebaik-baiknya.
3. Keluarga penulis yang senantiasa mendoakan, dan selalu memberikan
dukungan dan semangat
4. Bapak Andi selaku PWS Utama Pemeliharaan Mekanikal sekaligus
pembimbing Lapangan yang telah memberikan pengalaman selama kerja
praktek di PT Pertamina Geothermal Energy area Kamojang dan
pengarahan dalam penyelesaian laporan kerja praktek.
5. Bapak Hendri Siregar selaku Asisten Pemeliharaan Rotating sekaligus
pembimbing lapangan yang telah membimbing serta memberikan
masukan dan penjelasan proses Pembangkitan Listrik Panas Bumi PT
Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang.
KERJA PRAKTEK
PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY AREA KAMOJANG
Penulis
iiiiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN I...................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL...................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi
3.9 Prinsip Kerja Room Air Conditioning & Air Handling Unit ..................... 34
5.1 Kesimpulan.................................................................................................55
5.2 Saran...........................................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................57
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.4 Percent Load terhadap Power Input Per Capacity dan
IPLV................Error! Bookmark not defined.
KERJA PRAKTEK
PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY AREA KAMOJANG
DAFTAR GAMBAR
viiiii
Gambar 3.9 Diagram P –
H....................................................................................366
BAB I
PENDAHULUAN
1iii
terjadi pelepasan kalor. Tahap berikutnya adalah menaikan tekanan zat
cair tersebut dengan pompa dan membebaskan uap dari zat cair penyerap
dengan pemberian kalor.
3iii
1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
b. Metode Observasi
c. Metode Wawancara
d. Metode Jurnal
1. BAB I PENDAHULUAN
5iii
5. BAB V PENUTUP
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
7iii
buntut dari diberlakukannya UU tersebut, Pertamina memiliki status yang
sama seperti pelaku usaha minyak dan gas lainnya. Bentuk PERTAMINA
berubah menjadi PT Pertamina (Persero) pada tanggal 17 September 2003
dan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 31/2003, Pertamina diberi
mandat untuk menggeser bisnis panas bumi yang telah dikelola selama ini
oleh PT Pertamina untuk Anak Perusahaan selambat-lambatnya dua tahun
setelah pendirian perusahaan. Untuk itu, PT Pertamina mendirikan PT
Pertamina Geothermal Energy (PGE PT) sebagai anak perusahaan untuk
mengelola kegiatan usaha di bidang energi panas bumi.
AG Kamojang
- Realisasi 6,703 ton / jam / MW dari Rencana 7.47 ton / jam /MW.
9iii
7. Kecelakaan Nol jam kerja selama proyek 2.496.059 jam kerja
B. Penghargaan Proper
D. PKBL Penghargaan
11iii
E. Pengelolaan Lingkungan Penghargaan
MISI:
Visi:
Kontrak Operasi Bersama (KOB) dan satu wilayah kerja bisnis dikelola
melalui Joint Venture (JV ).
A. Sibayak
B. Sungai Penuh
C. Lumut Balai
13iii
D. Hululais
E. Kotamobagu
F. Lahendong
G. Tompaso
H. Kamojang
I. Ulubelu
15iii
mengelola Kontrak Operasi Bersama di beberapa daerah seperti Gunung
Salak dengan kapasitas dari 375 MW yang dikelola oleh Chevron
Geothermal Salak, Darajat dengan kapasitas 260 MW yang dikelola oleh
Chevron Geothermal Indonesia, Wayang Windu dengan kapasitas 227
MW dikelola Magma Nusantara Limited, Bedugul dikelola oleh Bali
Energy Limited, Sarulla dikelola oleh Konsorsium Sarulla Operations
Limited. Kerjasama melalui Joint Venture dengan PT Geo Dipa juga
didirikan untuk mengelola Dieng Bidang 60 MW dan Patuha Field.
