Anda di halaman 1dari 9

PENGERTIAN DANA PENSIUN

Pengertian pensiun adalah hak seseorang untuk memperoleh penghasilan setelah


bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab-sebab lain sesuai
dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Penghasilan dalam hal ini biasanya diberikan dalam
bentuk uang dan besarnya tergantung dari peraturan yang ditetapkan.
Menurut Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun bahwa Dana
Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan
manfaat pensiun. Dengan demikian, jelas bahwa yang mengelola dana pensiun adalah
perusahaan yang memiliki badan hukum seperti bank umum atau asuransi jiwa.
Menurut Abdul Kadir Muhammad dan Rita Murniati (2000) bahwa dana pensiun
adalah yang secara khusus dihimpun dengan tujuan untuk memberikan manfaat kepada
peserta ketika mencapai usia pensiun, mengalami cacat, atau meninggal dunia. Program dana
pensiun adalah dana yang dibentuk untuk pembayaran karyawan setelah tidak bekerja lagi
karena memasuki masa pensiun. Dengan adanya dana pensiun karyawan peserta kelak akan
tetap memperoleh jumlah penghasilan tertentu, sekalipun sudah tidak bekerja lagi.
Sedangkan Hermansyah (2009) mengartikan bahwa dana pensiun adalah badan
hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun bagi
pesertanya. Badan hukum tersebut secara rutin mengumpulkan iuran pensiun dari pegawai
yang menjadi pesertanya, kemudian membayarnya kembali pada saat pegawai tersebut sudah
tidak bekerja lagi (pensiun).
Dana pensiun dapat diartikan juga sebagai dana yang sengaja dihimpun secara khusus
dengan tujuan untuk memberikan manfaat kepada karyawan pada saat mencapai usia pensiun,
meninggal dunia atau cacat. Dana yang terhimpun dikelola dalam suatu lembaga yang
disebut trust sedangkan pengelolaannya disebut trustee atau dapat juga dilakukan oleh
perusahaan asuransi atau badan lain yang dibentuk secara khusus untuk mengelola dana
tersebut (Veithzal, Rivai dkk, 2007). Oleh karena itu, dana pensiun ini bukan hanya bersifat
melindungi kekayaan nasabah tapi menjamin kontinuitas penghasilan dan kesejahteraan
sewaktu nasabah tidak produktif lagi (Muhammad).
Sementara Andri Soemitra (2009) mengartikan bahwa, dana pensiun adalah hak
seseorang untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki
usia pensiun ada sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Sedangkan
dana pensiun syariah adalah dana pensiun yang dikelola dan dijalankan berdasarkan prinsip
syariah. Pertumbuhan lembaga keuangan syariah di Indonesia secara perlahan mendorong
perkembangan dana pensiun yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah. Sampai saat ini,
dana pensiun syariah berkembang pada Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) yang
dilaksanakan oleh beberapa bank dan asuransi syariah.
Pengertian perusahaan dana pensiun secara umum dapat dikatakan meruapakan
perusahaan yang memungut dana dari karyawan suatu perusahaan dan memberikan
pendapatan kepada peserta pensiun sesuai perjanjian. Artinya dana pensiun dikelola oleh
suatu lembaga dan memungut dana dari pendapatan para karyawan suatu perusahaan,
kemudian membayarkan kembali dana tersebut dalam bentuk pensiun setelah jangka waktu
tertentu sesuai dengan perjanjian antara kedua belah pihak. Pengertian sesuai dengan
perjanjian artinya pensiun dapat diberikan pada saat karyawan tersebut sudah memasuki usia
pensiun atau ada sebab-sebab lain sehingga memperoleh hak untuk mendapatkan dana
pensiun.
SEJARAH DANA PENSIUN SYARIAH
Dana Pensiun merupakan suatu institusi atau pranata yang berasal dari system hukum
Anglo-Amerika. Untuk di Indonesia, pada tanggal 28 Oktober 1987 dengan Akta Notaris Ny.
Poerbaningsih Adi Warsito No. 116 dan SK Menteri Keuangan RI pada tanggal 10 Oktober
1988, Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia memperoleh izin usaha mendirikan PT. Asuransi
Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA yang menggunakan merek dagang BRINGIN LIFE.
Pada tahun 1995, atas dasar Keputusan Menteri Keuangan RI No. Kep – 184 / KM. 17 / 1995
BRINGIN LIFE mendirikan Dana Pensiun Keuangan (DPLK) untuk lebih meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat akan kebutuhan pensiun di hari tua. BRINGIN LIFE mulai
membuka unit usaha baru berupa Asuransi Syariah. Izin operasional Kantor Cabang (Kancab)
syariah BRINGIN LIFE telah dikeluarkan oleh Menteri Keuangan RI Nomor: KEP-007 /
KM.6 / 2003 tanggal 21 Januari 2003.

LANDASAN HUKUM DANA PENSIUN SYARIAH


Landasan hukum dana pensiunan di Indonesai adalah Undang-Undang No. 11 tahun
1992 tentang Dana Pensiunan. Program dana pensiun di Indonesia dilaksanakan oleh lembaga
pemerintah maupaun swasta. Pelaksanaan dana pensiun pemerintah di Indonesia antara lain
Jamsostek, suatu program kontribusi tetap wajib untuk karyawan swasta dan BUMN dibawah
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Namun, kementerian keuangan memegang
peranan dalam pengawasannya (UU No. 3/ 1992).
Program lainnya dikenal dengan Taspen, yaitu tabungan pensiun pegawai negeri sipil
dan program pensiun swasta yang ditanggungjawabi oleh Departemen Keuangan (Keputusan
Presiden No. 8/ 1997), dan ASABRI dana pensiun angkatan bersenjata, berada dibawah
Departemen Pertahanan (Kepres No. 8/ 1997). Ketiga program tersebut diatur melalui
ketentuan hukum yang berbeda-beda.
Undang-Undang Dana Pensiun No. 11 Tahun 1992 merupakan kerangka hukum dasar
untuk dana pensiun swasta di Indonesia. Undang-Undang ini didasarkan pada prinsip
”kebebasan untuk memberikan janji dan kewajiban untuk menepatinya” yaitu walaupaun
pembentukan program pensiun bersifat sukarela, hak penerima manfaat harus dijamain.
Tujuan utama diajukannya Undang-Undamg Pensiun adalah untuk menetapkan hak peserta,
menyediakan standar peraturan yang dapat menjamin diterimanya manfaat-manfaat pensiun
pada waktunya, untuk memastikan bahwa manfaat pensiun digunakan sebagai sumber
penghasilan yang berkesinambungan bagi para pensiunan, untuk memberikan pengaturan
yang tepat untuk dana pensiun, untuk mendorong mobilisasi tabungan dalam bentuk dana
pensiun jangka panjang, dan untuk memastikan bahwa dana tersebut tidak ditahan dan
digunakan oleh pengusaha untuk investasi-investasi yang mungkin berisiko dan tidak sehat,
tetapi akan mengalir ke pasar-pasar keuangan dan tunduk pada persyaratan tentang
penanggulangan risiko (Andri Soemitra, 2009).
Sedangkan untuk landasan hukum operasional dana pensiun syariah, belum ada
satupun peraturan dan fatwa yang mendukung sehingga regulasi sebagai kerangka
operasional dana pensiun syariah hanya mengacu pada peraturan dan pensiun yang umum
dan fatwa MUI yang juga umum, tidak bersifat khusus. Hal ini lah yang menjadi salah satu
faktor lambatnya pertumbuhan dana pensiun syariah di Indonesia (Maulana Farizil Qudsi,
2010).
TUJUAN DANA PENSIUN SYARIAH
1. Bagi Pemberi Kerja
Jika dipandang dari sisi kerja, tujuan penyelenggara dana pensiun adalah sebagai
berikut:
a. Kewajiban moral
Perusahaan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa aman kepada
karyawan pada saat mencapai usia pensiun. Tenaga kerja tidak dapat dipandang
sebelah mata sebagai faktor produksi. Kewajiban moral tersebut diwujudkan
dengan memberikan jaminan ketenangan atas masa depan para karyawannya.
Karyawan yang sudah memasuki masa pensiun tidak dapat dilepas begitu saja.
Perusahaan masih memiliki tanggung jawab moral terhadap mereka. Oleh karena
itu, sudah menjadi kewajiban perusahaan untuk mengikutkan atau membentuk
sendiri dana pensiun untuk para karyawannya.