2.5 Lokasi
PRESIDENT
DIRECTOR
INTERNAL COMPANY
AUDITOR SECRETARY
HSE
DIRECTOR
DIRECTOR DIRECTOR
PLANNING &
OPERATION FINANCE
DEVELOPMENT
GENERAL MANAGER
AREA KAMOJANG
17iii
Gambar 2.7 Stuktur Organisasi di PLTP PT. Pertamina Geothermal
Energy
KERJA PRAKTEK
PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY AREA KAMOJANG
BAB III
DASAR TEORI
19iii
proses kompresi ini di atas temperatur lingkungan. Refrigeran kemudian
masuk ke kondensor sebagai uap superheat pada tingkat keadaan 2 dan
keluar sebagai cairan jenuh pada tingkat keadaan 3 sehingga terjadi
pelepasan kalor ke lingkungan. Refrigeran pada tingkat keadaan 3 ini
diekspansi sampai tekanan evaporator melalui katup ekspansi atau pun
pipa kapiler. Temperatur refrigeran menjadi turun di bawah temperatur
ruangan yang dikondisikan selama proses ini. Refrigeran masuk ke
evaporator pada tingkat keadaan 4 (diidealisasi sebagai ekspansi isentropik
pada tingkat keadaan 4’) sebagai campuran saturasi dua-fasa (cair-uap)
dengan kualitas rendah, kemudian refrigeran menguap seluruhnya dengan
menyerap kalor dari ruangan yang dikondisikan tersebut. Refrigeran
keluar dari evaporator sebagai uap jenuh dan masuk kembali ke kompresor
pada tingkat keadaan 1. Seluruh proses siklus di atas bersifat reversibel
secara internal, kecuali untuk proses ekspansi yang irreversibel (karena
trotel tidak mungkin isentropik sehingga perlu diidealisasi atau berperan
sebagai turbin untuk memudahkan analisis).
3.3 Refrigerasi
21iii
Penggunaan refrigerasi sangat dikenal pada sistem pendingin udara
pada bangunan, transportasi, dan pengawetan suatu bahan makanan dan
minuman. Penggunaan refrigerasi juga dapat ditemukan pada pabrik skala
besar, contohnya, proses dehidrasi gas, aplikasi pada industri petroleum
seperti pemurnian minyak pelumas, reaksi suhu rendah, dan proses
pemisahan hidrokarbon yang mudah menguap.
1. Sistem Refrigerasi
23iii
3.5 Komponen – komponen Utama Air Conditioning
3.5.1 Kompresor
a. Mekanisme kompresi
Ada dua macam valve yang dipasang pada valve plate.Pertama adalah
b. Langkah hisap
Saat piston bergerak turun, discharge reed valve pada posisi tertutup
dibanding di dalam silinder. Pada saat yang sama suction reed valve
masuk.
25iii
c. Langkah tekan
dengan tekanan dan suhu tinggi. Pada saat yang sama suction reed
Sejumlah piston diatur pada swash plate dengan jarak 72 derajat untuk
Ketika salah satu sisi pada piston melakukan langkah tekan, sisi yang
a. Mekanisme kompresi
Pada tipe swash plate, gerakan putar dari shaft dirubah menjadi
gerakan bolak balik dari piston melalui piston melalui swash plate dan
shoe.
KERJA PRAKTEK
PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY AREA KAMOJANG
b. Langkah hisap
ini tertutup.
c. Langkah tekan
melalui discharge valve pada silinder sebelah kiri dan suction valve
penggerak (drive plate) dan wobble plate dengan bantuan guide ball.
satu silinder.
27iii
Meskipun jenis kompresor di atas mempunyai cara kerja dan
masih ada tipe kompresor lainnya, yaitu kompresor tipe rotary vane
3.5.2 Kondenser
3.5.4. Evaporator
29iii
3.6.3 Elektrikal Heater
2. Tidak dapat terbakar dan meledak sendiri, juga tidak bercampur dengan
udara dan minyak
untuk cairan refrigerant yang berlaku di seluruh dunia dan singkatan ini
ozon dan efek pemanasan global. Contohnya adalah CFC12 yang lebih
karena tidak mengandung atom Cl, sehingga efek penipisan lapisan ozon
- HC (Hydro Carbon)
31iii
kalor yang baik, kerapatan fasa uap yang rendah, dan kelarutan yang
34.
benar. Untuk memahami bekerja dengan prosedur yang benar, mau tidak
Kalor laten dan efek refrigerasi yang lebih besar dari refrigeran
dan cooling rate yang lebih besar dari kapasitas pendinginan dan
33iii
Jenis – jenis bahan pendingin merek freon yang dikeluarkan oleh
Dupont saat ini pasaran terdiri dari R-11, R-12, R-13, R-22, R-113, R-
134a, R-114, R-500, R502, R-407, dsb.
3.8 Prinsip Kerja Room Air Conditioning & Air Handling Unit
KOMPRESSOR
K
O
N
D
E
N
S
O
R
Keterangan :
1. Kompresi ( 1 – 2 )
Pada proses ini fluida bersuhu dan bertekanan rendah berasal dari
evaporator diserap oleh kompresor. Kemudian oleh komoresor gas tersebut
di kompresi untuk menaikkan suhu dan tekananya yang selanjutnya
ditekan keluar menuju kondensor.
2. Kondensasi ( 2 – 3 )
35iii
3. Ekspansi ( 3 -- 4 )
4. Evaporasi ( 4 – 1 )
REFRIGERANT TO CONDENSOR
37iii
refrigerant dingin akan mengalir kembali ke dalam coil evaporator dan
proses pendinginan dapat berjalan kembali.