b. Loyalitas
Jaminan yang diberikan untuk karyawan akan memberikan dampak positif pada
perusahaan. Karyawan akan termotivasi untuk bekerja lebih baik dengan loyalitas
dan dedikasi yang tinggi. Loyalitas tersebut akan semakin besar dengan jaminan
keamanan yang diterima oleh karyawan.

c. Kompetisi
Dengan memasukkan program pensiun sebagai suatu bagian dari total kompensasi
yang diberikan kepada karyawan diharapkan perusahaan akan memiliki daya
saing dan nilai lebih dalam usaha mendapatkan karyawan yang berkualitas dan
professional di pasaran tenaga kerja. Dengan tawaran manfaat yang kompetitif
bagi para karyawan, perusahaan akan dapat mempertahankan karyawan yang
berkualitas. Di era yang semakin ketat, perusahaan-perusahan bersaing untuk
mendapatkan tenaga yang professional. Salah satu alat pengikat bagi karyawan
yang berkualitas adalah tawaran manfaat pensiun pada karyawan tersebut.

2. Bagi Karyawan
Jika dipandang dari sisi karyawan, tujuan penyelenggara dana pensiun adalah sebagai
berikut:
a. Rasa aman terhadap masa yang akan datang
Karyawan mengharapkan mendapatkan jaminan ekonomis karena penghasilan
yang ia terima memasuki masa pensiun. Harapan ini akan memengaruhi kinerja
saat ini, pada saat ia masih produktif.

b. Kompensasi yang lebih baik


Karyawan mempunyai tambahan kompensasi meskipun baru bisa ia nikmati pada
saat mencapai usia pensiun atau berhenti bekerja.

JENIS-JENIS PROGRAM DANA PENSIUN SYARIAH


Jenis kelembagaan dana pensiun menurut Undang-Undang No. 11 tahun 1992 tentang dana
pensiun Pasal 2 bab II dapat digolongkan menjadi dua sebagai berikut:
1. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
Dana pensiun pemberi kerja (DPPK) ini adalah unit organisasi dalam suatu
perusahaan yang khusus menangani dama pensiun bagi karyawannya. DPPK dibentuk
oleh orang atau badan yang memperkerjakan karyawan, untuk menyelenggarakan
program pensiun. Pendirian dan penyelenggaraan program pensiun melalui dana
pensiun oleh pemberi kerja seifatnya tidak wajib. Akan tetapi, mengingat dampak dan
peranan yang positif dari program dana pensiun kepada para karyawan, pemerintah
sangat menganjurkan kepada setiap pemberi kerja untuk mendirikan dana pensiun.

Peraturan dana pensiun kerja menurut PP No. 76 Tahun 1992 terdapat ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:

a. Nama dana pensiun yang bersangkutan


b. Nama pendiri
c. Karyawan yang berhak menjadi peserta dan persyaratan untuk menjadi peserta
d. Nama mitra pendiri
e. Tanggal pembentukan dana pension
f. Pembentukan kekayaan dana pensiun yang terpisah dari kekayaan pemberi kerja
g. Maksud dan tujuan pembentukan dana pension
h. Masa jabatan pengurus dan dewan pengawas, hak, kewajiban dan tanggung jawab
pengurus, dewan pengawas, peserta, dan pemberi kerja
i. Besarnya iuran untuk program pensiun dan rumus manfaat pensiun serta faktor-
faktor yang mempengaruhi perhitungan
j. Tatacara pembayaran manfaat pensiun dan manfaat lainnya
k. Tatacara penunjukan dan penggantian pihak yang berhak atas manfaat pensiun
apabila peserta meninggal dunia
l. Tatacara perubahan peraturan dana pensiun dan tata cara pembubaran dan
penyelesaian dana pensiun.

2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)


Menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 1992 pasal 1 butir 4 mengatakan bahwa dana
pensiun lembaga keuangan adalah dana pensiun yang dibentuk oleh Bank atau
perusahaan asuransi jiwa, untuk menyelnggarakan program pensiun iuran pasti bagi
perorangan. Baik karyawan, maupun pekerja mandiri yang terpisah dari dana pensiun
pemberi kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi yang bersangkutan. Pihak
yang diperkenankan untukn mendirikan dana pensiun hanyalah bank umum dan
perusahaan asuransi jiwa.
Dana pensiun lembaga keuangan hanya dapat menjalankan program pensiun iuran
pasti, program ini terutama diperuntukkan bagi para pekerja mandiri atau perorangan,
misalnya dokter, pengacara, pengusaha yang bukan meruapakan karyawan dari
lembaga atau orang lain. Biasanya mereka memiliki penghasilan yang bukan berasal
dari pemberi kerja tetapi dari usahanya.
Saat ini telah berkembang program dana pensiun individu, seperti individual
retirement account (IRA), yang memungkinkan individu, seperti wiraswasta atau
lainnya yang secara sukarela merencanakan program pensiunnya. Karena
diperuntukkan bagi masa pensiun, tabungan IRA mendapat keringanan pajak. Di
Indonesia, program pensiun itu disebut Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).
DPLK ini dibentuk oleh badan atau perusahaan asuransi jiwa yang menyelenggarakan
program pensiun iuran pasti bagi perorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri
yang terpisah dari program pensiun pemberi kerja.
Program dana pensiun berdasarkan manfaat dan kontribusinya dikategorikan sebagai
program pensiun manfaat pasti (defined-benefit plan) dan program pensiun iuran pasti
(defined-contribution plan), dan berdasarkan penyedia jasa (provider)-nya dibedakan
menjadi program pensiun pemerintah (public pensiun plan) dan program pensiun
swasta (private pensiun plan).

3. Program pensiun manfaat pasti


Program pensiun manfaat pasti mengacu pada manfaat yang akan diperoleh pekerja
pada masa pensiun. Jumlah dana pensiun yang diterima ditentukan dengan formula
yang didasarkan pada lama bekerja dan besarnya gaji pada tahun terakhir, misalnya:
Makin lama karyawan itu bekerja dan makin tinggi gaji yang diperoleh pada tahun-
tahun terakhir sebelum pensiun, maka manfaat pensiun yang diperoleh pekerja
tersebut semakin tinggi. Dalam program pensiun manfaat pasti, perusahaan atau
pemberi kerja wajib menyediakan dana yang cukup untuk menjamin manfaat yang
akan diperoleh karyawan yang akan pensiun. Dana bisa seluruhnya berasal dari
perusahaan atau pemberi kerja atau iuran peserta yang telah ditetapkan rumusannya.
Bila dana yang diakumulasikan mencukupi atau melebihi manfaat yang akan
diperoleh pekerja, dikataka fullyfunded atau overfunded. Sedangkan apabila dananya
tidak cukup disebut underfunded. Meskipun pembiayaan program pensiun yang
underfunded merupakan hal yang umum, perusahaan atau pemberi kerja wajib
memenuhi tanggung jawabnya untuk memberikan manfaat pensiun yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dalam program pensiun manfaat pasti, perusahaan atau
pemberi kerja menanggung risiko atas kerugian investasi. Namun pekerja tetap
menghadapi risiko bila perusahaan atau pemberi kerja mengalami kebangkrutan,
sehingga karyawan yang pensiun mungkin tidak menerima manfaat pensiun sama
sekali. Beberapa manfaat pensiun dalam program pensiun manfaat pasti antara lain:
manfaat pensiun normal, manfaat pensiun dipercepat, manfaat pensiun cacat, dan
manfaat pensiun ditunda.

Manfaat pensiun normal


Manfaat pensiun normal berupa pembayaran berkala setiap bulan yang diterima oleh
peserta yang telah mencapai usia pensiun menurut ketentuan perusahaan. Setiap
perusahaan memiliki ketentuan yang berbeda tentang usia pensiun. Sebagian
mengelompokkannya berdasarkan golongan atau jenjang kepangkatan, misalnya
untuk golongan I usia pensiun normal adalah 48 tahun; golongan II adalah 52 tahun;
golongan III adalah 55 tahun, dan golongan IV ialah 60 tahun.