1. Temperatur
2. Kelembapan (Humidity)
39iii
Gambar 3.12 Indikator Kelembapan
Berdasarkan standar dari ASHRAE dan SNI maka nilai air velocity adalah
sebesar 0.15 m/s. Air flow yang terlalu cepat dapat menyebabkan
gangguan thermal atau masalah body temperature control, saat air flow
terlalu lambat dapat menyebabkan pencemaran, atau temperatur ruangan
menjadi naik.
4. Kebersihan (Cleanliness)
3.9.1 Fungsi Pada Sistem HVAC (Heating Ventilation and Air Conditioning)
Fungsi sistem HVAC pada umumnya dibagi menjadi dua golongan utama,
yaitu :
Udara panas ruangan atau udara luar (fresh air) dilewatkan melalui
kisi – kisi yang telah didinginkan oleh bahan pendingin ( refrigerant) di
evaporator.
41iii
suhunya didinginkan, kelembabannya diturunkan, dan di filter sehingga
uap air yang terkandung dalam udara mengembun pada rusuk – rusuk dan
pipa – pipa evaporator. Jadi udara ketika keluar dari evaporator susdah
dingin berkisar 16 derajat celcius, bersih, dan kelembapannya turun serta
mempunyai kecepatan yang cukup tinggi, sehingga dapat dialirkan ke
semua arah dalam ruangan.
3.11.1 Persiapan
1. Obeng plus
2. Obeng min
3. Kunci pas
4. Kunci inggris 12”
5. Tang kombinasi
6. Clamp meter
7. Manifold charger
8. Flaring set + cutter pipe
9. Pompa air bertekanan tinggijet cleaner
1. Pastikan bahwa aliran listrik tidak padam. Aliran listrik tidak boleh
ada yang padam walau salah satu phase saja, ini berlaku untuk AC
yang menggunakan konsumsi listrik 3 phase.
2. Naikkan semua MCB pada panel fuse, pastikan bahwa tegangan
listrik dalam keadaan cukup dan stabil, batas toleransi tegangan
KERJA PRAKTEK
PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY AREA KAMOJANG
adalah kurang dari 10% dari tegangan yang tertera pada label 220
V / 380 V.
3. Pastikan bahwa ketika phase tidak terbalik, terbaliknya phase akan
mengakibatkan terbaliknya putaran motor termasuk motor
kompresor yang mana mengakibatkan kerusakan yang cukup fatal.
4. Pastikan bahwa main breaker untuk setiap unit telah hidup. Bila
ternyata belum, maka harus dihidupkan terlebih dahulu.
5. Langkah pertama, posisikan TC ( Temperature Cooling ) ke posisi
+ / - 15 s/d 25 ˚C TH ( 22 ˚C ), HC ( posisi 50% )
6. Langkah kedua, posisikan selektor switch pada mode auto (
automatic )
7. Langkah ketiga, hidupkan motorized damper, pastikan damper
telah terbuka penuh dengan indikator yang ada di motor damper.
8. Langkah keempat, hidupkan AHU/ indoor unit dan return fan
secara berurutan, teruskan dengan menyalakan pressure fan,
setelah semua telah beroperasi dengan baik lakukan pengecekan
outdoor unit diikuti dengan pengambil data / log sheet.
43iii
Lampu PF-PHB-02 menyala
Lampu RF-PHB-01 akan tetap menyala
ACIU-PHB-01
ACIU-PHB02
3.11.5 Pengoperasian
3.12 Pemeliharaan
45iii
3.12.1 Pemeliharaan Mingguan
Bila terjadi kerusakan pada unit AC, segera matikan sumber daya
listrik ke unit. Periksa dibawah ini untuk beberapa tips yang mudah atas
kondisi dan penyebab terjadinya masalah.
47iii
yang tidak sedap rokok, partikel asap, minyak wangi, dsb
yang mungkin menempel pada coil.
Semua ini harus dihindari
Air mengalir keluar dari unit Aliran drain tersumbat, periksa tempat
AC pembuangan air dan salurannya
Tidak ada display di panel Tidak ada tegangan 220 VAC, cek
kontrol outdoor dan unit tidak wiring, fuse, kontak stop emergency.
akan beroperasi Tidak ada supply tegangan 24 VAC ke
board
49iii
BAB IV
51iii
Setelah mengukur temperatur dan tekanan kompresor, penulis melakukan
kerja dengan mengukur temperatur evaporator yang berada di AHU ( Air
Handling Unit ) atau yang biasa didengar adalah AC Central. Mengukur
temperatur evaporator dengan ThermoGun / Thermometer.
53iii
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
3. Jurnal
55iii