Manfaat pensiun dipercepat


Manfaat pensiun dipercepat berupa pembayaran berkala setiap bulan kepada peserta
yang berhenti bekerja, atau tidak memiliki penghasilan lagi minimal 10 tahun sebelum
mencapai usia pensiun normal. Pembayaran pensiun dapat diterima paling lambat satu
bulan sejak peserta berhenti bekerja. Dalam hal peserta berhenti bekerja, peserta dapat
memilih untuk meneruskan program dana pensiunnya di tempat bekerjanya yang
baru, atau pada program dana pensiun individu (dana pensiun lembaga keuangan),
dengan ketentuan yang bersangkutan masih hidup dalam waktu 30 hari setelah
berhenti bekerja.

Manfaat pensiun cacat


Manfaat pensiun cacat dibayarkan kepada peserta yang tidak dapat bekerja lagi karena
cacat yang dinyatakan oleh dokter dan disetujui oleh perusahaan atau pemberi kerja.

Manfaat pensiun ditunda


Manfaat pensiun ditunda adalah hak yang diterima oleh peserta yang berhenti bekerja
sebelum mencapai usia pensiun normal. Akan tetapi, pembayaran pensiun baru
dibayarkan setelah peserta mencapai usia sekurang-kurangnya 10 tahun usia pensiun
normal.

4. Program pensiun iuran pasti


Program pensiun iuran pasti mengacu pada kontribusi pekerja untuk program dana
pensiunnya. Biasanya, perusahaan atau pemberi pekerjaan memotong persentase
tertentu dari gaji karyawannya sebagai iuran pensiun. Kemudian oleh fund manager
yang bertindak sebagai trustee, menginvestasikan dana yang diakumulasikan tersebut
pada asset jangka panjang. Dalam program ini, pekerja dimungkinkan untuk
menentukan sendiri jenis investasinya. Apabila pekerja pensiun, maka dana pensiun
yang terakumulasi ditransfer ke dalam bentuk anuitas yang memberikan penghasilan
seumur hidup. Manfaat yang diterima pekerja yang akan pensiun tergantung pada
penghasilan dana yang diinvestasikan. Dalam hal ini pekerja menanggung risiko atas
kerugian investasi, artinya jika hasil investasi semakin besar, semakin besar pula
manfaat yang diterima pada saat pensiun, dan sebaliknya. Program pensiun iuran pasti
mengurangi kewajiban pemilik perusahaan sehingga dana pensiun jenis ini semakin
populer. Akan tetapi, masalah yang masih menghinggapi program jenis ini adalah
rendahnya pengetahuan pekerja dalam menentukan pilihan jenis investasi jangka
oanjang.
Ada beberapa jenis program pensiun iuran pasti, yaitu profit sharing, money purchase
pensiun plan, thrift and saving plan, stock bonus plan, dan equity stock ownership
plan.
a. Profit sharing
Profit sharing merupakan program pensiun iuran pasti yang iurannya berdasarkan
keuntungan perusahaan atau pemberi kerja. Semua iuran yang dibutuhkan menjadi
tanggung jawab perusahaan atau pemberi kerja. Profit sharing kadang
membolehkan pekerja untuk memberikan iuran secara sukarela. Pemberi kerja
pada umumnya membayar iuran di muka yang besarnya bisa berupa persentase
dari keuntungan, kompensasi pekerja, atau iuran pekerja. Dalam profit sharing,
pengertian keuntungan (profit) yang akan dibagikan kepada pekerja harus
didefinisikan dengan jelas dalam dokumen program untuk menghindari
kesalahpahaman di kemudian hari. Secara teori, keuntungan bersih setelah pajak
(net profit after tax) merupakan ukuran yang baik dan dapat diterima. Karena
keuntungan dalam bisnis mengandung ketidakpastian, maka iuran maupun
manfaat pensiun dalam profit sharing tidak dapat dipastikan.
b. Money purchase pensiun plan (MPPP)
Money purchase pensiun plan merupakan program pensiun iuran pasti yang
banyak dipakai oleh perusahaan atau pemberi kerja berskala kecil yang ingin
memberikan jaminan manfaat pensiun kepada pekerjanya, tetapi tidak bersedia
menanggung kewajiban keuangan seperti dalam program manfaat pasti. Dalam
MPPP, iuran peserta didasarkan pada rumusan tetap yang dituangkan dalam
dokumen program. Biasanya, rumusan iuran untuk MPPP merupakan persentase
tetap atas kompensasi pekerja, misalnya 5% atau 10% tiap tahunnya. Salah satu
ragam MPPP yang mirip dengan program pensiun manfaat pasti adalah target
benefit plan. Dalam program itu, iuran pemberi kerja dihitung secara aktuaria oleh
seorang aktuaris untuk mencapai target manfaat berdasarkan asumsi-asumsi
aktuaria. Meskipun demikian, pekerja tetap menanggung risiko investasi.

c. Thrift and saving plan


Thirft and saving plan mensyaratkan peserta membayar iuran selain iuran dari
perusahaan atau pemberi kerja. Sedangkan apabila pemberi kerja tidak
memberikan iuran pada program pensiun iuran pasti, maka disebut pure thrift
plan. Beberapa keuntungan thrift adalah:
- Kemudahan dan disipllin menabung bagi pekerja melalui pemotongan gaji,
sehingga memungkinkan pekerja menabung secara sistematis.
- Dana yang terakumulasi memberikan manfaat karena dikelola oleh professional
yang sering kali gratis karena beban pengelolaan ditanggung oleh pemberi kerja.
Selain itu, pekerja menikmati diversifikasi investasi dan memiliki akses kepada
kesempatan investasi yang lebih luas seperti dalam reksa dana.
- Bila program memenuhi persyaratan yang ditetapkan, maka hasil investasi yang
dikreditkan kepada pekerja bukan merupakan objek pajak.

d. Stock bonus plan


Stock bonus plan merupakan program yang dijalankan oleh pemberi kerja dimana
manfaat pensiun yang dibagikan beruapa saham (stocks) perusahaan. Pemberian
manfaat dalam bentuk uang menjadi pertimbangan bila peraturan yang ada tidak
memperbolehkan kepemilikan secara substansial atas saham pemberi kerja. Jika
saham dari pemberi kerja yang dibagikan belum diperjualbelikan di bursa, pekerja
atau peserta harus dilengkapi dengan hak untuk menjual saham kepada perusahaan
atau pemberi kerja dengan harga yang wajar (put option).

e. Equity stock ownership plan (ESOP)


Equity stock ownership plan merupakan program pensiun iuran pasti yang
berinvestasi dalam instrumen saham pemberi kerja. Iuran didasarkan pada
keuntungan atau kompensasu pekerja dalam bentuk uang atau saham. Jika
iurannya dalam bentuk uang, maka sebagian atau seluruhnya digunakan untuk
membeli saham perusahaan baik langsung dari pemberi kerja atau melalui bursa
saham. Dividen bisa dibagikan kepada pekerja dalam bentuk uang atau dipakai
sebagai tambahan iuran untuk membeli saham tambahan. Suatu ESOP yang
menggunakan utang untuk membeli saham perusahaan pemberi kerja disebut
leverage ESOP, sedangkan suatu ESOP dimana sebelumnya pemberi kerja
menerima kredit pajak disebut tax-credit ESOP atau TRASOP.
Berdasarkan penyedia jasa, jenis dana pensiun dibedakan menjadi program pensiun swasta
(private pensiun plan) dan program pensiun pemerintah (public pensiun plan).
1. Program pensiun swasta
Program pensiun swasta disponsori oleh perusahaan pemberi kerja, grup atau individu.
Permintaan terhadap program pensiun ini semakin meningkat karena masyarakat semakin
sadar akan kesejahteraan jangka panjang. Dengan karakteristik sumber dana yang relatif
stabil karena kontrak bersifat jangka panjang dan probabilitas terjadinya risiko yang relative
dapat diprediksi karena hanya berhubungan dengan satu kejadian, yaitu pensiun atau
kematian, maka alokasi dana pensiun sebagian besar diinvestasikan ke dalam instrument
jangka panjang. Pada umumnya dialokasikan ke dalam surat berharga pemerintah dan
obligasi swasta. Akan tetapi, di Amerikan Serikat, investasi dalam bentuk saham dan
sekuritas swasta lainnya semakin memegang peranan penting. Kondisi itu memungkinkan
manajer program pensiun memiliki kekuatan untuk mengendalikan manajemen perusahaan
lain yang sahamnya dibeli oleh perusahaan dana pensiun.

2. Program pensiun pemerintah


Program pensiun pemerintah disponsori oleh pemerintah dengan system pendanaan, dana
yang terkumpul sekarang dari mereka yang bekerja, dipakai untuk mereka yang pensiun
sekarang, system pendanaan demikian potensial mengalami underfunded yaitu dana yang
terkumpul tidak cukup untuk membayar mereka yang pensiun. Hal itu mungkin terjadi bila
pada masa yang lampau terjadi peledakan penduduk (baby boom), seperti yang terjadi di
Amerika Serikat antara tahun 1946-1964. Hal yang sama bisa terjadi juga di negara-negara
lain, termasuk Indonesia. kondisi tersebut telah mendorong pemerintah Amerika Serikat
sebagai penyedia program pensiun pemerintah untuk mengubah struktur pendanaan dengan
meningkatkan program-program kontribusi dan menurunkan program-program benefit, selain
melakukan privatisasi.

SISTEM DAN MEKANISME DANA PENSIUN SYARIAH


Dana pensiun Syariah atau Dana Pensiun Lembaga Keuangan merupakan salah satu jenis
dana pensiun sesuai dengan Undang-Undang No. 11 tahun 1992 tentang dana pensiun. Sejauh
ini program pensiun syariah di Indonesia masih dilaksanakan secara terbatas oleh DPLK di
beberapa bank dan asuransi syariah, salah satu di antaranya adalah Dana Pensiun Bank
Muamalat. Umumnya, produk DPLK syariah ini merupakan salah satu produk penghimpunan
dana yang ditawarkan oleh bank atau asuransi syariah untuk memberikan jaminan
kesejahteraandi hari tua atau di akhir masa jabatan karyawan atau pun nasabahnya.
Prosedur yang dilalui oleh peserta program DPLK syariah, umumnya adalah sebagai
berikut:
1. Peserta merupakan perorangan atau badan usaha
2. Usia minimal 18 tahun atau telah menikah
3. Mengisi formulir pendaftaran kepesertaan DPLK syariah
4. Iuran bulanan dengan minimum jumlah tertentu, misalnya RP 100.000,-
5. Menyerahkan foto copy kartu identitas diri dan kartu keluarga
6. Membayar biaya pendaftaran
7. Membayar iuran tambahan berupa premi bagi peserta program dana pensiun plus
asuransi jiwa
8. Memenuhi semua akad yang ditetapkan oleh DPLK syariah.
Produk dana pensiun yang ditawarkan oleh DPLK syariah menawarkan produk
pensiun dengan konsep tabungan dan produk pensiun plus asuransi jiwa.

ASAS, FUNGSI, DAN NORMA DANA PENSIUN


1. Asas Dana Pensiun
Dalam pengelolaan dana pensiun, pemerintah menganut beberapa asas pokok:
a. Penyelenggaraan dilakukan dengan system pendanaan
b. Pemisahan kekayaan dana pensiun dari kekayaan pendiri
c. Kesempatan untuk mendirikan dana pension
d. Penundaan manfaat
e. Pembinaan dan pengawasan

2. Fungsi Dana Pensiun


Adapun fungsi dana pensiun menurut Kadarisman dan Sari Wahyuni antara lain dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Asuransi
Yaitu peserta yang meninggal dunia atau cacat sebelum mencapai usia pensiun dapat
diberikan uang pertanggungan atas beban bersama dari dana pensiun.
b. Tabungan
Yaitu himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja merupakan tabungan untuk
dan atas nama pesertanya sendiri.
c. Pensiun
Yaitu seluruh himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja serta hasil
pengelolaannya akan dibayarkan dalam bentuk manfaat pensiun sejak bulan pertama,
sejak mencapai usia pensiun, selama seumur hidup peserta, dan janda atau pun duda
peserta.

3. Norma Dana Pensiun


Norma merupakan aturan-aturan yang ditentukan dalam melaksanakan program pensiun
agar pihak peserta pensiun mendapatkan jaminan atas masa depannya setelah tidak dapat
bekerja lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Budisantoso, Totok, dan Sigit Triandasu. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta:
Salemba empat.
Firmansyah, Herlan, dan Dadang Husen Sobana. 2014. Bank dan Industri Keuangan Non Bank
(IKNB) Syariah. Jakarta: PT. Nagakusuma Media Kreatif.
Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Surabaya: Kencana Prenadamedia Group.
Silvanita, Ktut. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai